Bab 10 Hah, kok bisa?

Kelas Fisika kembali dimulai. Padahal rasanya baru kemarin Kirana harus sakit kepala karena mengerjakan tugas - tugas Fisika yang diberikan oleh Pak Rian selaku dosen pengganti. Kelas hari ini mulai pukul 10 dan selesai pukul 11.40 menit.

“Ran, Ran. Sudah jam segini, kok Bu Rika belum masuk juga, ya? Apa jangan - jangan Bu Rika ga masuk lagi?”, tanya Ghea dengan nada menakutkan.

“Ih… jangan ngagetin gitu bisa gak sih, Ghe. Ini tuh belum jam 10. Masih 9.55. Masih ada waktu 5 menit lagi.”, kata Kirana yang super sensitif mendengarkan nama ‘Pak Rian’ disebutkan.

Kirana sudah melakukan banyak pengorbanan besar hanya untuk bisa mendapatkan kelas ini. Artinya, dia sudah mengeluarkan modal besar agar bisa masuk ke kelas Bu Rika dan terbebas dari kelas Pak Rian.

“Sensi amat sih. Heh.. gue bilangin nih ya. Dimana - mana dosen itu masuknya 15 menit sebelum kelas. Apalagi Bu Rika. Beliau kan rajinnya ngalahin orang sekampus.”, kata Ghea.

Kali ini Ghea bukanlah bermetafora. Bu Rika memang terkenal sebagai guru yang paling rajin. Dia sering kali masuk 15 menit sebelum kelas dimulai jika sebelumnya Bu Rika tidak memiliki kelas.

Dan hari ini adalah hari yang dimaksud. Kalau melihat jadwal, Bu Rika hanya memiliki jadwal mengajar pagi jam 10 dan kemudian siang jam 2.

“Mungkin beliau hari ini ada bimbingan mahasiswa, jadi telat.”, Kirana sedari tadi masih berusaha untuk ber-positive thinking.

Dia tidak bisa membayangkan kalau hari ini Bu Rika juga tidak masuk. Pokoknya dia tidak mau membayangkannya.

“Pak Rian, Pak Rian.”, kata Ghea menunjuk ke pintu masuk.

Saat itu, Kirana memang sedang sibuk melihat laptopnya karena sedang berusaha merevisi proposal pentas seni yang akan diadakan di kampusnya.

Dengan darah berdesir dan jantung yang deg-deg-an, Kirana melihat ke arah pintu yang ditunjuk oleh Ghea, sahabatnya.

“Ghea……!!!!!! Awas lo, ya.”, kata Kirana dengan muka merahnya.

Dia sudah sangat emosi karena temannya itu berani - beraninya mempermainkannya.

“Ha-ha-ha-ha… ya ampun, Ran. Se-trauma itu lo sama Pak Rian. Doi baik loh, ganteng lagi. Sayang aja sudah om - om.”, kata Ghea tengah melayangkan godaannya pada Kirana.

“Udah Ih. Awas lo ya, sekali lagi sebut - sebut nama Pak Rian. Nanti tuh dia jadi datang. Lo panggil mulu namanya.”, kata Kirana memukul bahu temannya.

Tak lama setelah mereka berdebat, seorang wanita dengan tinggi semampai masuk melalui pintu yang tadi ditunjuk - tunjuk oleh Ghea.

Saat itu juga Kirana akhirnya bisa bernafas lega. Orang yang dia tunggu - tunggu, meskipun bukan mata kuliahnya, akhirnya datang menyelamatkan hari-nya.

“Anak – anak maaf kan ibu ya. Kemarin Ibu tidak bisa masuk mengajar di kelas karena ada urusan mendadak. Ibu dengar Pak Rian sudah ngasih kalian tugas. Dan ternyata rekap nilainya juga sudah diberikan pada ibu. Nanti sore baru akan ditempel di portal, ya.”, ucap Bu Rika segera langsung to the point saat memasuki kelas.

Dia meletakkan tasnya. Kirana masih tekun mengamatinya. Dia sangat ingin memastikan kalau Bu Rika yang mengajarnya hari ini.

Biasanya, untuk setiap tugas, Dosen memang langsung akan memajang nilainya di portal online kampus. Hal ini untuk mempermudah transparansi nilai pada hasil akhir nanti. Siswa memiliki rekapan nilainya dan bisa menghitung sendiri sehingga tidak ada kesalahan.

Transparansi ini juga membantu mereka untuk bisa berusaha dan mengatur strategi lebih baik agar bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Misalnya, jika mereka mendapatkan performa yang buruk di tugas - tugas awal atau tengah semester, maka mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mendapatkan yang terbaik pada ujian akhir semester.

Apalagi masing - masing jenis tugas dan ujian itu memiliki proporsinya masing - masing. Dan semua itu sudah dijelaskan di awal saat mereka pertama kali masuk kelas.

