"Stop Kania! Stop! Kamu sungguh tidak waras dan sangat bodoh!" ucap Paman nya. Kania kaget dengan apa yang katakan oleh paman nya itu.
"Iyah aku memang bodoh dan tidak waras karena aku mencintai paman. Aku memang sangat bodoh!" ucap Kania merebut buku nya dan langsung pergi.
Vincent menghela nafas panjang dia memegang kepala nya yang terasa sangat pusing sekali.
"Aaarrghhh!!!!!" Vincent merasa marah akhirnya dia melampiaskan amarahnya ke pot bunga yang berada di dekat nya.
Dia mengingat semua kenangan nya dengan keponakan nya itu.
Kepala nya hampir saja meledak memikirkan kembali apa yang sudah dia baca dan dengar dari keponakan nya.
"Ini sudah gila." ucap nya. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari sana menenangkan diri.
Kania mengacak-acak makeup nya dan merendam badan nya di Bathtub sambil menangis. Tidak mengatakan apapun menangis terus menerus di dalam kamar mandi.
Keesokan paginya...
Kania sebelum berangkat ke kampus seperti biasa akan masak sarapan untuk nya dan juga Paman nya.
Dia sudah selesai masak, Kania melihat Vincent baru keluar dari kamar nya.
"Paman sarapan dulu." ucap Kania.
Vincent yang berniat melewati Kania begitu saja berhenti. Dia menoleh ke arah Kania dan mendekati nya beberapa langkah.
"So-soal tadi malam aku minta maaf Paman. Aku..."
"Mulai dari sekarang jangan panggil saya Paman kamu lagi! Mulai dari sekarang kita harus menjaga jarak." ucap Vincent langsung.
"Tapi paman..."
Vincent langsung pergi dia meninggal kan Kania yang belum selesai berbicara.
Kania duduk dia menangis di kursi meja makan nya.
Tidak terasa sudah dua bulan dari kejadian itu.
Kania sekarang lagi sibuk belajar untuk ujian Minggu depan.
Dari semenjak kejadian itu Kania sama sekali tidak berbicara dengan paman nya. Vincent juga sangat jarang di rumah.
Kania duduk sendirian di balkon rumah nya. Dia melihat buku diary nya. "Aku sangat merindukan Paman." ucap nya.
"Kania!" ternyata Paman nya pulang. Kania melihat ke arah paman nya sambil berdiri dan tersenyum.
"Paman sudah pulang? Apa Paman mau makan? Aku akan masak sebentar." ucap Kania.
Vincent menahan.
"Tidak perlu!" ucap Vincent.
"Paman pulang ke sini mau mengundang kamu besok makan siang. Paman mau memperkenalkan kamu ke seseorang." ucap Vincent.
Kania mengangguk. "Paman malam ini tidur di sini kan?"
"Saya hanya ingin menyampaikan itu saja."
"Tapi di mana Paman akan tidur? Di mana Paman akan makan? akhir-akhir ini badan Paman semakin kurus." ucap Kania.
"Stop Kania! Paman Fikir kamu sudah bisa berfikir dengan jernih dua bulan ini, namun kamu sama sekali tidak dewasa! kamu sadar tidak saya adalah Paman kamu." ucap Vincent meninggikan suara nya dan membuat Kania takut.
"Aku tidak bermaksud seperti itu paman, aku hanya mengkhawatirkan paman." ucap Kania.
Vincent tidak mengatakan apapun dia langsung pergi dari pada dia terlanjur marah.
Keesokan harinya...
"Tumben banget paman makan di restoran seperti ini?" tanya Kania setelah sampai di restoran ala-ala Cina.
"Ayo ikut saja, kamu juga pasti suka makanan Cina." ucap Vincent. Dia masuk mengikuti Paman nya.
"Sayang akhirnya kamu datang juga." ucap wanita yang menyambut mereka di salah satu meja VIP.
"Sayang?" kania kaget.
"Maaf yah buat kamu jadi lama nungguin, aku jemput Kania dulu dari Kampus." ucap Vincent.
"Iyah gak apa-apa kok." ucap perempuan itu.
Kania sangat kaget ternyata yang mau di kenal kan adalah perempuan yang sering di lihat oleh Kania di postingan Paman nya itu.
