Bab 17 Salah Paham

“Jangan pernah menyalahkan orang lain terhadap apa yang kamu rasakan. Kamu berkontribusi sendiri pada hal itu. Apa gunanya kamu menghancurkan kerta tugas Kirana? Supaya apa? Supaya dia masuk ke peringkat terakhir? Asal kamu tahu, Kirana bukan perempuan lemah yang bisa kamu jatuhkan hanya dengan merusak kertas tugasnya. Saya peringatkan sekali lagi ke kamu, di kampus kita belajar bukan menjatuhkan. Apalagi untuk hal yang bersifat pribadi dan tidak ada hubungannya dengan urusan kampus.”

“....”, Yana terkejut dan terdiam.

Dia tidak menyangka Pak Rian akan mengatakan hal seperti itu padanya.

“Dengan atau tanpa kamu ngelakuin ini ke Kirana, posisi kamu di kelas akan tetap sama. Kecuali, kamu bisa mengubah cara berpikir kamu sendiri.”, lanjut Rian lagi.

Kata -  kata Rian begitu masuk ke hati Yana. Dia tidak menyangka pria itu tidak goyah dengan ancamannya dan malah men skak mat dirinya kembali. Yana tak bisa menahan dirinya. Pertahanannya runtuh dengan suara bariton kemarahan Rian barusan. Sambil menangis ia berusaha membuka pintu. Yana kembali berkaca ke belakang di sela - sela tangisnya.

Ia membuka pintu dan tanpa sengaja melihat siluet Kirana yang sedang berjalan kesini melalui sebuah pantulan cermin yang ada di salah satu ruangan tak jauh dari sana. Alhasil, sebuah ide muncul di kepala Yana.

Alih - alih melanjutkan langkahnya untuk keluar, dirinya malah membuka pintu lebar - lebar dan berlari ke arah Rian kemudian memeluknya.

Tentu saja Rian sangat terkejut dengan tindakan Yana. Dia merasa emosi namun tak bisa langsung mendorong gadis itu begitu saja. Dia hanya bisa menghela nafas tidak percaya dan emosi yang sudah sampai di ubun - ubun kepalanya.

‘Apa - apaan mahasiswa satu ini. Rian memejamkan matanya karena sedang menahan emosinya. Dia meremas kepalan tangannya karena marah.

Sayangnya, timing Kirana yang berencana masuk ke ruangan itu sangat tepat. Sesuai janji, dia memang harus bertemu dengan Pak Rian sore ini. Dia terpaku melihat apa yang ada di hadapannya. Saat itu, Rian tak menghadap ke pintu, sehingga dia tidak melihat kalau ada orang lain disana yang sedang melihatnya.

Kirana sempat terdiam sebentar sebelum kemudian berlari kencang. Saking tidak fokusnya, Kirana tak melihat apa yang ada di depannya dan justru hampir terjatuh setelah menabrak seseorang. Radit adalah pria yang ditabrak oleh Kirana.

Mereka ada janji untuk bertemu dan rapat dengan yang lainnya. Namun Kirana permisi sebentar untuk menemui Rian. Mereka yang lain juga belum berkumpul, Radit memilih menyusul Kirana agar nantinya bisa pergi bersama.

“Ran? Kamu gapapa?”, tanya Radit seketika saat menangkap tubuh Kirana yang hampir terjatuh.

Radit bisa dengan jelas melihat ada bulir air mata di wajahnya. Kirana yang sadar Radit memandangnya langsung menghapus pipinya. Kirana hanya bisa menggeleng dan segera berlari lagi mencari tempat dimana tidak ada orang disana.

Radit terheran dan sempat ingin mengejar Kirana. Namun, seseorang malah menghampirinya.

*************

“Eh ... lo liat Kirana nggak?”, tanya Radit pada setiap orang yang dia temui.

Radit sibuk bertanya – tanya mengenai keberadaan Kirana sampai seorang anak basket yang merupakan juniornya mengatakan bahwa Kirana terlihat berlari ke arah pintu gerbang kampus seperti terburu – buru mengejar sesuatu.

