Bab 19 Sakit?

Suasana kelas di  pagi hari di sebuah kampus negeri di kota besar. Begitu sepi, dalam satu kelas hanya terlihat 3 sampai 5 orang mahasiswa yang duduk. Ada yang sambil membaca buku dan sisanya mempelajari bahan sebelum diajarkan.

Sedangkan beberapa orang yang lain berkumpul di kantin mengerjakan tugas bersama. Mereka berkolaborasi untuk soal - soal yang menurut mereka sulit untuk dipecahkan sendiri.

“Eh ... lo kan yang tabrak gue di toko aksesoris kompuiter waktu itu? Lo, Raka, kan? Mahasiswa yang baru pindah dari luar negeri itu.”

Hal langka yang sangat jarang terjadi. Hari ini Kirana berangkat begitu pagi ke kampus. Biasanya dia memang senang datang pagi, tetapi kalau memang hari itu, dia memiliki kelas pagi.

Tetapi, hari ini jelas dia tidak memiliki kelas pagi sama sekali. Kelasnya baru akan dimulai pukul 1 siang nanti.

Hal yang pertama diincar oleh Kirana saat datang pagi ke sekolah adalah ruangan BEM. Dia merasa banyak sekali meninggalkan to do list yang harus dia lakukan. Namun, kumpulan beberapa mahasiswa di kantin menarik perhatiannya. Alhasil, dia menemukan Raka yang masih seorang diri di jalan penghubung menuju kantin. Laki - laki itu sedang mendengarkan musik menggunakan earphonenya.

“Kenapa tiba – tiba lo?”, Raka melepas earphone nya karena kesal Kirana terus memandangi kakinya.

“Gue tahu elo yang tabrak gue di toko aksesoris komputer begitu aja. Kenapa lo main pergi gitu aja? Udah tukang nguping, main nabrak orang sembarangan, terus selalu saja muncul di tempat - tempat yang tidak di duga. Kaki lo kenapa?”, entah sedang marah atau tidak.

Kirana tiba - tiba menurunkan volume suaranya saat melihat kaki Raka yang diperban.

“Bukannya elo yang nabrak, elo yang jalan nggak liat – liat?”, balas Raka menyeimbangkan volume suara Kirana.

“Kaki lo kenapa? Waktu itu juga lo kesakitan banget, padahal kena kaki gue dikit. Seharusnya, gue yang mengaduh kesakitan, karena jelas - jelas elo yang nabrak duluan. Kenapa malah bilang gue jalannya yang ga hati - hati.”, Kirana segera mengalihkan pembicaraan begitu dia terlihat bersalah.

“Dikit lo bilang, ini hampir aja udah bikin kulit betis gue robek.”, balas Raka.

Kali ini dia seolah tidak mau kalah. Raka bahkan berdiri tegak untuk menyeimbangkan tinggi Kirana. Tidak, tentu saja dia yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kirana.

“Kaki lo kenapa di perban? Lagi cosplay jadi mumi. Sekarang buktinya, lo bisa berdiri tegak sempurna. Ikut upacara juga kayanya lo ga masalah. ”, Kirana segera duduk di bangkunya dan memutar pandangannya masih menghadap ke arah Raka.

“Kena pecahan kaca. Kenapa? Bisa berdiri, tapi sakit.”, balas Raka menjawab dengan setengah hati.

Melihat Kirana duduk, dia juga ikut duduk di sampingnya.

“Oh. Berarti bukan salah gue dong. Ngomong – ngomong lo selalu datang pagi – pagi gini? Buat nguping pembicaraan orang?”, komentar Kirana sekarang menyerang poin lain yang membuatnya kesal dan curiga dengan Raka.

“Enak aja lo. Lagian, kuping juga kuping gue. Kalau gue dengar, berarti gue hanya memfungsikan kuping gue dengan baik. Kalau ga mau omongan lo di dengar orang lain, lebih baik bicara sambil berbisik - bisik. Bicara seperti pakai toak begitu. Orang lain di radius 1 km juga bisa dengar.”, balas Raka kembali.

