Bab 4

Mm memang suamiku ini terlalu baik, tak pernah mengunci layar ponselnya, jadi bisa aku baca deh setiap kali pesan masuk. 

Melihat Putra berada di pangkuanku, membuat aku memeluknya, " Kamu nggak tidur lagi sayang?"

Putra malah tersenyum, ia mengira aku mengajak bercanda. " Kamu lucu banget sayang. "

Tak mau berlama lama, aku yang dibuat penasaran oleh ponsel suamiku, kini membuka layar ponselnya, melihat pemberitahuan datang dari Aplikasi yang berwarna merah mencolok yang bernama Instagram.

Tumben sekali Mas Raka, punya instagram, bukannya kemarin sudah dihapus, sekarang punya lagi, membuat aku semakin penasaran dengan isi dari instagram milik suamiku ini. 

Apa ada hal hal yang aneh, atau hal yang membuat emosiku meluap lagi. 

Kita lihat sekarang juga. 

[Kak Raka], dengan tertera emoji menangis begitu banyak.  Aku membulatkan kedua mataku, seperti kenal dengan emoji menangis ini. 

Dan pemberitahuan berbunyi lagi. 

[Kakak ... Ini Lala ...]

Dih, benar saja, ternyata gadis edan itu mengirim pesan lewat instagram milik suamiku yang baru diunduh kembali. 

[Kakak maafin Lala bikin istri Kakak marah, tadinya Lala  niatnya baik kok, nggak ada maksud apa-apa]

emoji menangis lagi.

Sebenarnya aku ingin muntah, setelah melihat emoji menangis yang dikirim gadis itu. Terlalu banyak drama. Membaca lagi pesan yang baru datang. 

[Kakak balas ya.]

Menyunggingkan bibir ku, ingin sekali aku membalas pesannya dan menghardiknya saat itu juga. 

[Kenapa Kakak, nomor Lala di  blokir, Lala bikin kesal kakak ya.]

Hah, caranya menggoda itu loh, bikin aku ingin menarik gigi giginya, membuat ia ompong. 

[Bisa kita ketemu, kakak]

Benar benar tak tahu malu, mengajak suami orang ketemu, aduh sudah aku duga dia gadis bermuka dua. Sok polos, taunya nggak punya malu. 

Nggak tahu malu apa, sudah aku peringati dia juga malah semakin menjadi jadi. 

Itu lah pesan yang tertera di Aplikasi berwarna merah milik suamiku,  pesan dari gadis gila yang membuat aku geram. 

Sedikit terbesit di pikiranku untuk mengerjai wanita bernama Lala ini. 

Sepertinya akan seru,  kebetulan Mas Raka begitu lama membeli rokok. 

Melihat ke arah Putra, dia ternyata sudah tertidur pulas di pangkuanku. Membuat aku menidurkannya di kamar. 

Setelah semua terasa cukup tenang, aku

langsung saja mengetik dengan tangan lihai ku ini. Ingin membuat gadis ini kapok dan sadar jika apa yang ia lakukan  itu sangatlah fatal. 

[Iya Lala, kakak ngerti kok, apa yang dirasakan Lala]. Tak lupa dicantumkan emoji tersenyum.

[Makasih kakak]. pesannya sedikit menggoda dengan emoji bertanda love.

Ihh kecentilan lu sama suami orang. Mengetik kembali untuk membalas pesan instagram milik suamiku. 

[Ya sudah kita ketemu dimana] Balasku sedikit tersenyum licik.

[Ke rumah ajah gimana? sambil silaturahmi sama ibu/bapa!] Pesannya lagi.

[Boleh! Tapi Alasannya nanti apa sama istri?] Jawabku sedikit menggoda. 

[Mau ke rumah teman gitu, mau anterin pesanan makanan gimana]. Balas Lala, membuat aku semakin yakin jika dia siluman kadal yang menjadi seorang pelakor. 

[Oke tunggu besok ya!]. Jawab Pesanku lagi.

[Oke]

Aku sengaja berbasa basi padanya. 

[Loh Lala kok, pake Instagram orang kenapa bukan punya Lala sendiri?]. Tanyaku dengan emoji senyum.

[Oh ya, ini kan instagram punya Kak Deri, Lala pinjam, kan tau sendiri, Kakak Raka sendiri yang blokir akun Lala!]. Pesan Lala dengan emoji murung.

[Maafin Kakak, kakak nggak sengaja blokir akun Lala, istri kakak risih katanya, kalau Lala suka kirim pesan ke kakak]. Jawab pesanku berbohong.

[Ya maafin  Lala, Lala juga salah, seharusnya Lala nggak ngirim pesan malam-malam, soalnya Lala bete nggak ada temen curhat, apalagi Lala nggak punya pasangan]. Ucap pesan gadis itu.