"Kania Kenalin ini Min Hui dia adalah pacar Paman." ucap Vincent. Kania terkejut mendengar itu dia seperti tidak habis pikir kalau Paman nya mendapatkan pasangan setelah Kania jujur kepada Paman nya. Hati nya seperti tertusuk panah.
"Kenalin Nama aku Min Hui, kamu bisa panggil nama kok, senyaman kamu saja." ucap perempuan itu sambil tersenyum ramah.
Kania menatap paman nya dengan tatapan kecewa.
"Kenapa rasanya sangat sakit sekali." batin Kania.
Kania terdiam.
Sepanjang waktu makan Kania hanya diam saja, dia melihat Paman nya yang sangat perduli kepada Min Hui.
Vincent sama sekali tidak memperdulikan Kania dia hanya perduli kepada Minhui, sengaja romantis sekali.
Pulang dari sana dia langsung ke rumah. Paman nya baru saja mau bicara namun Kania sudah langsung masuk ke dalam kamar nya.
Di kamar Kania terduduk di lantai sambil memasang wajah datar.
"Huff apa yang sudah terjadi kepada ku? Ada apa ini?
Aku sudah terus mencoba untuk melupakan nya, namun semua nya sia-sia." ucap nya
Di malam hari...
"Kenapa Kania tidak kunjung turun pak?" tanya Tomi kepada Vincent yang sedang di meja makan.
"Mungkin dia tidak lapar, sudah biarkan saja. Dia sudah dewasa sekarang." ucap Vincent. Tomi langsung diam tidak berani mengatakan apapun lagi.
Tidak terasa sudah jam sembilan malam. Vincent sedang duduk di ruang tamu namun dia terkejut melihat Kania baru saja pulang.
Vincent langsung berdiri dia melihat jam.
"Dari mana kamu jam segini baru pulang?" tanya Vincent dengan nada yang sangat dingin dan menakutkan.
"Aku dari rumah Ulfa."
"Sejak kapan kamu keluar tidak ijin seperti ini?" tanya Vincent.
"Aku tidak ingin mengganggu Paman, aku juga tidak ingin membuat paman semakin membenci ku itu sebabnya aku tidak ijin."
Vincent mau lanjut bicara namun handphone nya berbunyi.
"Kamu sedang apa sayang?" tanya Minhui.
"Lagi bersantai di ruang tamu, kamu sendiri lagi apa? Kenapa jam segini belum tidur?" tanya Vincent.
"Aku tidak bisa tidur." jawab nya dengan sangat manja.
"Apa aku harus datang Menemani kamu?" tanya Vincent.
"Humm kalau kamu mau, aku sudah terbiasa tidur bersama kamu." ucap Minhui.
Vincent tersenyum. Kania mendengar pembicaraan mereka karena Vincent sengaja menguatkan suara nya.
Kania tidak tahan mendengar pembicaraan mereka, akhirnya dia langsung masuk ke kamar.
Vincent menghela nafas panjang. Dia tidak tidur di rumah melainkan dia akan tidur di rumah kekasih nya Minhui gadis keturunan Cina itu.
Kania melihat Vincent pergi. Kania melihat rumah sangat sepi.
"Huff percuma saja aku cepat pulang. Aku akan tetap sendiri di sini membuat kepala dan hati ku sakit." batin Kania.
Kania adalah anak yang penakut, namun dia berusaha untuk tidak penakut dan tidak manja ketika paman nya sudah membenci nya. Sifat Paman nya sudah berubah total yang dulu nya sangat menyanyangi nya sekarang sudah sangat membenci nya.
Vincent terkenal dengan pria yang sangat menjaga martabat diri nya, nama baiknya dan juga perusahaan nya. Dia jauh dari kasus-kasus seperti pengusaha lain nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 279 Episodes
Comments
Arkan_fadhila
jgn hiraukan juga si Vincent itu ...blm apa2 sdh TDR bersama
2023-06-21
1
『◇Ŧﺂℜۼ◇ᴷⁱⁿᴳ』™️
Berlarilah dan terus tertawa....
2023-05-29
0
siti qolifah
👍👍👍 keren
2023-05-28
1