“Hah.. capek juga ya, bicara sama lo. Sudahlah. Gue bilangin, apa yang lo lihat itu bukan berarti seperti yang lo pikirkan. By the way, kejadian kemarin gimana? Kenapa lo bisa jalan bareng ama pacarnya si Radit.”, Kirana menanyakan pertanyaan lain yang tiba - tiba teringat di kepalanya.

“Yang harusnya nanya itu gue, kenapa lo bisa jalan ama pacarnya Fay.”, alih - alih menjawab, Raka malah balik bertanya.

“Ada hubungan apa lo ama pacarnya Radit?”, Kirana begitu tertarik menanyakannya.

Ia hanya merasa mereka seperti punya hubungan khusus dan memang itu yang diharapkannya. Jika Fay juga selingkuh, toh masalah dia jalan bareng Radit juga kelar. Cewek satu itu harus tahu diri.

“Dia punya nama.”, balas Raka seolah membela Fay.

“Lo cemburu gue panggil dia dengan PACAR RADIT.”, Kirana memberikan sedikit penekanan pada kata itu.

“Ngajak ribut ya lo. Dia temen gue kenapa?”, balas Raka.

“Dari perancis juga?”, tanya Kirana.

“Enggak temen gue dulu waktu masih tinggal di Indonesia.”, Raka membalas sambil menolak untuk berhadapan dengan Kirana.

“Oh ... cinta lama bersemi kembali.”, Kirana berkata sesuka hatinya. Ia juga tak berniat melanjutkan obrolannya karena beberapa teman kelasnya sudah mulai berdatangan. Termasuk Ghea.

Hanya dalam waktu 15 menit, seluruh mahasiswa sudah banyak yang mengerumuni area kantin. Kirana tidak ingin terlihat dekat dengan Raka. Nanti malah menimbulkan pertanyaan lagi. Dia jalan dengan Radit saja, Ghea sudah heboh seperti menang lotre. Apalagi kalau dia terlihat berbicara dengan Raka.

“Ran… Kok lo tumben udah datang pagi - pagi. Hari ini bukannya kelas lo siang, ya? Kenapa udah datang aja?”, tanya Ghea bingung.

Di tangannya, Ghea memegang dua buah buku. Kelas yang hanya beberapa putaran dari kantin itu adalah kelasnya. Kirana sudah mengambil kelas ini semester lalu. Sementara Ghea harus rela mengulang.

“Barusan lo ngomong sama anak baru itu? Wah.. ada apa nih? Ada kedekatan apa?”, tanya Ghea kembali.

Kirana belum lagi menjawab pertanyaannya tapi Ghea sudah menghujaninya dengan banyak pertanyaan.

“Bukan urusan lo.. Heboh lagi nih entar. Udah sana masuk kelas.”, ucap Kirana mendorong Ghea untuk segera berhembus dari sana.

“Jadi, lo ngapain disini pagi - pagi?”, tanya Ghea lagi.

“Gue ada urusan. Udah sana.”, ucap Kirana.

“Jangan bilang lo mau ketemu Pak Rian lagi.”, tebakan Ghea memang selalu benar.

‘Tidak.. Bukan.. Tebakan Ghea tidak selalu benar, kok.’, Kirana langsung menggeleng - gelengkan kepalanya.

“Gue hari ini sibuk. Ga punya waktu untuk meladeni imajinasi gosip dari lo. Udah sana. Telat, lo ngulang lagi loh semester depan.”, kata Kirana menakut - nakuti.

“Ih.. ga seru banget sih, pake ngancem segala.”, Ghea langsung berlari menuju kelasnya.

Perkataan Kirana tadi jelas membuatnya sangat takut.

************

Tok tok tok tok

Tidak seperti biasanya, pintu ruangan dosen Fisika tertutup. Padahal, biasanya meski masih pagi pun, pintu itu masih terbuka.

