Lebih dari Sekadar Sahabat

Hari demi hari berlalu, sesi belajar bersama Chloe dan Jack menjadi bagian dari rutinitas mereka. Mereka bertemu nyaris setiap hari di jam belajar sehabis jam makan malam. Chloe membuat kemajuan yang stabil di kelas Fisika. Dia berterima kasih atas bantuan Jack.

Suatu malam, setelah menyelesaikan tugas Fisika yang sangat menantang, Chloe menatap Jack dan menghela napas. "Aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih, Jack. Kamu benar-benar banyak membantuku." Nilai ulangan harian Fisika Chloe meningkat pesat.

Jack tersenyum. "Tidak perlu berterima kasih padaku, Chloe. Aku senang bisa membantu." Dia terdiam sejenak sebelum berbicara lagi. "Chloe, bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?"

"Tentu saja, apa yang ada di pikiranmu?"

“Sebelum kembali ke asrama, maukah kamu berjalan-jalan sebentar?”

Jantung Chloe berdetak kencang. Dia tidak percaya bahwa Jack tertarik menghabiskan waktu bersamanya di luar sesi ‘les’ mereka. "Ya, " katanya, mencoba bersikap tenang. Sekarang baru pukul delapan malam dan pintu gerbang asrama akan ditutup pukul sembilan. Chloe masih punya satu jam untuk menghabiskan malam bersama Jack.

Saat mereka berjalan keluar dari ruang belajar, Chloe tidak bisa menahan perasaan berdebar-debar. Dia diam-diam selalu mengagumi Jack, tapi sekarang sepertinya Jack juga tertarik padanya. Ini peristiwa tidak terduga, tetapi Chloe bersemangat melihat ke mana arahnya.

Chloe sering bertukar pesan teks tentang apa saja, dan banyak mengobrol tentang segala masalah di luar pelajaran. Mereka juga sudah sering berjalan-jalan bersama seperti malam ini.  Tapi setiap Chloe berada di sisi Jack dia justru semakin gugup. Chloe berusaha keras mengenyahkan kegugupannya dan memutuskan berfokus menikmati persahabatannya dengan Jack.

Mereka bertemu di gerbang Taman Teratai, dan saat masuk, mereka merasakan suasana yang berbeda dari biasanya. Ada lampu-lampu taman yang dipasang di antara bunga-bunga. Cahaya lampu taman itu berkilauan di antara bunga-bunga yang semarak, menciptakan suasana bagai di negeri dongeng.

"Wow, lihatlah bunga-bunga ini. Mereka seperti menyala!" ujar Chloe. Norak, Chloe, Hardik suara hati kecil Chloe. Namun, cuma kalimat ini yang terpikirkan untuk menepis keheningan di antara dirinya dan Jack.

"Iya, benar-benar cantik," sahut Jack. Nada suaranya terdengar penuh kelegaan, terbebas dari keheningan panjang yang menciptakan jarak Chloe dan dirinya

Mereka berjalan-jalan di sekitar taman, menikmati keindahan bunga-bunga yang diterangi lampu taman. Mereka berhenti sejenak untuk mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan mereka dan berjalan ke arah kolam dengan air mancur besar di sana. Di sekitar air mancur berbentuk bulat itu ada bangku-bangku taman dari marmer cokelat.

"Kita ke kolam itu saja, yuk" ajak Chloe sambil menunjuk ke arah kolam yang bercahaya memantulkan gemerlap lampu taman di sekelilingnya.

Jack dan Chloe berjalan melewati jembatan besi berwarna tembaga yang menghubungkan sisi-sisi kolam. Ikan-ikan mas koki berenang-berenang di bawah lampu yang menerangi kolam. Ekor mereka meliuk-liuk gemulai di dalam air kolam nan bening.

" Aku selalu ingin mencoba duduk di pinggiran kolam," kata Jack.

Kolam ini aalah kolam keramat bagi para murid Arcadia. Entah siapa yang memulai tradisi ini, tapi kolam ini selalu menjadi saksi cinta murid-murid Arcadia. Konon katanya kolam ini adalah tempat favorit menyatakan cinta dan juga memadu kasih. Sangat jarang murid Arcadia yang duduk kolam ini bergerombol bersama gengnya. Sebagian besar akan duduk berdua; murid laki-laki dan murid perempuan.

