"Baiklah-baiklah aku akan membersihkan semua nya." ucap Kania. Paman nya hanya bisa menghela nafas panjang.
Vincent berjalan ke dalam kamar nya meninggal kan Kania yang memasang wajah cemberut.
Di malam hari nya..
"Tomi tolong pesan kan makan malam ke rumah." ucap Vincent menghubungi Tomi.
"Biasanya Paman langsung masuk, kenapa harus mengetuk?" ucap Kania. Vincent menghela nafas lagi.
"Kamu sudah dewasa sekarang, sebentar lagi umur kamu genap 20 tahun. Paman tidak boleh sembarangan masuk lagi." Ucap Paman nya.
"Kamu tidak masak, Paman sudah memesan makanan, ayo keluar ." ajak Vincent.
"Aku tidak lapar, aku mau nonton.. paman makan saja sendiri." ucap Kania.
Vincent mendekati Kania.
"Paman minta maaf karena sudah marah, paman sangat lelah, paman minta maaf yah." ucap Vincent.
Kania menatap wajah paman nya.
"Maafin paman yah, sekarang kemari lah dan peluk paman." ucap Vincent sambil merentangkan tangan nya.
"Aku tidak mau, aku masih marah karena Paman tidak membawa kan aku oleh-oleh dari luar negeri." ucap Kania.
"Siapa bilang? Bahkan koper besar paman isi nya oleh-oleh untuk kamu." ucap Vincent.
"Paman seriusan?" tanya Kania senang. Vincent tersenyum.
Kania langsung memeluk Vincent Tampa ragu.
Vincent membalas pelukan Kania.
"Ya sudah kalau begitu kamu jangan ngambek ayo makan malam." ucap Vincent.
Kania mengangguk.
Vincent tersenyum. "Anak pintar." ucap Vincent. Namun tiba-tiba handphone Vincent bunyi.
"Kamu lanjut makan yah, Paman jawab telpon dulu." ucap Vincent meninggal kan meja makan.
"Dengan siapa Paman berbicara? kenapa harus menjauh dari ku?" tanya Kania penasaran.
Selesai makan dia dan Vincent di ruang tamu. Dia sibuk membuka kado sementara Vincent sibuk dengan laptop nya. Sesekali dia membalas pesan masuk yang ada di handphone nya membuat Kania Curiga.
Keesokan paginya...
"Good morning Paman..." ucap Kania membangun kan Vincent ke kamar nya.
Vincent yang masih tidur terkejut mendengar suara teriakan Kania.
"Kania ini masih sangat pagi, kenapa kamu sangat berisik? Paman masih mau tidur."
"Paman... ayo bangun. Paman bangun." ucap Kania menarik tangan Vincent, namun tiba-tiba saja Vincent menarik tangan Kania dan tertidur di atas tempat tidur.
Kania cukup kaget dia menatap wajah paman nya yang masih menutup mata nya.
"Paman sudah bilang ini masih sangat pagi, jangan ganggu." ucap Paman nya dan kembali tidur.
Tiba-tiba jantung Kania berdetak begitu cepat karena berada di pelukan Vincent.
"Baiklah kalau paman tidak mau bangun, aku tidak akan membangun kan Paman." ucap Kania.
Kania sudah di kampus. Dia melihat Ulfa.
"Bagaimana keadaan ibu kamu?" tanya Kania.
"Ibu ku sudah membaik Kania, terimakasih banyak yah atas bantuan kamu."
"Bantuan ku tidak seberapa, kamu harus berterimakasih sama Yuda." ucap Kania.
Ulfa mengangguk sambil tersenyum.
"Kelihatan nya kamu senang banget hari ini, ada apa?" tanya Kania. Ulfa menggeleng kan kepala nya.
"Itu perasaan kamu saja, aku lebih lega saja karena ibu sudah membaik sekarang." ucap Ulfa.
"Oohh Alhamdulillah kalau begitu." ucap Kania.
"Kania! Ulfa." panggil Yuda yang baru saja datang.
"Ada apa Yuda?" tanya Kania. belum selesai berbicara namun Kania harus ke depan karena Paman nya ada di depan menunggu nya.
Yuda sudah lama suka kepada Kania, namun beberapa kali dia mencoba mendekati Kania tetap saja gagal.
"Paman..." ucap Kania melihat Paman nya berdiri di samping mobil sambil menunggu nya. Alhasil semua mahasiswa cewek-cewek mengelilingi dia dan bergantian meminta foto.
Kania sangat cemburu melihat Paman nya itu menggoda banyak perempuan di luar.
