NTT 3: Hukuman untuk Tina

*Negeri Tanpa Tahun (NTT)*

 

Episode 3 dibintangi oleh:

1.      Tina Cihuy

2.      Ayu Nostalgia

3.      Salman Alfarisy

4.      Ausyana

5.      Prastyo

6.      Sutan Indra Piliang

7.      Bimo Azar

8.      Rara Dina

9.      Musdahlifa

10.  Okky Sukma

 

Di ruang kelas 2A SMP Negeri 2 Kalianda, sedang berlangsung proses belajar mengajar mata pelajaran PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

Okky Sukma, sebagai guru mapel PPKn, sedang mengevaluasi ke-31 murid di kelas itu dengan berbagai pertanyaan lisan.

“Sebelum PPKn, kita mengenal mata pelajaran ini dengan nama apa?” tanya Okky Sukma secara umum.

“Pendidikan Moral Pancasila, Bu!” sahut Prastyo menjawab dengan cepat. Dia ketua kelas.

“Good! Very good!” puji Okky.

“Mantap kali kau, Ketua!” sahut Sutan Indra Piliang yang duduk sendirian di bangku belakang.

“Pertanyaan berikutnya. Tahun berapa PMP diganti PPKn? Ausyana!” tanya Okky Sukma lalu menyebut siswi tercantik di kelas itu.

“Tahun kemarin itu, Bu!” jawab Ausyana, siswi berkulit putih bersih dan bermata agak sipit ala-ala cewek Sumatera.

“Ya, tahun berapa?” tanya Okky Sukma lagi.

“Masa Ibu lupa?” kata Ausyana dengan kening mengerut.

“Iiiya, Ibu tahu. Tapi Ibu sedang tanya kamu, itu digantinya tahun beraaapaaa!” tandas Okky seraya sabar menahan kesal.

“1993!” jawab Ausyana bernada malas.

“Hahaha!” tawa sebagian murid kelas.

“Itu dua tahun yang lalu,” kata Bimo Azar.

“Sudah saya bilang tahun kemarin, Ibu masih minta tahun, jadi salah tahun saya. Sudah saya kasih hati, ibu malah minta jantung!” dumel Ausyana dengan wajah merengut. Lalu ralatnya, “Tahun 1994 yang benar, Bu!”

“Harus jelas, Aus. Kalau jawabannya hanya ‘tahun kemarin’, nanti kalau tahun depan Ibu tanya lagi dengan soal yang sama, jawaban itu pasti salah,” kata Okky Sukma.

“Ibu gantilah soalnya, kalau sama, bosanlah saya,” kata Ausyana lagi, tidak mau mengalah.

“Woi, Pacarku! Kau itu dibilangin sama guru, masih juga ngajak debat!” teriak Sutan Indra Piliang.

“Siapa pacarmu, hah?! Kita sudah cerai sebelum kenal!” hardik Ausyana sambil menengok ke belakang.

“Sudah, kita lanjutkan!” seru Okky menenangkan pertengkaran itu. “Soal berikutnya: Semua sama di mata hukum. Anak nelayan yang mencuri dan anak pejabat yang mencuri, harus sama-sama diii…. Tina!”

“Dihamili, Bu!” jawab Tina yakin.

“Hahaha…!”

Seisi kelas tertawa kencang, kecuali Tina dan Okky Sukma.

“Tina! Jangan jawab sembarangan!” bentak Okky Sukma marah.

Tina diam mendelik, tidak berani berkilah. Ia takut salah kata lagi.

“Maksud Tina, jawabannya adalah ‘diadili’, Bu,” bela Ayu meralat.

“Pembelaan Ayu ditolak, Bu. Terbukti Tina menjawab dalam kondisi sadar dan berakal!” teriak Sutan Indra.

“Enggak pingsan maksud kamu? Awas kamu, Sutan, saya piting nanti pulang!” ancam Ayu, pembela setia Tina.

