"Aish, sabar dong bos tempatnya itu rahasia, sepi dan nggak boleh orang sembarangan tahu..."
"Halah bacot lo Fer, buruan jalan!" Indra menepuk bahu Ferlin karena merasa kesal. Sekaligus penasaran, dengan tempat yang di ucapkan oleh sahabatnya.
Mendengar teguran dari Indra Ferlin kembali melajukan motornya.
Malam itu di kota Bandung terbentang langit malam yang indah dengan bulan bersinar terang dan bintang berkerlap kelip, dan angin malam yang menusuk kulit.
Setelah tiga puluh menit dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah tempat yang lumayan sepi, dan ada beberapa gedung dan rumah di sekitarnya, ya walaupun masih terlihat jauh.
Ferlin menghentikan motornya di depan bar, melihat gedung yang berada di hadapan nya Indra tercengang. Melihat bar yang telah terdengar dentuman musik dari luar. Tiba tiba Indra menepuk bahu Ferlin.
"Eh Fer, kok kita kesini sih? ini kan tempat yang nggak bener!, gila lu berani ngajakin gue kesini." Dia menatap tajam Ferlin, bisa bisanya mengajaknya ketempat yang haram ini.
Ferlin hanya meringis, "Nah ini bro, gue mau ngajak lu kesini, ke salah satu bar diskotek terbesar di kota ini nih, kita bersenang senang ajalah bro!....
"Waduh parah lo Fer, udah nggak bener lo ya sekarang, masa gue di ajak ke tempat kayak begini? ogah ah gue mau pulang aja deh!." Indra menatap jengkel.
"Ya ampun bro, nggak dosa juga kali. Kita kan cuma mau mampir terus cari bidadari di dalam sana, udah gitu doang, elo pikir gue ngelakuin yang nggak bener gitu. Parah lu Ndra otak gue masih berjalan sehat yah." Sahut Ferlin memelas sambil berkacak pinggang.
Dia tidak terima di tuduh seperti itu, ia memang sering ke tempat seperti itu namun hanya melepas penat bukan berarti melakukan hal hal yang aneh.
"Eh Fer, lu yang bener aja sejak kapan di tempat kek begitu ada bidadari, yang ada malahan cewek ga bener, itu maksud lu bidadari?." hardiknya marah.
Mana mungkin wanita yang di bilang spek bidadari ada di dalam bar, yang benar saja. Kalau mau nyari bidadari ya di pesantren banyak tuh, pikir Indra. Tak habis pikir dengan sahabatnya.
"Iya bro, gue mau cari cewek buat kencan, murah kok cuma dua ratus rebu. Ya udah yuk masuk!" Ajak Ferlin.
"Idih amit amit, nggak mau gue ah. Nyesel juga gue ikut lu gue masih mau perjaka yah, kagak mau..
"Wih udah pada sampai nih kalian berdua, kenapa belum masuk?." tanya Chris yang baru tiba dan memarkirkan motornya di samping motor Ferlin.
"Wah kebetulan kita juga baru saja sampai tem, masuk bareng yuk!" Ajak Ferlin, dia tak menghiraukan ucapan Indra.
"Iya udah yuk masuk!! ajak Chris.
"Ah kalian aja yang masuk gue mau pulang!!" ketus Indra namun Chris dan Ferlin menarik dirinya. Indra pasrah di tarik oleh sahabatnya, ia menghela nafas kasar, terpaksa ikut masuk.
Dia tidak ingin ikutan kayak mereka berdua yang ingin mencari teman kencan di dalam diskotek ini.
Setelah berada di depan pintu, Indra mengedarkan pandangannya, dia mencium bau alkohol yang sangat pekat, suara dentuman musik sangat kencang dan begitu pula dengan lampu disko yang berkerlap kelip seiring dengan alunan musik.
Banyak orang yang berada di dalam sana berjoget dengan heboh hingga ada yang bermesraan dan melakukan hal yang tercela.
