Bab 20

Setelah makan malam, di dalam kamar, Raisa mengirim pesan pada Zicko sambil tiduran.

[Saya sebagai manager dari Montana dan juga sebagai seorang istri dari pedagang di pasar, saya ingin mengundang Tuan Edgar untuk makan malam di Mansion saya, sebagai bentuk rasa terimakasih karena sudah membeli lahan pasar demi nasib pada pedagang di pasar. Tolong sampaikan niat baik saya pada Tuan Edgar.]

Beruntung Zicko telah dikonfirmasi oleh Bastian, sehingga dia sudah tau lebih dulu dari Bastian. Sehingga Zicko harus menunggu waktu 10 menit untuk membalas pesan dari Raisa, seolah-olah dia sedang menyampaikan pesan tersebut.

Kemudian Zicko membalas pesan itu.

[Kebetulan Tuan Edgar akhir-akhir ini sangat sibuk, Nona.]

Raisa menghela nafas, dia sebenarnya jangan bersikap lancang untuk mengundang Edgar makan malam dengannya dan Bastian, padahal dia tidak ada maksud lain, hanya ingin mengucapkan kata terimakasih padanya karena Edgar sudah menolak persyaratan yang diajukan oleh Amar dan ayahnya untuk melarang Bastian jualan disana.

Raisa melakukan itu bukan karena dia mencintai Bastian, tapi bagi dia harga dirinya sangat penting, sekarang ini posisi Bastian adalah suaminya, jika ada yang menghina Bastian di depannya, sama saja menghina dirinya.

Walaupun dia mengagumi sosok Edgar, karena Edgar telah rela terluka karenanya, dan pria itu kadang membuatnya bingung, seakan Edgar peduli padanya, tapi dia bersikap acuh dan angkuh. Raisa hanya mengangap Edgar adalah sosok yang sangat dia kagumi, karena dia sadar diri bahwa Edgar sangat jauh dari jangkauannya.

Drrrrttt...

Drrrrttt...

Suara getatan ponsel itu telah membuyarkan lamunan Raisa.

Raisa melihat ada nama Tristan di layar ponselnya. Sudah lama dia tidak berkomunikasi dengan sang kekasih, karena Tristan memang sangat sibuk sekali semenjak dia telah bisa mencapai jadi seorang aktor go internasional. Tapi Raisa akan mencoba memahami karirnya.

"Hallo Tristan!" Raisa langsung mengangkat panggilan telepon dari pria yang sangat dia rindukan itu.

"Hallo sayang, aku kangen." ucap Tristan sambil merangkul wanita bule yang ada disebelahnya.

Mungkin mereka habis menghabiskan malam yang panjang, mereka tak memakai satu helai kainpun, tubuh mereka hanya ditutupi satu lembar selimut tebal pada bagian bawah, sementara tubuh bagian atas mereka terlihat sangat begitu jelas, tangan Tristan sangat nakal memainkan gunung kembar milik teman cinta satu malamnya.

"Benaran kangen nih?" Entah mengapa Raisa meragukan perkataan kekasihnya itu.

"Tentu saja, Raisa. Aku setiap hari selalu memikirkan kamu. Membuat aku susah tidur, makanya aku ingin bisa bertemu sekali aja sama kamu, bisa kan?"

Raisa tentu saja ingin bertemu dengan sang kekasih, tapi entah mengapa dia merasa mengkhianati pernikahannya, dia merasa jadi wanita yang sangat buruk sekali, padahal Bastian dari awal sudah dia beritahu bahwa dia sudah punya pacar dan Bastian harus memahami itu semua.

"Aku gak bisa, nanti saja kalau aku udah cerai dengan Bastian."

"Masih lama dong, sayang." keluh Tristan. Walaupun Tristan sering bermain dengan banyak wanita, para wanita itu hanya pelampiasan hasrat saja. Tetap saja dihatinya hanya ada Raisa.

Tristan merasa beruntung karena Raisa bisa mencintai dirinya apa adanya, walaupun sebenarnya Raisa lah yang akan merasa rugi karena mempertahankan pria seperti Tristan.

"Maafkan aku." jawab Raisa dengan nada dingin, padahal tadinya dia senang bisa berteleponan dengan sang kekasih, namun dia tak paham kenapa rasanya menjadi hambar.

Raisa berjalan ke balkon, dia melihat Bastian yang sedang berlari di malam hari di joging track yang ada di halaman belakang.

Membuat dia tidak fokus dengan pembicaraannya dengan Tristan.

"Raisa."

"Hm?" Raisa melihat Bastian yang sedang meneguk satu botol minuman mineral, membuat dia menelan saliva melihat baju Bastian yang basah karena Bastian berkeringat.

Bastian merasakan ada seseorang yang memperhatikannya, dia tersenyum begitu melihat Raisa yang sedang melihat ke arahnya di balkon lantai ke dua.

Bastian melambaikan tangannya pada Raisa. "Raisa."

Raisa menjadi gelapan, rupanya dia telah terciduk, sepertinya dia ketahuan sedang memperhatikan Bastian.

Namun, dia pura-pura cuek, masuk ke dalam, sambil memegang dadanya yang tiba-tiba bergemuruh.

"Raisa, aku ingin bertanya."

"Tanya apa?" Raisa duduk di kursi sofa yang ada di dalam kamarnya.

"Bagaimana kalau papa kamu memberikan persyaratan, kamu akan diangkat menjadi CEO di Montana asalkan harus menceraikan Bastian, apa yang akan kamu lakukan?"

Raisa nampak terkejut ketika Tristan tiba-tiba bertanya seperti itu padanya.

Bukankah itu hal yang bagus jika seandainya pertanyaan dari Tristan itu benar-benar terjadi, dia tak akan berurusan lagi dengan pria miskin seperti Bastian dan juga dia bisa menjadi pewaris Montana, tapi ada apa dengan dirinya, mengapa sulit sekali untuk menjawab pertanyaan dari Tristan.

Raisa sangat yakin dia tidak mungkin jatuh cinta pada suami bayarannya itu.

"Bagaimana, Raisa?"

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Sungguh menjijikan si Tristan, cuma krn sdh jd aktor diapun berubah jd Cassanova, tukang celup-celup..Sedangkan pd Raisa dia melarang keras utk tdk melakukan hal yg biasanya dilakukan pasangan suami istri dgn Bastian yg adalah suaminya sendiri..
Dasar Cassanova cap tikus

2025-03-27

0

Christin

Christin

dasar lelaki tukang celup2, setelah JD aktor terkenal mulai sombong dan merasa diatas drpd suaminya Raisa, blm tahu dia siapa sebenarnya suaminya Raisa

2025-03-27

0

Albertus Sinaga

Albertus Sinaga

terlalu banyak impian

2024-12-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!