Awal Pertemuan

Zaya Diandra, itulah nama yang tercantum pada kartu identitas milik Zaya. Ia sendiri tidak tahu pasti siapa sebenarnya yang memberikan nama itu padanya. Ibunya, kah? Ayahnya? Atau pengurus panti yang telah membesarkannya selama ini.

Zaya memang salah satu penghuni dari sebuah panti asuhan yang terletak di pinggiran kota. Sejak kecil Zaya tidak pernah tahu siapa orang tua kandungnya, karena sejauh Zaya bisa mengingat, ia hanya mempunyai memori tentang panti asuhan saja. Tidak pernah sekali pun ia bisa mengingat seperti apa wajah kedua orang tuanya.

Menurut cerita yang dikatakan oleh pengurus panti, kedua orang tua Zaya meninggal karena sebuah kecelakaan lalu lintas, saat usia Zaya masih sangat kecil. Lalu karena keduanya sama-sama tidak memiliki keluarga, akhirnya salah seorang kenalan dari orang tua Zaya menyerahkan Zaya kecil pada pihak panti untuk diasuh.

Tapi sejujurnya, Zaya sendiri agak meragukan cerita itu, karena di sisi lain, teman-temannya seringkali mengejeknya dengan mengatakan bahwa dirinya adalah anak hasil hubungan gelap yang sengaja dibuang ibunya sendiri karena malu. Zaya yang awalnya ingin tahu tentang asal-usulnya akhirnya memilih untuk tidak ambil pusing dan tidak mencari tahu lagi. Pasalnya, ia tidak ingin mendapati kenyataan buruk lain yang bisa membuatnya semakin terpuruk.

Zaya sendiri sebenarnya memiliki paras yang cukup manis. Rambutnya hitam dan lebat, hidung mungil, serta bibir tipis berwarna kemerahan alami, yang pastinya tidak akan disukai oleh produsen lipstik. Belum lagi matanya yang besar dan jernih, membuatnya lebih terlihat seperti manekin hidup. Satu-satunya hal yang membuatnya sering diejek tentang tubuhnya adalah berat badannya yang di bawah rata-rata.

Saat kecil ia sering dijadikan bahan lelucon dengan julukan 'Tulang Belulang' atau 'Manusia Kurang Makan'. Zaya tak menampik julukan itu, terutama yang ke dua, karena pada kenyataannya Zaya memang seringkali kekurangan makanan dan terpaksa harus menahan lapar. Itu jugalah yang akhirnya membuat Zaya memutuskan untuk belajar mencari uang sendiri saat ia memasuki sekolah menengah. Mulai dari menerima jasa mencuci dan menyertika, hingga menjajakan roti saat hari minggu atau hari-hari libur lainnya.

Seringkali Zaya kelelahan karena tak punya waktu untuk beristirahat, tapi setidaknya saat panti sedang kekurangan persediaan makanan, ia bisa membeli sendiri makanan dan tak perlu lagi menahan lapar seperti sebelumnya.

Jangan tanya prestasi Zaya di sekolah. Otaknya yang pas-pasan ditambah dengan waktu belajarnya yang bisa dibilang tidak ada, membuat pencapaian Zaya dalam menguasai bidang mata pelajaran sangatlah memprihatinkan. Bahkan tak jarang guru sekolah Zaya memergoki gadis itu tertidur di dalam kelas saat pelajaran sedang berlangsung. Hal itu membuat Zaya sering ditegur dan tidak disukai di kalangan para guru.

Tentu Zaya sangat tahu diri. Ia tak memimpikan hal yang muluk untuk sekolahnya, cukup tak pernah tinggal kelas saja sudah merupakan sebuah keberuntungan buatnya.

Keadaan Zaya itu pun berlangsung hingga ia menyelesaikan sekolah menengahnya dan melanjutkan ke jenjang menengah atas.

 

___________________________________________

 

Hari itu, sama seperti hari-hari libur lainnya, di saat teman-teman sekelasnya sibuk dengan liburannya masing-masing, Zaya justru tengah berkeliling menjajakan dagangannya. Zaya yang saat itu berusia tujuh belas tahun, menjinjing dua buah keranjang roti yang bermuatan penuh di kedua tangannya.

Peluhnya bercucuran, tapi tak membuat semangatnya surut untuk terus melangkah. Kaki kurusnya berjalan menyusuri trotoar, menawarkan pada siapa saja yang lewat untuk membeli dagangannya. Tapi sepertinya ia sedang tidak terlalu beruntung, pasalnya sudah hampir tengah hari, roti dagangannya masih belum terlalu banyak yang laku.

Akhirnya karena lelah, Zaya pun memilih duduk di bawah sebatang pohon dengan menjulurkan kedua kakinya. Ditenggaknya air minum yang ia bawa dari rumah sampai tandas. Dan disekanya peluh yang sedari tadi membanjiri dahinya dengan punggung tangan.

Zaya menengadahkan wajahnya sembari memejamkan mata, berharap keajaiban datang dan dagangannya segera habis agar ia bisa pulang dengan membawa sedikit uang. Tapi tiba-tiba sekumpulan remaja laki-laki datang menghampiri Zaya. Sontak Zaya langsung berdiri dan meraih kedua keranjang dagangannya.

"Woy, ada roti, nih!" seru salah satu dari para pemuda itu.

Zaya mengedarkan pandangannya ke segala arah, berharap bisa mencari pertolongan, tapi dilihatnya jalanan sekitaran situ sepi. Rupanya karena lelah, Zaya tanpa sadar telah memasuki kawasan yang sering terjadi tindak kejahatan.

"Kebetulan sekali belum makan siang, hari ini makan roti kita," tambah pemuda yang lain menimpali.

Wajah Zaya tampak cemas, ia tak ingin rugi lagi seperti sebelumnya. Sekumpulan anak jalanan itu telah beberapa kali membuatnya harus mengganti rugi karena memakan roti-roti dagangan Zaya tanpa memberi uang. Bukan karena tak punya uang, tapi karena tindakan premanisme yang telah mendarah daging pada diri anak-anak jalanan ini, sehingga mereka lebih suka menjarah daripada membeli.

"Ayo, tunggu apalagi. Kemarikan rotinya!" Pemuda-pemuda itu pun mulai mengerubuti Zaya.

"Tidak boleh!!" Zaya berteriak lantang.

"Kalau mau roti, kasih uang dulu!" seru Zaya lagi.

"Oh ... sudah berani melawan kamu sekarang. Minta kita main kasar, ya!" herdik pemuda yang tubuhnya paling besar.

Zaya menelan ludahnya. Sebenarnya ia merasa takut menghadapi pemuda-pemuda jalanan ini, apalagi dirinya hanyalah seorang gadis, sendirian pula. Tapi rasa enggannya untuk kembali merugi membuatnya mau tidak mau harus melawan. Meski jika dilihat dari jumlah, perlawanannya dapat dipastikan akan sia-sia.

"Kalian makan tidak pernah bayar. Kalau mau terus-terusan seperti itu, aku rugi, tahu!" sergah Zaya

Pemuda bertubuh gempal itu mendelik. "Itu urusan kamu," sarkasnya sambil terbahak, diikuti tawa pemuda-pemuda yang lain.

"Dia lucu juga," ujar salah satu dari pemuda itu di sela-sela tawanya.

"Sudah, kemarikan rotinya. Habis itu kamu boleh pergi." Pemuda yang paling besar itu pun menarik keranjang dagangan Zaya.

Tentu saja Zaya tidak tinggal diam. Ditahannya keranjang miliknya, hingga terjadilah adegan tarik-menarik keranjang, sampai akhirnya kedua keranjang itu terlempar ke atas dan roti-roti di dalamnya berhamburan.

Zaya histeris. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di hadapan mereka. Sontak hal itu membuat para pemuda jalanan tadi berlari menjauh, menginjak-injak roti dagangan Zaya yang berserakan di tanah.

Zaya semakin histeris melihatnya. Dipungutinya roti-roti malang itu sebisa mungkin, meski sudah jelas terlihat mereka sudah tidak layak lagi untuk dijual.

Sementara Zaya sibuk dengan roti-rotinya, seorang laki-laki muda dengan setelan kantoran turun dari mobil menghampiri Zaya.

