Maaf ....

Zaya membuka matanya saat jam di atas nakas menunjukkan waktu dini hari. Tubuhnya terasa ngilu dan kepalanya agak pusing. Dipaksakannya tubuh polosnya yang tertutup selimut untuk bangkit.

Zaya memperhatikan keadaannya saat ini. Ia merasa dejavu, keadaannya sekarang pernah ia alami saat Aaron merenggut kehormatannya dulu.

Airmata kembali mengalir dipipi Zaya. Bahkan setelah menjadi istri Aaron pun ia masih harus mengalami hal memalukan ini. Sepertinya memang tak ada harapan untuk Zaya bisa mendapatkan hati Aaron, karena di mata Aaron Zaya tidak akan pernah menjadi berharga.

Pelan-pelan Zaya beringsut menuju kamar mandi. Diguyurnya tubuh ringkihnya itu dengan air hangat, berusaha sedikit meredam rasa sakit di beberapa bagian tubuhnya.

Zaya memejamkan matanya sambil sedikit menengadah. Kembali terngiang di telinganya kata-kata Aaron yang begitu merendahkannya. Sakit di tubuhnya sangat tak seberapa jika dibandingkan dengan sakit di dalam hatinya.

Aaron benar-benar telah menginjak-injak harga dirinya sebagai seorang istri dan perempuan. Tak pernah terbayangkan oleh Zaya akan dibuat Aaron sehina ini. Lalu apakah ia tetap akan bertahan dengan keadaan yang seperti ini? Haruskah Zaya melupakan begitu saja semua perbuatan tak terpuji Aaron terhadapnya?

Sungguh, sebenarnya Zaya merasa sangat marah. Ingin rasanya ia pergi dari rumah itu saat ini juga. Tapi kemudian ia teringat Albern, putranya. Jika Zaya pergi, sudah pasti ia tidak akan pernah melihat Albern lagi. Zaya tahu seperti apa Aaron menyayangi Albern. Pasti tidak akan pernah Aaron mengizinkan Zaya untuk menemui putranya itu seandainya mereka bercerai.

Zaya tersenyum masam. Dari awal hingga akhir tetap saja dirinya yang akan kalah, karena dia yang selalu berada dalam posisi yang lemah. Beginikah rasanya menjadi istri yang tak dianggap? Sungguh sangat menyakitkan. Apapun yang dilakukan akan dipersalahkan dan tak dihargai.

Setelah dirasa tubuhnya jauh lebih baik, akhirnya Zaya menyudahi mandi tengah malamnya. Ia mengenakan piamanya dan berjalan keluar kamar. Suasana rumah besarnya itu tampak sudah sepi. Sepertinya para pelayan dan pekerja lainnya sudah kembali ke paviliun belakang rumah untuk beristirahat.

Zaya membuka pintu kamar Albern. Terlihat bayi menggemaskan itu tengah terlelap dengan damainya. Dan tampak pula sang pengasuh yang tertidur ditempat tidur yang khusus disediakan untuknya di salah satu sudut kamar Albern. Ginna memang mengatur pengasuh itu untuk tidur tak jauh dari Albern agar memudahkan ia mengurus Albern di malam hari. Salah satu dari banyak hal yang membuat Zaya merasa ironi.

Seorang pengasuh bisa sangat dekat dengan putranya itu disaat dia, ibu kandungnya, sendiri sangat dibatasi untuk berinteraksi dengan sang anak. Bahkan seorang pengasuh pun bisa jauh lebih berarti dibandingkan dengan dirinya.

Zaya kembali menutup pintu kamar Albern, lalu turun ke lantai bawah menuju dapur. Zaya haus. Ia butuh air dingin untuk menuntaskan dahaganya dan juga mendinginkan hatinya. Diambilnya botol air minum didalam kulkas dan ditenggaknya langsung tanpa menuangkannya terlebih dahulu ke dalam gelas.

