Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi

“Fay, lo ngerti dong posisi gue. Gue ini kan ketua BEM, jadi wajar dong kalo gue sibuk.”, ujar Radit.

“Tapi gue ngerasa lo lagi ngejauhin gue. Apa jangan – jangan yang anak – anak bilang tentang lo itu bener lagi!”, ucap Fay tidak mau kalah

“Jadi lo mulai percaya dengan gosip? Sejak kapan lo jadi nggak berfikir rasional kayak gini. Gue suka lo yang rasional.”, balas Radit.

“Jadi lo nggak suka gue yang sekarang?”, ujar Fay. Perdebatan semakin tak bisa dihindarkan.

“Fay, ngertiin gue. Kalo gitu mulai sekarang kita break dulu aja. Saling introspeksi kesalahan masing – masing. Gue masih ada pertemuan sama anak BEM lainnya.”, ucap Radit memutuskan meninggalkan Fay di tempat dia berdiri sekarang.

“Radit ... Radit ..tega ya lo”, Fay tak bisa menahan emosinya.

Pertengkaran mereka menjadi tontonan orang – orang di kafe. Untung saja mereka tidak sedang berada di kafe depan kampus. Kalau tidak berita ini tentu jadi berita paling hot satu kampus bahkan melebihi berita mereka pertama kali jadian.

“Halo, Rana... Iya ini gue baru aja mau kesana... Anak – anak udah ngumpul semua? ... Kafe biasa... Oke Yok ...”, jawab Radit melalui sambungan teleponnya.

“Sebaiknya, kamu aku antar pulang.”, Radit yang tadi sudah meninggalkan Fay kembali menghampirinya.

Kafe ini jauh dari mana - mana. Meski mereka baru saja bertengkar, Radit merasa tak tega meninggalkan pacarnya sendiri disana.

“Kirana? Dia anak BEM Fakultas yang waktu itu jalan sama kamu, kan? Jadi kamu selingkuh ama dia.”, teriak Fay.

Sepertinya keputusan Radit untuk kembali adalah keputusan yang salah.

“Kamu apa – apaan sih? Nggak denger tadi aku bilang apa, aku mau rapat BEM”, balas Radit tak kalah tinggi karena Fay sudah terlebih dulu menaikkan suaranya.

“Tapi dia yang digosipin anak – anak.”, lanjut Fay lagi.

“Gosip lagi, gosip lagi, terserah kamu deh. Kalo kamu nggak mau aku antar. Aku jalan duluan.” Radit membayar bill mereka di kasir dan segera menuju mobil miliknya. Hanya dalam waktu beberapa menit saja. Ia berhasil melaju cepat meninggalkan Fay sendiri di kafe itu menuju kafe tempat pertemuannya bersama anak - anak BEM lainnya.

Fay hanya bisa terpaku di tempat duduknya. Rasanya kemarin mereka masih baik – baik aja. Tapi kenapa Radit mendadak jadi sok sibuk gini. Dengan wajah kesal, Fay memandang sekeliling berharap tak ada yang mengenalnya di kafe ini.

Bahaya kalau sampai teman – temannya tahu. Tapi pandangannya terhenti di sudut kafe, persis pada siluet yang tengah memakai earphone dan memainkan gitarnya. Sendiri.

“Raka? Lo Raka kan?”, tanya Fay menghampiri sosok pria yang dikenalnya.

Siluet yang dipandangi itu mengalihkan perhatian pada suara mungil milik Fay. Ia tersenyum simpul sambil melepas earphone dan meletakkan gitar kemudian tak lupa mempersilahkan gadis manis ini untuk duduk di sampingnya.

Kebetulan bangku yang didudukinya adalah sofa.  Sudut ini merupakan lokasi VIP yang disediakan kafe ini. Harganya juga tidak murah.