"Nona tidak apa-apa?" tanyanya.

Zaya mengangkat wajahnya sekilas dan menggeleng, lalu kembali memunguti roti-rotinya.

"Tidak ada yang terluka?" tanya laki-laki itu lagi.

"Tidak," jawab Zaya singkat.

Setelah selesai memunguti roti-rotinya dan memasukkannya kembali kedalam keranjang, Zaya pun berdiri dan hendak pergi dari tempat itu. Tapi belum sempat Zaya melangkah, tiba-tiba ia mematung saat pintu penumpang mobil mewah di hadapannya terbuka, dan nampak seseorang keluar dari sana.

Sosok laki-laki muda berbalut setelan jas abu-abu tua tampak melangkah dengan sangat berkharisma dan memancarkan aura yang begitu kuat. Wajahnya sangat sempurna, mengingatkan Zaya pada ilustrasi wajah Dewa Yunani Kuno yang pernah ia lihat di komik yang pernah ia baca. Tubuhnya tinggi dengan bentuk badan yang sangat proposional. Belum lagi kulit wajahnya yang halus dan bersih, seolah sosok di hadapannya ini tidak pernah terkontaminasi kotoran apapun.

Sekali lagi Zaya kesulitan menelan ludahnya. Ia membeku layaknya patung yang tak bisa bergerak, melupakan jika ia hendak pergi dari sana.

"Tuan muda, maaf Anda sampai ikut keluar." Laki-laki yang sebelumnya telah lebih dulu menghampiri Zaya, tampak sedikit membungkukkan badannya.

"Tidak apa-apa," jawab Lelaki berwajah bak Dewa Yunani itu. Suaranya berat, tapi sangat enak terdengar di telinga Zaya.

"Apa yang kau jual itu, Nona?" tanyanya kemudian pada Zaya.

Sontak Zaya sedikit tergagap.

"Ro-roti, Tuan," jawabnya terbata.

"Hm, boleh aku membelinya?" tanyanya lagi.

"Ya?"

"Roti itu, aku ingin membeli semuanya. Boleh, kan?"

Pertanyaan laki-laki rupawan itu sedikit membuat Zaya terperangah.

"Ta-tapi semua roti ini sudah tidak layak lagi, Tuan. Saya tidak bisa menjualnya," tolak Zaya kemudian.

Laki-laki itu sedikit menipiskan bibirnya, hampir menyerupai sebuah senyuman.

"Tidak masalah. Aku akan memberikan roti-roti ini pada ikan peliharaanku," ujarnya.

"Jadi, berapa harga semua roti-rotimu itu, Nona?" tanyanya lagi.

Zaya nampak agak ragu, tapi kemudian ia pun menghitung roti-rotinya.

"Semuanya seratus dua puluh ribu, Tuan. Tapi karena roti-roti ini sudah rusak, Anda cukup bayar separuhnya saja," jawab Zaya kemudian.

"Bolehkah?" Lelaki rupawan itu kembali bertanya sambil sedikit mengangkat satu alisnya.

"Iya," jawab Zaya mantap.

"Baiklah, kalau begitu." Lelaki rupawan itu kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dari dompetnya dan menyerahkannya pada Zaya. Zaya menerimanya dengan tatapan bingung.

"Ini ... ini terlalu banyak, Tuan. Saya tidak bisa menerimanya." Zaya menyodorkan kembali uang itu.

"Itu termasuk uang untuk membeli keranjangnya sekalian," jawab lelaki rupawan itu sambil berlalu.

"Eh?" Zaya masih bingung dibuatnya tatkala laki-laki muda yang satunya lagi ikut berlalu sambil membawa roti-roti milik Zaya beserta keranjangnya.

Mobil mewah itu pun akhirnya pergi dari hadapan Zaya, meninggalkan Zaya yang masih termangu, mencoba mencerna apa yang baru saja dialaminya.

Sementara itu, di dalam mobil mewah yang tengah melaju, laki-laki muda yang duduk di samping kursi sopir tampak masih memandangi dua keranjang roti rusak di hadapannya.

"Tuan muda, apa Anda sungguh memelihara ikan?" tanyanya kemudian.