Tanpa pikir panjang, Radit segera menyambar tas miliknya beserta kunci mobilnya. Hari ini karena harus mengantarkan keperluan tim basket, ia harus membawa mobil.

Kirana terlihat berjalan di pinggiran ruko tempat penjualan alat elektronik

“Ran, lo kenapa? Ayo naik”, ujar Radit langsung menawarkan tumpangan.

Kirana masih belum menjawab.

“Ayo naik. Gue janji ga bakal tanya lo kenapa. Lo butuh teman kan sekarang. Ayo.”, ajak Radit berteriak dari dalam mobilnya.

Tanpa pikir panjang Kirana naik ke mobil Radit, mereka segera berbelok ke arah selatan. Kirana tak punya ide kemana Radit akan membawanya.

--------------

Radit membawa Kirana ke sebuah Cafe Live Music yang berada jauh dari kampus mereka. Sebenarnya, Kirana tak begitu mengerti mengapa Radit membawanya ke tempat ini. Tapi, berhubung dia sedang mencari pengalihan, dia ikut saja.

“Lo kenapa bawa gue kesini?”, tanya Rana begitu sampai di parkiran Cafe.

“Gue liat lo nangis, siapa tahu aja suasana disini bisa menenangkan lo.”, ucap Radit.

“Siapa bilang gue nangis, gue cuma kelilipan debu, tadi kan anginnya kencang. Lebay”, balas Rana.

“Apa? Terus kenapa lo lari?”, tanya Radit kebingungan.

“Gue capek pengen pulang, eh lo malah nyuruh gue naik mobil lo.”, Rana menjawab seolah - olah memang tidak terjadi apa - apa diantara mereka.

“Terus, gimana rapat acara yang mau diadakan? Tadi kan lo telpon gue buat rapat acara itu.”, tanya Radit.

“Gue udah kirim pesan ke anak - anak untuk diundur rapatnya jadi besok. Suasana hati gue sedang tidak baik. Lagian lo kan cuma advisor. Ga hadir rapat juga gapapa, kok. Gue mau bilang itu tadi, tapi lo dah buru - buru bilang, ‘Oke, oke gue dateng.’”, ujar Kirana menirukan gaya Radit menjawab teleponnya.

“Nah, itu benar suasana hati lo sedang tidak baik. Berarti bener dong gue ajak lo kesini.”, balas Radit tanpa menghiraukan kalimat Kirana selanjutnya.

“Ah udah – udah gue capek, pengen pulang.”, entah Kirana terlalu percaya diri atau tidak, tetapi Kirana merasa Radit seperti memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Sejak di toko kemarin, Kirana bisa merasakan kalau Radit sedang PDKT dengannya.

Kirana segera berjalan keluar ketika mobil Radit yang sudah berhenti di sebuah kafe yang cukup besar. Bentuknya ruko dengan desain kekinian. Dari luar Cafe sudah terdengar alunan musik yang sepertinya berasal dari rooftop.

BRAAK

“Raka?”, lagi dan lagi, Kirana bertabrakan dengan seseorang.

Entah apa yang terjadi dengan fokusnya hari ini. Dia berulang kali menabrak orang di jalan. Sekarang Raka? Kenapa laki - laki ini selalu saja berada di sekitarnya di saat - saat genting.

‘Kenapa dia bisa ada disini? Tunggu, dia mikir aneh ga, ya kalau liat gue bareng Radit. Aduh..’, Kirana langsung menyadari bagaimana posisinya saat ini.

“Kamu?”, Raka hanya bisa melontarkan kata itu pada Kirana.

Dia belum sempat berkenalan dengan cara yang normal dengan Kirana. Hanya saja, berkat pertemuan mereka yang tanpa sengaja beberapa kali, Raka cukup hapal siapa perempuan yang ada di depannya ini.