Air itu hampir tandas, dahaganya juga telah menghilang. Tapi hatinya tetap tak kunjung dingin seolah sesuatu yang bergemuruh di dadanya meminta untuk dilampiaskan dengan hal lain.

Zaya ingin menjerit sekuat-kuatnya untuk menumpahkan seluruh kegundahannya itu. Tapi ia tahu itu tak akan ada gunanya dan hanya akan membuatnya tampak seperti orang yang tidak waras. Akhirnya Zaya duduk di kursi dengan menelungkupkan wajahnya diatas meja makan. Airmatanya kembali mengalir. Hanya menangislah yang saat ini bisa ia lakukan. Entah sampai kapan dia akan menjadi orang lemah yang hanya bisa mengeluarkan airmata.

"Nyonya ...." Suara Bu Asma sontak membuat Zaya mengangkat wajah dan buru-buru menghapus airmatanya.

"Apa Nyonya mau makan? Saya akan panaskan makanannya."

Zaya tak menjawab karena sedikit terkejut dengan kehadiran Bu Asma. Bukankah harusnya beliau sudah beristirahat di paviliun belakang? Kenapa selarut ini masih ada di sini?

Bu Asma berjalan mendekat dan mengambil makanan yang disimpan di wadah tahan panas yang berada di kulkas, lalu memanaskannya ke dalam microwave.

"Ini, Nyonya." Bu Asma meletakkan makanan yang sudah hangat kembali itu di hadapan Zaya. Mau tidak mau Zaya mengambil sendok dan mulai menyantap makanan itu. Perutnya memang terasa lapar karena sejak tadi siang tidak diisi.

"Tuan masih belum pulang. Makanya saya masih di sini menunggu Nyonya turun. Saya hanya ingin memastikan jika Nyonya baik-baik saja," ujar Bu Asma seolah ingin menjawab pertanyaan dibenak Zaya.

Zaya masih dalam mode diamnya. Ia menikmati makanannya dengan hening dan tampak tak ingin mengeluarkan suara.

"Nyonya ... apa boleh saya bertanya?" tanya Bu Asma kemudian dengan ragu.

"Bertanya apa?" lirih Zaya akhirnya.

Bu Asma tampak mengatur kata-kata dalam benaknya.

"Tuan Aaron marah ... apa itu karena Nyonya mengantarkan makanan ke kantornya?" tanyanya dengan hati-hati.

Zaya diam sejenak lalu mengangguk pelan.

Bu Asma yang melihat anggukan Zaya tampak menghela nafasnya dengan wajah menyesal.

"Maaf, Nyonya. Semua ini gara-gara saya. Saya yang sudah menyarankan hal konyol itu pada Nyonya. Karena saya, Nyonya jadi menerima kemarahan Tuan. Maafkan saya, Nyonya ... Saya benar-benar minta maaf." Bu Asma meminta maaf dengan suara tergetar. Tampak wajahnya menunduk, tak berani melihat ke arah Zaya. Sepertinya perempuan paruh baya itu merasa sangat bersalah pada Nyonya mudanya itu.

Zaya yang melihatnya tampak iba. Ia tahu jika Bu Asma hanya berniat mendekatkan dirinya dengan Aaron tanpa niat jahat. Tentu saja dia tidak akan menyalahkan Bu Asma dalam hal ini.

Zaya meletakkan sendoknya dan meminum air telah dituangkan Bu Asma sebelumnya. kemudian ia mendorong sedikit piringnya ke arah depan, tanda ia telah selesai menyantap makanannya.

"Saya baik-baik saja, Bu. Ibu tidak perlu khawatir. Dan kejadian tadi siang, kita sama-sama tidak tahu jika Aaron akan marah. Jadi tidak perlu minta maaf." jawab Zaya akhirnya.

Bu Asma memberanikan diri mengangkat wajahnya untuk melihat Zaya.