"Tidak," jawab sang tuan muda.

"Lalu, roti-roti ini?"

"Buang saja. Atau kau ingin meletakannya di museum? Terserah padamu."

Laki-laki muda itu pun menahan senyum. Di balik sifat dingin yang selalu tuan mudanya tampilkan, tidak disangka ia bisa melihat sisi lain dari majikannya itu. Sisi yang tak sengaja terlihat karena bertemu dengan gadis penjual roti yang sedang di-bully. Sejak saat itu, laki-laki muda itu percaya gadis penjual roti itu istimewa.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Trisna

Trisna

istimewa tapi hanya menurutmu saja

2024-11-15

0

Ibuk Bapak

Ibuk Bapak

ini ke 4kalinya aku baca dari awal pas masih baru author bikin...entah mengapa gak bosen2 ceritanya sungguh melekat di hati ...1dari 5novel terbaik di novel toon yg menjadi favorit ku 🥰🥰🥰... sosok tokoh yg begitu keren dingin berwibawa yg membuat aku jatuh cinta tanpa mengenal sosoknya 😜🤣🤣🤣

2025-02-08

3

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Kadian... Zat.. Semangat zaya

2024-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal Pertemuan
3 Sebuah Insiden
4 Hancur
5 Bimbang
6 Pergolakan Batin
7 Mari Kita Menikah
8 Sebatas Tanggung Jawab
9 Sebuah Titik Balik?
10 Kelahiran Albern
11 Sebuah Kenyataan
12 Awal Dari Rasa Sakit
13 Berusaha Lebih Berani
14 Kemarahan Aaron
15 Maaf ....
16 Sikap yang Mengejutkan
17 Semoga Saja ....
18 Terhempas
19 Kesedihan Zaya
20 Mulai Menata Hati
21 Izinkan Sebentar Saja
22 Jangan Terlalu Baik
23 Permintaan Aaron
24 Keputusan
25 Last Anniversary
26 Sehari Bersamamu
27 Apa Mama Akan Melupakan Al?
28 Selamat Tinggal, Aaron...
29 Aaron Brylee Story
30 Memulai Hidup Baru
31 Kehilangan
32 Al Merindukan Mama
33 Menemui Teman Lama
34 Bertemu Kembali
35 Menginap
36 Merasa Bersalah
37 Sebuah Kejutan
38 Sosok Dari Masa Lalu
39 Mengunjungi Panti
40 Cast
41 Janji Masa Kecil
42 Kenyataan Untuk Evan
43 Cemburu?
44 Mulai Menyadari Perasaan Itu
45 Harus Memulai Dari Mana?
46 Impulsif
47 Tolong Pertimbangkan Aku
48 Sebuah Permohonan Maaf
49 Kekasih Baru Kara
50 Takdir Macam Apakah Ini?
51 Rencana Liburan
52 Let's Go To Disneyland Paris
53 Apakah Kau Mau Kembali Bersamaku Lagi?
54 Aku Akan Memperjuangkanmu
55 Situasi Yang Canggung
56 Semakin Membingungkan
57 Terjadi Sesuatu
58 Jangan Pergi
59 Pengakuan
60 Akan Kupertimbangkan
61 Berpacaran?
62 Kembali Menginap
63 Masuk Ke Dalam Perangkap Aaron
64 Nasib Brylee Group Berada Ditanganmu...
65 Permohonan Ginna
66 Dia Mencintaimu
67 Memutuskan
68 Terima Kasih
69 Menginginkan Satu Sama Lain
70 Pelangi Setelah Badai
71 Rencana Pernikahan
72 Pergi Dengan Luka
73 Aku Merestuimu
74 Cukup Sekali Ini Saja
75 Thank You From Author
76 Calon Nyonya Muda Keluarga Brylee
77 Sebuah Rintangan
78 Sejenak Melarikan Diri
79 Menangkap Pengantin Kabur
80 Penjelasan
81 The Wedding Day
82 Gagal Mandi Bersama