Tak heran mereka begitu gigih dan tak main – main dalam mengerjakan tugas. Tentu jika tak mau nama mereka dipermalukan menjadi urutan terakhir. Ya, hal yang unik di beberapa kelas di kampus ini adalah dosen senang menampilkan nilai mahasiswa.

Bukan hanya ingin sekedar pamer - pameran atau saling menjatuhkan tetapi kemudian dosen memberikan transparansi agar siswa yang kurang bisa menghubungi siswa yang memiliki nilai yang baik. Tak jarang, Dosen juga membantu untuk memberikan partner belajar dalam satu tim yang terdiri dari variasi tingkatan nilai yang berbeda.

Dan di kelas ini urutan pertama selalu berubah – ubah tapi satu yang tak pernah berubah adalah siswa yang berada di peringkat terakhir. Yana, gadis cupu berkacamata tebal itu selalu menduduki peringkat terakhir.

Kirana bahkan mengira mungkin dia sudah kebal dengan semua cercaan yang datang padanya. Meski dosen bermaksud baik, namun tetap saja ada anak - anak di kampus yang melakukan hal yang tidak menyenangkan.

Terkadang Kirana menaruh empati pada Yana. Besar sekali hatinya sampai bisa menahan semua cercaan teman - temannya yang bahkan lebih kejam dari host acara gosip.

Sedangkan Kirana, ia selalu menempati posisi yang sama,  peringkat kelima. Jalan otaknya memang tidak sepintar itu untuk urusan Fisika. Tapi ia cukup rajin untuk sekedar mengulang pelajaran dan bertanya pada Ghea yang sudah pernah beberapa kali mendapat peringkat pertama dan merasakan bagaimana rasanya di traktir di restoran jepang ternama di Jakarta.

Ya, terkadang Dosen juga senang memberikan apresiasi pada 5 hingga 10 besar yang masuk peringkat pertama.

Biasanya hadiah – hadiah seperti ini baru diberikan pada perhitungan peringkat untuk ujian sekolah.

“Kali ini pasti Yana lagi yang di urutan terakhir. Ya kan bu ?” ucap Sella, cewek paling songong seantero sekolah, padahal peringkat dia juga cuma belasan.

“Ooh.. saya rasa kalian salah. Kali ini yang berada di urutan terakhir justru Kirana.”, Bak disambar petir, meski  bu Rika menyampaikan dengan santai, tapi tetap terdengar seperti sambaran petir di siang bolong untuknya. .

Semua melongo termasuk Kirana, meski ia tidak pandai Fisika tapi ia tak pernah memikirkan bahwa ia akan berada di peringkat paling akhir untuk latihan ini. Ia bertanya – tanya. Karena ini pertama kalinya ia mendapat peringkat terakhir, ia bersyukur tak ada hinaan yang keluar dari mulut teman – temannya. Karena mereka juga cukup shock bahkan untuk sekedar mengungkapkan hinaan. Sedangkan, Yana  justru merangkak ke peringkat 11. Semua orang heran.

“Bu, apa ibu yakin tidak ada kesalahan?”, tanya Kirana sambil mendekati dosen tersebut.

Kelas sepertinya mau dimulai, tetapi Kirana merasa ini tidak benar. Dia mengerjakannya dengan sungguh - sungguh, meskipun sambil mengeluarkan sumpah serapah.

“Maaf bu, ini yang menilai Pak Rian, ya?”, tanya Kirana langsung to the point.

Ini pertanyaan optional. Tidak mungkin dia mendapatkan peringkat sampai terakhir. Jika memang dia tidak teliti mengerjakannya, minimal peringkat 10 atau 20. Di kelas ini ada sekitar 60-70 mahasiswa. Kenapa malah dia yang peringkat terakhir?

Kirana masih tidak bisa menerima ini dengan nalarnya. Dia merasa ada yang salah disini.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

