Bab 14 Penjelasan

Seusai pengumuman dan kelas terakhir dari Bu Rika, Kirana langsung berjalan menuju ruangan Rian. Langkahnya penuh keyakinan untuk menanyakan, ‘Bagaimana bisa dia justru berada di peringkat terakhir padahal dia sudah mengerjakan tugas itu dengan sungguh - sungguh. Bahkan dia harus tidur hanya dua jam saja dan mengantarkan tugas kembali jam 6 pagi.’.

Ghea sudah mencoba mencegah Kirana. Namun, usahanya gagal. Sahabatnya itu seperti tidak bisa lagi dihentikan karena ini berhubungan dengan nilai kuliah. Masa depannya.

“Ran, santai dulu. Jangan main langsung samperin ke ruangan beliau. Kamu coba kirim pesan dulu. Email kek apa kek.”, kata Ghea memberikan saran. 

“Ga bisa. Tu orang harus gue samperin. Emangnya gue ngerjain tugas itu gampang apa. Ga mungkin banget gue peringkat terakhir. Ghe, kalopun jawaban gue salah, itu ga mungkin lebih dari setengah dari jumlah soal. Sementara, kalau lihat nilai yang diberikan oleh Bu Rika tadi, gue dapet 10, Ghe. berarti jawaban gue cuma 10 yang benar dari 100 soal. Ga make sense.”, kata Kirana emosi. 

“Aduh.. gue males banget berurusan sama dosen killer macam Pak Rian. Bisa - bisa gue dapet nilai ‘I’. Kan cuma tugas Ran. Siapa tahu aja lo memang salah jawaban.”, kata Ghea masih berusaha menghentikan. 

“Kalo lo takut dan ga mau nemenin, It’s okay. Gue jalan sendiri. Ga masalah.”, kata Kirana terus melanjutkan langkahnya. 

“Duh….”, Ghea memilih untuk tidak ikut daripada dia harus dapat nilai ‘I’ untuk mata kuliah ini. 

“Semoga lo berhasil ya, Ran. Maafkan teman lo yang pengecut ini.”, kata Ghea dengan suara kecil. Ucapannya sudah pasti tidak akan terdengar oleh Kirana yang sudah pergi melesat jauh. 

**********

“Maaf, pak. Saya ingin meminta penjelasan atas nilai Fisika yang tadi baru disampaikan oleh Bu Rika di kelas.”, ucap Kirana to the point.

Kirana datang di waktu yang tepat sekali. Tidak ada orang lain di ruangan itu kecuali Pak Rian. Sepertinya Bu Rika masih ada kelas dimana dia juga akan mengumumkan hal yang sama dengan pengumuman yang dia sampaikan tadi di kelas Kirana.

“Untuk apa?”, tanya Rian yang sedang duduk santai di kursi empuknya dengan sebuah novel berada di tangannya.

Rian masih tidak berniat untuk menutup novel tersebut dan masih menunggu kalimat selanjutnya keluar dari mulut Kirana.

Ini sudah menjadi pertemuan mereka yang kedua selama semester 3 ini. Pertemuan dimana hanya ada mereka berdua saja.

“Meskipun saya bodoh. Tapi sepanjang sejarah saya tidak pernah mendapat peringkat terburuk di kelas. Apalagi ini adalah peringkat terakhir dengan nilai ‘10’. Saya tidak bisa menerima ini, Pak. Sudah pasti terjadi kesalahan dalam penilaian. Saya mohon Pak Rian untuk memeriksa kembali.”, ucap Kirana memberikan tekanan pada beberapa kalimat yang dia rasa perlu ditegaskan.

Kirana, gadis itu melihat pria yang ada di depannya dengan perasaan setengah - setengah. Dia adalah dosen Fisika di kampusnya yang terdengar killer. Kemudian, dia juga adalah pria yang pernah ada dalam hidupnya dan memberikan luka yang sangat besar untuknya disana.

Keberanian Kirana untuk bisa langsung mempertanyakan nilainya tak terlepas dari dirinya yang masih melihat hubungan itu dalam dirinya dan Rian. Rasa kesalnya dengan lebih mudah dia luapkan.

