Dia Istimewa

Chloe tidak bisa berhenti memikirkan Jack setelah semalam mereka berjalan-jalan bersama di Taman Teratai. Dia mendapati dirinya melamun tentang Jack selama kelasnya dan terus-menerus berusaha memusatkan pikirannya pada pelajaran hari itu.

Dia tidak tahu kapan perasaan itu mulai tumbuh, tetapi di suatu tempat di sepanjang jalan semalam, kekagumannya pada Jack telah berubah menjadi sesuatu yang lebih. Chloe mulai menaruh perasaan lebih pada Jack, dan itu adalah pemikiran yang menakutkan. Dia tidak pernah merasa seperti ini tentang siapa pun sebelumnya, dan dia tidak tahu bagaimana menghadapinya. Ditambah lagi, nilai-nilainya yang belum stabil benar, tidak bisa diganggu gugat hanya oleh masalah cinta.

Chloe mencoba mengesampingkan perasaannya dan fokus pada tugas sekolahnya, tetapi sulit ketika Jack selalu ada di pikirannya. Dia mendapati dirinya terganggu selama pelajaran dan berjuang untuk berkonsentrasi. Apalagi Jack ada di belakangnya. Punggungnya terasa panas, seolah-olah mata Jack terus-menerus terpaku pada punggungnya.

Saat kelas usai dan Chloe hendak ke kantin, Jack menyusulnya di lorong. "Hai, Chloe," sapanya sambil tersenyum.

Jantung Chloe berdetak kencang saat melihatnya. "Hai, Jack," jawabnya, berusaha terdengar santai. Emma yang berjalan di sampingnya menatap heran Chloe. Nada bicara Chloe terdengar gugup, berbeda dari biasanya. Padahal sudah biasa Jack turut bergabung dengan mereka di kantin.

"Aku ikut ke kantin," kata Jack, matanya berbinar.

“Bukankah kamu selalu mengikuti kami?” Emma berkata penuh curiga sekaligus menggoda Jack dan Chloe. Dia menyadari ada hubungan spesial—atau setidaknya menuju spesial—antara kedua sahabatnya itu.

Mendengar pertanyaan Emma, Jack hanya membalas dengan cengiran, sementara Chloe tampak memerah. Pipinya yang tembam merona karena malu.

Chloe merasa permintaan Jack adalah sebuah undangan spesial bukan lagi sekadar celoteh asal seorang sahabat. Hati Chloe dipenuhi desakan kegembiraan. "Tentu, kedengarannya bagus," katanya, berusaha terdengar biasa saja dan tidak terdengar terlalu bersemangat.

Mereka berjalan ke kantin bersama, mengobrol tentang kelas mereka dan rencana mereka untuk akhir pekan. Chloe mau tidak mau merasakan kenyamanan di sekitar Jack. Sepertinya mereka sudah saling kenal selama bertahun-tahun, meskipun mereka baru mulai berbicara baru-baru ini.

Saat mereka duduk untuk makan, Chloe mengamati wajah Jack. Dia memperhatikan bagaimana matanya berkerut ketika dia tersenyum dan bagaimana rambutnya jatuh di dahinya. Dia tidak bisa menyangkal fakta bahwa dia tertarik padanya.

Percakapan mengalir dengan mudah di antara mereka, dan Chloe mendapati dirinya menertawakan lelucon Jack dan merasa semakin nyaman berada di dekatnya.

Setelah mereka selesai makan siang, Jack mengantar Chloe ke kelas berikutnya. Emma pura-pura ingin ke toilet dulu dan membiarkan kedua temannya itu kembali ke kelas. "Terima kasih sudah mau makan siang bersamaku," kata Jack sambil menyeringai ketika mereka melintasi lorong menuju kelas.

Chloe balas tersenyum padanya. "Aku senang sekali," katanya tersipu-sipu.

Saat Chloe masuk ke ruang kelasnya, Chloe tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa perasaan ‘lebih dari sekadar sahabat’ dalam hatinya semakin besar terhadap Jack akan menjadi masalah. Dia tidak tahu apakah Jack merasakan hal yang sama, dan dia tidak ingin mengambil risiko merusak persahabatan mereka dengan mengatakan kepadanya bagaimana perasaannya.

Tetapi pada saat yang sama, Chloe tidak dapat menyangkal fakta bahwa dia jatuh cinta pada Jack, dan dia tidak tahu berapa lama lagi dia bisa merahasiakan perasaannya.

