Bab 9 Hubungan tanpa Cinta

Kirana tertidur di ruang dosen untuk mata kuliah Fisika dan turunannya. Di tangannya masih dia pegang kertas hasil PR  yang dia kerjakan semalaman dengan hanya tidur sekitar 2 jam saja. Tas nya ia taruh di samping. Sofa itu sangat nyaman, sampai - sampai membuat Kirana lupa dimana dia sekarang. 

Pintu ruang dosen terbuka. Seorang pria tinggi tegap dengan badan atletis muncul dari balik pintu. Dia masih menyeka mulutnya dengan handuk kecil. Sepertinya orang yang selesai bebersih pagi - pagi. 

Tubuhnya yang tinggi masih belum menangkap keberadaan salah satu mahasiswinya di ruangan itu. Baru, saat dia menghampiri meja kerjanya yang berhadapan dengan sofa, Rian, salah satu dosen Fisika untuk S1 dan S2 menyadari ada orang lain di ruangan itu. 

‘Kirana?’, panggilnya dalam hati. 

Rian kemudian langsung buru - buru melihat jam dinding yang ada disana. 

‘Oh tidak. Sudah lewat jam 6 pagi. Bagaimana aku bisa lupa.’, ucap Rian dalam hati. 

‘Hah… anak ini, masih saja dengan mudahnya tidur dimana saja.’, komentar Rian yang memperhatikan Kirana dengan tatapan lembut. 

Ada nuansa nanar di wajahnya. Rindu. 

Kirana sedikit bergeming dan kertas PR nya terjatuh. Tangannya kemudian ia silahkan di tubuhnya karena kedinginan. Namun, hal tersebut lantas tak membuatnya terbangun. 

Rian langsung melihat ke kiri dan ke kanan. Sepertinya dia menyimpan selimut baru di ruangan ini. Rian mencoba untuk membuka pelan lokernya. Ketemu. 

Dia langsung menyibak selimut itu untuk menutupi tubuh Kirana yang jelas sudah kedinginan. Selain ini masih pagi sekali. Ruangan juga dilengkapi dengan AC. Rian mencoba untuk menaikkan volume AC agar tidak terlalu dingin. 

Sejenak ia berjongkok di hadapan Kirana. Dia menatapnya sendu. Ada banyak kerinduan dalam hatinya. Dia yang sekarang tak lagi bisa menyentuhnya. Dia yang sekarang tak lagi bisa menunjukkan kasih sayangnya. Cinta yang masih ada bahkan mungkin memang selalu ada sudah tak ada memiliki rumahnya lagi. 

Beep beep beep. 

Ponsel Rian berbunyi. Dia mengambil tas berisi pakaian gantinya dan keluar dari ruangan itu pelan. 

Malam kemarin Rian menginap di kampus untuk menyelesaikan sebuah proyek. Tidak sendiri, Rian ditemani oleh beberapa rekan sesama dosen dari lintas jurusan dan dua orang mahasiswa S3. Proyek ini akan diikutsertakan dalam kejuaraan Internasional. 

Kesibukan mereka membuat mereka harus rela submit di menit - menit terakhir. Alhamdulillah, meski harus begadang, proyek itu akhirnya rampung dikerjakan. Rekan yang lain sudah pulang. Namun, Rian memutuskan untuk meneruskan istirahatnya saja disini ketimbang harus pulang ke rumah. Dia juga harus menemui Kirana yang dia suruh datang mengumpulkan tugas jam 6. 

Awalnya Rian tidak percaya, gadis itu akan benar - benar hadir sebelum jam 6 mengumpulkan tugasnya di ruangan dosen. Kirana yang dia kenal tidak seperti itu. Dia keras. Apalagi orang yang meminta itu adalah dirinya. 

Melihat Kirana akhirnya datang ke ruangannya, membuat Rian senang bisa melihatnya lagi dengan lebih dekat dan hanya mereka berdua. Tapi, melihat Kirana datang memberikan makna lain juga dalam hati Rian. 

Mungkin, gadis itu memang sudah melupakannya. Mungkin sekarang gadis itu hanya menganggapnya sekedar dosen saja. 

**********

“Apa - apaan sih kamu? Bisa gak sih gak harus posesif kaya gini. Kita itu cuma pacaran, bukan nikah. Gak ada surat - surat yang bilang aku itu harus cuma jalan sama kamu.”, kata Radit dengan nada tidak santai di sebuah persimpangan jalan.

Seperti biasa, dia harus menjemput kekasihnya. Meskipun Radit tak menyetujui ide ini sama sekali.

“Radit, aku tuh liat dengan mata kepala aku sendiri. Kamu jalan sama Kirana. Kalau bukan selingkuh namanya apa?”, ujar gadis itu terang - terangan mengajak berdebat lebih dahulu.

“Fay, gue juga tiap hari meeting sama anak - anak BEM ada ceweknya juga. Kadang kalau pulangnya kemaleman, gue juga nganterin mereka pulang. Tapi kamu gak bilang apa - apa. Kemana sama Rana kamu sewot banget.”, tanya Radit heran.