 Suara pintu terbuka, membuat  panik, segera mungkin menghapus percakapanku dengan si Lala, gadis tidak tahu diri ini, di Aplikasi berwarna merah yang selalu disebut instagram, terburu buru  menyimpan  kembali ponsel milik  suamiku seperti sedia kala. 

Menarik napas, berusaha tenang, anggap semua tak terjadi apa apa. 

Tiba-tiba..

"Mama."

Panggilan dari suamiku, mengejutkankan-ku, 

"Eh Papah, ii ko balik lagi, ada yang ketinggalan, ya?" Tanyaku sedikit terlihat manja.

"Iya ponsel papah ketinggalan, tumben senyum lagi, tadi marah-marah!" Mas Raka meraih ponselnya, sembari mencium hidungku.

Aku yang selalu membuat sindiran untuk suamiku kini berucap, " Ngapai ponsel dibawa? Biar mama  pinjam ponsel papa sampai besok, soalnya ponsel mama nggak tahu kenapa agak susah di pencet-pencetnya." ucapku Sedikit berharap agar suamiku mau meminjamkan ponselnya itu. 

"Ya sudah! Besok Abbi pake Hp jadul dulu sehari." Jawab suamiku tersenyum.

Ia meletakan kembali ponselnya di atas meja. 

"Makasih papah sayang?" Jawabku sedikit manja. Agar suamiku itu terlihat senang. 

Aku berhasil meminjam ponsel suamiku, besok bisa ngerjain Lala habis habisan. 

Malam ini otakku terus saja berpikir keras, bagaimana caranya agar aku bisa mengerjai si Lala itu dengan cara halus tapi pasti.

Ku bolak-balik kan badan, mencari jawaban lewat kepala yang terasa berdenyut ini, ponsel suamiku sudah ada di tanganku, tinggal memikirkan cara agar wanita bernama Lala itu menjauh dari kehidupan keluargaku.

Dimana aku tak melihat batang hidung suamiku sama sekali. 

" Please deh, Lala kamu itu masih gadis, apa maksud kamu mendekati suamiku. Mas Raka itu tidak  kaya dalam materi, kok kamu mau saja. Kalau disebut tampan ya menurutku lumayan sih. Apa sih yang kamu mau dari suamiku, hah ... " ucapku pelan menepuk-nepuk kepala, dan mencabik-cabik rambut panjangku, sesekali menggigit ujung kuku.

Tring ... Tring, bunyi ponsel berdering tepat jam 12 malam.

[Kakak, udah bobo belum?]. Pesan bertanda emoji love.

Hahahha ... Apa sih mau kamu Lala.

Malas sekali aku membalas pesan wanita ini.

[Kaka  sudah bobo ya? Ya udah kalau sudah bobo, jangan lupa mimpi indah, besok ketemu!]. Pesan bertanda kiss. Membuat aku menggerutu kesal. 

Parah, benar parah gadis bernama Lala  ini.

Membuat aku menggelengkan kepala, ingin kubuat tubuhnya jadi santapan buaya laut.

Sekarang aku balas nggak ya, pesannya? Satu menit berpikir, sampai. Balas saja lah.

[Iya, Lala maaf kakak tadi tidur, dah ngantuk, besok kita ketemu! Kakak lupa rumah kamu dimana?]. Ku balas pesan Lala, memberi harapan sekarang dan akan membuatnya malu besok.

Dan lagi, si Lala ini, berisik sekali malam-malam, ngechat laki orang.

[Aduh, kakak kok bisa lupa! Perumahan Sejahtera Blok Mangga dua No 12, paling ujung]

Dia tinggal di perumahan, oke besok datang ke sana. 

Emang kamu kira suami aku mau nemuin kamu, oh tidak bisa, biar ku samperin kamu dan kedua orang tuamu Lala

Bobo cantik dulu ah, biar besok bisa perang santai, hahaha ...

"Mama kenapa? ketawa-ketiwi sendiri kaya orang gila gitu." Sahut Mas Raka mendekat.

"Ke-po!" Jawabku menatap sinis  ke arah Mas Raka.

"Ih Mama bikin gereget, bobo yukk, kan sekarang malam jum'at." ucap pelan Mas Raka pada bahuku, ia sengaja menggoda saat ada maunya. 

"Ih Apa sih!" Senyum kecilku terbesit rasa malu dalam diri ini.

Tarik selimut langsung tutup....

"Ngapain... ?"

"Yak bobo lah!"

Aku berniat menemui Lala besok, namun tanpa Mas Raka, bagiku sendiri menghampiri Lala itu hal yang utama, agar gadis itu tahu malu dan sadar kalau  Mas Raka milikku. 

Akan aku datangi  kamu Lala hari ini, agar kamu itu tobat,  sadar kalau  deketin suami orang itu dosa. 

Tunggu aku Tasya..

I coming.....

Tak sabar aku, menemui gadis yang menyuruh suamiku datang ke rumahnya.

Tunggu kedatanganku??

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!