83 Panggil Aku Honey
84 Medan Pertempuran Sang Nyonya Muda
85 Bunga Lotus
86 Kenapa Perutku Rasanya Mual?
87 Kelakuan Aneh Aaron
88 Aku Hamil
89 Reaksi Albern
90 Membujuk
91 Drama Hormon Kehamilan
92 Istri Cengeng Dan Pencemburu
93 Aku Hanya Mencintaimu
94 Mama Seperti Zombi
95 Binatang Penyengat
96 Les Privat Bersama Nyonya Besar
97 Curahan Hati Ginna
98 Jamuan Makan Malam
99 Drama masih berlanjut
100 Pertengkaran Pasangan Love Bird
101 Lakukan Saja Apa Yang Membuatmu Senang
102 Salah Berpikir
103 Kecurigaan Ginna
104 Petuah Ibu Suri
105 Kamu Milikku
106 Berusahalah
107 Menemukan Sebuah Celah
108 Terbongkar
109 Diluar kendali
110 Akhir Dari Seorang Anna
111 Hukuman
112 Rahasia Ginna
113 Pasrah
114 Sebuah Pelajaran
115 Penyesalan
116 Memeluk kembali
117 Aku merindukanmu
118 Cerita Pagi
119 Sebuah Janji
120 Sekretaris Baru
121 Dia Mirip Seseorang
122 Posesif
123 Seperti Anak Kecil
124 Menonton Bersama
125 Pemeriksaan Kandungan
126 Terlalu Pencemburu
127 Menjadi Orang Gila
128 Belajar Meredam Perasaan
129 Fobia Perempuan Cantik
130 Penyakit Aneh
131 Pertunangan Yang Tak Disengaja
132 Restu Dari Calon Mertua
133 Lamaran Yang Sesungguhnya
134 Cuti Pernikahan
135 Perempuan Gagah Dan Perkasa
136 Jenn Dan Jeff
137 Jeje Couple
138 Pernikahan Dean Dan Kara
139 Malam Pengantin Berdarah
140 Perempuan Itu Merepotkan
141 Liburan Keluarga
142 Musibah
143 Selamatkan Ibunya
144 Menunggu Keajaiban
145 Secercah Harapan
146 Lihatlah Putri Kita
147 Terbangun
148 Zivanna Brylee
149 Since You Married Me (End)
150 Mengunjungi Anna (Extra Part 1)
151 Berita Baik Dari Dean Dan Kara (Extra Part 2)
152 The Next Story Of Jeje Couple (Extra Part 3)
153 Undangan Pernikahan (Extra Part 4-Epilog)
154 Info Karya Baru
155 Pengumuman
156 Karya Baru Lagi
157 Sudah rilis
158 Promo Karya Terbaru
159 Pengumuman Again
160 PENGUMUMAN
161 Karya Baru Again
162 Pengumuman Karya Terbaru
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Prolog
2
Awal Pertemuan
3
Sebuah Insiden
4
Hancur
5
Bimbang
6
Pergolakan Batin
7
Mari Kita Menikah
8
Sebatas Tanggung Jawab
9
Sebuah Titik Balik?
10
Kelahiran Albern
11
Sebuah Kenyataan
12
Awal Dari Rasa Sakit
13
Berusaha Lebih Berani
14
Kemarahan Aaron
15
Maaf ....
16
Sikap yang Mengejutkan
17
Semoga Saja ....
18
Terhempas
19
Kesedihan Zaya
20
Mulai Menata Hati
21
Izinkan Sebentar Saja
22
Jangan Terlalu Baik
23
Permintaan Aaron
24
Keputusan
25
Last Anniversary
26
Sehari Bersamamu
27
Apa Mama Akan Melupakan Al?
28
Selamat Tinggal, Aaron...
29
Aaron Brylee Story
30
Memulai Hidup Baru
31
Kehilangan
32
Al Merindukan Mama
33
Menemui Teman Lama
34
Bertemu Kembali
35
Menginap
36
Merasa Bersalah
37
Sebuah Kejutan
38
Sosok Dari Masa Lalu
39
Mengunjungi Panti
40
Cast
41
Janji Masa Kecil
42
Kenyataan Untuk Evan
43
Cemburu?
44
Mulai Menyadari Perasaan Itu
45
Harus Memulai Dari Mana?