Jika hal seperti ini terjadi pada dosen lain, Kirana tentu tak berani untuk bersikap demikian.

“Saya rasa tidak ada. Lembar jawaban itu dinilai dengan cara di scan. Jadi saya tidak melakukan pemeriksaan manual. Jika ada kesalahan, mungkin kamu yang salah memberikan jawaban.”, jawab Rian.

Kini, pria itu sudah mau menurunkan novel yang dia baca. Tapi, dia masih memegangnya. Matanya tajam menatap Kirana yang berdiri di hadapannya.

“Tapi saya tidak merasa kertas saya rusak pak. Dan saya yakin, walaupun jawaban saya salah, tidak mungkin lebih dari 50% nya salah. Sebodoh - bodohnya saya di mata kuliah Fisika, saya tidak mungkin mendapatkan nilai 10.”, ucap Kirana.

Suaranya sedikit bergetar. Dia merasa telah dicurangi.

“Mungkin saja jawaban kamu memang salah. Ingat, tupai yang pandai memanjat sekalipun bisa terjatuh. Mungkin saja kamu salah satu dari tupai – tupai itu.”, ucapan Rian barusan malah melukai hati Kirana.

‘Kenapa dia malah menyamaiku dengan tupai. Apa dia gila.’, kata Kirana kesal dalam hati.

“Bapak nggak lagi nyamain saya ama tupai kan pak?”, ucap Kirana dengan nada yang jelas saja marah.

“Ya, terserah bagaimana kamu mengartikannya. Kalau sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi. Kamu boleh keluar.”, ucap Rian dingin.

‘Kenapa responnya sekarang malah jadi lebih dingin begini.’, pikir Kirana dalam hati.

Dia mengira, Rian akan menjelaskan padanya dengan penuh perhatian. Kenapa malah seperti mengajak bersitegang begini?

“Pak! Bapak gak bisa gitu dong. Saya hanya ingin memeriksa kembali”, Kirana kembali berteriak dan sepertinya ia tak mau kalah untuk yang satu ini. Sama seperti yang lainnya. Nilai adalah hidupnya saat ini di kampus. Dia sudah bekerja keras untuk itu.

“Silahkan keluar. Saya masih ada janji dengan mahasiswa lain.”, ucap Rian yang saat itu memang kemungkinan akan ada janji dengan mahasiswa yang akan bimbingan skripsi.

“Kamu nggak sedang ngerjain aku kan, mas?”, Kirana mulai menggunakan kata – kata yang biasa dia gunakan pada Rian.

“Kirana, kita sekarang sedang ada di kampus. Kamu tidak sopan. Bukankah kamu yang sangat tidak menginginkan kata - kata seperti itu muncul di sekitaran kampus?”, ucap Rian memberikan peringatan.

“Kenapa? Kebaca niat kamu? Kamu sengaja, kan biar aku datang kesini untuk tanya. Pasti kamu sengaja bikin nilai aku jelek. Terus apa maksudnya kamu harus jadi pengganti Bu Rika? Kamu sengaja juga untuk itu biar bisa terus mengawasi aku?”, Kirana sepertinya sudah kehilangan akal sehatnya.

“Kirana, saya masih ada janji dengan mahasiswa lain. Sebentar lagi mungkin dia akan datang. Kamu keluar sekarang. Jangan sampai ada yang mendengar ini dan salah mengartikan.”, ucap Rian tegas.

“Kenapa? Kamu takut kalau orang - orang tahu kalau kamu mantan suami aku? Bukannya kamu yang terus melewati batasan yang ada. Sekarang, kamu mau cosplay apa? Di tahun pertama kuliah, kamu cosplay jadi mantan suami yang pura - pura baik. Sekarang kamu mau kembali ke jati diri kamu sebenarnya?”, ucap Kirana dengan lantang.

“Kirana!.”, Rian menghentikan kata - kata Kirana yang sudah melewati batas.

‘Hah.. sepertinya aku salah sudah memancing emosinya.’, ucap Rian dalam hati.

“Saya akan cek lembar jawaban kamu kembali. Sekarang kamu keluar dulu.”, ucap Rian.

“Saya mau SEKARANG.”, balas Kirana.