“Sejak kapan lo disini?”, kalimat pertama yang dikeluarkan Raka.

Sambil tersenyum, kali ini ia meletakkan earphone itu di atas meja.

“Seharusnya gue yang nanya. Sejak kapan lo udah di Indonesia lagi? Kenapa lo nggak cerita ke gue kalo lo udah balik?”, tanya Fay dengan ekspresi yang 180 derajat terbalik dari beberapa saat yang lalu.

“Maksud lo? Bukannya malam itu gue udah ngehubungin ponsel lo.”, balas Raka.

“Oh .. jadi waktu lo bilang mau melayang menghampiri samudra luas itu? Salah lo sih pake kata – kata puitis nggak tahu tempatnya.”, balas Fay.

Sepertinya Raka tak tahu mengenai pertengkarannya barusan, karena pria ini memakai earphone dan tingkahnya juga seperti tak terjadi apa – apa. Ia cukup mengenal lelaki ini, meski ada keributan besar pun, ia akan tetap santai di tempatnya seperti sekarang ini.

“Lo kan seangkatan gue, ato lo udah lulus kuliah di Perancis?”, seolah tak ingin percakapan mereka segera berakhir, Fay mulai berpindah ke topik - topik lain.

“Pindah?”, tanya Fay memastikan kembali kalau telinganya memang mendengar sesuatu yang benar.

Raka menjelaskan semuanya. Fay tak bisa mengungkapkan bagaimana terkejutnya dia, bahkan mereka dulu sempat satu sekolah dan dia tak tahu sama sekali.

Bla bla bla .. Raka begitu  nyaman menceritakan semuanya. Bahkan Fay terlihat sudah melupakan pertengkarannya barusan dengan Radit. Mereka menghabiskan waktu sambil bernostalgia dan saling curhat kehidupan mereka selama ini.

Bahkan untuk kejadian 10 tahun yang lalu saat mereka masih sama – sama berusia 8 tahun. Bagaimana histerisnya tangis Fay ketika Raka harus pergi jauh dan menurutnya takkan kembali lagi. Ia menceritakan bagaimana ibundanya membeli segudang barbie untuk membuatnya berhenti menangis. Sesekali mereka berbicara ke hal – hal yang serius sampai tertawa di setiap selingan cerita masa lalu mereka.

--------------

“Kamu mau mengakuinya di depan saya atau tidak? Sekarang juga, saya bisa langsung kasih ‘I’ ke nilai mata kuliah kamu. Setelah itu, kamu tidak perlu lagi masuk kelas saya.”, ucap Rian pada seorang mahasiswa yang sudah menunduk panik.

“Bapak nggak bisa langsung kasih nilai ‘I’ ke mata kuliah ini. Karena begitu saya lihat ada nilai ‘I’ di mata kuliah ini, saya bisa pastikan bapak juga bakal ditendang dari kampus ini.”, ucap seorang mahasiswa pada Rian.

Wajah paniknya tadi berubah menjadi wajah ancaman. Rian lumayan terkejut, namun dia berhasil menjaga wibawanya agar mahasiswa di depannya tidak bertindak semakin kurang ajar.

“Kamu tolong bicara yang sopan ya. Ini bukan masalah saya dengan kamu, tapi Dosen dengan Mahasiswa”, ucap Rian dengan nada tegas.

“Bapak segitu keselnya karena saya menghancurkan kertas tugas nya Kirana?”, ucap Mahasiswa itu dengna pandangan menantang pada Rian.

“Kamu sudah melanggar peraturan kampus namanya, nilai ‘I’ sebenarnya belum sepadan dengan sikap curang yang sudah kamu lakukan.”, balas Rian.

“Kenapa? Gak tega? Asal Bapak tahu, Kirana pantes merasakan itu. Huh, memangnya dia kira dia tidak bisa berada di ranking terakhir”, ucap mahasiswa itu pada Rian.