“Ngapain lo disini?”, Kirana bertanya dengan gaya sok ketusnya.

Tentu saja dia jadi merasa aneh ketika sebuah kebetulan malah terjadi berulang - ulang seperti ini.

“Radit? Jadi ini yang kamu bilang Rapat?”, tiba - tiba muncul kejutan yang lain di belakang mereka.

“Fay, bukannya kamu udah balik dari tadi?”, tanya Radit kebingungan.

Seingatnya sudah satu jam lebih berlalu sejak terakhir kali mereka bertemu disini. Radit membawa Kirana ke Cafe yang sama karena yakin Fay sudah tidak ada disana.

“Kenapa? Kamu pengen aku balik biar bisa berduaan ama cewek nggak tahu malu ini?”, emosi Fay membuatnya mengeluarkan semua kata - kata buruk yang ada di kepalanya. Intinya, tanpa proses filtrasi.

“Eh .. siapa yang lo bilang nggak tahu malu. Denger ya, kita kesini nggak mau ngapa – ngapain. Dan lagi, inget ya. Gue gak tertarik sama cowok orang”, ucap Kirana tegas.

Raka sedikit mengarahkan tatapannya pada Kirana. Emosi Fay bahkan membuat Kirana lebih emosi lagi. Bagaimana tidak, baru kali ini mereka berbicara, tapi Fay sudah meninggikan suaranya.

“Fay, kamu apa - apaan sih? Kita gak ngapa - ngapain.”, ucap Radit mencoba menengahi situasi.

“Gak ngapa - ngapain, tapi ke Cafe berdua? Kamu pikir aku bodoh.”, ucap Fay kali ini fokus pada Radit.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