“Yaa masuk.”, teriak seseorang dari dalam sana.

Kirana membuka pintu itu perlahan karena mengantisipasi siapa dosen yang sedang berada di dalam.

‘Oh?’, Kirana sedikit bingung karena tidak ada Rian disana.

Hanya ada dua orang dosen. Satunya dia tidak kenal. Mungkin dosen Fisika tapi untuk mahasiswa S2.

“Cari siapa?”, tanya seorang dosen wanita yang tidak dikenal oleh Kirana.

“Maaf, Bu. Pak Riannya sudah datang?”, tanya Kirana hati - hati.

“Oh.. Rian izin sakit hari ini. Kemarin dia juga tidak datang.”, ucap dosen yang satu lagi. Dosen pria yang duduknya pas di samping meja Rian.

“Oh? Rian sakit? Sejak kapan?”, tanya dosen wanita itu kaget.

“Kemarin. Dia sempat masuk untuk mengajar S2 kemudian mengeluh demam dan pulang.”, jawab dosen yang laki - laki.

“Kenapa tidak mengatakannya dari tadi.”, kata dosen wanita.

“Kamu tidak tanya. Memangnya kenapa?”, balas dosen pria.

“Kamu gak mau jenguk?”, tanya dosen yang wanita.

“Memangnya kamu tahu rumahnya dimana?”

Kedua dosen itu seolah melupakan keberadaan Kirana yang sudah berdiri disana menyaksikan percakapan mereka.

“Permisi, Pak, Bu. Kalau begitu saya pamit dulu.”, ucap Kirana langsung undur diri teratur sambil menutup pintunya kembali.

‘Hm.. Kak Rian sakit?’, pikirnya dalam hati.