Chloe memperhatikan saat Jack duduk di bangkunya, tepat di belakangnya. Kerinduan menyapu Chloe padahal pelajaran berikutnya hanya empat jam. Itu artinya hanya empat jam dia berpisah dengan Jack. Itu pun hanya pikirannya saja bukan fisiknya. Pikirannya harus berfokus pada empat pelajaran, tapi fisik mereka tetap berdekatan. Bahkan sejatinya dari tempat duduknya Chloe masih bisa membaui parfum amberwood yang digunakan Jack.

Chloe tidak dapat menyangkal bahwa dia semakin menikmati menghabiskan waktu bersama Jack akhir-akhir ini. Ada sesuatu dalam diri Jack yang berhasil memukau pikirannya.

Chloe selalu begitu fokus pada pelajaran sekolahnya sehingga dia tidak pernah membiarkan dirinya dekat dengan siapa pun. Tetapi dengan Jack, itu berbeda. Chloe bisa menjadi dirinya sendiri di dekat Jack, dan dia menyukai perasaan itu.

Chloe bertanya-tanya apakah dia merasakan hal yang sama seperti dia, atau apakah dia terlalu banyak berharap pada interaksi mereka.

Belakangan ini, Chloe mendapati dirinya duduk di kelas, melamun. Akhir-akhir ini, dia merasa tidak bersemangat. Tapi saat jam istirahat, Chloe kembali bersamangat. Menghabiskan tiga puluh menit jam istirahat bersama Jack mengilhaminya untuk lebih terbuka dan jujur pada dirinya sendiri.

Jauh sebelum Chloe menyadari apa yang dia rasakan, Chloe telah menulis lagu tentang jack. Lagu sederhana, tetapi liriknya sangat mencerminkan dirinya. Saat menuliskan lagu itu, Chloe merasa sangat rentan—dia mudah sedih dan mudah gembira—yang belum pernah dia alami sebelumnya.

Sepulang sekolah, Jack masih tinggal di kelas, memegang gitarnya. Chloe mengambil napas dalam-dalam dan beranjak mendekati Jack, berharap dia tidak akan dianggap murahan.

"Hmm, Jack," sapa Chloe, mendekati Jack dengan senyum malu-malu.

Jack mendongak dari gitarnya, terkejut melihat Chloe memegang secarik kertas. "Ya?" sapanya sambil tersenyum. "Ada apa?" 

Chloe menarik napas dalam-dalam, dan bertanya “Belum kembali ke asrama?” 

“Oh… belum. Aku ingin bermain gitar sebentar. Studio musik sedang dipakai berlatih, dan bermain gitar di taman siang-siang begini… uhmm… terlalu… mencari perhatian.”

“Oh… begitu.”

“Ada apa Chloe? Apa pelajaran Fisika barusan ada yang kurang jelas?” tanya Jack sembari menunjuk secarik kertas di tangan Chloe. Cowok itu mengira kertas itu rumus Fisika.

“Tidak… uhm… maksudku, yah, Fisika tadi sulit, tapi ini bukan tentang Fisika,” Chloe berkata malu-malu. “Ini… aku mencoba menulis lagu.” 

Jack mengambil selembar kertas yang diulurkan Chloe dan mulai memainkan lagu yang ditulis gadis itu untuknya. Chloe mendengarkan, hatinya membengkak karena luapan emosi saat mendengar liriknya. Dia tidak percaya bahwa Jack bersedia memainkan lagu yang ditulisnya.

Saat dia selesai, Chloe menatap Jack dengan campuran harapan dan ketakutan. "Norak ya?," katanya. Tapi aku hanya ingin memberitahumu bagaimana perasaanku, bisik Chloe dalam hati. 

Chloe merasakan air mata mengalir di sudut matanya saat dia menatap Jack. 

"Lagumu luar biasa, Chloe" kata Jack, "Aku tidak tahu kamu bisa menulis lagu."

“Terima kasih,” suara Chloe hampir tidak terdengar, lebih seperti bisikan. Chloe sedang berusaha keras menahan air mata haru mengalir di sudut matanya saat dia menatap Jack dan membalas pujian Jack. 

Chloe mengangkat bahu, berusaha terlihat acuh tak acuh. "Cuma iseng, kok," katanya.

Chloe mau tidak mau merasakan aliran kasih sayang untuk Jack saat dia melihatnya bermain gitar. Dia belum pernah bertemu orang seperti Jack sebelumnya, dan dia tidak ingin kehilangan Jack. 

Chloe tahu bahwa dia harus memberi tahu Jack tentang perasaannya. Dia tidak bisa lagi merahasiakan perasaannya. Tapi dia juga takut dengan reaksi Jack.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!