"Tapi, Nyonya. Tadi siang tuan sampai menyeret Nyonya seperti itu. Saya sangat takut. Saya tidak bisa membayangkan apa yang Tuan lakukan setelah itu. Saya sangat takut jika sampai Tuan menyakiti Nyonya, dan semua itu gara-gara saya. Saya sungguh menyesal, Nyonya. Tolong maafkan saya." Bu Asma kembali berujar dengan sedihnya. Kali ini airmata tampak jatuh ke pipinya. Ia terlihat benar-benar menyesal.

Zaya mengulas senyum tipis, berusaha menenangkan Bu Asma.

"Saya baik-baik saja, Bu. Ibu bisa lihat sendiri. Sekarang lebih baik Ibu istirahat karena ini sudah sangat larut. Bukankah besok Ibu mesti bangun pagi-pagi sekali?" ujar Zaya.

"Tapi apa Nyonya benar baik-baik saja?" Bu Asma balik bertanya.

Zaya mengangguk mantap.

Setelah Zaya kembali meyakinkan jika dirinya baik-baik saja, akhirnya Bu Asma pun mau kembali ke paviliun belakang untuk beristirahat.

Zaya sendiri juga kembali ke kamarnya dan berusaha untuk kembali memejamkan matanya. Tapi kemudian ada hal yang kini mengganjal pikirannya. Aaron tidak pulang.

Sebelumnya Aaron tidak pernah sampai menginap di luar meski sangat sibuk. Dia akan selalu pulang, bahkan saat keluar kota sekalipun. Setidaknya jika Aaron tak bisa pulang, Asisten Dean akan mengabarinya entah itu atas permintaan Aaron atau tidak. Dan sekarang dia tidak pulang, Asisten Dean juga tidak mengabari. Apa dia masih sangat marah pada Zaya? Atau bahkan sekarang dia merasa muak dan tidak ingin melihat Zaya lagi?

Segala pertanyaan berputar-putar di kepala Zaya hingga akhirnya kantuknya datang dan membuatnya kembali tertidur.

***

Sekitar pukul tujuh pagi Aaron pulang masih dengan pakaian kerjanya. Entah dia menginap di mana sampai tak mengganti pakaiannya itu. Wajahnya pun tampak kusut dan kelelahan.

Melihat Aaron membuat Zaya kembali mengingat kejadian kemarin yang sangat ingin ia lupakan. Tapi sebisa mungkin Zaya menahan perasaannya itu dan berusaha untuk tetap melayani Aaron seperti biasanya.

"Mandilah dulu, aku sudah menyiapkan air hangat," ujar Zaya pelan tanpa melihat ke arah Aaron. Dia memang sengaja menghindari bertatap muka dengan Aaron karena masih terbayang dengan kejadian kemarin yang sangat menyakitinya.

Aaron tak menjawab. Tubuhnya juga tak beranjak kemana pun. Zaya bisa merasakan jika saat ini Aaron tengah menatapnya lekat, tapi Zaya berusaha untuk tak menghiraukannya dan menyiapkan pakaian kerja Aaron seperti biasa.

"Pakaiannya sudah aku siapkan. Aku akan melihat Albern di bawah terlebih dahulu," ujar Zaya lagi sambil tetap menundukkan wajahnya. Dia lalu beranjak hendak meninggalkan Aaron yang masih setia mematung. Tapi saat tangannya hendak memutar knop pintu, tiba-tiba Zaya merasakan tangannya yang lain telah diraih seseorang.

Zaya menoleh. Didapatinya Aaron tengah menahan lengannya dan memandang ke arahnya dengan tatapan yang tak pernah Zaya lihat sebelumnya.

"Zaya ...." Aaron memanggil namanya dengan suara serak dan berat. Matanya masih lekat menatap Zaya hingga membuat Zaya sedikit terkesiap.

"Maaf ...."

Bersambung ....

