06. Tuan Muda Wira

Sore hari setelah semua persiapan penyambutan sang Tuan Muda ke 2. Vania sedang bersantai ria taman belakang mansion. Ia sengaja memang tidak memunculkan diri karena malas melihat Liam, laki-laki yang sangat di bencinya.

Para pekerja sudah menanti kedatangan Tuan Muda favorite mereka yang ramah, baik hati dan tidak arogan seperti sang kakak.

Mobil yang menjemput Wira telah tiba dan memasuki pintu gerbang lalu berhenti didepan pelataran depan mansion. Sosok pria tampan dengan tubuh tinggi kekar turun dan melangkah menghampiri kedua orang tuanya yang sudah menanti kedatangannya.

"Sayangnya mama, bagaimana kabarmu nak? Mama kangen sekali sama kamu, Wira." Nyonya Helen langsung berhambur memeluk putra bungsunya si kesayangan.

"Makin ganteng saja ini anak mama." Mencubit pipi sang putra gemas.

"Ish, mama apaan sih. Malu tahu itu dilihat sama yang lain. Aku sudah dewasa ma, bukan anak kecil lagi." Wira menunjuk beberapa pekerja yang tengah mengintip dari balik tembok. Mereka bahkan tampak cekikikan melihat perlakuan sang mama pada dirinya.

"Apa kabar, son?" Tuan Bisma memeluk sang putra.

"Baik, Pa." Jawab Wira pada sang Papa.

"Biarkan saja mereka melihat. Kamu memang si kecilnya mama, kok." Nyonya Helen mengapit lengan Wira lalu melangkah masuk kedalam mansion.

Ketika tak melihat sang kakak, Wira bertanya pada sang mama. " Oh ya, Ma. Kak Liam mana? Apa belum pulang dari kantor?"

"Biasalah Wir, kakakmu itu senangnya nongkrong sama teman-temannya yang ngak jelas itu."

"Siapa maksud Mama, kak Boy dan kak Peter? Mereka itu sebenarnya baik, karena belum berumah tangga saja mereka-mereka itu jadi, ya masih suka bersenang-senanglah."

"Kamu ini selalu saja membela Liam. Makannya kamu bilangin tuh kakakmu agar cepat-cepat mencari calon istri biar hidupnya teratur tidak seenaknya sendiri."

Wira mengerti bagaimana kedua orang tuanya begitu ingin sang kakak untuk segera berumah tangga dan memberikan mereka cucu sebagai penerus keluarga Ghazala.

"Iya iya Mamaku yang cantik. Nanti akan aku katakan pada kak Liam."

"Ya sudah, ayo...lebih baik kita makan saja. Bi Arum sudah memasak makanan kesukaanmu."

"Iya nanti Ma, aku mau kekamar dulu. Mandi dan sebaiknya kita tunggu kak Liam pulang baru kita makan malam bersama."

Nyonya Helen tersenyum dan setuju dengan saran putranya itu. " Ya sudah sana. Kita tunggu kakakmu sebentar lagi."

Sudah hampir satu jam mereka menunggu kepulangan Liam, akhirnya mereka pun mwmutuskan akan makan malam tanpa Liam. Namun, baru saja mereka mulai Liam tiba-tiba muncul dan langsung menghampiri keluarganya.

"Wira–kau sudah pulang, apa kabar?" Liam menghampiri sang adik lalu mereka saling berangkulan.

"Iya kak, kabarku baik. Kakak sendiri bagaimana? Kenapa jam segini baru pulang?"

"Biasalah, kau pasti sudah tahu, kan?" Dan dijawab anggukkan oleh sang adik.

Liam Tarendra Ghazala.

Vania Hasna

Wira Bheru Ghazala

Setelah saling melepas rindu, keluarga itupun mulai menikmati santap malam dengan hikmat. Setelahnya mereka berbincang ringan di ruang keluarga.

"Vania–tolkng kamu antarkan teh dan kopi ini keruang tengah ya! Jangan lupa camilannya."

Gadis muda itu terdiam sejenak, ia ragu untuk melakukannya. Sebab jika ia yang mengantarkan sudah pasti akan bertemu dengan si Tuan Muda Liam yang sangat tidak ingin dilihatnya.

"Vania, loh kok malag bengong? Ayo cepat antarkan, mereka pasti sudah menunggu."

"Bi, bisakah mbak Murni saja yang mengantarkan? Aku sangat malas bertemu dengan Tuan Muda Liam. Dia sangat galak dan menyeramkan." Vania beralasan.

