Bab 3

Apa kau sedang membicarakan aku bidadariku," tiba-tiba seorang yang selalu mengikuti Sabrina seperti bayangan, kini berada di depannya sambil tersenyum sangat manis, semanis madu dicampur susu.

"Kau ... "

"Iya aku suamimu," ucap Rasya kemudian duduk di samping Sabrina, Sabrina yang sedang tiduran pun terbangun melihat pria yang selalu menobatkan dirinya sebagai suaminya itu, dengan tatapan yang entahlah. Bahkan Sabrina pun masih bingung dengan perasaannya kepada Rasya.

"Menikah saja belum sudah bilang suami, kapan akad nikahnya?" ejek Aretha.

"Sejak kami masih di dalam kandungan, takdir kami sudah digariskan akan bersatu. Benarkan sayangku," ucap Rasya sambil merangkul pundak Sabrina.

"Hei Abon lepaskan tanganmu itu, atau aku laporkan pada Papaku supaya kau dibuat Abon bubuk!" ketus Sabrina.

"Laporkan saja, itu yang aku tunggu-tunggu. Kau tahu, kalau Papamu memintaku untuk bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan padamu. Pasti aku akan langsung menikahimu," jawabnya mantap.

"Kau memang gila ..."

"Aku tergila - gila padamu sayang,"

"Dasar Abon gila, bukannya kau sedang bekerja. Kenapa kau malah kemari,"

"Aku ingin melihat istriku dulu, memangnya tidak boleh!"

"Pergi sana!" Sabrina mendorong tubuh kokoh Rasya.

"Baiklah tapi ... "

Cup

Rasya mencium pipi mulus Sabrina, setelah itu. Ia pun berlari dan kembali ke kantor. Tadi ia mendapatkan kabar dari orang suruhannya kalau Sabrina kini sedang berada di rumah Areta. Kebetulan sekali rumah Areta tak jauh dari perusahaan Maheswara, jadi ia sengaja datang untuk melepas rindunya pada Sabrina.

"Dasar Aboooooonnnn!!!"

*

*

*

Malam harinya Rasya sengaja berdandan rapi dan terlihat tampan sekali, ia berniat akan pergi ke rumah asistent pelit itu. Karena hanya di sanalah kini sang pujaan hatinya ada di sana. Ramon dan Sasa tidak mungkin melarang putranya, meskipun tahu bagaimana kelakuan asistent menyebalkan itu pada putranya. Anggap saja itu adalah salah satu perjuangan dari putra mereka untuk mendapatkan cintanya. Namun, jika ia membutuhkan bantuan maka pasangan Abon dan Micin akan siap membantu putra mereka.

"Hati-hati anak tampan Mami ..."

"Mami?" tanya Ramon, kenapa istrinya ini tiba - tiba merubah panggilan untuk anaknya ini.

"Iya Mami, soalnya Sasa gak mau nanti Rasya gak bisa bedain mana Mamahnya mana mertuanya," jawaban yang sungguh tidak masuk akal keluar dari mulut kecil Sasa, tapi itulah Sasako si Micin, ucapannya memang tidak pernah masuk akal. Dan Ramon sudah terbiasa akan hal itu. Dan untuk Rasya, ia satu server dengan Sasako ibunya dia sama gilanya. Entahlah, Ramon sendiri merasa aneh kenapa putranya ini sifatnya sangat menurun dari ibunya, berbeda dengan Regan dan juga Rama yang sifat putranya sangat menurun darinya, yaitu kalem dan tidak banyak bicara. Tidak seperti putranya yang senang sekali bercanda dan juga sangat cerewet sama seperti dengan istrinya. Untung saja jantung dan lambung Ramon kuat akan cobaan yang diberi oleh Tuhan. Karena meskipun anak dan istrinya memiliki sifat yang aneh dan juga langka tapi ia sangat mencintai mereka berdua.

"Oke Mami, doakan anakmu ini agar bisa dapat dengan cepat mendapatkan restu dari Papa pelit, eh salah maksudmu Papah mertua," ucap Rasya.

"Oke sayang ..."

"Jangan panggil dia sayang, hanya aku sayangmu satu-satunya," Ramon selalu saja cemburu pada putranya itu.

*

*

*

Dengan semangat yang menggebu Rasya datang ke rumah Bagas untuk menemui Sabrina seperti biasa. Ia tidak akan menyerah sampai Bagas merestui mereka dan Sabrina bersedia menikah dengannya. Karena baginya Sabrina adalah hidupnya, cintanya dan juga segalanya. Ia tidak akan sanggup jika ia tidak bisa memiliki gadis pujaannya itu, untuk itu ia selalu berusaha agar Sabrina bisa menjadi miliknya.

Waktu makan malam sebentar lagi tiba, dan Siena serta Sabrina sedang menyiapkan makan malam untuk mereka bersama. Tapi aktivitasnya terhenti saat mereka mendengar suara bel rumah yang berbunyi.

"Siapa yang bertamu?" tanya Siena, sedangkan Sabrina seolah tahu siapa yang membunyikan belnya di depan rumah, untuk itu ia tidak berniat untuk membukakan pintu.

"Hei kalian berdua ada tamu Kenapa kalian hanya diam saja kenapa tidak buka pintunya," ucap Bagas.

"Kau saja yang buka sayang, kami sedang sibuk. Maaf ya ..."

"Baiklah, aku maafkan tapi kau tahu kan konsekuensinya," jawab Bagas sambil berjalan ke arah pintu.

"Dasar asistent menyebalkan," gerutu Siena, karena ia sangat paham dengan konsekuensi yang diucapkan oleh Bagas apalagi kalau bukan bermain aye-aye dan Siena lah yang memimpin permainannya. Bagas pun kemudian ke arah pintu depan untuk melihat siapa tamu yang datang malam-malam begini. Namun, saat pintunya terbuka sang asistent pelit terkejut karena melihat anak mantan kekasihnya ada dihadapannya.

"Astaga rupanya Abon mini, mau apa aku kemari!" dengan semangat dan senyum yang terus mengembang Rasya menjawab pertanyaan Bagas.

"Aku datang untuk meminta restu darimu Papa mertua,"

"Apa!"

****

Dukungannya jangan lupa ya bestie 😘 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Mamh Rahma

Mamh Rahma

smngt abon mini💪😊

2023-05-15

0

Defi

Defi

orang tuanya ga jodoh jadi diterusin oleh anak2nya ya 🤭😄😄

2023-05-12

0

Mi Iwan

Mi Iwan

Thor... Mau nanya, apa asisten pelit banyak ubannya ngadepin abon mini..??

2023-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!