Bab 5 Gosip dan Single Parent

Kirana, gadis belia yang sudah harus berhadapan dengan perceraian kedua orang tuanya di usia yang relatif masih muda. Masa SMA yang menjadi masa - masa indah bagi siswa sekolah seusianya menjadi awal kelam dari kehidupan keluarganya.

Sungguh tidak disangka, papa yang menjadi role model dalam hidupnya tertangkap berselingkuh di depan mata kepalanya sendiri saat dia sedang bersama - sama dengan teman - temannya.

Kirana tak pernah menyangka bahwa diantara lembaran dalam buku kehidupannya, akan ada momen seperti itu yang hingga saat ini tak akan pernah bisa dia lupakan. Bagaimana dia melihat papanya yang menjadi panutan dalam hidup, bagaimana papa yang dia pikir adalah satu - satunya papa terbaik di dunia ini membalikkan semua persepsinya.

Papanya, pria paruh baya yang seharusnya ada di luar kota untuk urusan pekerjaan, malah berada di sebuah hotel. Keluar bersama seorang wanita yang jauh lebih cocok menjadi puterinya. Tidak ada lagi orang selain mereka yang keluar dari kamar hotel itu selain mereka berdua.

Siapapun sudah bisa menyimpulkan apa yang terjadi, apa yang sudah mereka lakukan, bagaimana hubungan mereka, entahlah. Kirana saat itu sudah tidak bisa berpikir. Dan semua itu terjadi di depan teman - teman SMA nya.

Mereka yang mengelu - elukan Kirana, mereka yang iri dengan prestasi gadis itu di sekolahnya, kecantikannya, keluarga harmonisnya dimana papanya selalu mengantar jemputnya di sekolah, dan hal lainnya yang membuat Kirana menjadi sosok yang paling membuat orang cemburu.

Semuanya berbalik.

Selama kurang lebih satu tahun, Kirana harus hidup dalam bayang - bayang gosip dari teman - temannya. Satu tahun lebih Kirana harus menjadi outcast, si penyendiri, si yang paling tidak punya teman.

Kirana yang tadinya jadi idol sekolah mendadak jadi yang bahkan keberadaannya pun tak terlihat. Prestasinya menurun dan itu menambah totalitas dirinya menjadi siswa terkucilkan.

Beruntung, Kirana bisa bangkit di bulan - bulan terakhir sehingga setidaknya, meski tidak bisa mendapatkan universitas yang dia inginkan sejak pertama kali masuk SMA, tetapi masih dalam daftar Universitas terbaik.

“Kamu kenapa? Ngelamun aja. Dimakan, udah diambil banyak - banyak, harus dihabiskan, loh.”, ibunda Kirana membangunkan lamunannya.

“Oh.. ha-ha.. Iya ma. Tiba - tiba Kirana kepikiran tugas lagi. Semester ini, Kirana harus dapat nilai yang lebih bagus lagi supaya semester depan bisa ambil jumlah SKS yang banyak.”, ucap Kirana.

“Sebegitunya kamu. Mama masih ada tabungan, kok. Jadi meski sudah pensiun, mama masih tetap bisa membiayai kuliah kami satu atau dua semester lagi. Kamu jangan khawatir.”, kata ibundanya memahami apa yang menjadi sumber dari ambisi puterinya.

“Engga ma.. Aku memang pengen lulus karena pengen cepet - cepet kerja. Lagian, ngapain kuliah di lama - lamain, kalau dengan kecerdasan aku, bisa lebih cepat.”, ucap Kirana menyombongkan diri.

“Sombong banget putri mama yang satu ini.”, ujar ibundanya.

“Kan cuma di depan bunda doang bisa sombongnya. Ha-ha. Banyak banget yang ambis untuk 3.5 tahun di kampus. Pokoknya aku harus kasih yang terbaik.”, ucap Kirana.

Dia memang sudah sangat ambisius terhadap pendidikan dan karirnya sejak lama. Bedanya, sekarang dia lebih ambisius lagi karena dia ingin memperlihatkan bahwa tanpa papanya pun, Kirana masih tetap bisa berprestasi dan suatu hari nanti memperlihatkan kalau mereka baik - baik saja tanpa papanya. Bahkan jauh lebih baik.

“Hm.. mama boleh tanya ga, sayang?”, ucap ibundanya dengan hati - hati.

“Kenapa bunda? Tanya aja sih, ga usah memastikan dulu.”, kata Kirana.

“Kamu benar - benar tidak mendengar kabar dari Rian lagi?”, berbeda dengan pertanyaan sebelumnya, kali ini, ibundanya menyebutkan namanya.