Bi Arum menggelengkan kepalanya."Ya ampun Vania, Bibi kira kenapa. Sudah, kamu tidak usah menghiraukan Tuan Muda Liam, cukup antarkan dan sajikan di meja...itu saja yang harus kamu lakukan."

"Hh–baiklah Bi." Menghela nafas panjang lalu akhirnya menuruti perintah dari sang bibi.

"Bagaimana Wira, apa disana kamu sudah menemukan seorang gadis yang baik untuk dijadikan calon menantu mama?" Nyonya Helen sengaja bertanya seperti itu karena secara langsung sebenarnya ia ingin mwnyindir putra sulungnya. Sedangkan yang disindir hanya cuek saja.

"Mama ini apa-apaan sih, disana itu aku bekerja bukannya mau pacaran tahu, Ma. Kayak disini ngak ada gadis yang lebih ca–." Ucapan Wira terhenti ketika melihat kedatangan sosok gadis muda dengan penampilan sederhana namun tampak cantik dan menarik perhatiannya.

"Wow–manisnya."

"Permisi Tuan, Nyonya–."

Setelah meletakkan minuman dan camilan tersebut diatas meja, Vania pun bergegas undur diri namun, sapaan Nyonya Helen terpaksa mwnghentikan langkahnya.

"Ah, Vania cantik.Mau kemana? Tunggu sebentar.Perkenalkan ini putra kedua kami namanya Wira. Vania, lihatlah kesini, cantik!"

Vania yang sejak tadi menundukkan kepalanya sontak mendongak dan melihat pada Nyonya Helen kemudian beralih ke arah sosok tampan yang sedang tersenyum manis padanya.

DEG

" Aduh, gantengnya."

"Wira–hai, hallo...kenalkan namaku Wira." Wira mengibas-ngibaskan telapak tangannya didepan wajah Vania.

"Eh, I–iya Tuan Muda Wira. Na–nama saya Vania." Ia sampai tergagap karena baru tersadar dari lamunannya, sosok tampan dan ramah terpampang nyata dihadapannya. Tidak seperti pria disamping Wira yang selalu memasang tampang garang pada dirinya, sama sekali tak bersahabat.

"Kalau begitu saya permisi, Tuan-Tuan dan Nyonya."

"Dasar gadis murahan, memasang tampang lugu padahal seorang penggoda." Siapa lagi kalau bukan Liam yang berkomentar namun, hanya terungkap didalam hatinya saja. Entah mengapa ia sangat tidak suka melihat tingkah polos Vania atau karena melihat sang adik yang bersikap ramah pada gadis itu.

Sesampainya didapur Vania merasa sangat lega, karena akhirnya bisa terlepas dari tatapan menghunus dari Liam si Tuan Muda arogan.

"Fiuh, leganya."

Bi Arum mengernyit melihat tingkah Vania yang aneh. "Kamu kenapa Van? kok, seperti habis dikejar hantu saja pake merasa lega."

"Iya bi, yang ini lebih dari hantu sangat menyeramkan. Beda dengan Tuan Muda Wira yang hangat dan adem dipandangnya, ganteng banget deh, bi." Jawab Vania asal dan bi Arum tahu siapa hantu yang dimaksud.

"Vania Vania...nanti kalau Tuan Liam dengar bisa bahaya kamu, Van."

"Huh, biarin aja. Habis orang itu sangat menyebalkan aku tidak suka. Bi...ya malah pergi si bibi."

"Siapa yang menyebalkan?"

Sontak Vania menoleh kearah suara orang tersebut dan seketika tubuhnya langsung menegang dan dengan susah payah menelan salivanya.

"Duh, habislah aku."

"Aku tanya, siapa yang kamu bilang menyebalkan? Kenapa diam? Sini kamu, ayo ikut aku!" Dengan gerakan cepat Liam langsung menarik tangan Vania lalu, memaksanya untuk ikut, sampai didepan sebuah pintu kamar...Liam langsung menyeretnya masuk kedalam.

"Heh, anda mau apa Tuan Muda? Jangan macam-macam ya. Kalau anda sampai melecehkan saya lagi, saya akan berteriak dan membuka rahasia akan perbuatan biadab anda terhadap diri saya."

"Coba kalau kamu berani, akan aku terkam beneran kamu sekarang juga–." Liam mendorong tubuh mungil Vania sampai membentur kearah tembok lalu, mengukungnya.