“Tina, maju!” perintah Okky Sukma tegas.

“Eksekusi! Eksekusi!” seru Prastyo seperti rakyat yang menyaksikan acara hukuman mati di Kekaisaran Romawi.

“Parah banget Ketua Kelas, anak perempuan orang mau dieksekusi,” ucap Rara Dina.

“Hukum mati! Hukum mati!” teriak Sutan Indra pula.

“Kamu yang saya hukum mati!” teriak Ayu marah kepada Sutan.

Ia lalu berlari ke belakang mengincar Sutan yang duduk sendiri di bangku belakang.

“Bu Okky, tolooong!” jerit Sutan sambil buru-buru menjauh dari Ayu, sehingga mereka berseberangan meja.

Ayu siap menerkam dan Sutan siap menghindar.

“Ayu!” seru Okky Sukma.

“Itu anak kalau mulutnya belum disumpal pakai sepatu, saya belum bahagia, Bu!” sahut Ayu.

“Iya, tapi jangan rusuh juga dong di pelajaran Ibu!” kata Okky Sukma.

“Siap, Bu!” sahut Ayu.

“Kembali ke kursi!” perintah Okky Sukma.

“Siap, Bu!” jawab Ayu lagi.

Ayu pun kembali pulang ke kursinya di deretan depan.

“Selamat saya,” ucap Sutan Indra lega.

“Sutan!” sebut Okky Sukma.

“Iya, Bu!” jawab Sutan Indra.

“Jaga omongan kamu!” pesan Okky Sukma tegas.

“Okke, Bu,” jawab Sutan Idra.

“Tina, maju untuk dihukum!” perintah Okky Sukma.

“Iya, Bu,” sahut Tina dengan lemah dan sedih. Ia pun beranjak dari duduknya dan pergi ke hadapan Okky Sukma.

“Sebagai hukuman, tolong kamu ambilkan ibu segelas air putih!” perintah Okky Sukma.

“Iya, Bu,” ucap Tina seraya tersenyum.

“Hahahak…!” tawa Ayu cukup panjang.

*****

 

Sepulang sekolah, Trio Antik (Tina Cihuy, Ayu Nostalgia dan Salman Alfarisy) belajar kelompok di rumah Tina. Mereka dapat PR IPA dari Ibu Anna Maharani.

Tina dan Ayu beda kelas dengan Salman, tapi dapat tugas yang sama.

“Sambil disedot sirupnya, digigit mie ronggengnya, ya,” kata Musdahlifa, ibu dari Tina. Ia meletakkan jamuan buat anak-anak di meja ruang tamu.

“Mie goreng, Bu, bukang mie ronggeng!” ralat Tina.

“Hahaha!” tawa Ayu.

“Hehehe!” kekeh Salman pula.

“Harap maklum ya, Nak Salman. Tina sama Ibu termasuk keluarga pesurak kosa kata bahasa Indonesia. Memang bawaan radi orok. Hihihi!” ucap Musdahlifa lalu tertawa malu sendiri.

“Iya, Bu. Sa-sa-saya juga pe-pe-penghancur. Ma-ma-malah lebih pa-pa-parah,” kata Salman, berusaha menghibur.

“Ibu tinggal ya. Kalau mie ronggengnya kurang, nanti Ibu masak gali,” kata Musdahlifa.

“Kalau kurang, biar Ayu yang masak, Bu. Biar enggak kurang porsinya. Hahaha!” seloroh Ayu.

“Ayu mah jatuhnya tiga porsi, Bu. Satu porsi mah cumi buat sesajen,” timpal Tina.

“Woiiit! Kamu kira saya wewe lele yang doyan sesajen?” sahut Ayu sewot.

“Sa-sa-sa….”

“Sapi?” tanya Ayu memotong perkataan Salman.

“Bu-bu-bukan. Sa-sa-sajen mania! Hahaha!” kata Salman lalu tertawa sendiri.

“Yaudah, lanjutin bejalarnya,” kata Musdahlifa lalu berjalan ke dalam.