“Udah sih ma. Ngapain nyebutin pria itu lagi. Kirana udah gak peduli. Dia kayanya udah terbang ke luar negeri dan menghilang. Udah jangan ditanya - tanya terus.”, ucap Kirana.

Meski sedang emosi, tetapi Kirana tetap menjaga nada bicaranya.

“Kalian bercerai bukan karena kalian ingin bercerai, mama tahu itu. Semua karena masalah antara mama dan papa, kan?”, ujar ibundanya.

“Ma, udah berapa kali aku bilang ke mama, dia selingkuh. Dia bohong. Dia cuma pura - pura baik depan mama tapi dia punya wanita simpanan di luar negeri sama kaya papa. Dia udah ngehamilin anak orang tapi masih nikah sama aku? Ma, kalau mama masih mau ngomongin ini, aku naik ke atas.”, balas Kirana tidak ingin lagi membahas perihal ini.

“Iya, iya.. Mama minta maaf. Kamu lanjutkan makan kamu. Kita bahas lagi nanti, ya.”, balas ibundanya tidak punya pilihan.

Ibunda Kirana hanya bisa menghela nafas. Sebagai seorang single parent, tidak mudah baginya untuk membesarkan seorang Puteri dengan semangat tinggi seperti Kirana. Tentu saja, hal itu adalah hal yang positif yang justru membuatnya kagum dengan Kirana.

Namun, terkadang dia merasa bahwa Kirana begitu memaksakan diri untuk memberikan kebahagiaan padanya setelah perceraian dirinya terjadi dengan papanya. Ibunda Kirana memang terguncang, tapi dia sadar kalau Puterinya lebih terguncang.

Mereka berdua tidak menyangka jika selama ini, orang yang memberikan tawa, yang terlihat normal - normal saja bahkan harmonis di rumah, bisa memiliki sisi gelap seperti itu.

Sejak perceraian Kirana di akhir kelas dua SMA, ibundanya harus berjuang sendiri memenuhi kebutuhan mereka. Di tahun pertama, papanya memang masih rutin mengirimkan uang sebagai tanggung jawabnya kepada Kirana. Namun, sejak adanya pesan dari istri barunya pada ibundanya, Kirana tak lagi menerima uang itu.

Saat memasuki tahun ketiga bangku sekolahnya, Kirana mendatangi rumah papanya hanya untuk melempar uang itu di wajah istri baru papanya. Padahal, papanya mentransfer uang itu. Kirana sengaja menariknya secara cash di bank agar bisa melemparkan semua uang itu ke wajah perempuan itu di depan rumahnya dengan disaksikan oleh beberapa warga sekitar yang lewat.

Ternyata sejak bulan ketiga setelah perceraian kedua orang tuanya, wanita itu mengirimkan pesan yang tidak mengenakkan pada ibundanya. Mamanya hanya diam sampai Kirana tak sengaja membacanya.

“Mama kenapa gak bilang kalau wanita itu mengirimkan pesan seperti ini? Mama harusnya cerita ke aku. Jadi selama ini, kita terima uang dan wanita itu bebas mengatakan apapun pada mama?”, teriak Kirana kesal. 

“Sudah sayang. Sudah. Mama tidak peduli dengan apa yang wanita itu katakan. Mama sudah melepaskan papa kamu dan bersikap masa bodoh dengan semuanya. Lebih baik kita fokus pada kehidupan kita.”, ucap mamanya menenangkan. 

“Mama block nomor dia dan pria itu. Pokoknya, mulai detik ini, kita sudah gak ada hubungan apa - apa sama dia. Wanita itu se-tidak tahu diri itu berani mengirimkan pesan pada mama. Aku ga bisa berkata - kata.”, ucap Kirana langsung naik ke atas menuju kamarnya. 

Tanpa terasa air mata yang tidak ingin dia alirkan sia - sia justru membendung di pelupuk matanya.