“Kamu, keluar dari ruangan saya sekarang. Saya pastikan kamu tidak lulus mata kuliah ini. ”, ucap Rian.

“Terserah bapak, mau dikasih nilai ‘I’ , ‘C’, atau langsung tidak lulus mata kuliah ini juga terserah. Saya cukup puas hanya dengan bisa melihat Bapak dan Kirana ditendang dari kampus ini secepatnya.”, omongan mahasiswa itu semakin kurang ajar.

Rian berdecih geram, kemudian berjalan ke arah pintu mengunci dan menutup jendela.

“Jangan pernah menyalahkan orang lain terhadap apa yang kamu rasakan. Kamu berkontribusi sendiri pada hal itu. Apa gunanya kamu menghancurkan kerta tugas Kirana? Supaya apa? Supaya dia masuk ke peringkat terakhir? Asal kamu tahu, Kirana bukan perempuan lemah yang bisa kamu jatuhkan hanya dengan merusak kertas tugasnya. Saya peringatkan sekali lagi ke kamu, di kampus kita belajar bukan menjatuhkan. Apalagi untuk hal yang bersifat pribadi dan tidak ada hubungannya dengan urusan kampus.”, Rian memastikan mengatakan kalimat itu di telinga Yana, seorang mahasiswa perempuan yang dengan beraninya berkata tidak pantas di depan Rian.

“....”, Yana terkejut dan terdiam.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