“Sampai mana tadi?” tanya Tina.

“Nomor lima,” jawab Ayu.

“Gambarlah alat reproduksi katak,” baca Salman.

“Ih keren, Salaman momongnya lancar!” sorak Tina.

“Itu kan ka-ka-kalau ba-ba-baca!” dalih Salman.

“Ya udah, kamu kalau ngomong, baca buku saja, Sal!” kata Ayu.

“Hahaha! Ba-ba-baca buku ba-ba-bahasa Inggris?” sahut Salman.

“Baca buku separah aja,” timpal Tina pula.

“Buku sejarah, Tina,” ralat Ayu.

“Iya, maksud saya itu,” kata Tina seraya tersenyum.

“Kalau ibu kamu, yang meralat kamu. Kalau kamu, yang meralat saya,” kata Ayu.

“Kalau Ayu, yang lalatin Salmon, eh Salaman. Hahaha!” kata Tina.

“Sa-sa-salmon? Waaah dimarahin pa-pa-pacar saya loooh!” kata Salman.

“Siapa?” tanya Tina.

“Na-na-namanya Ausyana,” jawab Salman seraya tersenyum malu kambing.

“Hahaha! Kirain Ayu,” kata Tina.

“Kalau saya juga, enggap apa-apa. Hahaha…!” kata Ayu genit. “Bapaknya Salman kan juragan pisang.”

“Oooh, kirain juragan kingkong!” kata Tina.

“Singkong, Tinaaa, bukan kingkong!” ralat Ayu.

“Iyaaa!” teriak Tina pula, tanda mengerti tapi rada sewot. Lalu katanya kepada Salman, “Sal, gambarin ya. Anggap aja biaya sewa.”

“Si-si-siap!”

“Sambal nunggu, saya baca novel ya,” kata Tina sambil meraih buku tua yang dibelinya kemarin di pasar. Ia membaca judul novelnya, “Pintu Setan Kuning.”

“Awas, nanti malam setannya datang loh, Tina,” kata Ayu.

“Kalau datang saya suguhin mie ronggeng. Hahaha…!” kata Tina berseloroh lalu tertawa sendiri.

“Ke-ke-kenapa enggak disuruh ga-ga-gambar reproduksi manusia saja?” tanya Salman.

“Pasti mikirnya jorok!” tukas Ayu sambil menujuk wajah Salman.

“Hahaha…!” tawa Salman kencang.

“Wuiiih! Bagus nih ceritanya. Batu mulai, ***** sihirnya sudah baca mandra!” kata Tina heboh sendiri.

“Hahaha…!” tawa Ayu dan Salman.

“Tina ngomong jorok!” tukas Ayu lagi.

“Ngomong jorok apa?” tanya Tina mendelik.

“Tadi nyebut ini!” jawab Ayu sambil menusuk dada Tina.

“Aw! Sembarangan main tusuk!” bentak Tina. “Jorok apaan? Tadi saya ngomong nenek sihir kok!”

“Nanti kalau saya sebutin, malah saya yang dibilangin jorok,” kata Ayu.

“Dengarin nih manteranya, lucu loh,” kata Tina sambil senyum sendiri. Lalu ia membaca mantera di dalam buku novel itu, “Tung tung tung. Bolak balik bolak balik. Nungging jungkir balik. Ka buka buka. Woi!”

Tiba-tiba buku novel di tangan Tina melompat sendiri dan kaget.

“Allahumma!” pekik Tina terkejut.

“Allahuakbar!” teriak Ayu pula terkejut. (RH)

Terpopuler

Comments

EL SHADAY

EL SHADAY

harusnya hormat pada sang saka di lapangan selama satu jam!

2023-05-24

2

EL SHADAY

EL SHADAY

maksudnya: kill herrrrr!!!

2023-05-24

2

tina yusuf

tina yusuf

wah aku kena hukuman dh ...

2023-05-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!