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

next

2023-10-05

0

Ami Aja

Ami Aja

ceritanya bagus kak

2023-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2 Bab 2 Dosen Killer
3 Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4 Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5 Bab 5 Gosip dan Single Parent
6 Bab 6 Tugas dari Dosen
7 Bab 7 Tertidur
8 Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9 Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10 Bab 10 Hah, kok bisa?
11 Bab 11 Pasti ada yang salah
12 Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13 Bab 13 Menghindar
14 Bab 14 Penjelasan
15 Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16 Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17 Bab 17 Salah Paham
18 Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19 Bab 19 Sakit?
20 Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21 Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22 Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23 Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24 Bab 24 Tindakan tak Terduga
25 Bab 25 Pria Nyebelin
26 Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27 Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28 Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29 Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30 Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31 Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32 Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33 Bab 33 What is wrong with Raka
34 Bab 34 Sandiwara Kirana
35 Bab 35 Kilas Balik
36 Bab 36 Awal Pertemuan
37 Bab 37 Hamil
38 Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39 Bab 39 Mimpi Buruk
40 Bab 40 Mantan Terindah
41 Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42 Bab 42 Radit Agresif
43 Bab 43 Akhirnya Jujur
44 Bab 44 Siapa Wanita itu?
45 Bab 45 Perkelahian di Klub
46 Bab 46 Memar
47 Bab 47 Masih Perhatian
48 Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49 Bab 49 Pengen Kabur
50 Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51 Bab 51 Patah Hati
52 Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53 Can’t forget you
54 Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55 Bab 55 Tanpa Status
56 Bab 56 Cemburu
57 Bab 57 Curhat
58 Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59 Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60 Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61 Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62 Bab 62 Kemarahan Rian
63 Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64 Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65 Bab 65 Perlahan Terungkap
66 Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67 Bab 67 Salah Sangka
68 Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69 Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70 Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71 Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72 Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73 Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74 Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75 Bab 75 Saling Bertanya
76 Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77 Bab 77 Penyelamat disaat genting
78 Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79 Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80 Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81 Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82 Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83 Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84 Bab 84 Bersembunyi
85 Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86 Bab 86 Situasi Genting
87 Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88 Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89 Bab 89 Mantan Suami Gue
90 Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91 Bab 91 Surat Ancaman
92 Bab 92 Cowok Red Flag
93 Bab 93 Rian punya mata - mata
94 Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95 Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96 Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97 Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98 Bab 98 Permintaan Maaf
99 Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100 Bab 100 Perang Dingin
101 Bab 101 Definisi Rasa
102 Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103 Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104 Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105 Bab 105 Showtime!
106 Bab 106 Mau kemana mereka?
107 Bab 107 Real Showtime!
108 Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109 Bab 109 Bukan Begini Caranya
110 Bab 110 Kesal
111 Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112 Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113 Bab 113 Chapter Baru
114 Bab 114 Keberanian