“Saya ada bimbingan TA. Kamu bisa temui lagi saya disini jam 4 sore.”, balas Rian.

Kirana seolah mengiyakan dengan ekspresinya. Kemudian dia membuka pintu ruangan itu untuk keluar.

Alangkah terkejutnya Kirana. Ternyata di luar sudah ada seorang mahasiswa. Raka. Mahasiswa yang tadi baru saja dia lihat di kelas mereka. Entah sejak kapan laki - laki itu ada di luar.

Tidak hanya Kirana. Rian juga terkejut. Dia memang ada janji dengan mahasiswa S2. Tetapi masih sekitar 20 menit lagi. Dan mahasiswa itu tentunya bukan Raka. Dia juga baru pertama kali melihat mahasiswa itu.

Rian segera memperbaiki ekspresi wajahnya.

“Iya? Kamu cari siapa?”, tanya Rian pada mahasiswa itu.

Sedangkan Kirana, gadis itu sempat melirik ke arah Raka sebentar, kemudian langsung pergi meninggalkan ruangan itu. Ada sedikit bulir air mata yang turun di pipinya yang tak disadari Rian sebelumnya.

“Saya cari Pak Rian, dosen Fisika? Saya mahasiswa baru pindahan dari Perancis.”, balas Raka.

“Oh.. oke.. Iya.. saya sudah dengar dari Dekan. Katanya kamu ada rencana mau bergabung di riset ilmiah kampus. Tapi, bukannya janjinya sore ini?”, tanya Rian heran.

Selain sebagai dosen, Rian juga baru saja aktif untuk menjalankan riset ilmiah kampus khusus untuk Fisika. Riset ini nantinya akan di submit jika ada kesempatan olimpiade atau konferensi internasional.

Dekan Fakultas merekomendasikan Raka yang memiliki bakat di bidang ini kepada Rian. Tapi, Dekan mengatakan pertemuannya sore ini, setelah dia menyelesaikan bimbingan TA dan satu jadwal mengajarnya hari ini.

“Ah… saya hanya tidak sabar untuk memperkenalkan diri. Saya sangat ingin segera berpartisipasi dalam kelompok riset kampus.

“A-ah.. ha-ha.. Silahkan duduk.”, ucap Rian mempersilahkan.

************

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

🤭🤣🤣🤣🤣
Duduk Raka... Duduk...

