Dosen itu hanya diam pasrah karena ia tau Alex bukan tandingannya. Itu bisa di lihat bahwa saat ia sakit saja ia dapat membantai dua orang sekaligus bagaimana jika masih sehat. Namun demi menjaga harga dirinya dosen itu kembali membentak Alex.
"dasar anak muda tidak tahu diri, berani sekali ya melawan orang tua, kualat kamu nanti." kata dosen itu.
Bukanya takut Alex justru semakin lebih keras menjambak dosen itu sembari membulatkan matanya melotot ke arah dosen itu. Dosen itu hanya bisa meringis kesakitan menahan jambakan di rambutnya. Saat Alex sedang fokus menjambak pak dosen, itulah kesempatan Aldo untuk menyerang Alex. Namun bukan Alex jika ia mudah di kalahkan. Alex menggunakan kepala dosen itu untuk melindungi kakinya. Tendangan Aldo pun mengenai wajah dosen itu hingga menyebabkan darah keluar dari hidungnya. Saat Aldo menendang dosen itu pak rektor pun datang. Ia sangat marah karena Aldo melakukan kekerasan pada dosen itu. Aldo beralibi jika itu yang melakukan adalah Alex. Namun seluruh siswa yang melihat kejadian itu menyangkal jika Alex pelakunya. Mereka justru serentak menunjuk Aldo sebagai pelaku utama. Tanpa pikir panjang pak rektor pun memanggil sekuriti untuk segera membawa Aldo ke kantor polisi. Karena tidak mau Aldo pun memberontak ia memukul kedua sekuriti itu hingga mereka terjatuh. Ia hendak lari namun dengan sigap Leo menangkapnya. Aldo pun tidak bisa apa-apa karena Leo cukup kuat untuk menahan perlawanan Aldo. Ia pun segera di bawa ke kantor polisi di kawal oleh Leo dan seorang sekuriti kampus. Setelah Aldo berasil di amankan pak rektor pun menyuruh tim medis untuk membawa dosen itu ke ruangan medis guna mengobati lukanya.
Sementara Alex mencoba bangkit dari lantai, ia di bantu oleh Andri untuk masuk ke kelasnya.
"bang loe gak apa-apa kan." tanya Andri.
"aman kok ndri palingan tadi cuma sakit pas di pukul dosen itu." sahut Alex.
"loe lagian kaya sengaja gitu. Emang rencana loe apa sih." tanya Andri.
"ya elah itu gua biar gak di katain menganiaya dia. Kan kalau kaya gitu gua punya alibi dong." terang Alex.
Andri pun hanya manggut walau ia tidak memahami rencana Alex.
Mereka pun sampai di kelas dan langsung duduk di kursi masing-masing. Baru saja Alex duduk tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia pun mengambil ponselnya dan pandanganya tertuju pada aplikasi hijau miliknya. Ia pun memencet aplikasi itu dan langsung melihat pesan yang tertera. Ia pun langsung memasang muka bete nya karena yang mengirim pesan adalah cewek rese yang tadi ia jumpai di minimarket. Di dalamnya terdapat sebuah pesan yang bertuliskan
"semangat belajarnya ya, semoga kakinya lekas sembuh. Jangan lupa untuk makan siang." kata cewek itu pada pesannya.
Karena Alex enggan membalas pesan itu ia pun langsung mematikan ponselnya dan segera membuka materi yang ia akan pelajari hari itu.
Saat Alex sedang asyik memahami pelajaran itu, Leo pun datang, wajahnya terlihat begitu berseri saat masuk ke kelas. Alex yang sedang fokus pada pelajarannya pun sedikit acuh pada Leo. Selang beberapa saat dosen pun datang dan pelajaran segera di mulai.
...****************...