Terima kasih buat yang sudah like, koment dan vote❤❤❤

Terpopuler

Comments

bunga cinta

bunga cinta

merinding

2024-01-07

0

DD😇

DD😇

nyesek banget lah ku bacanya.... dadaku bner2 sesek tiap baca kata perkata. 😭😭
jgn sampe nangis aja.

2022-09-14

0

Betty Nurbaini

Betty Nurbaini

pergi zaya... kadang ketika gak ada baru berasa berharga

2022-04-15

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal Pertemuan
3 Sebuah Insiden
4 Hancur
5 Bimbang
6 Pergolakan Batin
7 Mari Kita Menikah
8 Sebatas Tanggung Jawab
9 Sebuah Titik Balik?
10 Kelahiran Albern
11 Sebuah Kenyataan
12 Awal Dari Rasa Sakit
13 Berusaha Lebih Berani
14 Kemarahan Aaron
15 Maaf ....
16 Sikap yang Mengejutkan
17 Semoga Saja ....
18 Terhempas
19 Kesedihan Zaya
20 Mulai Menata Hati
21 Izinkan Sebentar Saja
22 Jangan Terlalu Baik
23 Permintaan Aaron
24 Keputusan
25 Last Anniversary
26 Sehari Bersamamu
27 Apa Mama Akan Melupakan Al?
28 Selamat Tinggal, Aaron...
29 Aaron Brylee Story
30 Memulai Hidup Baru
31 Kehilangan
32 Al Merindukan Mama
33 Menemui Teman Lama
34 Bertemu Kembali
35 Menginap
36 Merasa Bersalah
37 Sebuah Kejutan
38 Sosok Dari Masa Lalu
39 Mengunjungi Panti
40 Cast
41 Janji Masa Kecil
42 Kenyataan Untuk Evan
43 Cemburu?
44 Mulai Menyadari Perasaan Itu
45 Harus Memulai Dari Mana?
46 Impulsif
47 Tolong Pertimbangkan Aku
48 Sebuah Permohonan Maaf
49 Kekasih Baru Kara
50 Takdir Macam Apakah Ini?
51 Rencana Liburan
52 Let's Go To Disneyland Paris
53 Apakah Kau Mau Kembali Bersamaku Lagi?
54 Aku Akan Memperjuangkanmu
55 Situasi Yang Canggung
56 Semakin Membingungkan
57 Terjadi Sesuatu
58 Jangan Pergi
59 Pengakuan
60 Akan Kupertimbangkan
61 Berpacaran?
62 Kembali Menginap
63 Masuk Ke Dalam Perangkap Aaron
64 Nasib Brylee Group Berada Ditanganmu...
65 Permohonan Ginna
66 Dia Mencintaimu
67 Memutuskan
68 Terima Kasih
69 Menginginkan Satu Sama Lain
70 Pelangi Setelah Badai
71 Rencana Pernikahan
72 Pergi Dengan Luka
73 Aku Merestuimu
74 Cukup Sekali Ini Saja
75 Thank You From Author
76 Calon Nyonya Muda Keluarga Brylee
77 Sebuah Rintangan
78 Sejenak Melarikan Diri
79 Menangkap Pengantin Kabur
80 Penjelasan
81 The Wedding Day
82 Gagal Mandi Bersama
83 Panggil Aku Honey
84 Medan Pertempuran Sang Nyonya Muda
85 Bunga Lotus
86 Kenapa Perutku Rasanya Mual?
87 Kelakuan Aneh Aaron
88 Aku Hamil
89 Reaksi Albern
90 Membujuk
91 Drama Hormon Kehamilan
92 Istri Cengeng Dan Pencemburu
93 Aku Hanya Mencintaimu
94 Mama Seperti Zombi
95 Binatang Penyengat
96 Les Privat Bersama Nyonya Besar
97 Curahan Hati Ginna
98 Jamuan Makan Malam
99 Drama masih berlanjut
100 Pertengkaran Pasangan Love Bird