ngeprank Kirana aja kali tuch Bu dosen nya,,,

2023-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2 Bab 2 Dosen Killer
3 Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4 Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5 Bab 5 Gosip dan Single Parent
6 Bab 6 Tugas dari Dosen
7 Bab 7 Tertidur
8 Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9 Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10 Bab 10 Hah, kok bisa?
11 Bab 11 Pasti ada yang salah
12 Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Penjelasan
15 Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16 Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17 Bab 17 Salah Paham
18 Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19 Bab 19 Sakit?
20 Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21 Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22 Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23 Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24 Bab 24 Tindakan tak Terduga
25 Bab 25 Pria Nyebelin
26 Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27 Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28 Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29 Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30 Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31 Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32 Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33 Bab 33 What is wrong with Raka
34 Bab 34 Sandiwara Kirana
35 Bab 35 Kilas Balik
36 Bab 36 Awal Pertemuan
37 Bab 37 Hamil
38 Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39 Bab 39 Mimpi Buruk
40 Bab 40 Mantan Terindah
41 Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42 Bab 42 Radit Agresif
43 Bab 43 Akhirnya Jujur
44 Bab 44 Siapa Wanita itu?
45 Bab 45 Perkelahian di Klub
46 Bab 46 Memar
47 Bab 47 Masih Perhatian
48 Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49 Bab 49 Pengen Kabur
50 Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51 Bab 51 Patah Hati
52 Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53 Can’t forget you
54 Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55 Bab 55 Tanpa Status
56 Bab 56 Cemburu
57 Bab 57 Curhat
58 Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59 Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60 Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61 Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62 Bab 62 Kemarahan Rian
63 Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64 Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65 Bab 65 Perlahan Terungkap
66 Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67 Bab 67 Salah Sangka
68 Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69 Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70 Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71 Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72 Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73 Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74 Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75 Bab 75 Saling Bertanya
76 Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77 Bab 77 Penyelamat disaat genting
78 Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79 Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80 Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81 Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82 Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83 Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84 Bab 84 Bersembunyi
85 Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86 Bab 86 Situasi Genting
87 Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88 Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89 Bab 89 Mantan Suami Gue
90 Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91 Bab 91 Surat Ancaman
92 Bab 92 Cowok Red Flag
93 Bab 93 Rian punya mata - mata
94 Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95 Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96 Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97 Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98 Bab 98 Permintaan Maaf
99 Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100 Bab 100 Perang Dingin
101 Bab 101 Definisi Rasa
102 Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103 Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104 Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105 Bab 105 Showtime!
106 Bab 106 Mau kemana mereka?
107 Bab 107 Real Showtime!
108 Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109 Bab 109 Bukan Begini Caranya
110 Bab 110 Kesal
111 Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113 Bab 113 Chapter Baru
114 Bab 114 Keberanian
115 Bab 115 Ngampus lagi
116 Bab 116 Bagaimana mungkin?
117 Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118 Bab 118 Siapa itu?
119 Bab 119 Pembicaraan Serius
120 Bab 120 Proposal Dadakan?
121 Bab 121 Insiden di Kelas
122 Bab 122 Salah Paham
123 Bab 123 Kejutan
124 Bab 124 Kepercayaan
125 Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126 Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127 Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128 Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129 Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130 Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2
Bab 2 Dosen Killer
3
Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4
Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5
Bab 5 Gosip dan Single Parent
6
Bab 6 Tugas dari Dosen
7
Bab 7 Tertidur
8
Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9
Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10
Bab 10 Hah, kok bisa?
11
Bab 11 Pasti ada yang salah
12
Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Penjelasan
15
Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16
Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17
Bab 17 Salah Paham
18
Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19
Bab 19 Sakit?
20
Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21
Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22
Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23
Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24
Bab 24 Tindakan tak Terduga
25
Bab 25 Pria Nyebelin
26
Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27
Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28
Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29
Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30
Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31
Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32
Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33
Bab 33 What is wrong with Raka
34
Bab 34 Sandiwara Kirana
35
Bab 35 Kilas Balik
36
Bab 36 Awal Pertemuan
37
Bab 37 Hamil
38
Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39
Bab 39 Mimpi Buruk
40
Bab 40 Mantan Terindah
41
Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42
Bab 42 Radit Agresif
43
Bab 43 Akhirnya Jujur
44
Bab 44 Siapa Wanita itu?
45
Bab 45 Perkelahian di Klub
46
Bab 46 Memar
47
Bab 47 Masih Perhatian
48
Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49
Bab 49 Pengen Kabur
50
Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51
Bab 51 Patah Hati
52
Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53
Can’t forget you
54
Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55
Bab 55 Tanpa Status
56
Bab 56 Cemburu
57
Bab 57 Curhat
58
Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59
Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60
Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61
Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62
Bab 62 Kemarahan Rian
63
Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64
Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65
Bab 65 Perlahan Terungkap
66
Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67
Bab 67 Salah Sangka
68
Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69
Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70
Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71
Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72
Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73
Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74
Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75
Bab 75 Saling Bertanya
76
Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77
Bab 77 Penyelamat disaat genting
78
Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79
Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80
Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81
Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82
Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83
Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84
Bab 84 Bersembunyi
85
Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86
Bab 86 Situasi Genting
87
Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88
Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89
Bab 89 Mantan Suami Gue
90
Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91
Bab 91 Surat Ancaman
92
Bab 92 Cowok Red Flag
93
Bab 93 Rian punya mata - mata
94
Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95
Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96
Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97
Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98
Bab 98 Permintaan Maaf
99
Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100
Bab 100 Perang Dingin
101
Bab 101 Definisi Rasa
102
Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103
Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104
Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105
Bab 105 Showtime!
106
Bab 106 Mau kemana mereka?
107
Bab 107 Real Showtime!
108
Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109
Bab 109 Bukan Begini Caranya
110
Bab 110 Kesal
111
Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113
Bab 113 Chapter Baru
114
Bab 114 Keberanian
115
Bab 115 Ngampus lagi
116
Bab 116 Bagaimana mungkin?
117
Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118
Bab 118 Siapa itu?
119
Bab 119 Pembicaraan Serius
120
Bab 120 Proposal Dadakan?
121
Bab 121 Insiden di Kelas
122
Bab 122 Salah Paham
123
Bab 123 Kejutan
124
Bab 124 Kepercayaan
125
Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126
Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127
Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128
Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129
Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130
Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!