si Yana cupu licik,,, kaya nya konplek makin panas

2023-12-02

0

abdan syakura

abdan syakura

Ayo ayo
Adu jotos...
Siapa Pemenang???🤕🤺

2023-05-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2 Bab 2 Dosen Killer
3 Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4 Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5 Bab 5 Gosip dan Single Parent
6 Bab 6 Tugas dari Dosen
7 Bab 7 Tertidur
8 Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9 Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10 Bab 10 Hah, kok bisa?
11 Bab 11 Pasti ada yang salah
12 Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Penjelasan
15 Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16 Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17 Bab 17 Salah Paham
18 Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19 Bab 19 Sakit?
20 Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21 Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22 Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23 Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24 Bab 24 Tindakan tak Terduga
25 Bab 25 Pria Nyebelin
26 Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27 Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28 Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29 Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30 Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31 Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32 Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33 Bab 33 What is wrong with Raka
34 Bab 34 Sandiwara Kirana
35 Bab 35 Kilas Balik
36 Bab 36 Awal Pertemuan
37 Bab 37 Hamil
38 Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39 Bab 39 Mimpi Buruk
40 Bab 40 Mantan Terindah
41 Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42 Bab 42 Radit Agresif
43 Bab 43 Akhirnya Jujur
44 Bab 44 Siapa Wanita itu?
45 Bab 45 Perkelahian di Klub
46 Bab 46 Memar
47 Bab 47 Masih Perhatian
48 Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49 Bab 49 Pengen Kabur
50 Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51 Bab 51 Patah Hati
52 Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53 Can’t forget you
54 Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55 Bab 55 Tanpa Status
56 Bab 56 Cemburu
57 Bab 57 Curhat
58 Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59 Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60 Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61 Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62 Bab 62 Kemarahan Rian
63 Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64 Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65 Bab 65 Perlahan Terungkap
66 Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67 Bab 67 Salah Sangka
68 Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69 Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70 Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71 Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72 Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73 Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74 Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75 Bab 75 Saling Bertanya
76 Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77 Bab 77 Penyelamat disaat genting
78 Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79 Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80 Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81 Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82 Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83 Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84 Bab 84 Bersembunyi
85 Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86 Bab 86 Situasi Genting
87 Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88 Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89 Bab 89 Mantan Suami Gue
90 Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91 Bab 91 Surat Ancaman
92 Bab 92 Cowok Red Flag
93 Bab 93 Rian punya mata - mata
94 Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95 Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96 Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97 Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98 Bab 98 Permintaan Maaf
99 Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100 Bab 100 Perang Dingin
101 Bab 101 Definisi Rasa
102 Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103 Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104 Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105 Bab 105 Showtime!
106 Bab 106 Mau kemana mereka?
107 Bab 107 Real Showtime!
108 Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109 Bab 109 Bukan Begini Caranya
110 Bab 110 Kesal
111 Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113 Bab 113 Chapter Baru
114 Bab 114 Keberanian
115 Bab 115 Ngampus lagi
116 Bab 116 Bagaimana mungkin?
117 Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118 Bab 118 Siapa itu?
119 Bab 119 Pembicaraan Serius
120 Bab 120 Proposal Dadakan?
121 Bab 121 Insiden di Kelas
122 Bab 122 Salah Paham
123 Bab 123 Kejutan
124 Bab 124 Kepercayaan
125 Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126 Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127 Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128 Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129 Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130 Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2
Bab 2 Dosen Killer
3
Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4
Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5
Bab 5 Gosip dan Single Parent
6
Bab 6 Tugas dari Dosen
7
Bab 7 Tertidur
8
Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9
Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10
Bab 10 Hah, kok bisa?
11
Bab 11 Pasti ada yang salah
12
Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Penjelasan
15
Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16
Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17
Bab 17 Salah Paham
18
Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19
Bab 19 Sakit?
20
Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21
Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22
Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23
Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24
Bab 24 Tindakan tak Terduga
25
Bab 25 Pria Nyebelin
26
Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27
Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28
Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29
Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30
Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31
Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32
Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33
Bab 33 What is wrong with Raka
34
Bab 34 Sandiwara Kirana
35
Bab 35 Kilas Balik
36
Bab 36 Awal Pertemuan
37
Bab 37 Hamil
38
Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39
Bab 39 Mimpi Buruk
40
Bab 40 Mantan Terindah
41
Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42
Bab 42 Radit Agresif
43
Bab 43 Akhirnya Jujur
44
Bab 44 Siapa Wanita itu?
45
Bab 45 Perkelahian di Klub
46
Bab 46 Memar
47
Bab 47 Masih Perhatian
48
Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49
Bab 49 Pengen Kabur
50
Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51
Bab 51 Patah Hati
52
Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53
Can’t forget you
54
Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55
Bab 55 Tanpa Status
56
Bab 56 Cemburu
57
Bab 57 Curhat
58
Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59
Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60
Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61
Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62
Bab 62 Kemarahan Rian
63
Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64
Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65
Bab 65 Perlahan Terungkap
66
Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67
Bab 67 Salah Sangka
68
Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69
Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70
Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71
Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72
Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73
Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74
Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75
Bab 75 Saling Bertanya
76
Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77
Bab 77 Penyelamat disaat genting
78
Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79
Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80
Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81
Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82
Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83
Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84
Bab 84 Bersembunyi
85
Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86
Bab 86 Situasi Genting
87
Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88
Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89
Bab 89 Mantan Suami Gue
90
Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91
Bab 91 Surat Ancaman
92
Bab 92 Cowok Red Flag
93
Bab 93 Rian punya mata - mata
94
Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95
Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96
Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97
Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98
Bab 98 Permintaan Maaf
99
Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100
Bab 100 Perang Dingin
101
Bab 101 Definisi Rasa
102
Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103
Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104
Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105
Bab 105 Showtime!
106
Bab 106 Mau kemana mereka?
107
Bab 107 Real Showtime!
108
Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109
Bab 109 Bukan Begini Caranya
110
Bab 110 Kesal
111
Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113
Bab 113 Chapter Baru
114
Bab 114 Keberanian
115
Bab 115 Ngampus lagi
116
Bab 116 Bagaimana mungkin?
117
Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118
Bab 118 Siapa itu?
119
Bab 119 Pembicaraan Serius
120
Bab 120 Proposal Dadakan?
121
Bab 121 Insiden di Kelas
122
Bab 122 Salah Paham
123
Bab 123 Kejutan
124
Bab 124 Kepercayaan
125
Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126
Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127
Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128
Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129
Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130
Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!