Terpaksa Menikah Gadis Buta

Terpaksa Menikah Gadis Buta

Awal Kisah

Pagi itu, terjadi kegaduhan di lapangan basket. Bukan karena sedang adanya pertandingan Bola Basket, melainkan ada sebuah perkelahian.

Dua anak laki-laki berseragam putih abu-abu di salah satu SMA favorit di Jakarta saling adu kekuatan di tengah lapangan.

Dikelilingi supporter yang tak lain anak-anak seangkatan kelas 12. Ada pula anak junior yang ikut bersorak-sorai. Suara mereka, bak paduan suara kala itu.

Pandu terus menghajar pria berkacamata yang tak lain ketua OSIS di SMA nya. Rahmat sudah terbaring tak berdaya, namun Pandu terus menghajarnya hingga berdarah.

Padahal hari itu mereka akan menghadapi Ujian Nasional. Bukannya belajar malah menghajar. Aksi mereka pun mengundang perhatian guru-guru.

Salah seorang guru killer, menghampiri mereka dengan langkah santainya. Pandangannya tajam menusuk memperhatikan anak didiknya yang ikut menyoraki kedua laki-laki yang sedang berkelahi di tengah lapangan.

Seketika suasana yang riuh gaduh menjadi hening saat beberapa mata murid yang ikut menyoraki melihat kedatangan guru killer tersebut.

Tak Tak Tak

Langkah kakinya tegas, memperdengarkan suara dari sepatu fantofel yang hitam mengkilat. Murid-murid yang berkerubung pun memberikan jalan bagi guru killer tersebut.

Guru itu melihat dengan mata kepalanya sendiri, perkelahian di juarai oleh Pandu, sementara Rahmat sudah pingsan berdarah.

Guru BK yang mendapat julukan guru Killer bernama Joshua . Anak-anak memanggilnya Pak Josh atau Pak Killer.

Zrrttrrtt

Pak Josh menempelkan alat setrum ke arah Pandu, anak laki-laki yang sok jago itu pingsan.

Beberapa menit setelah perkelahian terjadi. Pandu dan Rahmat berada di ruangan Bimbingan Konseling. Mereka duduk di depan meja Pak Josh. Semuanya diam, termasuk Pak Josh yang ikut diam tanpa sepatah pertanyaan ataupun perkataan.

Terdengar detakan jam dinding detik demi detik. Sementara Pandu dan Rahmat tak sabar ingin masuk ke dalam kelas. Karena mereka harus ikut ujian Nasional itu. Lima menit lagi bel masuk akan berbunyi.

"Pak, maaf sebentar lagi ujian akan dimulai," ucap Rahmat memulai perbincangan yang sedari tadi mereka hanya diam.

Brak

Pak Josh memukul meja kayu di depannya dengan sangat keras, hingga meja tersebut mengalami ke retakan di bagian tengahnya. Barang-barang yang berada diatasnya juga ikut bergetar.

Tak hanya itu, bahkan kedua anak laki-laki yang duduk dihadapannya terkejut hingga jantung mereka berdebar sangat cepat.

Wajah keduanya lebam dan terluka, terlebih lagi Rahmat yang lebih banyak lukanya. Kacamatanya pun retak. Apa yang menyebabkan mereka berkelahi?

Hanya karena Rahmat tak sengaja menyenggol tubuhnya yang sedang tertidur di kantin.

"Kalian masih butuh ujian? Bukannya kalian hanya butuh predikat jago? Lebih baik kalian masuk ke dalam sekolah tinju bukan sekolah di sini," ujar Pak Josh

Kriiiing

Bunyi bel sekolah berdering nyaring sekali hingga memekakkan telinga. Karena posisi bel tersebut tepat berada di luar jendela ruangan pak Josh.

Setelah tiga kali bel tanda masuk berdering, Pak Josh mengusapkan telinganya yang pengang.

"Urusan kita belum selesai. Kalau bukan karena ujian Nasional, kalian sudah saya hukum," ujar Pak Josh.

Pandu dan Rahmat pun segera melangkah keluar dan menuju kelas mereka masing-masing. Keduanya masih menyimpan dendam. Untung saja Pandu tidak sekelas dengan ketos tersebut.

Sialan, muka gue bonyok. Lihat aja nanti, batin Pandu

Ketika ia melangkah masuk kedalam kelasnya seseorang menabraknya tak sengaja karena terburu-buru ingin masuk.

"Woy nabrak-nabrak, jalan pake mata!" sewot Pandu dan langsung menoleh ke belakang.

"Sorry, gue takut telat," ucap seorang wanita yang berparas manis tapi bagi Pandu wajahnya biasa-biasa saja.

"Eh ada Mbak Kunti rupanya," ucap Pandu malah menghadang gadis itu masuk.

Guru pengawas saat itu belum datang. Kesempatan Pandu untuk mengerjainya lagi. Gadis tersebut sering menjadi bahan bullyan Pandu, orang yang terkenal nakal di sekolahnya.

Namanya Dewi Kunti, Pandu sering mengejeknya Kuntilanak. Padahal nama tersebut di ambil orang tua Dewi dari salah satu nama pewayangan.