115 Bab 115 Ngampus lagi
116 Bab 116 Bagaimana mungkin?
117 Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118 Bab 118 Siapa itu?
119 Bab 119 Pembicaraan Serius
120 Bab 120 Proposal Dadakan?
121 Bab 121 Insiden di Kelas
122 Bab 122 Salah Paham
123 Bab 123 Kejutan
124 Bab 124 Kepercayaan
125 Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126 Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127 Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128 Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129 Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130 Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Insiden Pagi di Kampus
2
Bab 2 Dosen Killer
3
Bab 3 Hukuman Dosen Killer
4
Bab 4 Hal yang Disembunyikan
5
Bab 5 Gosip dan Single Parent
6
Bab 6 Tugas dari Dosen
7
Bab 7 Tertidur
8
Bab 8 Cinta tanpa Hubungan
9
Bab 9 Hubungan tanpa Cinta
10
Bab 10 Hah, kok bisa?
11
Bab 11 Pasti ada yang salah
12
Bab 12 Bisa bisanya Dosen Fisika Ganti
13
Bab 13 Menghindar
14
Bab 14 Penjelasan
15
Bab 15 Insiden Tidak Terduga
16
Bab 16 Pacar Ketua BEM bikin ulah lagi
17
Bab 17 Salah Paham
18
Bab 18 Teman, Pacar, Sahabat, Mantan Suami
19
Bab 19 Sakit?
20
Bab 20 Ke Rumah Mantan Bagian 1
21
Bab 21 Ke Rumah Mantan Bagian 2
22
Bab 22 Ke Rumah Mantan Bagian 3
23
Bab 23 Tiba - tiba jadi Dingin
24
Bab 24 Tindakan tak Terduga
25
Bab 25 Pria Nyebelin
26
Bab 26 Kehebohan di Mobil Radit
27
Bab 27 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 1
28
Bab 28 Dosen Killer mulai Mengajar Bagian 2
29
Bab 29 Rahasia di balik Lembar Jawaban yang Hilang
30
Bab 30 Akhirnya Ketahuan
31
Bab 31 Sahabat Masa Lalu
32
Bab 32 Rasa yang Pernah Ada
33
Bab 33 What is wrong with Raka
34
Bab 34 Sandiwara Kirana
35
Bab 35 Kilas Balik
36
Bab 36 Awal Pertemuan
37
Bab 37 Hamil
38
Bab 38 Mengulik Masa Lalu
39
Bab 39 Mimpi Buruk
40
Bab 40 Mantan Terindah
41
Bab 41 Serba Serbi Dosen Killer
42
Bab 42 Radit Agresif
43
Bab 43 Akhirnya Jujur
44
Bab 44 Siapa Wanita itu?
45
Bab 45 Perkelahian di Klub
46
Bab 46 Memar
47
Bab 47 Masih Perhatian
48
Bab 48 Soal Kuis dari Siluman Rubah
49
Bab 49 Pengen Kabur
50
Bab 50 Lembaran Masa Lalu
51
Bab 51 Patah Hati
52
Bab 52 Wanita di Kehidupan Rian
53
Can’t forget you
54
Bab 54 Perasaan Campur Aduk
55
Bab 55 Tanpa Status
56
Bab 56 Cemburu
57
Bab 57 Curhat
58
Bab 58 PDKT Orang Ketiga di mulai
59
Bab 59 Reuni di Lapangan Tenis
60
Bab 60 PDKT Orang Ketiga
61
Bab 61 Tindakan Tak Terduga
62
Bab 62 Kemarahan Rian
63
Bab 63 Ujian Tengah Semester ‘Fisika Dasar’
64
Bab 64 Pertemuan Kirana dan Claudia
65
Bab 65 Perlahan Terungkap
66
Bab 66 Rencana Terselubung Raka
67
Bab 67 Salah Sangka
68
Bab 68 Aksi Protes Kirana pada Rian
69
Bab 69 Wanita di Hidup Rian
70
Bab 70 Acara Pentas Seni segera dimulai
71
Bab 71 Sandiwara Kirana di depan Raka
72
Bab 72 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H)
73
Bab 73 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 2
74
Bab 74 Pagelaran Pentas Seni (Hari-H) Bagian 3
75
Bab 75 Saling Bertanya
76
Bab 76 Drama Terkunci di Toilet
77
Bab 77 Penyelamat disaat genting
78
Bab 78 Bangun Pagi di Hotel
79
Bab 79 Sesuatu yang Mengejutkan
80
Bab 80 Kenapa masih simpan Foto Kita?
81
Bab 81 Bukannya itu Pak Rian?
82
Bab 82 Pak Rian ke Rumah Sakit?
83
Bab 83 Cinta ditengah bayang - bayang masa lalu
84
Bab 84 Bersembunyi
85
Bab 85 Lepas dari Rasa Bersalah
86
Bab 86 Situasi Genting
87
Bab 87 Situasi Genting Masih Berlanjut
88
Bab 88 Jadi, Pak Rian itu siapanya Kirana?
89
Bab 89 Mantan Suami Gue
90
Bab 90 Dosen Killer tetep aja Killer
91
Bab 91 Surat Ancaman
92
Bab 92 Cowok Red Flag
93
Bab 93 Rian punya mata - mata
94
Bab 94 Tawaran Raka yang Sulit ditolak
95
Bab 95 Rencana Tahap Awal dimulai
96
Bab 96 Kepo tapi Gengsi
97
Bab 97 Kirana dapat Surat Misterius lagi
98
Bab 98 Permintaan Maaf
99
Bab 99 Makan Malam di Apartemen Raka
100
Bab 100 Perang Dingin
101
Bab 101 Definisi Rasa
102
Bab 102 Menjalani Hidup Masing - masing
103
Bab 103 Interaksi Rian dan Raka
104
Bab 104 Hubungan Raka dan Kirana
105
Bab 105 Showtime!
106
Bab 106 Mau kemana mereka?
107
Bab 107 Real Showtime!
108
Bab 108 Kenyataan dibalik Surat Ancaman
109
Bab 109 Bukan Begini Caranya
110
Bab 110 Kesal
111
Bab 111 Apa yang sebenarnya terjadi?
112
Bab 112 Tempat Bersandar bagian 1
113
Bab 113 Chapter Baru
114
Bab 114 Keberanian
115
Bab 115 Ngampus lagi
116
Bab 116 Bagaimana mungkin?
117
Bab 117 Bekas Luka itu ternyata begitu dalam
118
Bab 118 Siapa itu?
119
Bab 119 Pembicaraan Serius
120
Bab 120 Proposal Dadakan?
121
Bab 121 Insiden di Kelas
122
Bab 122 Salah Paham
123
Bab 123 Kejutan
124
Bab 124 Kepercayaan
125
Bab 125 Kehadiran Dosen Baru
126
Bab 126 Kehadiran Dosen Baru
127
Bab 127 Pertanyaan yang sulit dijawab
128
Bab 128 Dosen Muda Berbakat
129
Bab 129 Drama mau Dinas Luar Negeri
130
Bab 130 Drama mau Dinas Luar Negeri Bagian 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!