46
Impulsif
47
Tolong Pertimbangkan Aku
48
Sebuah Permohonan Maaf
49
Kekasih Baru Kara
50
Takdir Macam Apakah Ini?
51
Rencana Liburan
52
Let's Go To Disneyland Paris
53
Apakah Kau Mau Kembali Bersamaku Lagi?
54
Aku Akan Memperjuangkanmu
55
Situasi Yang Canggung
56
Semakin Membingungkan
57
Terjadi Sesuatu
58
Jangan Pergi
59
Pengakuan
60
Akan Kupertimbangkan
61
Berpacaran?
62
Kembali Menginap
63
Masuk Ke Dalam Perangkap Aaron
64
Nasib Brylee Group Berada Ditanganmu...
65
Permohonan Ginna
66
Dia Mencintaimu
67
Memutuskan
68
Terima Kasih
69
Menginginkan Satu Sama Lain
70
Pelangi Setelah Badai
71
Rencana Pernikahan
72
Pergi Dengan Luka
73
Aku Merestuimu
74
Cukup Sekali Ini Saja
75
Thank You From Author
76
Calon Nyonya Muda Keluarga Brylee
77
Sebuah Rintangan
78
Sejenak Melarikan Diri
79
Menangkap Pengantin Kabur
80
Penjelasan
81
The Wedding Day
82
Gagal Mandi Bersama
83
Panggil Aku Honey
84
Medan Pertempuran Sang Nyonya Muda
85
Bunga Lotus
86
Kenapa Perutku Rasanya Mual?
87
Kelakuan Aneh Aaron
88
Aku Hamil
89
Reaksi Albern
90
Membujuk
91
Drama Hormon Kehamilan
92
Istri Cengeng Dan Pencemburu
93
Aku Hanya Mencintaimu
94
Mama Seperti Zombi
95
Binatang Penyengat
96
Les Privat Bersama Nyonya Besar
97
Curahan Hati Ginna
98
Jamuan Makan Malam
99
Drama masih berlanjut
100
Pertengkaran Pasangan Love Bird
101
Lakukan Saja Apa Yang Membuatmu Senang
102
Salah Berpikir
103
Kecurigaan Ginna
104
Petuah Ibu Suri
105
Kamu Milikku
106
Berusahalah
107
Menemukan Sebuah Celah
108
Terbongkar
109
Diluar kendali
110
Akhir Dari Seorang Anna
111
Hukuman
112
Rahasia Ginna
113
Pasrah
114
Sebuah Pelajaran
115
Penyesalan
116
Memeluk kembali
117
Aku merindukanmu
118
Cerita Pagi
119
Sebuah Janji
120
Sekretaris Baru
121
Dia Mirip Seseorang
122
Posesif
123
Seperti Anak Kecil
124
Menonton Bersama
125
Pemeriksaan Kandungan
126
Terlalu Pencemburu
127
Menjadi Orang Gila
128
Belajar Meredam Perasaan
129
Fobia Perempuan Cantik
130
Penyakit Aneh
131
Pertunangan Yang Tak Disengaja
132
Restu Dari Calon Mertua
133
Lamaran Yang Sesungguhnya
134
Cuti Pernikahan
135
Perempuan Gagah Dan Perkasa
136
Jenn Dan Jeff
137
Jeje Couple
138
Pernikahan Dean Dan Kara
139
Malam Pengantin Berdarah
140
Perempuan Itu Merepotkan
141
Liburan Keluarga
142
Musibah
143
Selamatkan Ibunya
144
Menunggu Keajaiban
145
Secercah Harapan
146
Lihatlah Putri Kita
147
Terbangun
148
Zivanna Brylee
149
Since You Married Me (End)
150
Mengunjungi Anna (Extra Part 1)
151
Berita Baik Dari Dean Dan Kara (Extra Part 2)
152
The Next Story Of Jeje Couple (Extra Part 3)
153
Undangan Pernikahan (Extra Part 4-Epilog)
154
Info Karya Baru
155
Pengumuman
156
Karya Baru Lagi
157
Sudah rilis
158
Promo Karya Terbaru
159
Pengumuman Again
160
PENGUMUMAN
161
Karya Baru Again
162
Pengumuman Karya Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!