Dewi berambut pendek sebahu dan berponi, berkulit kuning langsat. Dan jika tersenyum sangat manis karena dia mempunyai lesung pipit di sebelah kiri. Juga giginya bergingsul di sebelah kiri atas.

"Awas dong gue mau masuk," ucap Dewi seraya mendorong pelan tubuh Pandu yang bersandar di sisi pintu.

"Mbak Kunti kan bisa terbang, bisa ngilang juga kan," ucap Pandu terkekeh geli namun Dewi hanya diam.

"Kenapa? Mbak Kuntilanak gak bisa terbang ya? Gak punya sayap kalik ya?" imbuhnya

"Gak lucu!" tukas Dewi jutek, sembari berpangku tangan di depan.

"Yaudah deh, masuk sana," Pandu pun menggeser posisi tubuhnya agar Dewi bisa masuk.

Dewi melepaskan pangkuan tangannya dan masuk kedalam, tetapi bukan Pandu namanya jika tidak menjahilinya.

Debaaak

Dewi jatuh tersungkur, karena kaki Pandu menjulur ke depan menjegal kakinya yang sedang melangkah masuk. Teman-temannya ikut tertawa melihat Dewi.

"Eh Kunti sarapan dulu gih biar gak lemes haha," ucap teman wanitanya yang tidak suka dengan Dewi

"Makannya jalannya gandengan dong sama misuanya. Tuh si Pandu," ledek Ipul teman laki-lakinya.

Pandu melangkah melewati Dewi tanpa membantunya berdiri, kemudian Pandu melayangkan ranselnya ke punggung Ipul karena ikut meledek dirinya.

Semua gara-gara guru sejarah, Bu Susi yang sering mencomblangkan mereka jika sedang bercanda. Karena dalam cerita pewayangan Pandu dan Dewi Kunti adalah sepasang suami-isteri.

Dewi beranjak berdiri, dia langsung duduk di tempatnya. Ia sudah terbiasa di ledek karena namanya. Untung saja Dewi bukan tipe pendendam, baginya namanya cukup bagus.

Tak berapa lama dua guru pengawas datang. Mereka guru dari sekolahan lain. Setelah menyapa murid-muridnya dan berdoa sebelum memulai pelajaran kedua guru tersebut membagikan lembar soal ujian.

Hari ini adalah hari terakhir Ujian Nasional, ada tiga mata pelajaran lagi yang harus mereka ikuti. Dewi sudah siap mengikuti ujian kali ini.

Sedangkan Pandu sebaliknya, dia mengantuk tidak tidur semalam karena setiap malam ia harus bekerja menjaga rental komputer dan game yang buka 24 jam. Jadi apapun hasil Ujiannya Pandu sudah pasrah.

"Soal apaan nih, gak ada semua di buku. Ngacok ini yang bikin soal," gerutu Pandu saat membuka lembar soal dan membacanya satu persatu.

"Fiks, gue gak ngerti," pikirnya dalam hati.

Detik-detik ujian pagi itu hampir usai, padahal banyak soal yang masih belum dijawab oleh Pandu. Diapun menengok kiri, kanan, dan belakang mengharapkan dan meminta pertolongan jawaban dari temannya.

"Siapa itu yang tengok-tengok ya? Ayo kerjakan sendiri jangan nyontek!" pekik salah satu Guru pengawas

Pandangannya tidak pernah lekang dari murid-murid yang sedang mengikuti ujian.

"Sialan apes bener gue," gerutu Pandu

Ia pun mengambil setip lalu memotongnya hingga berbentuk kubus. Setelah itu ia menuliskan A, B, C, D, dan E di setiap sisinya. Sisa satu sisi yang kosong.

Rencananya jika ada soal yang benar-benar ia tidak tahu, maka Pandu akan menjawabnya sesuai dadu yang di lemparkan. Namun jika sisi kosong tersebut yang muncul, maka Pandu harus mengulanginya lagi.

Pandu membaca soal lagi, dia tidak tahu jawabannya. Setiap pun di gulingkan, huruf B yang muncul. Tapi tak berapa lama ada sebuah kertas yang berbentuk bola melayang di mejanya. Pandu melihat pengirim bola kertas tersebut. Rupanya Nesty

"Apa nih?" bisik Pandu pada Nesty yang duduk disampingnya.

"Jawabannya," bisik Nesty tetapi pandangannya lurus ke soal.

"Thanks," ucap Pandu

Seketika senyuman merekah dari bibir Pandu, seorang remaja berusia 18 tahun yang beranjak dewasa. Terkenal satu sekolahan akan sikapnya yang bandel, badung dan jahil.

Terpopuler

Comments

hilang

hilang

kuntilanak punya sayap? bidadari kali

2024-07-30

0

hilang

hilang

wah kasar sekali kasian para siswa itu makanya pake otak
/Facepalm/

2024-07-30

0

hilang

hilang

bagiamana lulus ujian bisa²nya nyontek tuh ketahuan lah
/Facepalm/

2024-07-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!