2023-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2 Bab 2 Dosen Killer
3 Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4 Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5 Bab 5 Gosip dan Single Parent
6 Bab 6 Tugas dari Dosen
7 Bab 7 Tertidur
8 Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9 Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10 Bab 10 Hah, kok bisa?
11 Bab 11 Pasti ada yang salah
12 Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Penjelasan
15 Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16 Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17 Bab 17 Salah Paham
18 Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19 Bab 19 Sakit?
20 Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21 Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22 Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23 Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24 Bab 24 Tindakan tak Terduga
25 Bab 25 Pria Nyebelin
26 Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27 Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28 Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29 Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30 Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31 Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32 Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33 Bab 33 What is wrong with Raka
34 Bab 34 Sandiwara Kirana
35 Bab 35 Kilas Balik
36 Bab 36 Awal Pertemuan
37 Bab 37 Hamil
38 Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39 Bab 39 Mimpi Buruk
40 Bab 40 Mantan Terindah
41 Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42 Bab 42 Radit Agresif
43 Bab 43 Akhirnya Jujur
44 Bab 44 Siapa Wanita itu?
45 Bab 45 Perkelahian di Klub
46 Bab 46 Memar
47 Bab 47 Masih Perhatian
48 Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49 Bab 49 Pengen Kabur
50 Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51 Bab 51 Patah Hati
52 Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53 Can’t forget you
54 Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55 Bab 55 Tanpa Status
56 Bab 56 Cemburu
57 Bab 57 Curhat
58 Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59 Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60 Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61 Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62 Bab 62 Kemarahan Rian
63 Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64 Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65 Bab 65 Perlahan Terungkap
66 Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67 Bab 67 Salah Sangka
68 Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69 Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70 Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71 Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72 Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73 Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74 Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75 Bab 75 Saling Bertanya
76 Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77 Bab 77 Penyelamat disaat genting
78 Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79 Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80 Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81 Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82 Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83 Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84 Bab 84 Bersembunyi
85 Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86 Bab 86 Situasi Genting
87 Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88 Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89 Bab 89 Mantan Suami Gue
90 Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91 Bab 91 Surat Ancaman
92 Bab 92 Cowok Red Flag
93 Bab 93 Rian punya mata - mata
94 Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95 Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96 Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97 Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98 Bab 98 Permintaan Maaf
99 Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100 Bab 100 Perang Dingin
101 Bab 101 Definisi Rasa
102 Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103 Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104 Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105 Bab 105 Showtime!
106 Bab 106 Mau kemana mereka?
107 Bab 107 Real Showtime!
108 Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109 Bab 109 Bukan Begini Caranya
110 Bab 110 Kesal
111 Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113 Bab 113 Chapter Baru
114 Bab 114 Keberanian
115 Bab 115 Ngampus lagi
116 Bab 116 Bagaimana mungkin?
117 Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118 Bab 118 Siapa itu?
119 Bab 119 Pembicaraan Serius
120 Bab 120 Proposal Dadakan?
121 Bab 121 Insiden di Kelas
122 Bab 122 Salah Paham
123 Bab 123 Kejutan
124 Bab 124 Kepercayaan
125 Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126 Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127 Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128 Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129 Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130 Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2
Bab 2 Dosen Killer
3
Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4
Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5
Bab 5 Gosip dan Single Parent
6
Bab 6 Tugas dari Dosen
7
Bab 7 Tertidur
8
Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9
Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10
Bab 10 Hah, kok bisa?
11
Bab 11 Pasti ada yang salah
12
Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Penjelasan
15
Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16
Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17
Bab 17 Salah Paham
18
Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19
Bab 19 Sakit?
20
Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21
Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22
Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23
Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24
Bab 24 Tindakan tak Terduga
25
Bab 25 Pria Nyebelin
26
Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27
Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28
Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29
Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30
Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31
Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32
Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33
Bab 33 What is wrong with Raka
34
Bab 34 Sandiwara Kirana
35
Bab 35 Kilas Balik
36
Bab 36 Awal Pertemuan
37
Bab 37 Hamil
38
Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39
Bab 39 Mimpi Buruk
40
Bab 40 Mantan Terindah
41
Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42
Bab 42 Radit Agresif
43
Bab 43 Akhirnya Jujur
44
Bab 44 Siapa Wanita itu?
45
Bab 45 Perkelahian di Klub
46
Bab 46 Memar
47
Bab 47 Masih Perhatian
48
Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49
Bab 49 Pengen Kabur
50
Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51
Bab 51 Patah Hati
52
Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53
Can’t forget you
54
Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55
Bab 55 Tanpa Status
56
Bab 56 Cemburu
57
Bab 57 Curhat
58
Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59
Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60
Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61
Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62
Bab 62 Kemarahan Rian
63
Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64
Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65
Bab 65 Perlahan Terungkap
66
Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67
Bab 67 Salah Sangka
68
Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69
Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70
Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71
Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72
Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73
Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74
Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75
Bab 75 Saling Bertanya
76
Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77
Bab 77 Penyelamat disaat genting
78
Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79
Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80
Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81
Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82
Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83
Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84
Bab 84 Bersembunyi
85
Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86
Bab 86 Situasi Genting
87
Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88
Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89
Bab 89 Mantan Suami Gue
90
Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91
Bab 91 Surat Ancaman
92
Bab 92 Cowok Red Flag
93
Bab 93 Rian punya mata - mata
94
Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95
Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96
Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97
Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98
Bab 98 Permintaan Maaf
99
Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100
Bab 100 Perang Dingin
101
Bab 101 Definisi Rasa
102
Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103
Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104
Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105
Bab 105 Showtime!
106
Bab 106 Mau kemana mereka?
107
Bab 107 Real Showtime!
108
Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109
Bab 109 Bukan Begini Caranya
110
Bab 110 Kesal
111
Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113
Bab 113 Chapter Baru
114
Bab 114 Keberanian
115
Bab 115 Ngampus lagi
116
Bab 116 Bagaimana mungkin?
117
Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118
Bab 118 Siapa itu?
119
Bab 119 Pembicaraan Serius
120
Bab 120 Proposal Dadakan?
121
Bab 121 Insiden di Kelas
122
Bab 122 Salah Paham
123
Bab 123 Kejutan
124
Bab 124 Kepercayaan
125
Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126
Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127
Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128
Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129
Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130
Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!