Andri dan Citra

Hari ini Andri sudah di berada kampus sejak pagi. kegiatan belajar dikampus yang cukup padat mampu menghilangkan sosok Citra di pikirannya. Tadi pagi jelang ia berangkat dari rumah ia bertekad tidak mau mencari Citra. Ia berharap Citra marah kepadanya dan tak mau lagi bertemu dengannya.

Ia sengaja tidak istirahat makan siang di kantin, tidak juga muncul di lapangan basket. Ia hanya duduk di samping kelas menghadap taman yang lebih pantas disebut hutan kecil di pinggir kampus. Andri mengambil sebatang rokok dari sakunya, pikirannya melayang-layang. Dihembuskannya kuat-kuat asap rokok dari mulutnya berharap semua yang dipikirkannya terbawa oleh asap terbang ke udara bebas. Tiba - tiba suara itu datang mengejutkannya.

"Ada disini kau rupanya," Ternyata Citra sudah berdiri disampingnya dan langsung saja mengambil tempat kosong duduk disebelah Andri.. Andri tersenyum kikuk, serba salah, tak tahu harus bagaimana.

"Aku minta maaf, kemarin pergi tak pamit dahulu sama kamu, ada urusan penting di rumah." Suara Andri terdengar tak meyakinkan.

"Kenapa setiap kali kita ketemu kau selalu minta maaf sih? Aku bukan pendeta tempat pengakuan dosa dosa kau!" Citra tersenyum lebar, Andri makin salah tingkah.

"Kamu ternyata murid baru ya di sini, tak kusangka! Kutanya teman-temanku tak ada yang mengenal kamu, wajahmu tak cocok jadi mahasiswa baru, bukan fresh graduate high school soalnya."

"Jadi kamu kemarin seharian cari aku?" Hati Andri mendadak berbunga-bunga.

"Koq di tanya malah nanya lagi sih? 'Muka Citra mendadak merona merah seperti tomat yang baru saja keluar dari kulkas.

"Aku memang mahasiswa baru disini, lulus SMA aku langsung kerja, setelah tabunganku cukup baru aku bisa kuliah disini. Kamu sekarang semester berapa?"

"Aku sudah semester delapan, sedang pembuatan skripsi. Kenapa tak ikut team basket kita? Kulihat permainanmu kemarin keren, bisa nambah kekuatan team basket kita biar tiap tahun tidak jadi pecundang melulu, " Citra tertawa lepas, tertawanya membuat semua persoalan di kepala Andri musnah.

"Ah biasa aja, lagian aku takut tak bisa membagi waktunya, kuliah sambil kerja sudah sangat merepotkan, belum lagi tugas-tugas kuliah yang menumpuk."

"Nah bersiaplah bikin alasan sebanyak- banyaknya, sebentar lagi ketua team basket kita mau bujuk kamu bergabung dengan mereka, dan kamu pasti akan sulit menolak dia."

"Loh, memangnya kenapa? Siapa dia?"

"Karena dia perempuan dan sangat cantik! Badannya juga bagus loh!"

"Aku tak perduli biarpun dia kembaran Britney Spears sekalipun."

"Hahahaha.. Kamu aja tak bisa menolakku waktu kuajak nonton teater, kelemahanmu sebagai laki-laki sudah sangat jelas Ndri, dan dia jauh lebih cantik dari Aku." Citra kembali tertawa. Kali ini auranya makin membuat Andri seperti melayang.

"Ah itu situasinya beda!" Andri berharap suara tercekatnya tidak terdengar oleh Citra, tercekat karena telah ditelanjangi habis-habisan dengan gaya ceplas- ceplos Citra. Harga dirinya dijatuhkan seakan-akan dia adalah pria gampangan yang mudah jatuh hati. Namun Citra melakukannya dengan style yang luar biasa.

"Nah, itu orangnya datang, semoga sukses ya." Citra berdiri sambil menunjuk seorang perempuan yang memang sangat cantik, dan gilanya lagi Citra benar, Bodinya aduhai, khas pemain basket wanita.

"Kau temanin aku disinilah, aku takut nih." Andri berharap Citra mau menemaninya menghadapi monster cantik yang sekarang semakin mendekati mereka.

"Takut apa? Takut tidak bisa nolak?" Citra tertawa mengejek lalu ia berbalik berjalan meninggalkan Andri.

Setengah jam selanjutnya Andri benar-benar berjuang menolak ajakan Shinta, ketua team basket kampus. Andaikata pertemuan itu terjadi sebelum ia mengenal Citra, mungkin ia tak akan sanggup menolak ajakan Shinta. Bayangan Citra sudah sangat melekat di hatinya. Penolakannya seperti ingin membuktikan bahwa ia ingin menunjukkan kepada Citra bahwa ia adalah laki-laki yang komitmen dengan ucapannya. Ketika Andri menyadari hal ini, ia merasa aneh sendiri, kenapa ia melakukannya buat Citra? Apakah ia sudah jatuh cinta pada Citra? Andri tidak bisa membohongi hatinya sendiri.

Seketika bulu kuduknya meremang, jantungnya berdegup kencang seakan baru saja selesai balap lari. Adegan Julia pamit dan mencium tangannya tadi pagi terlintas kembali di pikirannya, teriakan manja anak-anaknya memangilnya saat dia pulang terlintas sangat jelas. Perasaannya pada Citra jelas berbahaya, ia berharap semoga cintanya bertepuk sebelah tangan. Tentu saja ia tidak layak buat Citra, wanita seperti Citra haruslah mendapat pria yang jauh lebih baik dari dirinya. Ia bertekad akan mengacuhkan Citra dan mengubur hasratnya dalam-dalam.

Kesibukan kuliah siang sampai sore kembali berhasil mengusir bayangan Citra dari benaknya, namun hanya sementara saja, Citra sudah menunggunya di parkiran motor.

"Shinta masih bertekad untuk membujuk kamu gabung, dia memang tak biasa di tolak laki-laki." Citra langsung nyerocos seperti petasan. Ia lalu berjalan disamping Andri yang hendak mengambil motornya. Andri ingat dengan tekadnya, ia berusaha mengacuhkan Citra, tapi tekad tinggallah tekad.

"Kamu akrab dengan Shinta?"

"Tentu saja, dia sahabatku, kami selalu berbagi cerita tentang apa saja."

"Kalau begitu bantulah aku, aku memang tak punya waktu lagi untuk hal-hal yang lain, tanggung jawabku dirumah sudah banyak."

"Kamu sudah berkeluarga? "

"Berkeluarga maksudmu? Sudah beristri ? Andri merasakan alarm bahaya. Sedetik ingin rasanya Andri berkata jujur, namun kebohonganlah yang menang.

"Tidak! Aku masih single." Andri berharap Citra tidak berhasil menangkap kebohongan yang keluar dari mulutnya.

"Ooh.." Hanya satu kata yang keluar dari mulut Citra, tapi rona wajah senangnya sudah membuat Andri merasa pencuri yang tertangkap basah. Dan makin besar lagi rasa bersalahnya ketika gambar Julia dan anak-anaknya terlintas lagi di benaknya.

"Ok, sampai ketemu lagi besok ya," Citra melambaikan tangannya, berbalik berjalan membelakangi Andri. Andri hanya bisa ternganga memandang setiap langkah Citra.

Dia tak berhenti menatap sampai Citra naik ke mobil pribadinya. Ia langsung memakai helm dan menyalakan motornya agar tak terlihat oleh Citra sedari tadi ia memandangnya.

Pikiran Andri menerawang kembali, "Takkan ada laki-laki yang mampu menolak pesona Citra" Batinnya mencoba mencari pembenaran atas perbuatannya. Citra benar, dia hanyalah seorang laki-laki yang seperti kucing garong yang sudah diberi makan majikannya tiap hari, namun tetap saja mencuri ketika ada kesempatan.

Mungkinkah Citra sebenarnya sudah tahu kalau dia sudah beristri?" Tak mungkin Citra tahu dari teman-temannya karena memang Tidak ada teman-teman Andri yang dulu mengenal dia di sini. Tidak juga ada tetangga atau kerabatnya. Andri juga tak pernah bercerita kepada siapapun di kampus tentang dirinya. Dia tidak menutup diri di kampus, tetap bergaul dengan baik dengan teman-temannya. Namun Andri cukup pandai membuat mereka tak harus bertanya tentang kehidupannya. Satu- satunya hal yang mungkin adalah seandainya Citra tahu dari administrasi datanya di kampus.

Andri bertanya- tanya dalam batinnya "Apakah Citra punya pergaulan yang cukup sehingga bisa mengakses data mahasiswa di kampus?" Pertanyaan yang membuat kepalanya menjadi berat seakan helmnya terbuat dari beton.

BAB IV

BAHAGIA CITRA

Malam sudah sangat larut, Citra sedang tergolek di ranjangnya sambil memeluk boneka panda ukuran jumbo, namun matanya tidak bisa terpejam, sosok Andri masih saja terbayang dalam pikirannya, "Aneh sekali, belum pernah ada sosok laki-laki di dunia ini yang bikin gue jadi begini" Citra membatin. Perawakannya yang tegap, wajahnya yang ganteng dan penuh misteri justru membuat hati Citra seperti nasi goreng sedang diaduk-aduk. " Sial ! Mana gue besok ada jadwal kuliah pagi, jam segini masih juga susah tidur ! " Citra melempar boneka pandanya secara asal, lalu dia beranjak dari ranjangnya mengambil handphone, dipasangnya earphone dan mulai memutar lagu -lagu favoritnya. Tak lama ia kembali merebahkan dirinya ke ranjang, mengambil posisi terlentang, matanya terpejam namun mulutnya menggumam mengikuti alunan lagu yang mengalir ditelinganya, jelang adzan shubuh barulah ia bisa terlelap.

Kuliah pagi ini dijalani Citra sambil terus menguap lebar, dia tak perduli teman-temannya protes terus, rasa kantuknya belum terpuaskan, tadi saja ia berangkat diantar sopir papahnya dan tidur sepanjang perjalanan. Ia tidak berani bawa mobil sendiri karena tidurnya semalam sangat singkat. Baru menjelang makan siang nyawanya pulih dan ia mencoba menghubungi Andri, namun berkali-kali ia mencoba telponnya tetap tidak diangkat. "Kemana laki-laki sialan itu? Ini sudah waktunya istirahat siang, tidak mungkin masih ada yang masih di kelas! " Citra bertanya dengan kesal kedalam hatinya. Akhirnya karena penasaran Ia berjalan menuju gedung fakultasnya Andri, namun ia menghela nafas kecewa, kelas Andri sudah kosong dan tak ada orang disana. Ia berjalan melewati taman belakang, dilihatnya sosok Andri sedang duduk bersandar dibangku taman sendirian, ia menghampiri Andri, semakin dekat dilihatnya ternyata Andri tertidur pulas.

Melihat andri tertidur Citra tidak tega membangunkannya, ia mengambil posisi duduk disamping Andri. " Capek sekali dia kelihatannya, tidurnya sampai begitu pulas sampai tidak mendengar bunyi handphone. " Citra terus menatap Andri, pikirannya penuh dengan pertanyaan, namun ia memutuskan duduk menunggu sampai Andri terbangun. Hampir setengah jam berlalu akhirnya Andri terbangun, ketika ia menoleh ia tersentak kaget melihat Citra sudah duduk disampingnya.

" Kaget ya bangun tidur ada bidadari dari surga disampingmu? " Citra melempar senyum manisnya sambil menyibakkan rambutnya yang hitam berkilau. "Melihat pemandangan barusan Andri terkesima sampai menelan air liurnya.

"Kukira tadi kuntilanak, karena tadi aku mimpi sedang di neraka. "

" "Sialan ! " Citra langsung cemberut ,

" Hahahahahah" Andri tertawa tergelak, " Kamu tambah cantik kalo cemberut gitu."

"Benarkah? Kalau gitu mulai sekarang aku pasang muka cemberut didepan kamu ! "

"Hahahahaha.. Silahkan saja kalau enggak capek tuh bibir manyun gitu sepanjang hari."

" Sudah ! Kamu kerja apa sih tidur sampai pules gitu? " Citra bertanya, kali ini dengan mimik wajah serius. Mendapat pertanyaan seperti itu Andri bingung apakah akan menjawab jujur atau bohong.

" Aku bekerja sebagai sekurity di daerah Bekasi," Andri berkata jujur, ia tidak yakin apa yang ia harapkan dari Citra ketika mendengar jawabannya, sebagian hatinya berharap Citra memandang rendah dirinya lalu pergi menjauh, namun sebagian lagi ia menyesal berkata jujur.

" Nanti malam kerjanya libur enggak? Kalau libur temanin aku yuk nonton film baru di bioskop ! " Citra bertanya, sambil tersenyum, Andri menjadi gelagapan, dipandangnya wajah Citra lekat-lekat, namun tak ada hal yang aneh disana.

"Tidak ! Aku masuk shif malam mulai sore nanti." Andri menolak dengan tegas.

" Kalau gitu kapan kamu libur? " Citra kembali bertanya, kali ini nadanya sudah penuh dengan pengharapan. Perasaan Andri semakin bergolak tak karuan.

" Entahlah, aku juga lagi banyak urusan minggu ini. " Kembali Andri menjawab, kali ini suaranya bergetar tanpa keyakinan. Citra langsung bamgkit berdiri, wajahnya jelas menunjukkan ekspresi sepertu baru saja kalah taruhan puluhan juta. Ia berjalan tanpa menoleh meninggalkan andri yang masih bingung menatapnya.

" Bagaimana kalau besok Lusa ?!" Andri berteriak, ternyata nurani lelakinya yang menang. Citra berhenti berjalan, ia berbalik menatap Andri dengan sorot mata seakan siap membelah perut Andri.yang menatapnya penuh harap, sekian detik kemudian Citra melemparkan senyumnya seperti bunga mawar yang baru saja merekah, ia menyambungkan telinga dan mulutnya dengan jempol dan kelingkingnya, lalu ia berbalik kembali dan melangkah lagi, kali ini langkah kakinya lebih ringan.

Andri menghempaskan tubuhnya ke bangku taman sambil menepuk jidatnya, otaknya sekarang sudah seperti benang yang super kusut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!