BAB 05

"Hem aneh juga ya, biasanya tiap cowok yang datang kesini pasti ada maunya terus lo ngapain datang kesini?."

"Cuma nganterin teman!." Jawab Indra singkat seraya tersenyum tipis. Perempuan itu sepertinya kehabisan kata kata apalagi melihat dirinya sungkan.

Perempuan itu semakin mendekat kan tubuhnya kesamping Indra, sehingga tubuhnya bersentuhan dengan tubuh Indra.

"Mas, bagaimana kalau mas malam ini sama aku aja gimana!." ujar perempuan itu berbisik dengan suara halus yang menggoda.

Apa lagi tingkahnya yang genit membuat kaum adam tergoda iman.

"Hah.." Indra terlonjak kaget mendengar perkataan perempuan itu, Dia reflek menggeser badannya sedikit menjauh.

"Ayolah mas, sama aku aja dari pada di sini nggak jelas, yuk!." perempuan itu terus menggoda.

"Aduh duh, mbak aku nggak mau deh beneran aku nggak bisa!." sahut Indra merasa sangat gugup dan was was. Dia tidak menyangka perempuan itu bertingkah agresif dan tak tau malu.

Perempuan itu kembali mendekatkan tubuhnya sampai menyentuh Indra. Hal itu membuat Indra semakin gugup lalu bangkit dari duduknya.

Perempuan itu sepertinya tahu bahwa Indra mencoba menghindari dirinya, wajahnya yang manis tiba tiba berubah menjadi sangat kesal.

"Argh sial amat hari ini, nggak ada yang mau sama aku." gumamnya yang masih terdengar oleh Indra.

"Lha kok bisa? mbak kan cantik." sahut Indra kelepasan lalu dia menutup mulutnya. Perempuan itu menatap Indra lalu menghela nafas panjang.

"Nama nya juga kaya jualan, kadang laku kadang ngga, ape banget gue hari ini," keluhnya.

Melihat mood perempuan itu, yang terlihat tidak baik tiba tiba sebuah ide terlintas di benak Indra untuk menawarkan sesuatu kepada perempuan itu.

"Mbak mau minum teh botol?" tawar Indra, pertanyaan itu membuat sang perempuan mengangkat alisnya.

"Hem boleh!" ucapnya singkat.

Indra menganggukkan kepala ia berdiri membeli satu teh botol lagi, dia duduk kembali di tempat sebelumnya, lalu Indra menyodorkan minuman yang baru ia beli kepada perempuan itu.

"Nih mbak minum dulu!".

"Hem terimakasih." ucapnya tersenyum tipis lalu membuka teh botol yang di berikan oleh Indra, dia meminumnya.

"Aduh mana banyak masalah lagi." keluhnya, di iringi helaan nafas berat.

Indra seketika merasa iba kepada perempuan yang masih belum ia ketahui siapa namanya. Kelihatannya dia sedang banyak masalah.

"Ada masalah apa sih mbak?," tanya Indra penasaran.

Perempuan itu mengangkat kepala lalu melihat Indra dari ujung kaki sampai kepala.

"Eh lo umur berapa sih?." tanyanya penasaran, wajah lelaki di hadapannya ini terlihat masih muda.

"Hem masih umur 17 tahun mbak!"

"Astaga masih brondong, mana tahu dunia orang dewasa ck ck ck." ledeknya, pantas saja kelihatan muda, masih tujuh belas tahun rupanya. Heran anak jaman sekarang sudah main ke tempat orang dewasa.

Indra terdiam, lalu tiba tiba jiwa kepo dan penasarannya semakin meledak ingin tahu masalah apa yang di ucapkan oleh perempuan yang berada di sampingnya.

"Kata siapa? ya elah mbak yang namanya masalah nggak brondong, anak anak sampai orang dewasa juga memiliki masalah masing masing, nggak mandang umur kok." cibirnya, membuat perempuan itu terdiam.

"Kayaknya kamu beda deh dari cowok cowok yang lain pada umumnya yang datang kesini, biasanya mereka datang untuk mencari kesenangan tanpa peduli masalah siapapun." ucapnya sambil memandang langit langit warung di tempat mereka saat ini.

Indra tersenyum simpul mendengar perkataannya, dia lebih baik tidur dari pada mencari ketenangan dari luar ataupun dunia malam. Paling kalau dia bosan tinggal main bola saja di lapangan.

"Nggak semua orang sama mbak, pasti ada kok yang baik dan jahat ya namanya juga kehidupan gak mungkin kan semua orang jahat semua. Bahkan malaikat pencatat amal baik dan buruk pun ada, intinya jangan menganggap semua orang itu sama."

Dia mengangguk setuju lalu menceritakan masalahnya kepada Indra.

"Hem aku lagi butuh duit!", ucapnya tertunduk lalu memainkan jemari tangan. Helaan nafas keluar dari mulutnya. Rasanya tidak ingin bercerita, ya namun siapa tau jika bercerita bebannya akan berkurang. Akan lebih baik jika lelaki di hadapannya ini ingin membantu.

Anna menggeleng, dengan pemikirannya sendiri. Berharap apa kepada brondong, sudahlah.

"Oh ternyata lagi butuh duit yah, maaf kalo boleh tau butuh duitnya buat apa ya mbak?" tanya Indra sangat penasaran.

Dia sebenarnya merasa tidak enak banyak bertanya, apa lagi menanyakan masalah pribadi perempuan itu. Tapi karena jiwa kepo nya meronta, mau tak mau mengoreknya.

Indra memandang wajah yang tampak kusut itu. 'Kira kira ada masalah apa dia?.'

_To Be Continued_

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Ceritanya bagus, tapi kenapa sepi ya

2024-12-27

1

Liwan Marludi

Liwan Marludi

Lanjut

2023-05-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!