101 Lakukan Saja Apa Yang Membuatmu Senang
102 Salah Berpikir
103 Kecurigaan Ginna
104 Petuah Ibu Suri
105 Kamu Milikku
106 Berusahalah
107 Menemukan Sebuah Celah
108 Terbongkar
109 Diluar kendali
110 Akhir Dari Seorang Anna
111 Hukuman
112 Rahasia Ginna
113 Pasrah
114 Sebuah Pelajaran
115 Penyesalan
116 Memeluk kembali
117 Aku merindukanmu
118 Cerita Pagi
119 Sebuah Janji
120 Sekretaris Baru
121 Dia Mirip Seseorang
122 Posesif
123 Seperti Anak Kecil
124 Menonton Bersama
125 Pemeriksaan Kandungan
126 Terlalu Pencemburu
127 Menjadi Orang Gila
128 Belajar Meredam Perasaan
129 Fobia Perempuan Cantik
130 Penyakit Aneh
131 Pertunangan Yang Tak Disengaja
132 Restu Dari Calon Mertua
133 Lamaran Yang Sesungguhnya
134 Cuti Pernikahan
135 Perempuan Gagah Dan Perkasa
136 Jenn Dan Jeff
137 Jeje Couple
138 Pernikahan Dean Dan Kara
139 Malam Pengantin Berdarah
140 Perempuan Itu Merepotkan
141 Liburan Keluarga
142 Musibah
143 Selamatkan Ibunya
144 Menunggu Keajaiban
145 Secercah Harapan
146 Lihatlah Putri Kita
147 Terbangun
148 Zivanna Brylee
149 Since You Married Me (End)
150 Mengunjungi Anna (Extra Part 1)
151 Berita Baik Dari Dean Dan Kara (Extra Part 2)
152 The Next Story Of Jeje Couple (Extra Part 3)
153 Undangan Pernikahan (Extra Part 4-Epilog)
154 Info Karya Baru
155 Pengumuman
156 Karya Baru Lagi
157 Sudah rilis
158 Promo Karya Terbaru
159 Pengumuman Again
160 PENGUMUMAN
161 Karya Baru Again
162 Pengumuman Karya Terbaru
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Prolog
2
Awal Pertemuan
3
Sebuah Insiden
4
Hancur
5
Bimbang
6
Pergolakan Batin
7
Mari Kita Menikah
8
Sebatas Tanggung Jawab
9
Sebuah Titik Balik?
10
Kelahiran Albern
11
Sebuah Kenyataan
12
Awal Dari Rasa Sakit
13
Berusaha Lebih Berani
14
Kemarahan Aaron
15
Maaf ....
16
Sikap yang Mengejutkan
17
Semoga Saja ....
18
Terhempas
19
Kesedihan Zaya
20
Mulai Menata Hati
21
Izinkan Sebentar Saja
22
Jangan Terlalu Baik
23
Permintaan Aaron
24
Keputusan
25
Last Anniversary
26
Sehari Bersamamu
27
Apa Mama Akan Melupakan Al?
28
Selamat Tinggal, Aaron...
29
Aaron Brylee Story
30
Memulai Hidup Baru
31
Kehilangan
32
Al Merindukan Mama
33
Menemui Teman Lama
34
Bertemu Kembali
35
Menginap
36
Merasa Bersalah
37
Sebuah Kejutan
38
Sosok Dari Masa Lalu
39
Mengunjungi Panti
40
Cast
41
Janji Masa Kecil
42
Kenyataan Untuk Evan
43
Cemburu?
44
Mulai Menyadari Perasaan Itu
45
Harus Memulai Dari Mana?
46
Impulsif
47
Tolong Pertimbangkan Aku
48
Sebuah Permohonan Maaf
49
Kekasih Baru Kara
50
Takdir Macam Apakah Ini?
51
Rencana Liburan
52
Let's Go To Disneyland Paris
53
Apakah Kau Mau Kembali Bersamaku Lagi?
