Misteri Tumbal Berantai
Pagi itu matahari sangat cerah, seperti biasa Liana sibuk melayani pembeli di warung kecilnya. Ia membuka warung itu selepas shalat subuh. Ia sangat menekuni pekerjaannya itu walaupun ia masih duduk di bangku kelas 11 SMA setempat.
Ia tinggal di desa alas kali, desa yang tentram dan masih menjunjung tinggi adat setempat. Desa yang rukun dan tidak ada tindak kriminal apapun di desa itu.
"neng akang beli nasi bungkus satu ya biasa." kata seorang lelaki cukup tampan yang biasa di panggil Erick
"iya kang sebentar ya." sahut liana
Erick sebenarnya menaruh hati pada Liana, Namun ia tidak berani mengungkapkannya, sebab ia sadar diri akan derajatnya.
Erick hanyalah seorang karyawan di sebuah toko sembako yang ada di pasar. Sementara Liana adalah seorang anak orang cukup mapan yang ada di desa itu. Walaupun Liana menempuh jalan hidup untuk menjadi mandiri namun ia Erick tetap canggung untuk menyatakan cintanya pada Liana.
"ini kang udah." ujar Liana sembari memberikan plastik berisi bungkusan nasi
"terima kasih ya neng." kata Erick dengan tersenyum sembari memberikan uang pecahan lima ribuan
Tepat pukul 06:30 Liana pun menutup warung kecilnya. Ia segera masuk rumah guna beristirahat dan mengecek tugas sekolahnya.
Setelah dirasa cukup dan tidak ada tugas sekolah ia pun segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi ia langsung menggunakan seragamnya lalu sarapan bersama keluarga.
Keluarga Liana termasuk keluarga yang damai mereka hidup rukun dan damai. Ayah Liana seorang manager di sebuah perusahaan tekstil di kota sementara sang ibu menekuni bisnis online di rumahnya.
Setelah sarapan pagi ia langsung menuju ke garansi rumahnya guna mengambil motor. Ia memanasi sebentar motor itu lalu meluncur pergi ke sekolahnya.
...****************...
Di lain tempat ada tiga orang mahasiswa di sebuah kampus cukup elit yang ada di kota. Walaupun mereka bukan saudara kandung namun mereka hidup rukun bersama.
Sejak masuk kuliah, mereka memutuskan untuk hidup mandiri dan tinggal jauh dari orang tua mereka. Mereka memutuskan untuk membuat sebuah kos-kosan untuk rekan kampus nya yang berasal dari luar daerah itu.
Usaha itu mereka buat dengan uang patungan ketiga bersaudara itu yang mereka dapat dari jerih payahnya bekerja di sebuah toko kelontong saat di bangku SMA dulu.
Usaha mereka pun terbilang lancar, karena banyak mahasiswa kampus yang indekos di sana, lantaran tempatnya yang rapi, bersih dan juga sangat dekat dengan kampus.
Kos-kosan itu memiliki dua gedung, sebelah kiri untuk kos putri sementara kanan untuk kos putra. Di antara kosan itu berdiri rumah minimalis milik tiga bersaudara itu.
Pagi itu seperti biasa mereka bangun saat adzan subuh berkumandang. Setelah bangun mereka langsung bersuci guna mengerjakan shalat di mushala terdekat.
Setelah selesai shalat mereka melaksanakan wirid dan juga membaca satu juz alqur'an hingga waktu syuruq tiba. Setelah melaksanakan shalat sunah isroq mereka langsung bersiap dengan tugas masing-masing.
Leo sebagai yang tertua di antara mereka langsung pergi ke ladang kecil di belakang kos putri. Sementara Alex langsung pergi ke kandang ayam petelur miliknya guna memanen telur dan juga memberi pakan. Sementara Andri selaku paling muda di antara mereka mendapat giliran untuk membuat sarapan kedua kakaknya.