Tak satu dua orang rekan perempuan Radit. Sebagai mahasiswa aktif ditambah dengna ketua BEM, wajar kalau Radit tidak hanya bergaul dengan anak - anak laki - laki tetapi juga perempuan. Semua hanya sebatas hubungan biasa.

Fay tak berkutik. Perkataan Radit barusan valid. Dia memang sangat terintimidasi dengan kedekatan dan rumor tentang Kirana dikalangan anak - anak gengnya. Sehingga, dia jauh lebih sensitif. Padahal, sangat wajar melihat Kirana dan Radit.

Kirana adalah Project Officer untuk proker BEM Fakultas dimana Radit berperan sebagai penasihat dari kalangan BEM Kampus. Siapapun juga akan menilai begitu. Kecuali mereka yang mencari gosip.

“Selama ini aku udah ngikutin semua kemauan kamu. Bahkan sampai nembak di depan umumpun, aku ikutin.”, ucap Radit yang sudah kehilangan kesabarannya.

Tidak di chat, tidak secara langsung, belakangan Fay terus mengajaknya berdebat perkara ini.

“Ya sudah.”, kata Fay tak ingin memperpanjang pertengkaran ini lagi.

Dia juga khawatir kalau - kalau Radit kehilangan kesabarannya dan malah memutuskannya. Dia sudah susah payah untuk berada di titik ini.

*************

“Apa? Kemaren lo diboncengi Radit balik ke rumah?”, Ghea yang sudah tak bisa mengendalikan volumenya kembali berteriak ditempat yang sama, toilet wanita. Mungkin ini sudah menjadi tempat mereka untuk menggosip tentang diri mereka sendiri.

“Lo nggak bisa lebih kenceng lagi ngomongnya? Sekalian pake toak kalo bisa. Biar satu sekolahan denger.”, ujar Kirana panik.

“Sori, Ran. Anggap aja gue terlalu excited dan lupa sekarang kita lagi ada dimana.”, Ghea kembali bertanya panjang lebar, menanyakan setiap detail peristiwa layaknya wartawan yang tengah meliput berita gosip terhot sepanjang sejarah.

“Kenapa harus excited? Orang cuma dianter pulang doang.”, balas Kirana.

“Cuma. Berarti lo ada rasa kecewa dong karena doi cuma nganter lo pulang doang. Ga diajak makan ato kemana gitu..”, bukan Ghea namanya kalau tidak ahli dalam mengompori temannya.

“Heh… kamu tuh ya. Kebanyakan nonton sinetron cinta - cinta-an. Di kampus tuh buat belajar, bukan buat pacaran. Tugas Fisika kamu udah jadi dikumpul belom?”, tanya Kirana tiba - tiba lompat ke topik tugas kampus.

“Jangan buru - buru dong ganti topiknya. Jadi gimana Radit? Dia udah ada tanda - tanda mau mutusin cewenya gak?”, Ghea masih saja belum move on dari topik Radit dan Kirana.

“Gue ga ada niatan buat ganggu hubungan Radit dan pacarnya. Gue juga gak suka sama Radit. Gue cuma kagum doang. Lagian ngapain sih bahas Radit mulu.”, protes Kirana.

Bla bla bla... begitu banyak yang mereka ceritakan di toilet itu sampai  - sampai mereka tak juga mengetahui ada orang selain mereka. Tepat seperti sehari sebelumnya, cowok itu kembali muncul di depan mereka tepat saat mereka keluar dari kamar mandi.

“Anggap aja gue nggak denger apa – apa.”, dan dengan kalimat yang sama.

“Ghea....”, Kirana menjerit karena ada orang lain disana selain mereka.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

ketangkep lagi omongan,,,,
SCTV berjalan tuch 😬🤔
tapi siapa sih org misterius itu 🤔🤔🤔