"Ti–emmpp...Ja...emmpp."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nora♡~

Nora♡~

Ahaaah... bermula lah Aksi kecemburuan Liam.... apabila perangai dan kelakuan Liam menyebalkan dan perangai Wira yang ramah... sifat mereka bagaikan langit dan bumi.. gituu lanjuutt...

2023-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 01. Malapetaka
2 02. Liam Tarendra Ghazala
3 03. Bertemu kembali
4 04. Jangan-jangan aku hamil
5 05. 500 juta atau 1 milyar?
6 06. Tuan Muda Wira
7 07. Mau menikahi Vania?
8 08. Pulang kampung
9 09.Vania hamil, Ma
10 10. Perasaan bersalah
11 11. Pergi
12 12. Rempeyek Bayam Crispy Vania
13 13. Membujuk
14 14. Si Tuan Pemaksa
15 15. Kembali bekerja
16 16. Bertunangan
17 17. Pesta Pertunangan
18 18. Baku hantam
19 19. Melahirkan
20 20. Kiano Safaraz
21 21. Rencana Vania
22 22. Test DNA
23 23. Keputusan Vania
24 24. Terungkap
25 25. Pergi
26 26. Interview
27 27. Diterima
28 28. Hari pertama bekerja
29 29. Permintaan
30 30. Di jemput boss
31 31. Datang ke pesta
32 32. Bertemu Liam
33 33. Mengatar Vania pulang
34 34. Berkhayal yang iya iya
35 35. Kata sepakat
36 36. Hamil lagi
37 37. Pulang
38 38. Permintaan Wira
39 39. Belum siap
40 40. Pesta ulang tahun pertama Kiano
41 41. Menunaikan kewajiban
42 42. Khilaf
43 43. Rencana pasang kb
44 44. Hadiah pernikahan
45 45. Honeymoon
46 46. Bertemu Wira
47 47. Siapa Wira
48 48. Kepulangan Wira
49 49. Rasa yang masih ada
50 50.Kekasihku
51 51. Rencana Jahat Rendy
52 52. Menghadiri Pesta
53 53. Menyelamatkan Shinta
54 54.Permintaan Mama Helen
55 55. Keputusan akhir
56 56. Membawa kabur anak gadis orang
57 57. Surat Perjanjian
58 58. Pernikahan Wira & Shinta
59 59. Tamu tak diundang
60 60. Keceplosan
61 61. Namanya Lingerie
62 62. Men-service Suami
63 63. Aku menginginkanmu
64 64. Unboxing
65 65. Sikap Wira
66 66. Meraih surga dunia
67 67. Bulan Madu?
68 68. Mengantar istri
69 69. Dia siapa?
70 70. Membeli Gaun
71 71. Shinta tahu kebenarannya
72 72. Dilema
73 73. Sikap dingin Shinta
74 74. Kerumah Vania
75 75. Jatuh pingsan
76 76. Hamil?
77 77. Kecewa
78 78. Ketahuan
79 79. Mama Helen tahu
80 80. Kecupan hangat
81 81. Vania melahirkan
82 82. Kirena Azzahra
83 83. Berkunjung ke kantor Suami
84 84. Bertemu Anton
85 85. Hasutan Regina
86 86. Main bola bertiga
87 87. Tragedi berdarah
88 88. Kelahiran Baby Aaron
89 89. Kembalinya ingatan Shinta
90 90. Makan malam romantis
91 91.S2.Pesona Kiano
92 92.S2.Pembantu baru
93 93.S2.Wah....tampannya!
94 94.S2.Diantar ke Sekolah
95 95.S2.Tantangan untuk Kiano
96 96.S2. Menembak Inara
97 97.S2. Telah ternoda
98 98.S2. Cukup tahu diri
99 99.S2. Mual
100 100.S2. Malah Pacaran
101 101.S2. Apa yang mesti akun ingat?
102 102.S2. Datang ke pesta
103 103.S2. Pengakuan Inara
104 104.S2. Berhenti sekolah
105 105.S2. Mengakui
106 106.S2. Kabur
107 107.S2. Tawaran dari Jay
108 108.S2. Bersitegang
109 109.S2. Di usir
110 110.S2. Memberitahu Vania
111 111.S2. Menjemput Inara
112 112.S2. Ingin memeluknya
113 113.S2. Mas Kiano
114 114,S2. Perhatian suami
115 115.S2. Menyapa anak kita
116 116.S2. Tiga om super ganteng
117 117.S2. Malam kedua
118 118.S2. Kebahagiaan Inara
119 119.S2. Kelahiran baby Aska Hooman Ghazala (END)
Episodes