Hari itu mereka masuk siang jadi mereka memutuskan untuk bersantai dan sedikit beberes rumah tempat mereka tinggal.
"eh bang kapan nih beberes halaman kosan ini." tanya Alex pada Leo
"hari ini aja gak papa,kos putri dulu tapi klw masih ada waktu baru kos putra."sahut Leo
"ok lah,yuk kita sarapan dulu."ajak Leo
Mereka pun masuk dan segera menyantap hidangan yang di sajikan oleh Andri.mereka adalah pemuda idaman,terlihat banyak anak kos putri yang menaruh hati pada mereka bertiga. Juga para kos putra yang sangat menghormati mereka sebagai kakak kos.
Setelah sarapan mereka bersantai sebentar guna menghilangkan penat dan juga untuk menurunkan isi perut mereka.
"eh ndri setelah ini kita beberes halaman kos putri ya. Sekalian liat keadaan di sana takut ada yang mencurigakan." kata Leo pada andri yang di sambut dengan anggukan kecil.
Setelah di rasa cukup mereka lantas bersiap diri untuk membersihkan halaman kosan putri.mereka tak sungkan membersihkan kosan itu karena menurut mereka itu sudah menjadi kewajiban sebagai kakak kos yang baik.
Seperti biasa saat mereka sedang beberes banyak pasang mata yang melihat mereka. Bahkan banyak yang menggosipkan mereka dengan gosip yang baik-baik.
"aduh udah ganteng mandiri rajin lagi, idaman banget gak sih." ujar salah seorang dari kos putri yang melihat tiga bersaudara itu
"ya idaman banget lah, cuman kita harus sadar diri ya mereka kan anak orang mampu sementara kita, ya biasa aja kan." timpal temanya
Setelah selesai membersihkan halaman kos putri mereka lantas beristirahat sebentar guna menghilangkan penat.
"ndri minum ndri buruan."kata Alex menyuruh Andri
Andri pun bergegas mengambil minuman dingin yang ada di kulkas, lalu segera memberikan pada kedua kakaknya.mereka lantas meminum minuman itu hingga tandas di sebuah gardu yang mereka sediakan di depan kos putri.
Setelah dirasa hilang penat mereka juga peluh mereka yang sudah mengering, mereka pun lantas kembali ke rumah untuk bersih-bersih. Setelah mereka mandi mereka lantas pergi ke luar rumah untuk bersantai dan menunggu jika ada ibu-ibu warga setempat yang lewat,guna meminta tolong di temani ke kosan putri untuk mengecek.
Mereka bersantai sambil bermain gitar dan bernyanyi guna menghilangkan kesuntukan mereka.selang beberapa saat lewatlah seorang ibu-ibu yang kebetulan itu adalah istri dari pak RT setempat. Alex pun lantas berlari untuk meminta bantuan ibu RT untuk menemani mereka ke kosan putri.
"ibu bu." teriak Alex sembari menghampiri bu RT
"iya nak Alex ada apa." sahut bu RT
"maaf ibu mengganggu waktunya,ibu mau kemana ya." tanya Alex basa basi
"mau ke warung nak ada apa ya."jawab bu RT
"maaf bu kalau ada waktu mau tidak nemenin kami berdua ke kosan putri mau mengecek soalnya." kata Alex mengutarakan keinginannya
"oh boleh nanti setelah selesai dari warung saya langsung ke sini ya." sahut bu RT
"iya bu makasih sebelumnya,nanti saya tunggu di depan rumah." ujar Alex santun
"iya nak Alex, kalau gitu saya pergi dulu ya." kata bu RT sembari melangkah menuju warung
Alex pun mempersilahkan bu RT dan langsung kembali ke depan rumah untuk segera berkumpul dengan saudaranya.
"bang gimana bu RT mau nemenin kita." tanya Andri
"iya,ntar katanya sepulang dari warung." sahut Alex
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments