"Heh, aku mau dibawa ke mana? Salah apakah aku?" tanya Rahel dengan nada gusar.
Rahel duduk di jok bagian tengah mobil sembari diapit oleh kedua pria berumur sekitar 40 tahun. Mereka memakai pakaian serba hitam yang satu berkepala botak dan yang satunya lagi berambut keriting. Sementara yang sedang menyetir adalah lelaki buncit berkumis tebal seperti tokoh dalam cerita Somat.
"Kamu diam saja Nona cantik, nanti kamu akan tahu sendiri," ucap pria berkepala botak sembari senyum nyengir kepada Rahel.
Mereka mendengarkan lagu dangdut yang mendayu-dayu. Hal itu membuat Rahel tidak nyaman apalagi bau keringat mereka berbau asem.
"Bagaimana saya bisa diam, sedangkan saya merasa panik karena diculik orang asing seperti kalian?"
Rahel geram seraya mengepalkan tangannya secara reflek. Lantas ia menghirup udara lalu menghembuskannya untuk mengurangi rasa tegang.
"Sabar saja, Nona. Cantik-cantik jangan galak, nanti aku cium lho?" Pria berambut keriting itu mencoba menggoda Rahel yang tidak bisa tenang.
"Jangan berani macam-macam denganku!" Rahel marah dan menoleh ke arah pria berambut keriting yang menggoda tadi.
Setelah sepuluh menit mobil itu masuk ke pintu gerbang dan berhenti di rumah mewah seperti istana. Rahel diminta untuk turun dengan dikawal oleh ketiga pria tersebut.
Mereka memasuki rumah yang isinya barang-barang mahal. Rakyat jelata tidak akan bisa membeli semua ini. Tidak lama seorang wanita berumur 40 tahun yang masih memiliki gurat cantik di wajahnya berjalan ke arah Rahel.
"Selamat datang di rumah saya, hai, Rahel?"
Puriana menyapa gadis itu dan memanggil nama Rahel dengan tatapan ketus menghadap Rahel.
"Anda Siapa? Kenapa saya dibawa ke tempat ini?"
Rahel bertanya dengan rasa heran karena wanita setengah tua itu tau namanya.
"Kamu tidak perlu tahu siapa saya, yang jelas saya berpesan jangan sampai kamu berhubungan dengan Harley! Jika kamu tidak menuruti permintaan saya, pekerjaan Ibumu akan terancam!"
Putriana menatap Rahel dengan pongah sambil berkacak pinggang seolah-olah dia adalah ratu Elizabeth yang kekuasaannya terkenal sampai ke jagat maya.
"Ketahuilah Ibu yang terhormat! Saya tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan anak Anda! Jadi Ibu tidak pantas mengkambing hitamkan saya."
Rahel berbicara dengan lantang tanpa rasa canggung sedikit pun dengan Putriana. Wajahnya menatap nanar kepada wanita setengah tua itu.
Rahel yang awalnya pemalu terhadap orang, dalam suatu keterpaksaan, kini ia berubah menjadi gadis pemberani yang siap menghadapi macan garang.
"Bagus. Kalau begitu kamu bisa pulang sekarang dengan diantar pengawal saya."
Putriana tersenyum puas karena rencana awal berhasil ia lakukan.
"Saya bisa pulang naik 'Grab'. Tidak sudi jika saya diantar oleh pria konyol yang mau diperbudak oleh Anda demi harta!"
Rahel menunjuk kepada ketiga pria tersebut sambil menahan lapar dan lelah karena seharian belum makan karena harus berurusan dengan masalah konyol yang seharusnya tidak terjadi.
"Terserah kamu. Memang gadis seperti kamu tidak pantas diantar dengan mobil mewah karena kamu hanya rakyat jelata,"
Putriana merendahkan Rahel. Ia menyodorkan uang senilai dua puluh juta untuk diberikan kepada Rahel. Uang itu sebagai tebusan ganti rugi atas rusaknya laptop milik Harley. Putriana takut anaknya terjalin asmara.
"Saya tidak butuh uang dari orang yang suka merendahkan orang lain. Setidaknya masih ada celah untuk mencari uang dengan cara yang lain."
Rahel mulai menghamburkan uang tersebut tepat berada di hadapan Putriana.
"Dasar rakyat jelata! Tidak mengetahui etika terhadap yang lebih tua!"
Putriana merasa di hina dan wajahnya berubah menjadi merah padam. Ia berdiri mematung masih memandang gadis itu dengan tatapan yang mengerikan.
Lalu Rahel berjalan cepat menerobos pengawal yang berdiri sigap di hadapannya. Tidak lama ia sampai di pintu gerbang rumah Putriana. Ia segera mengambil gawainya untuk memesan 'Grab' sambil berdiri di pinggir jalan agak jauh dengan rumah Putriana.
Sebelum memencet pesan ada orang yang mencekal tangannya dari belakang.
"Rahel, kamu saya antar pulang sekarang!"
Harley berada di belakang Rahel sambil berdiri menatap gadis itu agak lama lalu ia membuang muka ke arah lain.
"Harley kenapa kamu ada di sini! Jika wanita garang itu Ibumu, kenapa tadi kamu tidak masuk menyusulku!" ucap Rahel dengan penuh tanda tanya.
"Jika aku ikut masuk ke rumah pasti Mama tidak akan mengizinkan untuk mengantar kamu. Ini sudah malam, bicaranya nanti saja!"
Harley merasa panik karena takut jika dilihat oleh pengawalnya. Ia tidak mau Rahel diancam oleh ibunya lagi.
"Tapi aku khawatir jika terlihat oleh pengawal Ibumu, pekerjaan Ibuku akan terancam,"
Sebenarnya Rahel ingin segera pulang ke rumahnya. Tetapi ia masih malu untuk mengatakannya.
"Aku akan mengambil resiko ini dan aku akan bertanggung jawab jika Ibumu dikeluarkan dari pekerjaan."
Harley ingin selalu melindungi Rahel. Ia tidak bisa berbohong dengan hatinya. Ia jatuh hati dengan Rahel.
"Baiklah, antarkan aku sampai ke rumah!"
Rahel menatap Harley sambil tersenyum hangat kepadanya.
"Silakan masuk, Tuan Putri." Harley membuka pintu mobil seraya menyuruh Rahel segera masuk ke mobilnya.
Kedua insan berlainan jenis itu segera memasuki mobil Xpander Cross berwarna silver dan mulai melesat cepat. Tidak lama Harley membuka percakapan.
"Aku tadi membuntuti mobil milik mamaku yang disetir oleh pengawalnya. Saat kamu dibawa pengawal masuk mobil, aku tidak bersikeras menolongmu karena pengawal itu aman dan sebelumnya aku sudah mengetahui rencana mereka."
Harley menyetir dengan menghadap lurus ke depan sambil menjelaskan perkara yang baru saja menimpa Rahel.
"Iya, aku paham. Terima kasih tumpangannya. Sementara kita jangan berhubungan dulu lagi. Aku mau mencari pekerrjaan selain di resto milik keluarga kamu untuk menebus laptopmu."
Dengan perasaan haru, Rahel akan berusaha menjauhi Harley karena ia akan fokus mencari uang sebesar sepuluh juta.
"Rahel! Laptopnya saya anggap lunas. Kamu tidak perlu bekerja lagi. Kamu fokus saja pada kuliah kamu!"
Harley merasa kagum dengan kegigihan Rahel. Ia akan terus melindunginya dan tidak membiarkan ia dilukai oleh siapa pun.
"Tidak bisa begitu! Aku akan tetap menggantinya." Rahel tetap keras kepala karena ia punya harga diri.
Seketika mereka terdiam dan tidak ada pembicaraan lagi. Setelah lima belas menit mereka sampai. Mereka mulai mengetuk pintu dan seketika pintu terbuka.
"Rahel! Akhirnya kamu pulang juga. Ibu mengkhawatirkan kamu. Eh, ada Nak Harley, mari silakan masuk."
Dengan mata berbinar, Sintia mempersilakan masuk kepada kedua pemuda dan pemudi itu.
"Maaf, Tante. Saya harus pulang sekarang karena hari telah larut." Harley merasa tidak enak jika malam-malam berkunjung ke rumah yang penghuninya wanita semua. Takut digunjing orang.
"Oh, iya. Terima kasih sudah mengantarkan Rahel," ucap Sintia sambil tersenyum hangat kepada Harley.
Tidak lama Harley melesat cepat dengan mobilnya hingga beberapa menit kemudian ia sampai di rumahnya. Ia memasuki pekarangannya dan memasukkan anak kunci ke pintu masuk rumahnya dan akhirnya pintu itu berhasil terbuka.
Harley selalu membawa anak kunci agar bisa langsung masuk ke rumahnya. Terdengar suara gaduh di dalam ruang keluarga. Ia mendekati ruangan itu dan terdengar bunyi sesuatu.
Pyaar!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Jesi Jasinah
hadir kak
2023-05-19
0