"Kenapa kamu cemberut saja?" tanya paman nya sudah di dalam mobil mereka makan makan siang bersama.
Kania tidak menjawab nya sama sekali.
Di sore hari nya Kania sudah di rumah bersama paman nya. Dia duduk sendiri di depan rumah sambil melihat ikan-ikan yang ada di kolam kecil.
"Aku sudah mencoba untuk menutupi semua nya, aku juga sudah mencoba menghilangkan rasa suka ku kepada Paman namun semua nya sia-sia." ucap Kania.
Dia membuka buku diary nya. Buku itu hanya bertuliskan semua tentang paman nya. Kania yang mencintai nya diam-diam sudah bertahun lama nya.
Kania tidak tau harus bagaimana sekarang, dia sudah berusaha untuk biasa saja menutupi semua nya, namun perasaan nya sangat sakit dan tidak tahan untuk menyimpan nya.
"Kania apa yang kamu lakukan di sana?" tanya paman nya.
Kania melihat Vincent.
"Enggak kok, nih aku cuma mau lihat ikan saja." ucap nya.
"Oohh sini Paman mau kasih kamu sesuatu."
Kania menyusul paman nya.
"Nih untuk kamu." ucap Vincent membelikan untuk Kania sepatu olahraga.
"Wah bagus banget Paman, pasti ini sangat mahal."
Vincent tersenyum. "Untuk kamu apa sih yang enggak?" ucap Vincent sambil mencubit pipi Kania.
Kania terdiam sejenak atas perlakuan Vincent.
"Paman besok aku libur, apa nanti malam kita bisa Makan di luar bersama? Aku sangat rindu makan di luar." ucap Kania.
"Humm boleh, tumben-tumbenan banget sih kamu ngajak makan di luar?" tanya Paman nya.
"Gak apa-apa Paman, aku hanya ingin makan di luar sesekali." ucap Kania.
Kania siap-siap langsung ke kamar nya dia memilih baju dress merah yang baru saja di bawakan oleh paman nya dari luar negeri.
"Aku harus tampil cantik malam ini. Benar kata Ulfa. Aku harus jujur. Kalau pun nanti Paman tidak menerima nya, setidaknya aku sudah mengutarakan perasaan ku." ucap Kania.
"Kania, paman menunggu di depan yah." ucap Vincent dari balik pintu. Kania menginyakan dari dalam.
Vincent keluar dari rumah dia mau memeriksa keadaan mobil nya namun tidak sengaja dia melihat buku di pinggir kolam.
"Ini seperti nya Buku Kania, mungkin dia lupa membawa nya."
Vincent mengambil nya namun tidak sengaja ada foto jatuh dari dalam yaitu foto nya bersama Kania.
Awalnya dia tersenyum dan penasaran apa isi buku itu.
"Aku mencintai paman ku." kata-kata yang membuat Vincent terdiam.
Vincent membaca nya tangan nya bergemetar ketika membaca semua nya.
"Parman aku sudah Siap ayo berangkat." ucap Kania. Namun Vincent tidak menghiraukan nya. Kania kaget melihat Vincent sudah membaca diary nya.
"Paman..."
Vincent menoleh ke arah Kania.
"Apa maksud nya ini Kania?" tanya Paman nya.
"Paman aku bisa jelasin, aku benar-benar bisa menjelaskan nya, Paman jangan salah paham dulu." ucap Kania.
"Apa kamu sudah tidak waras? Apa kamu sudah hilang akal sehat mu sekarang?" tanya Vincent dengan cukup tegas dan tatapan tajam.
"Aku tidak tau apa yang terjadi kepada ku Paman, aku tidak tau apa yang aku rasakan hanya saja aku merasa aku sangat nyaman bersama Paman, aku merasa cemburu ketika paman bersama orang lain. Aku juga..."
"Stop Kania! Stop! Kamu sungguh tidak waras dan sangat bodoh!" ucap Paman nya. Kania kaget dengan apa yang katakan oleh paman nya itu.
"Iyah aku memang bodoh dan tidak waras karena aku mencintai paman. Aku memang sangat bodoh!" ucap Kania merebut buku nya dan langsung pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 279 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
emang vincet tidak kania bukan ank kandungnya kakaknya cuman anak angkat....
2023-10-09
0
『◇Ŧﺂℜۼ◇ᴷⁱⁿᴳ』™️
Semangat tetap...🍬
2023-05-29
1
siti qolifah
like, like,
love you forever
2023-05-28
1