Saat tatapan mata ini mengarah padamu darah ini seakan terhenti mengalir..
Panas dingin disekujur tubuh, detak jantung pun menggebu-gebu seakan ingin menghampirimu..
'Aku menyukaiMu'
'One love see'
***
Sebuah ruang tamu yang dihuni beberapa orang saat ini tampak begitu hening. Tidak ada suara satu pun yang terdengar.
"Nak, Paman tidak terlalu memaksamu dan orang tuamu juga begitu, tapi paman begitu berharap padamu," ucap Samuelmenatap sosok laki-laki muda lawan bicaranya saat ini.
"Ya, Andreas. Ayah hanya ingin kau belajar untuk bertanggung jawab. memang kali ini bukan tanggung jawab main-main, tapi Ayah mendukungmu," sahut Brandon--sang ayah.
Suasana semakin hening dengan tatapan wajah tegang dan serius, tak ada yang bercanda lagi saat ini berbeda saat awal tadi. Dua wnita paruh baya dan laki-laki setengah baya itu saling bertatapan tegang.
Mreka begitu serius menanti kata-kata dari mulut lelaki cool yang sedang duduk di hadapan mereka. Ia tampak menimbang-nimbang keputusan yang tepat sesekali ia melirik orang tuanya yang mendukungnya dan juga Samuel, pria baya yang juga sudah ia anggap Ayah baginya.
Samuel menyodorkan ponsel miliknya pada Andreas.
"Ini putri paman, namanya Karania. Foto itu saat ia berpenampilan normal geser ke kanan dan itu ulahnya yang sulit dirubah. Aku sangat berharap kau bersedia, Nak." Andreas tampak memperjelas perhatiannya saat ini pada layar benda persegi panjang itu.
"Dia putri paman?" tanggap Andreas. Samuel mengangguk seperkian detik kembali hening.
Ada sedikit senyuman di bibir Andreas saat ia memperjelas foto Karania. 'Menarik!' gumam batinnya.
"Apa keputusanmu, Andreas? Paman tau kamu pasti malu menikah muda, bukan? Seperti katamu dulu, tapi paman sangat memohon pdamu agar bersedia mengawasi putri semata wayang paman. Mungkin kau bisa sdikit leluasa padanya jika kami menikahkanmu meskipun kau masih menyandang mahasiswa dan putri paman juga masih Senior High School. Kami akan memindahkan kalian ke Tokyo. Harapan paman kau tidak mengecewakan paman, tapi jika kau tidak menyukainya paman tidak memaksa," ujar Samuel. Andreas menanggapinya dengan senyuman.
"Paman juga orang tua bagiKu dan juga Ayah bunda menyetujui ini lalu apa alasanku untuk menolak kehendak kalian," ucap Andreas dengan santai. Dua pasang irang tua itu tersenyum mendengar jawaban dari Andreas.
"Kau yakin, Nak?" tanya Ayahnya sekali lagi dan Andreas hanya mengangguk
"Putri paman susah diatur jika terlalu keras padanya maka dia tdak akan menurut dan malah sebaliknya, tapi jika terlalu lemah dia akan melunjak. Jadi, nasehat paman, bersabarlah menghadapi kenakalannya paman ingin kau bisa membuatnya sedikit bersikap dewasa dan berpikir lebih jernih."
"Baiklah, Paman!"
"Tunggu apa lagi? Kita segera ke gedung untuk ritual sakral dan urusan Karania biar saya yang mengurusnya, dia tidak akan bisa menolak," ucap Samuel yang sudah beranjak dari duduknya.
"Sebentar lagi kita akan besanan," ujar Brandon--ayah Andreas yang bersalaman ala kerabat dengan Samuel dan begitu juga dengan Jessika dan Hanna--ibunya Andreas.
"Terima kasih sudah bersedia dengan permintaan paman. Kita akan bertemu lagi nanti siang," ucap Samuel sebelum berlalu dari ruangan itu ia menepuk pelan bahu Andreas.
.
.
"Mama, Kara gak mau pake gaun! Jelek tau." Karania merengek pada mamanya yang memaksanya menggunakan gaun putih tulang tanpa lengan, hanya kain transparan terpasang di bagian atas gaun itu.
"Mama gak mau tau pokoknya kamu harus pake ini. Cepat sana ganti!" tegas Jessika yang mendorong Karania ke kamar mandi untuk berpakaian.
"Maaa, gak mau!" rengek Karania cemberut.
"Cepat! Setelah 5 menit harus sudah keluar!" Mau tidak mau tetap mau Karania mengganti pakaiannya.
Sebuah senyuman tersungging di bibir Jessika ketika ia melihat putri kesayangannya keluar dari kamar mandi yang sudah memakai gaun pilihannya.
"Tuh kan cantik, sayang!" Jessuka mengitari putrinya seraya tersenyum sedang Karania menampakkan wajah badmodnya.
"Cantik darimana coba? Susah sih iya," dumel Karania
Jessika hanya tersenyum, dia menarik Karania untuk duduk di depan meja rias dan perempuan muda itu hanya bisa pasrah saja.
...Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments