Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti

Tok tok

Terdengar suara pintu ruangan dosen dibuka. Tepatnya ruangan dimana Pak Rian dan beberapa dosen Fisika lainnya berada. Hanya ada 4 orang dosen Fisika di kampus itu. Dua orang dosen mengajar mata kuliah Fisika lanjutan untuk tingkat akhir dan dua orang dosen mengajar mata kuliah Fisika Dasar untuk mahasiswa tingkat pertama dan kedua.

Khusus untuk Pak Rian, beliau juga sekarang mengajar mahasiswa tingkat pertama dan kedua. Sisanya belum mengajar mahasiswa S2 dan bimbingan skripsi.

“Ada Rian?”, tanya seorang pria paruh baya yang merupakan dekan Fakultas Teknik di kampus itu.

“Rian lagi ke toilet, nah itu dia Pak.”, jawab seorang dosen Fisika lain yang sedang berada disana.

Rian yang tadi habis dari toilet ternyata sudah berada di belakang sang Dekan.

“Iya, kenapa Pak?”, tanya Rian.

Pria itu hanya mengenakan sandal jepit saja. Tangan dan wajahnya nampak basah. Sepertinya dia tengah bersiap - siap untuk menunaikan ibadah sholat.

“Mau sholat, ya?”, Pak Dekan langsung to the point.

“Iya Pak. Rencananya begitu.”, ucap Rian yang seolah memberikan kode bahwa untuk pembicaraan 5-10 menit, dia masih oke.

“Ya sudah. Saya ganggu sebentar ya. Kamu bisa bantu ajar kelas yang diambil Rika?”, tanya Dekan langsung masuk ke inti.

“Eh? Memangnya Rika mau kemana, Pak?”, tanya Rian.

Siapapun dosen yang mendapatkan pertanyaan seperti itu, pasti akan membalas dengan pertanyaan yang sama.

“Alhamdulillah dia hamil, setelah 5 tahun menunggu. Sayangnya, kondisi kehamilannya sangat lemah. Jadi, anjuran dokter, dia harus lebih banyak bed rest di rumah. Aktivitas bisa, tapi tidak boleh banyak. Karena itu, saya mau mengganti semua kelas yang dia ajar untuk tahun pertama dan kedua ke kamu. Dia masih akan mengajar tahun pertama, tapi hanya satu kelas saja.”, jelas Dekan.

“Masih ada sekitar 10 siswa S1 bimbingan skripsi dengannya. Saya juga mau transfer 5 orangnya ke kamu. Jadi kamu total megang 15, ya?”, tanya Dekan itu memastikan.

“Kalau ditambah dengan yang S2, jadi 20 Pak sebenarnya. Saya pegang 12 siswa sekarang. Kalau 5 di transfer dari Bu Rika, plus 3 mahasiswa pasca sarjana, total jadi 20, pak.”, balas Rian.

“Bisalah.. 20 orang, ya Rian. Kamu kan masih single. Kamu bisa ambil kelas tahun pertama kemudian kedua. Untuk mata kuliah di fakultas lain, saya coba diskusikan dengan Dekan terkait. Seharusnya jangan pakai kamu terus.”, kata Dekan tersebut.

‘Tahun kedua. Kelas Kirana. Bagaimana ekspresinya kalau dosen yang paling dia hindari jadi dosen mata kuliah yang paling dia benci.’, pikir Rian dalam hati.

**************

“Hah? Bu Rika ngomong apa barusan? Diganti?”, tanya Kirana langsung syok dan memegang lengan Ghea.

Ekspresinya seperti orang yang hampir tertangkap orang tua sedang bolos sekolah.

“Hm.. diganti sama Pak Rian. Mulai minggu depan.”, ucap Ghea memperjelas statement yang baru beberapa detik yang lalu disebutkan oleh Bu Rika.

Kalimat selanjutnya? Jangan ditanya. Kirana sudah tidak memperhatikannya lagi.

‘Kenapa harus begini? Satu tahun dia berhasil menghindar dari kelasnya Pak Rian. Dia sudah rela pasang WiFi super kenceng dengan uang jajannya untuk dapat kelas Bu Rika. Sekarang malah harus ganti?

“Kalau begini ngapain gue capek - capek war pagi - pagi cuma buat ambil kelas Bu Rika.”, ekspresi Kirana sudah tidak karuan.

Ternyata, Kirana bukanlah satu - satunya yang memasang wajah sedih, panik, cemas, dan takut. Tapi hampir semua mahasiswa di ruangan tersebut langsung mengeluh.

Rian, Dosen Mata Kuliah Fisika yang baru mengajar sekitar 2 setengah tahun yang lalu itu adalah Dosen paling dihindari di kampus. Dia gak hanya killer tapi kejamnya luar biasa. Sudah tiga mahasiswa yang dia buat ‘I’ di transkrip mereka. ‘I’ alias Incomplete.

Siapapun yang dapat huruf itu di transkrip bahkan jauh sebelum kuliah semester itu selesai, sudah otomatis harus mengulang kembali. Rian, dia tidak segan - segan memberikan hukuman paling mengerikan itu untuk mahasiswa yang tidak mendengarkan nya, meremehkan nya, dan curang / plagiat sudah pasti berpotensi untuk mendapatkan nilai itu.

Untuk Kirana, semua itu tidak masalah, tetapi bertemu lagi dengan Rian merupakan penyiksaan untuknya.

‘Setelah apa yang aku lakukan untuk terhindar darinya. Kenapa sekarang malah kembali bertemu lagi?’, teriak Kirana dalam hati.

Dua tahun yang lalu.

Tint Tint Tint 

Sebuah mobil mendekati Kirana yang berjalan dari jalan depan menuju pintu gerbang kampus. 

“Ke kampus?”, tanya orang itu saat membuka jendela mobilnya. 

Kirana mengenal suara itu. Dia tidak menjawab dan terus melanjutkan langkahnya. Kirana menepi sampai ke pinggir trotoar tanpa melihat ke kanan sama sekali. 

Dua bulan kemudian di kantin. Kirana pulang kemalaman karena ada satu tugas yang masih harus dia kerjakan di lab kampus. Mayoritas teman - temannya sudah pulang lebih dulu. Sebelum melanjutkan tugasnya yang tinggal sedikit lagi, Kirana kelaparan dan mencoba mencari sesuatu ke kantin. 

Beruntung masih ada dua tiga tempat yang masih buka. 

“Pulang malam?”, suara seseorang dari belakang di sebuah lorong mengejutkan Kirana. 

Kali ini dia menoleh. 

“Hn. Saya mohon Bapak tidak bersikap sok kenal dengan saya. Permisi.’, ucap Kirana melanjutkan langkahnya. 

Namun, tidak seperti sebelum - sebelumnya dimana Rian tak mencegatnya sama sekali, kali ini tangannya ditarik. 

“Apa - apaan sih Pak. Ini di kampus.”, kata Kirana terkejut. 

Belanjaan di tangannya hampir terjatuh. 

“Kamu benar - benar ingin bersikap tidak saling kenal?”, tanya Rian memastikan. 

“Untuk apa saya harus bersikap kenal dengan Bapak. Toh hanya akan menimbulkan pertanyaan di antara teman - teman saya dan juga sesama dosen. Bukankah begitu? Jadi, lebih baik bersikap tidak saling kenal. Karena, sejak hari itu memang kita sudah tidak ingin saling kenal lagi kan? Saya tidak tahu kenapa tiba - tiba Bapak bisa ada di kampus ini menjadi dosen.”, kata Kirana dengan tatapan yang tajam dan marah. 

Beberapa bulan setelah percakapan intensi itu, libur semester dimulai dan Kirana tak pernah bertemu lagi dengan Rian untuk waktu yang cukup lama. 

Brak.. suara sebuah benda dihempaskan ke meja mengejutkan Kirana yang saat itu sedang menuju ke ruangan dekan. Untuk pergi ke ruangan Dekan, dia harus melewati beberapa ruangan - ruangan dosen. 

Itu adalah saat dia pertama kali berjalan ke area dosen. Mereka bahkan bertemu di perpustakaan untuk bimbingan dengan pembimbing akademis. Kirana dan sekitar 20 orang lainnya yang memiliki dosen pembimbing akademis yang sama. 

“Saya sudah cukup jelas mengatakan. Plagiat tidak ada dalam kamus saya. Lebih baik kamu cari dosen pembimbing lain.”, suara yang terdengar di balik dinding jelas - jelas adalah suara Rian. 

Dan benar sekali, beberapa saat kemudian pria itu keluar dari pintu dengan wajah serius. Jantung Kirana langsung berdetak kencang. 

‘Deg.’

Rian memang sempat berhenti sebentar di samping Kirana. Namun, dia langsung pergi lagi tanpa mengatakan sepatah katapun.

Episodes
1 Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2 Bab 2 Dosen Killer
3 Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4 Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5 Bab 5 Gosip dan Single Parent
6 Bab 6 Tugas dari Dosen
7 Bab 7 Tertidur
8 Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9 Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10 Bab 10 Hah, kok bisa?
11 Bab 11 Pasti ada yang salah
12 Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Penjelasan
15 Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16 Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17 Bab 17 Salah Paham
18 Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19 Bab 19 Sakit?
20 Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21 Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22 Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23 Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24 Bab 24 Tindakan tak Terduga
25 Bab 25 Pria Nyebelin
26 Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27 Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28 Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29 Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30 Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31 Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32 Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33 Bab 33 What is wrong with Raka
34 Bab 34 Sandiwara Kirana
35 Bab 35 Kilas Balik
36 Bab 36 Awal Pertemuan
37 Bab 37 Hamil
38 Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39 Bab 39 Mimpi Buruk
40 Bab 40 Mantan Terindah
41 Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42 Bab 42 Radit Agresif
43 Bab 43 Akhirnya Jujur
44 Bab 44 Siapa Wanita itu?
45 Bab 45 Perkelahian di Klub
46 Bab 46 Memar
47 Bab 47 Masih Perhatian
48 Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49 Bab 49 Pengen Kabur
50 Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51 Bab 51 Patah Hati
52 Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53 Can’t forget you
54 Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55 Bab 55 Tanpa Status
56 Bab 56 Cemburu
57 Bab 57 Curhat
58 Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59 Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60 Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61 Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62 Bab 62 Kemarahan Rian
63 Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64 Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65 Bab 65 Perlahan Terungkap
66 Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67 Bab 67 Salah Sangka
68 Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69 Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70 Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71 Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72 Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73 Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74 Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75 Bab 75 Saling Bertanya
76 Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77 Bab 77 Penyelamat disaat genting
78 Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79 Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80 Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81 Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82 Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83 Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84 Bab 84 Bersembunyi
85 Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86 Bab 86 Situasi Genting
87 Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88 Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89 Bab 89 Mantan Suami Gue
90 Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91 Bab 91 Surat Ancaman
92 Bab 92 Cowok Red Flag
93 Bab 93 Rian punya mata - mata
94 Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95 Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96 Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97 Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98 Bab 98 Permintaan Maaf
99 Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100 Bab 100 Perang Dingin
101 Bab 101 Definisi Rasa
102 Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103 Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104 Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105 Bab 105 Showtime!
106 Bab 106 Mau kemana mereka?
107 Bab 107 Real Showtime!
108 Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109 Bab 109 Bukan Begini Caranya
110 Bab 110 Kesal
111 Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113 Bab 113 Chapter Baru
114 Bab 114 Keberanian
115 Bab 115 Ngampus lagi
116 Bab 116 Bagaimana mungkin?
117 Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118 Bab 118 Siapa itu?
119 Bab 119 Pembicaraan Serius
120 Bab 120 Proposal Dadakan?
121 Bab 121 Insiden di Kelas
122 Bab 122 Salah Paham
123 Bab 123 Kejutan
124 Bab 124 Kepercayaan
125 Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126 Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127 Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128 Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129 Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130 Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2
Bab 2 Dosen Killer
3
Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4
Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5
Bab 5 Gosip dan Single Parent
6
Bab 6 Tugas dari Dosen
7
Bab 7 Tertidur
8
Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9
Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10
Bab 10 Hah, kok bisa?
11
Bab 11 Pasti ada yang salah
12
Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Penjelasan
15
Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16
Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17
Bab 17 Salah Paham
18
Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19
Bab 19 Sakit?
20
Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21
Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22
Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23
Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24
Bab 24 Tindakan tak Terduga
25
Bab 25 Pria Nyebelin
26
Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27
Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28
Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29
Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30
Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31
Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32
Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33
Bab 33 What is wrong with Raka
34
Bab 34 Sandiwara Kirana
35
Bab 35 Kilas Balik
36
Bab 36 Awal Pertemuan
37
Bab 37 Hamil
38
Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39
Bab 39 Mimpi Buruk
40
Bab 40 Mantan Terindah
41
Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42
Bab 42 Radit Agresif
43
Bab 43 Akhirnya Jujur
44
Bab 44 Siapa Wanita itu?
45
Bab 45 Perkelahian di Klub
46
Bab 46 Memar
47
Bab 47 Masih Perhatian
48
Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49
Bab 49 Pengen Kabur
50
Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51
Bab 51 Patah Hati
52
Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53
Can’t forget you
54
Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55
Bab 55 Tanpa Status
56
Bab 56 Cemburu
57
Bab 57 Curhat
58
Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59
Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60
Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61
Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62
Bab 62 Kemarahan Rian
63
Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64
Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65
Bab 65 Perlahan Terungkap
66
Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67
Bab 67 Salah Sangka
68
Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69
Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70
Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71
Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72
Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73
Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74
Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75
Bab 75 Saling Bertanya
76
Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77
Bab 77 Penyelamat disaat genting
78
Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79
Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80
Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81
Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82
Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83
Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84
Bab 84 Bersembunyi
85
Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86
Bab 86 Situasi Genting
87
Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88
Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89
Bab 89 Mantan Suami Gue
90
Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91
Bab 91 Surat Ancaman
92
Bab 92 Cowok Red Flag
93
Bab 93 Rian punya mata - mata
94
Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95
Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96
Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97
Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98
Bab 98 Permintaan Maaf
99
Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100
Bab 100 Perang Dingin
101
Bab 101 Definisi Rasa
102
Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103
Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104
Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105
Bab 105 Showtime!
106
Bab 106 Mau kemana mereka?
107
Bab 107 Real Showtime!
108
Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109
Bab 109 Bukan Begini Caranya
110
Bab 110 Kesal
111
Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113
Bab 113 Chapter Baru
114
Bab 114 Keberanian
115
Bab 115 Ngampus lagi
116
Bab 116 Bagaimana mungkin?
117
Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118
Bab 118 Siapa itu?
119
Bab 119 Pembicaraan Serius
120
Bab 120 Proposal Dadakan?
121
Bab 121 Insiden di Kelas
122
Bab 122 Salah Paham
123
Bab 123 Kejutan
124
Bab 124 Kepercayaan
125
Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126
Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127
Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128
Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129
Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130
Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!