Episodes
1 Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2 Bab 2 Dosen Killer
3 Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4 Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5 Bab 5 Gosip dan Single Parent
6 Bab 6 Tugas dari Dosen
7 Bab 7 Tertidur
8 Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9 Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10 Bab 10 Hah, kok bisa?
11 Bab 11 Pasti ada yang salah
12 Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Penjelasan
15 Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16 Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17 Bab 17 Salah Paham
18 Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19 Bab 19 Sakit?
20 Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21 Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22 Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23 Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24 Bab 24 Tindakan tak Terduga
25 Bab 25 Pria Nyebelin
26 Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27 Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28 Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29 Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30 Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31 Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32 Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33 Bab 33 What is wrong with Raka
34 Bab 34 Sandiwara Kirana
35 Bab 35 Kilas Balik
36 Bab 36 Awal Pertemuan
37 Bab 37 Hamil
38 Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39 Bab 39 Mimpi Buruk
40 Bab 40 Mantan Terindah
41 Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42 Bab 42 Radit Agresif
43 Bab 43 Akhirnya Jujur
44 Bab 44 Siapa Wanita itu?
45 Bab 45 Perkelahian di Klub
46 Bab 46 Memar
47 Bab 47 Masih Perhatian
48 Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49 Bab 49 Pengen Kabur
50 Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51 Bab 51 Patah Hati
52 Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53 Can’t forget you
54 Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55 Bab 55 Tanpa Status
56 Bab 56 Cemburu
57 Bab 57 Curhat
58 Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59 Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60 Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61 Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62 Bab 62 Kemarahan Rian
63 Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64 Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65 Bab 65 Perlahan Terungkap
66 Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67 Bab 67 Salah Sangka
68 Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69 Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70 Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71 Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72 Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73 Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74 Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75 Bab 75 Saling Bertanya
76 Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77 Bab 77 Penyelamat disaat genting
78 Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79 Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80 Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81 Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82 Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83 Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84 Bab 84 Bersembunyi
85 Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86 Bab 86 Situasi Genting
87 Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88 Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89 Bab 89 Mantan Suami Gue
90 Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91 Bab 91 Surat Ancaman
92 Bab 92 Cowok Red Flag
93 Bab 93 Rian punya mata - mata
94 Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95 Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96 Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97 Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98 Bab 98 Permintaan Maaf
99 Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100 Bab 100 Perang Dingin
101 Bab 101 Definisi Rasa
102 Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103 Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104 Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105 Bab 105 Showtime!
106 Bab 106 Mau kemana mereka?
107 Bab 107 Real Showtime!
108 Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109 Bab 109 Bukan Begini Caranya
110 Bab 110 Kesal
111 Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113 Bab 113 Chapter Baru
114 Bab 114 Keberanian
115 Bab 115 Ngampus lagi
116 Bab 116 Bagaimana mungkin?
117 Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118 Bab 118 Siapa itu?
119 Bab 119 Pembicaraan Serius
120 Bab 120 Proposal Dadakan?
121 Bab 121 Insiden di Kelas
122 Bab 122 Salah Paham
123 Bab 123 Kejutan
124 Bab 124 Kepercayaan
125 Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126 Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127 Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128 Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129 Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130 Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2
Bab 2 Dosen Killer
3
Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4
Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5
Bab 5 Gosip dan Single Parent
6
Bab 6 Tugas dari Dosen
7
Bab 7 Tertidur
8
Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9
Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10
Bab 10 Hah, kok bisa?
11
Bab 11 Pasti ada yang salah
12
Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Penjelasan
15
Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16
Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17
Bab 17 Salah Paham
18
Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19
Bab 19 Sakit?
20
Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21
Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22
Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23
Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24
Bab 24 Tindakan tak Terduga
25
Bab 25 Pria Nyebelin
26
Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27
Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28
Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29
Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30
Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31
Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32
Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33
Bab 33 What is wrong with Raka
34
Bab 34 Sandiwara Kirana
35
Bab 35 Kilas Balik
36
Bab 36 Awal Pertemuan
37
Bab 37 Hamil
38
Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39
Bab 39 Mimpi Buruk
40
Bab 40 Mantan Terindah
41
Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42
Bab 42 Radit Agresif
43
Bab 43 Akhirnya Jujur
44
Bab 44 Siapa Wanita itu?
45
Bab 45 Perkelahian di Klub
46
Bab 46 Memar
47
Bab 47 Masih Perhatian
48
Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49
Bab 49 Pengen Kabur
50
Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51
Bab 51 Patah Hati
52
Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53
Can’t forget you
54
Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55
Bab 55 Tanpa Status
56
Bab 56 Cemburu
57
Bab 57 Curhat
58
Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59
Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60
Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61
Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62
Bab 62 Kemarahan Rian
63
Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64
Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65
Bab 65 Perlahan Terungkap
66
Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67
Bab 67 Salah Sangka
68
Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69
Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70
Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71
Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72
Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73
Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74
Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75
Bab 75 Saling Bertanya
76
Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77
Bab 77 Penyelamat disaat genting
78
Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79
Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80
Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81
Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82
Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83
Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84
Bab 84 Bersembunyi
85
Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86
Bab 86 Situasi Genting
87
Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88
Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89
Bab 89 Mantan Suami Gue
90
Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91
Bab 91 Surat Ancaman
92
Bab 92 Cowok Red Flag
93
Bab 93 Rian punya mata - mata
94
Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95
Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96
Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97
Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98
Bab 98 Permintaan Maaf
99
Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100
Bab 100 Perang Dingin
101
Bab 101 Definisi Rasa
102
Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103
Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104
Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105
Bab 105 Showtime!
106
Bab 106 Mau kemana mereka?
107
Bab 107 Real Showtime!
108
Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109
Bab 109 Bukan Begini Caranya
110
Bab 110 Kesal
111
Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113
Bab 113 Chapter Baru
114
Bab 114 Keberanian
115
Bab 115 Ngampus lagi
116
Bab 116 Bagaimana mungkin?
117
Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118
Bab 118 Siapa itu?
119
Bab 119 Pembicaraan Serius
120
Bab 120 Proposal Dadakan?
121
Bab 121 Insiden di Kelas
122
Bab 122 Salah Paham
123
Bab 123 Kejutan
124
Bab 124 Kepercayaan
125
Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126
Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127
Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128
Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129
Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130
Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!