Setelah Liana mandi ia langsung mengganti pakainya dengan seragam sekolah miliknya. Setelah rapi ia pun langsung pergi ke meja makan untuk sarapan pagi. Belum saja ia menyuapkan nasi ke mulutnya tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu rumahnya. Liana pun langsung menuju ke depan untuk membukakan pintu rumahnya. Namun setelah pintu itu terbuka ia sangat kaget karena yang mengetuk pintu itu adalah seorang preman. Ia pun buru-buru menutup pintu itu lagi dan segera kembali ke meja makan. Saat sampai di meja makan ia melihat ayahnya yang keheranan dengan tingkah dirinya. Ayahnya pun lantas menanyakan apa yang terjadi pada dirinya. Liana pun menjawab jika rumahnya di datangin oleh preman. Ayah Liana pun segera bangkit untuk mengecek apa yang di katakan putrinya. Ia pun mengintip dari jendela dan benar saja ada preman sepagi itu datang ke rumah mereka. Dengan mengerahkan seluruh keberaniannya ayah Liana pun keluar dan langsung membentak preman itu.
"ngapain kamu pagi-pagi datang ke sini. Mau saya laporin ke RT." tanya ayah Liana.
"maaf pak jika mengganggu bapak, saya kesini hanya di tugaskan oleh bos saya untuk memperbaiki mobil ibu yang peot, karena semalam bos saya tidak sengaja menabrak mobil ibu." jelas preman itu.
"siapa emangnya bos kamu." tanya ayah Liana.
"sebentar ya pak saya telepon dulu biar lebih jelasnya." kata preman itu sembari mengeluarkan ponsel dari sakunya.
Preman itu pun langsung menelpon bos nya, setelah tersambung ia pun segera memberikan ponsel itu pada ayah Liana.
Karena ayah Liana kesal ia pun berbicara pada bos dari preman itu dengan nada yang cukup tinggi. Karena mendengar kegaduhan ibu Liana pun lantas keluar melihat apa yang terjadi di sana. Saat keluar ia juga terkejut melihat ada preman di sana. Ia juga melihat jika suaminya sedang bersitegang dengan penelpon itu. Karena penasaran ibu Liana pun menanyakan siapa penelpon itu setelah suaminya mematikan ponsel dan menyerahkan nya pada preman itu.
"ayah siapa sih yang ayah telepon, kok kayaknya ayah marah banget sama dia. Terus preman ini siapa." tanya ibu Liana
bertubi-tubi.
"ini Bu, apa bener ibu semalam di tabrak." tanya ayah pada ibu.
"iya yah emang kenapa." tanya ibu balik.
"jadi preman ini suruhan orang yang nabrak ibu, nah dia di suruh oleh bosnya untuk membawa mobil ibu untuk di perbaiki. Cuma waktunya masa pagi kaya gini udah datang. Ganggu orang aja." jelas ayah Liana.
Mendengar penuturan suaminya itu, ibu Liana pun lantas menyuruh Liana mengambilkan ponselnya. Setelah ponsel itu berada di tangannya ia pun segera menelpon pria itu. Ia juga minta maaf karena kelakuan suaminya pada dirinya. Syukurlah pemuda itu mengerti keadaan saat itu ia pun juga meminta maaf karena mendatangkan orang sepagi itu. Melihat istrinya seperti telah akrab pada orang itu ayah Liana pun segera merebut ponsel milik istrinya dan langsung memutuskan teleponnya sepihak. Ia kemudian menanyakan perihal lelaki itu pada sang istri. Karena ia tidak memiliki foto pria itu maka ia menanyakan pada preman itu apakah dia punya foto bosnya. Preman itu pun segera membuka akun Instagram milik bosnya dan menunjukan foto bosnya pada ayah Liana. Melihat ternyata orang itu adalah orang yang baik-baik ayah Liana merasa ada penyesalan di dalam hatinya karena sudah membentak dia walaupun melalui telepon.
Setelah menerima ponselnya, preman itu pun menanyakan dimana letak mobil yang harus ia angkut. Namun ibu Liana enggan untuk memberi tahu karena itu juga kesalahannya. Ia juga mengirimkan salam untuk bos preman itu dan menyuruhnya segera kembali ke bengkel. Namun preman itu memberi alasan jika ia tidak bisa membawa mobil itu maka ia terancam di pecat oleh bosnya. Memanglah bosnya itu baik namun ia juga tegas dan tidak segan untuk menegur jika ada karyawannya yang salah. Setelah sedikit bernegosiasi mobil itu pun berhasil di bawa ke bengkel dan seluruh biaya di tanggung oleh bos dari preman itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments