"woy laki-laki ****** mengapa kau menyuruhku untuk mengirim guna- guna ke pada pemuda itu. Asal kau tau aku hampir mati di buatnya." kata dukun itu pada kliennya
"lho kok jadi salah saya sih mbah. Mbah kali yang salah sasaran, kan aku menyuruh mengirimkan guna-guna kepada seorang gadis jika mbah di kalahkan oleh pemuda itu berarti itu salah mbah dong." kata orang dari sebrang telepon
"halah udah lah pokoknya kamu harus kesini malam ini, ada banyak hal yang aku mau bicarakan sama kamu." ujar mbah dukun itu
"ok mbah saya ke tempat embah nanti malam. Jangan lupa kopi." ujar lawan bicara mbah dukun sembari mematikan teleponnya
"kopi gundul mu." ujar dukun itu kesal
...****************...
Saat sedang nyenyak tidur Liana pun tiba-tiba terbangun oleh suara adzan yang berkumandang. Ia bangkit dengan rasa malas yang masih menghinggapinya. Ia pun segera pergi ke toilet untuk menuntaskan hajat nya. Kemudian ia langsung berwudhu dan mengerjakan shalat. Setelah shalat ia langsung berdoa pada yang kuasa untuk melindunginya dari sesuatu yang jahat baik nampak atau pun tidak. Setelah itu Liana hendak pergi ke dapur untuk menyiapkan dagangannya, tapi ia sangat malas karena capek semalaman susah tidur. Ia pun memutuskan untuk libur jualan dulu pada hari itu dan akan memulainya di keesokan pagi nya. Liana pun kembali ke ranjang untuk bermalas-malasan sembari memainkan ponselnya. Saat ia buka aplikasi hijau ia sedikit terkejut karena ia melihat nomor laki-laki itu sedang aktif menandakan ia sudah bangun dari tidurnya.
Karena penasaran sekaligus iseng Liana pun mengirimkan pesan pada pria itu, ia menanyakan keadaannya. Namun pria itu tidak langsung membalas bahkan ia hanya melihat pesan darinya saja. Liana pun sangat BT dengan pria itu karena ia merasa tidak di hargai olehnya. Karena kesal ia pun membanting ponselnya di atas bantal. Tepat saat ponsel itu jatuh ada sebuah notifikasi yang masuk. Awalnya Liana tidak mau melihatnya karena menurut Liana itu paling pesan dari teman Liana. Tapi entah mengapa rasa penasaran Liana begitu besar ia pun kembali memungut ponselnya dan langsung melihat pesan yang masuk.
Liana tiba-tiba tersenyum tipis melihat isi pesan itu dan asal pesan itu. Pesan itu berasal dari pria semalam yang berisi "syukurlah aku sudah baik, kamu udah shalat subuh belum." kata pria itu. Setelah membaca pesan itu Liana langsung memeluk ponselnya dan langsung membalas. Namun saat ia hendak membalas ternyata pria itu sudah mengirimkan pesan terlebih dahulu, isi pesannya yaitu.
" maaf ya aku mau off duluan soalnya mau ke ladang." kata pria itu.
Liana pun kembali kecewa karena tidak bisa berlama-lama mengobrol dengan pria itu. Semangatnya yang tadi pulih kini harus hilang kembali. Ia pun langsung mematikan ponselnya dan kembali tiduran sembari memanyunkan bibirnya.
"katanya tadi mau ke ladang masa iya cowok seganteng itu kerjanya di ladang, atau itu ladang punya dia, tapi kalau dia orang kaya pasti nyuruh orang dong buat ngurus ladangnya. Cuma dia gak ganteng muka doang hati nya juga ganteng. Baru kali ini aku deket ama cowok yang nanyain ibadah, biasanya sih cuma nanyain malam mingguan aja." batin Liana sambil tersenyum sendiri
Saat sedang asyik melamun tiba-tiba Liana di kejutkan oleh suara ketukan pintu. Liana pun menyahut ketukan itu kemudian memperbolehkan masuk karena itu adalah ibunya. Ibu nya pun masuk dan langsung bertanya pada Liana kenapa ia tidak jualan pagi itu. Dengan segudang alasan Liana pun menjelaskan prihal ia tidak jualan pagi itu. Ibu Liana pun hanya manggut-manggut, ia sebenarnya juga ingin melarang anaknya jualan pada pagi itu mengingat anaknya baru saja kehilangan sahabatnya. Kemudian ibu Liana langsung bertanya prihal kartu identitas pria itu pada Liana. Liana pura-pura tidak tahu tentang kartu itu dan ia mengingatkan ibunya mungkin saja di taruh di dalam tasnya. Ibu Liana pun segera mencari nomor itu dan langsung menghubunginya setelah ia mendapatkannya. Liana hanya menyimak obrolan ibunya dengan pria itu melalui ponsel masing-masing. Ia mendengar ibunya dan sang pria bernegosiasi untuk memperbaiki kendaraan masing-masing. Namun sepertinya pria itu menolak dengan alasan ia sudah memiliki suku cadang yang masih bisa ia pake. Pria itu pun bertanya soal kondisi mobil ibu Liana, ibu Liana hanya menjawab bahwa mobilnya mengalami sedikit lecet dan ia tidak perlu khawatir dengan mobil itu. Namun pria itu tetap ngotot ingin tanggung jawab, tapi ibu Liana enggan untuk menerima tanggung jawab itu sebab itu murni kesalahannya. Pria itu meminta alamat rumah ibu liana dengan alasan ingin silaturahmi ketempat itu. Tanpa rasa curiga ibu Liana pun mengirim kan share lock pada pria itu, setelah mendapatkan alamat ibu Liana pria itu pamit ingin melanjutkan kegiatannya. Sambungan pun di putus oleh masing-masing pihak. Ibu Liana hanya kagum dengan kelakuan pria itu, Karena baru kali itu ibu Liana menemui pria dengan etitut yang baik, pria itu pun sangat sopan dan ramah. Ibu Liana pun tidak sabar ingin bertemu lagi dengan pria itu di lain waktu.
Saat ibu Liana membalikkan badan ia terkejut dengan anak perempuan nya yang ternyata sedari tadi menguping pembicaraan mereka. Karena ketahuan Liana pun menjadi salah tingkah ia berpura-pura membersihkan lantai namun hanya dengan tangan kosong. Ibu Liana hanya tersenyum geli melihat tingkah anaknya. Karena terlanjur malu Liana pun langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap berangkat sekolah.
...****************...
POV alex
Pagi itu adalah pagi termalas yang di miliki oleh Alex. Ia hampir saja terlambat untuk shalat malam karena rasa lelah dan rasa nyeri yang ia alami semalam. Banyak peristiwa tidak mengenakan yang ia alami malam tadi. Namun karena sudah terbiasa Alex pun masih terbangun saat waktu shalat malam. Ia langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk berwudhu. Dengan langkah gontai ia kembali ke kamar untuk shalat di sana. Tak lupa ia mengecek kamar kedua saudaranya takut-takut mereka belum bangun. Namun saat ia melihat dari celah pintu yang ia buka ia melihat bahwa merek sedang asyik bercengkrama dengan robb Nya. Alex pun segera kembali dan langsung menunaikan shalat malam. Ia hanya shalat 2 rakaat saja karena lututnya masih terasa nyeri, setelah shalat ia melanjutkan dengan zikir pada rabb Nya dan kemudian berdoa.
Tepat setelah berdoa adzan subuh pun berkumandang. Alex pun segera bangkit, namun karena rasa nyeri itu ia kembali terjatuh sembari mengerang kesakitan. Kedua saudaranya pun segera berlari dan langsung membantu Alex berdiri setelah mereka mendengar teriakan Alex.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments