Episode 14 (Revisi)

Bukan nya Marvin membawa keisya turun, namun Marvin melakukan hal yang diluar kendali.

Marvin mendekat kan wajah nya ke lips keisya.

Marvin tidak hanya mengecup. tapi, dia juga sedikit memberikan sensasi yang mungkin tidak pernah keisya alami .

"ekhhemmm" dehem elena dengan keras

"kak" ucap keisya dengan mendekatkan wajahnya ke dada Marvin karena dia merasa malu dengan elena yang tiba-tiba seperti menyergap nya berbuat tidak-tidak di ruangan nya.

"Kakak kalau mau berbuat itu ya di kamar sendiri lah, masa nggak mau modal"

"Mau aku pinjemin kamar ga?" goda elena

"diam na, ini semua karna kamu. jangan pernah ajak kakak ipar kamu menonton seperti itu, mengerti?" tegur Marvin

"hmmm, kalau tidak lupa ya kakakku sayang"

"Ayo sya, kita turun" ucap Marvin dengan lembut

"aku malu" lirih nya

"Baiklah, aku akan menggendong mu"

Marvin dengan cepat menggendong keisya dengan wajah keisya masih terbenam di dada Marvin

Elena yang melihat itu hanya tersenyum, dia tidak ingin menggoda kakak nya kembali.

"kak, turunkan aku tidak papa. elena sudah tidak ada disini"

"Tidak, sekalian sampai kamar"

"aku berat kak"

"berat dosa kamu kalau nonton begituan sya" ucap Marvin dengan menatap mata keisya

"maaf kak"

"jangan diulangi, kalau kamu mau belajar atau mau mencoba, bilang sama suami mu"

"suami ku kan kakak" ucap keisya polos

"ya berarti kamu harus bilang ke aku, paham?"

"paham sih. tapi, kakak kan belum sembuh. emang bisa ngelakuin sama kayak yang di film tadi?"

"Aku benar-benar nggak akan kasih kamu ampun kalau aku sudah sembuh sya" geram Marvin dengan berjalan menuju kamar nya.

Fikiran Marvin kembali kalut setelah percakapan dengan keisya di dalam lift tadi.

Dia tidak mungkin mengalami hal ini berlarut-larut bukan? tapi, kapan dia akan sembuh.

"haaaahhhhhhh"

"ada apa kak?" keisya lari ke arah balkon kamar karna dia mendengar teriakan Marvin yang sedikit keras.

/Marvin diam

"kak, apa ada masalah?"

"aku ingin sendiri sya"

"Baiklah, aku kasih waktu kakak sendiri selama 10 menit. setelah itu, aku akan kesini lagi dan kakak wajib cerita sama aku. paham?" ucap keisya dengan sedikit berani

/Marvin menoleh

"paham tidak? kalau tidak paham aku ulangi lagi nih"

"tidak ada hak kamu mendengar cerita ku sya"

"oh ya? trus tugas istri apa dong? kan mendengar keluh kesah suami juga sama hal nya dengan melayani suami dalam bidang psikologi mungkin?" ucap nya dengan menatap wajah Marvin bagian samping

/Marvin diam

"kak, aku sedang bicara"

"kamu terlalu berisik. sekarang kamu keluar dulu, setelah 10 menit kamu boleh kesini lagi. paham?"

"oke, aku selalu paham. meskipun hanya dengan satu kali pengucapan" ucap keisya dengan ngicir jalan menuju ruang tv yang ada di kamar

"Haisshh anak itu"

****

15 menit berlalu keisya tidak ada menghampiri Marvin yang ada di balkon.

Marvin sebenarnya juga menunggu keisya, Marvin fikir keisya akan benar-benar datang setelah waktu 10 menit yang ia ucapkan.

nyatanya, keisya tidak menongolkan batang hidung nya.

Marvin berjalan menuju ruang tv, yang disana terdapat keisya sedang menonton film kartun dengan cemilan yang berada di pangkuan nya.

"katanya tadi mau nyamperin setelah 10 menit?" ucap Marvin duduk bersila menatap keisya

"oh , setelah aku fikir-fikir. apa yang kakak katakan memang benar, aku tidak ada hak mendengar cerita kakak" ucap keisya dengan santai