gila ya si Yana,,,, cupu cupu ternyata rubah,,,

2023-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2 Bab 2 Dosen Killer
3 Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4 Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5 Bab 5 Gosip dan Single Parent
6 Bab 6 Tugas dari Dosen
7 Bab 7 Tertidur
8 Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9 Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10 Bab 10 Hah, kok bisa?
11 Bab 11 Pasti ada yang salah
12 Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Penjelasan
15 Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16 Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17 Bab 17 Salah Paham
18 Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19 Bab 19 Sakit?
20 Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21 Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22 Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23 Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24 Bab 24 Tindakan tak Terduga
25 Bab 25 Pria Nyebelin
26 Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27 Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28 Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29 Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30 Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31 Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32 Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33 Bab 33 What is wrong with Raka
34 Bab 34 Sandiwara Kirana
35 Bab 35 Kilas Balik
36 Bab 36 Awal Pertemuan
37 Bab 37 Hamil
38 Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39 Bab 39 Mimpi Buruk
40 Bab 40 Mantan Terindah
41 Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42 Bab 42 Radit Agresif
43 Bab 43 Akhirnya Jujur
44 Bab 44 Siapa Wanita itu?
45 Bab 45 Perkelahian di Klub
46 Bab 46 Memar
47 Bab 47 Masih Perhatian
48 Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49 Bab 49 Pengen Kabur
50 Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51 Bab 51 Patah Hati
52 Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53 Can’t forget you
54 Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55 Bab 55 Tanpa Status
56 Bab 56 Cemburu
57 Bab 57 Curhat
58 Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59 Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60 Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61 Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62 Bab 62 Kemarahan Rian
63 Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64 Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65 Bab 65 Perlahan Terungkap
66 Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67 Bab 67 Salah Sangka
68 Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69 Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70 Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71 Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72 Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73 Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74 Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75 Bab 75 Saling Bertanya
76 Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77 Bab 77 Penyelamat disaat genting
78 Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79 Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80 Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81 Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82 Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83 Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84 Bab 84 Bersembunyi
85 Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86 Bab 86 Situasi Genting
87 Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88 Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89 Bab 89 Mantan Suami Gue
90 Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91 Bab 91 Surat Ancaman
92 Bab 92 Cowok Red Flag
93 Bab 93 Rian punya mata - mata
94 Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95 Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96 Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97 Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98 Bab 98 Permintaan Maaf
99 Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100 Bab 100 Perang Dingin
101 Bab 101 Definisi Rasa
102 Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103 Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104 Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105 Bab 105 Showtime!
106 Bab 106 Mau kemana mereka?
107 Bab 107 Real Showtime!
108 Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109 Bab 109 Bukan Begini Caranya
110 Bab 110 Kesal
111 Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113 Bab 113 Chapter Baru
114 Bab 114 Keberanian
115 Bab 115 Ngampus lagi
116 Bab 116 Bagaimana mungkin?
117 Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118 Bab 118 Siapa itu?
119 Bab 119 Pembicaraan Serius
120 Bab 120 Proposal Dadakan?
121 Bab 121 Insiden di Kelas
122 Bab 122 Salah Paham
123 Bab 123 Kejutan
124 Bab 124 Kepercayaan
125 Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126 Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127 Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128 Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129 Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130 Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2
Bab 2 Dosen Killer
3
Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4
Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5
Bab 5 Gosip dan Single Parent
6
Bab 6 Tugas dari Dosen
7
Bab 7 Tertidur
8
Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9
Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10
Bab 10 Hah, kok bisa?
11
Bab 11 Pasti ada yang salah
12
Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Penjelasan
15
Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16
Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17
Bab 17 Salah Paham
18
Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19
Bab 19 Sakit?
20
Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21
Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22
Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23
Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24
Bab 24 Tindakan tak Terduga
25
Bab 25 Pria Nyebelin
26
Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27
Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28
Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29
Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30
Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31
Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32
Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33
Bab 33 What is wrong with Raka
34
Bab 34 Sandiwara Kirana
35
Bab 35 Kilas Balik
36
Bab 36 Awal Pertemuan
37
Bab 37 Hamil
38
Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39
Bab 39 Mimpi Buruk
40
Bab 40 Mantan Terindah
41
Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42
Bab 42 Radit Agresif
43
Bab 43 Akhirnya Jujur
44
Bab 44 Siapa Wanita itu?
45
Bab 45 Perkelahian di Klub
46
Bab 46 Memar
47
Bab 47 Masih Perhatian
48
Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49
Bab 49 Pengen Kabur
50
Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51
Bab 51 Patah Hati
52
Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53
Can’t forget you
54
Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55
Bab 55 Tanpa Status
56
Bab 56 Cemburu
57
Bab 57 Curhat
58
Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59
Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60
Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61
Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62
Bab 62 Kemarahan Rian
63
Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64
Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65
Bab 65 Perlahan Terungkap
66
Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67
Bab 67 Salah Sangka
68
Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69
Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70
Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71
Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72
Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73
Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74
Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75
Bab 75 Saling Bertanya
76
Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77
Bab 77 Penyelamat disaat genting
78
Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79
Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80
Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81
Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82
Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83
Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84
Bab 84 Bersembunyi
85
Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86
Bab 86 Situasi Genting
87
Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88
Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89
Bab 89 Mantan Suami Gue
90
Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91
Bab 91 Surat Ancaman
92
Bab 92 Cowok Red Flag
93
Bab 93 Rian punya mata - mata
94
Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95
Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96
Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97
Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98
Bab 98 Permintaan Maaf
99
Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100
Bab 100 Perang Dingin
101
Bab 101 Definisi Rasa
102
Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103
Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104
Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105
Bab 105 Showtime!
106
Bab 106 Mau kemana mereka?
107
Bab 107 Real Showtime!
108
Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109
Bab 109 Bukan Begini Caranya
110
Bab 110 Kesal
111
Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113
Bab 113 Chapter Baru
114
Bab 114 Keberanian
115
Bab 115 Ngampus lagi
116
Bab 116 Bagaimana mungkin?
117
Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118
Bab 118 Siapa itu?
119
Bab 119 Pembicaraan Serius
120
Bab 120 Proposal Dadakan?
121
Bab 121 Insiden di Kelas
122
Bab 122 Salah Paham
123
Bab 123 Kejutan
124
Bab 124 Kepercayaan
125
Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126
Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127
Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128
Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129
Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130
Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!