"Kupikir duduk di sini ide yang bagus," sahut Chloe sambil tersenyum. Dia pernah berharap setidaknya sekali saja selama hidupnya di Arcadia, bisa duduk di tepi kolam ini.

Chloe dan Jack menemukan sebuah bangku di bawah pohon yang rindang. Di sekitar mereka, duduk berpasang-pasang murid Arcadia.

"Mari duduk di sini sebentar," ajak Chloe.

Mereka duduk di bangku itu, dan Jack menatap Chloe hangat sambil melihat ke arah bunga-bunga yang berkilauan di malam hari.

"Aku senang bisa duduk di sini bersama denganmu," kata Jack.

"Aku juga, Jack," balas Chloe tersenyum manis.

Saat mereka duduk di sana, mereka melihat beberapa siswa-siswi yang juga datang ke taman pada malam hari. Walaupun Arcadia melarang murid-muridnya berpacaran, agaknya gejolak cinta remaja sulit dibendung. Beberapa pasangan mengambil foto, sementara yang lainnya hanya berjalan-jalan. Namun, suasana taman tetap sepi.

"Semuanya merasa taman ini untuk dirinya sendiri," ujar Chloe.

Jack terkekeh. Dia bangkit berdiri. Kata-kata yang sudah sejak lama disusun Jack dan hendak diucapkannya di tepi kolam, terasa masih belum pantas diperdengarkan kepada gadis itu. Untuk beberapa lama, Jack dan Chloe hanya berdiam diri menikmati suasana taman, berusaha meredakan gemuruh dalam batin masing-masing.

 

Setelah sekian lama keheningan yang canggung, Jack bangkit berdiri mengajak Chloe berjalan-jalan lagi di sekitar taman. Mereka mencari bunga-bunga yang tampak menarik untuk dibahas. Saat mereka berjalan, mereka mendengar suara gemercik air dan suara angin yang berembus pelan.

"Taman ini terasa sangat tenang," ujar Jack.

"Iya, aku menyukainya," sahut Chloe.

Mereka berjalan lebih jauh lagi, dan melihat patung bunga teratai raksasa yang terletak di tengah taman.

"Wah, lihatlah bunga ini! Benar-benar cantik!" ujar Chloe.

"Mereka benar-benar tahu cara membuat taman ini tampak spesial saat malam," kata Jack melontarkan pujian tulus kepada siapa pun yang mempunyai ide mendesain taman secantik ini.

"Taman bunga ini memang indah sekali. Terima kasih sudah mengajakku kemari," kata Chloe.

"Senang rasanya bisa berbagi pengalaman ini denganmu," jawab Jack.

Jack melirik jam tangannya. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul sembilan kurang lima belas menit. Tepat pukul sembilan malam, gerbang asrama Chloe akan ditutup. Para siswi yang terlambat pulang akan mendapat sanksi. Hanya para siswi yang sudah mengantongi izin khusus karena masih ada kelas saja yang boleh pulang lebih dari pukul sembilan.

"Kita harus pulang, Chloe. Sudah malam," kata Jack.

Chloe melirik jam tangannya. "Iya, kamu benar. Yuk, kita kembali ke asrama," sahut Chloe sambil berdiri.

Mereka berjalan beriringan ke arah gerbang taman dengan hati senang dan bahagia. Mereka saling mengucapkan terima kasih dalam hati sambil berjanji akan kembali ke taman bunga ini di lain waktu.

"Terima kasih sudah menemani aku, Jack. Aku sangat menyukai malam ini," ujar Chloe.

"Aku juga, Chloe. Ini adalah malam yang tak akan pernah aku lupakan," sahut Jack.

Mereka berpisah di gerbang asrama cewek dengan senyum di wajah masing-masing, dan pergi menuju asrama masing-masing dengan kenangan indah yang akan selalu diingat.

Ketika mereka sampai di asrama masing-masing, Chloe mengirim pesan singkat kepada Jack untuk mengucapkan terima kasih atas malam yang indah itu. Jack juga merespons dengan senang hati dan mengatakan betapa beruntungnya dia bisa memiliki teman seperti Chloe.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!