54
Aku Akan Memperjuangkanmu
55
Situasi Yang Canggung
56
Semakin Membingungkan
57
Terjadi Sesuatu
58
Jangan Pergi
59
Pengakuan
60
Akan Kupertimbangkan
61
Berpacaran?
62
Kembali Menginap
63
Masuk Ke Dalam Perangkap Aaron
64
Nasib Brylee Group Berada Ditanganmu...
65
Permohonan Ginna
66
Dia Mencintaimu
67
Memutuskan
68
Terima Kasih
69
Menginginkan Satu Sama Lain
70
Pelangi Setelah Badai
71
Rencana Pernikahan
72
Pergi Dengan Luka
73
Aku Merestuimu
74
Cukup Sekali Ini Saja
75
Thank You From Author
76
Calon Nyonya Muda Keluarga Brylee
77
Sebuah Rintangan
78
Sejenak Melarikan Diri
79
Menangkap Pengantin Kabur
80
Penjelasan
81
The Wedding Day
82
Gagal Mandi Bersama
83
Panggil Aku Honey
84
Medan Pertempuran Sang Nyonya Muda
85
Bunga Lotus
86
Kenapa Perutku Rasanya Mual?
87
Kelakuan Aneh Aaron
88
Aku Hamil
89
Reaksi Albern
90
Membujuk
91
Drama Hormon Kehamilan
92
Istri Cengeng Dan Pencemburu
93
Aku Hanya Mencintaimu
94
Mama Seperti Zombi
95
Binatang Penyengat
96
Les Privat Bersama Nyonya Besar
97
Curahan Hati Ginna
98
Jamuan Makan Malam
99
Drama masih berlanjut
100
Pertengkaran Pasangan Love Bird
101
Lakukan Saja Apa Yang Membuatmu Senang
102
Salah Berpikir
103
Kecurigaan Ginna
104
Petuah Ibu Suri
105
Kamu Milikku
106
Berusahalah
107
Menemukan Sebuah Celah
108
Terbongkar
109
Diluar kendali
110
Akhir Dari Seorang Anna
111
Hukuman
112
Rahasia Ginna
113
Pasrah
114
Sebuah Pelajaran
115
Penyesalan
116
Memeluk kembali
117
Aku merindukanmu
118
Cerita Pagi
119
Sebuah Janji
120
Sekretaris Baru
121
Dia Mirip Seseorang
122
Posesif
123
Seperti Anak Kecil
124
Menonton Bersama
125
Pemeriksaan Kandungan
126
Terlalu Pencemburu
127
Menjadi Orang Gila
128
Belajar Meredam Perasaan
129
Fobia Perempuan Cantik
130
Penyakit Aneh
131
Pertunangan Yang Tak Disengaja
132
Restu Dari Calon Mertua
133
Lamaran Yang Sesungguhnya
134
Cuti Pernikahan
135
Perempuan Gagah Dan Perkasa
136
Jenn Dan Jeff
137
Jeje Couple
138
Pernikahan Dean Dan Kara
139
Malam Pengantin Berdarah
140
Perempuan Itu Merepotkan
141
Liburan Keluarga
142
Musibah
143
Selamatkan Ibunya
144
Menunggu Keajaiban
145
Secercah Harapan
146
Lihatlah Putri Kita
147
Terbangun
148
Zivanna Brylee
149
Since You Married Me (End)
150
Mengunjungi Anna (Extra Part 1)
151
Berita Baik Dari Dean Dan Kara (Extra Part 2)
152
The Next Story Of Jeje Couple (Extra Part 3)
153
Undangan Pernikahan (Extra Part 4-Epilog)
154
Info Karya Baru
155
Pengumuman
156
Karya Baru Lagi
157
Sudah rilis
158
Promo Karya Terbaru
159
Pengumuman Again
160
PENGUMUMAN
161
Karya Baru Again
162
Pengumuman Karya Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!