Updated 119 Episodes

1
01. Malapetaka
2
02. Liam Tarendra Ghazala
3
03. Bertemu kembali
4
04. Jangan-jangan aku hamil
5
05. 500 juta atau 1 milyar?
6
06. Tuan Muda Wira
7
07. Mau menikahi Vania?
8
08. Pulang kampung
9
09.Vania hamil, Ma
10
10. Perasaan bersalah
11
11. Pergi
12
12. Rempeyek Bayam Crispy Vania
13
13. Membujuk
14
14. Si Tuan Pemaksa
15
15. Kembali bekerja
16
16. Bertunangan
17
17. Pesta Pertunangan
18
18. Baku hantam
19
19. Melahirkan
20
20. Kiano Safaraz
21
21. Rencana Vania
22
22. Test DNA
23
23. Keputusan Vania
24
24. Terungkap
25
25. Pergi
26
26. Interview
27
27. Diterima
28
28. Hari pertama bekerja
29
29. Permintaan
30
30. Di jemput boss
31
31. Datang ke pesta
32
32. Bertemu Liam
33
33. Mengatar Vania pulang
34
34. Berkhayal yang iya iya
35
35. Kata sepakat
36
36. Hamil lagi
37
37. Pulang
38
38. Permintaan Wira
39
39. Belum siap
40
40. Pesta ulang tahun pertama Kiano
41
41. Menunaikan kewajiban
42
42. Khilaf
43
43. Rencana pasang kb
44
44. Hadiah pernikahan
45
45. Honeymoon
46
46. Bertemu Wira
47
47. Siapa Wira
48
48. Kepulangan Wira
49
49. Rasa yang masih ada
50
50.Kekasihku
51
51. Rencana Jahat Rendy
52
52. Menghadiri Pesta
53
53. Menyelamatkan Shinta
54
54.Permintaan Mama Helen
55
55. Keputusan akhir
56
56. Membawa kabur anak gadis orang
57
57. Surat Perjanjian
58
58. Pernikahan Wira & Shinta
59
59. Tamu tak diundang
60
60. Keceplosan
61
61. Namanya Lingerie
62
62. Men-service Suami
63
63. Aku menginginkanmu
64
64. Unboxing
65
65. Sikap Wira
66
66. Meraih surga dunia
67
67. Bulan Madu?
68
68. Mengantar istri
69
69. Dia siapa?
70
70. Membeli Gaun
71
71. Shinta tahu kebenarannya
72
72. Dilema
73
73. Sikap dingin Shinta
74
74. Kerumah Vania
75
75. Jatuh pingsan
76
76. Hamil?
77
77. Kecewa
78
78. Ketahuan
79
79. Mama Helen tahu
80
80. Kecupan hangat
81
81. Vania melahirkan
82
82. Kirena Azzahra
83
83. Berkunjung ke kantor Suami
84
84. Bertemu Anton
85
85. Hasutan Regina
86
86. Main bola bertiga
87
87. Tragedi berdarah
88
88. Kelahiran Baby Aaron
89
89. Kembalinya ingatan Shinta
90
90. Makan malam romantis
91
91.S2.Pesona Kiano
92
92.S2.Pembantu baru
93
93.S2.Wah....tampannya!
94
94.S2.Diantar ke Sekolah
95
95.S2.Tantangan untuk Kiano
96
96.S2. Menembak Inara
97
97.S2. Telah ternoda
98
98.S2. Cukup tahu diri
99
99.S2. Mual
100
100.S2. Malah Pacaran
101
101.S2. Apa yang mesti akun ingat?
102
102.S2. Datang ke pesta
103
103.S2. Pengakuan Inara
104
104.S2. Berhenti sekolah
105
105.S2. Mengakui
106
106.S2. Kabur
107
107.S2. Tawaran dari Jay
108
108.S2. Bersitegang
109
109.S2. Di usir
110
110.S2. Memberitahu Vania
111
111.S2. Menjemput Inara
112
112.S2. Ingin memeluknya
113
113.S2. Mas Kiano
114
114,S2. Perhatian suami
115
115.S2. Menyapa anak kita
116
116.S2. Tiga om super ganteng
117
117.S2. Malam kedua
118
118.S2. Kebahagiaan Inara
119
119.S2. Kelahiran baby Aska Hooman Ghazala (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!