2023-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2 Bab 2 Dosen Killer
3 Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4 Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5 Bab 5 Gosip dan Single Parent
6 Bab 6 Tugas dari Dosen
7 Bab 7 Tertidur
8 Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9 Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10 Bab 10 Hah, kok bisa?
11 Bab 11 Pasti ada yang salah
12 Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Penjelasan
15 Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16 Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17 Bab 17 Salah Paham
18 Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19 Bab 19 Sakit?
20 Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21 Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22 Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23 Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24 Bab 24 Tindakan tak Terduga
25 Bab 25 Pria Nyebelin
26 Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27 Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28 Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29 Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30 Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31 Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32 Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33 Bab 33 What is wrong with Raka
34 Bab 34 Sandiwara Kirana
35 Bab 35 Kilas Balik
36 Bab 36 Awal Pertemuan
37 Bab 37 Hamil
38 Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39 Bab 39 Mimpi Buruk
40 Bab 40 Mantan Terindah
41 Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42 Bab 42 Radit Agresif
43 Bab 43 Akhirnya Jujur
44 Bab 44 Siapa Wanita itu?
45 Bab 45 Perkelahian di Klub
46 Bab 46 Memar
47 Bab 47 Masih Perhatian
48 Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49 Bab 49 Pengen Kabur
50 Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51 Bab 51 Patah Hati
52 Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53 Can’t forget you
54 Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55 Bab 55 Tanpa Status
56 Bab 56 Cemburu
57 Bab 57 Curhat
58 Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59 Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60 Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61 Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62 Bab 62 Kemarahan Rian
63 Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64 Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65 Bab 65 Perlahan Terungkap
66 Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67 Bab 67 Salah Sangka
68 Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69 Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70 Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71 Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72 Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73 Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74 Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75 Bab 75 Saling Bertanya
76 Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77 Bab 77 Penyelamat disaat genting
78 Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79 Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80 Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81 Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82 Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83 Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84 Bab 84 Bersembunyi
85 Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86 Bab 86 Situasi Genting
87 Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88 Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89 Bab 89 Mantan Suami Gue
90 Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91 Bab 91 Surat Ancaman
92 Bab 92 Cowok Red Flag
93 Bab 93 Rian punya mata - mata
94 Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95 Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96 Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97 Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98 Bab 98 Permintaan Maaf
99 Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100 Bab 100 Perang Dingin
101 Bab 101 Definisi Rasa
102 Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103 Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104 Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105 Bab 105 Showtime!
106 Bab 106 Mau kemana mereka?
107 Bab 107 Real Showtime!
108 Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109 Bab 109 Bukan Begini Caranya
110 Bab 110 Kesal
111 Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113 Bab 113 Chapter Baru
114 Bab 114 Keberanian
115 Bab 115 Ngampus lagi
116 Bab 116 Bagaimana mungkin?
117 Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118 Bab 118 Siapa itu?
119 Bab 119 Pembicaraan Serius
120 Bab 120 Proposal Dadakan?
121 Bab 121 Insiden di Kelas
122 Bab 122 Salah Paham
123 Bab 123 Kejutan
124 Bab 124 Kepercayaan
125 Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126 Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127 Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128 Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129 Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130 Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2
Bab 2 Dosen Killer
3
Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4
Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5
Bab 5 Gosip dan Single Parent
6
Bab 6 Tugas dari Dosen
7
Bab 7 Tertidur
8
Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9
Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10
Bab 10 Hah, kok bisa?
11
Bab 11 Pasti ada yang salah
12
Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Penjelasan
15
Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16
Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17
Bab 17 Salah Paham
18
Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19
Bab 19 Sakit?
20
Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21
Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22
Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23
Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24
Bab 24 Tindakan tak Terduga
25
Bab 25 Pria Nyebelin
26
Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27
Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28
Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29
Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30
Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31
Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32
Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33
Bab 33 What is wrong with Raka
34
Bab 34 Sandiwara Kirana
35
Bab 35 Kilas Balik
36
Bab 36 Awal Pertemuan
37
Bab 37 Hamil
38
Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39
Bab 39 Mimpi Buruk
40
Bab 40 Mantan Terindah
41
Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42
Bab 42 Radit Agresif
43
Bab 43 Akhirnya Jujur
44
Bab 44 Siapa Wanita itu?
45
Bab 45 Perkelahian di Klub
46
Bab 46 Memar
47
Bab 47 Masih Perhatian
48
Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49
Bab 49 Pengen Kabur
50
Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51
Bab 51 Patah Hati
52
Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53
Can’t forget you
54
Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55
Bab 55 Tanpa Status
56
Bab 56 Cemburu
57
Bab 57 Curhat
58
Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59
Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60
Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61
Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62
Bab 62 Kemarahan Rian
63
Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64
Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65
Bab 65 Perlahan Terungkap
66
Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67
Bab 67 Salah Sangka
68
Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69
Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70
Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71
Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72
Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73
Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74
Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75
Bab 75 Saling Bertanya
76
Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77
Bab 77 Penyelamat disaat genting
78
Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79
Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80
Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81
Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82
Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83
Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84
Bab 84 Bersembunyi
85
Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86
Bab 86 Situasi Genting
87
Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88
Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89
Bab 89 Mantan Suami Gue
90
Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91
Bab 91 Surat Ancaman
92
Bab 92 Cowok Red Flag
93
Bab 93 Rian punya mata - mata
94
Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95
Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96
Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97
Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98
Bab 98 Permintaan Maaf
99
Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100
Bab 100 Perang Dingin
101
Bab 101 Definisi Rasa
102
Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103
Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104
Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105
Bab 105 Showtime!
106
Bab 106 Mau kemana mereka?
107
Bab 107 Real Showtime!
108
Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109
Bab 109 Bukan Begini Caranya
110
Bab 110 Kesal
111
Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113
Bab 113 Chapter Baru
114
Bab 114 Keberanian
115
Bab 115 Ngampus lagi
116
Bab 116 Bagaimana mungkin?
117
Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118
Bab 118 Siapa itu?
119
Bab 119 Pembicaraan Serius
120
Bab 120 Proposal Dadakan?
121
Bab 121 Insiden di Kelas
122
Bab 122 Salah Paham
123
Bab 123 Kejutan
124
Bab 124 Kepercayaan
125
Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126
Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127
Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128
Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129
Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130
Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!