Indra seketika merasa jijik, dan pusing. "Haduh kepala gue pusing ya, nggak mau ah gue mau keluar, kalian aja cari bidadari disini, gue tunggu di luar aja deh lama lama bisa pingsan gue disini." Kesal Indra.
Kepalanya seketika menjadi pusing, mencium bau yang aneh dari hidungnya. Dia tidak suka dengan suasana di tempat ini.
"Ck lebay amat deh anak mami!" cibir Chris.
"Lo seriusan mau nungguin kita di luar, nggak jadi mau nyari bidadari!!" tanya Ferlin, menggoda Indra.
"Iya gue serius mau nungguin kalian aja deh, lagian di sana ada warung tuh gue duduk di sana sekalian minum teh!"
"Hem yakin lo bro, nggak ikutan masuk aja?" tanya Chris lagi.
"Kalo lu masih nge bacot juga, gue bawa pulang motor lu yah!" Ancam Indra.
"Eh jangan dong.. Ya udah deh gue masuk duluan bye!!" Chris berlalu masuk ke dalam bar dan selang beberapa detik Ferlin juga menyusul Chris masuk kedalam.
Indra melihat kedua sahabatnya masuk dan di sambut oleh perempuan seksi yang berpakaian terbuka sehingga bagian tubuhnya terekspos dengan sempurna. Indra menghela nafas melihat kelakuan sahabatnya, Dia langsung memalingkan muka.
Indra duduk di sebuah warung yang berada di depan Bar sambil meminum teh botol dan mendengarkan musik di handphonenya menunggu Chris dan Ferlin keluar.
Semakin larut seiring berjalannya waktu telah banyak orang berdatangan ke bar itu, beberapa perempuan yang berbaris menyambut kedatangan tamu telah menghilang, dan tinggal menyisakan satu perempuan yang tampak begitu kesal sambil melempar batang rokoknya dan menginjaknya dengan hak tinggi yang ia kenakan.
Perempuan itu sepertinya menyadari bahwa Indra sedari tadi memperhatikan dirinya. Dia menatap tajam, seketika Indra langsung memalingkan muka sambil berpura pura meminum teh padahal isinya telah kosong.
Perempuan itu berjalan mendekat dimana Indra berada, dengan sepatu hak tingginya yang terdengar menghentak jalanan.
Indra duduk di bangku panjang yang berada di warung itu, melihat perempuan itu mendekat, duduk di samping dirinya, Indra langsung menatap benda pipih yang berada di tangannya.
Perempuan itu terus menatap Indra dengan lekat, merasa risih Indra langsung mengangkat kepalanya dan seketika mata mereka bertemu.
Perempuan itu melempar senyum kepada Indra, Jantung Indra berdetak kencang melihat senyuman perempuan yang berada di hadapannya.
Perempuan itu terlihat sangat cantik dengan rambut sebahu, kulit putih mulus dan terlihat lesung pipi di sebelah kanannya ketika tersenyum.
Tidak pernah Indra bayangkan bahwa dia duduk di samping perempuan penggoda, yang begitu cantik apa lagi melihat senyumannya yang begitu manis.
Perempuan itu terus menatap dirinya dengan lekat, Indra yang merasa salah tingkah tanpa sadar mengisap sedotan teh botol yang sebebar nya isinya sudah kosong.
Perempuan itu sadar bahwa lelaki di hadapannya gugup, saat melihat tingkah yang dia lakukan.
"Boleh minta rokok?." tanya dia dengan sangat berani, dan memecahkan suasana.
"Aduh.. maaf ya mbak, gue nggak ngerokok!" jawab Indra jujur, seraya mengatupkan kedua telapak tangannya.
"Wow..di jaman kayak begini ternyata masih ada cowok yang nggak ngerokok!." sahutnya menganggukkan kepalanya. Indra terdiam tidak membalas ucapan perempuan yang tak di kenalnya itu.
"Terus kenapa di sini nggak ikutan masuk? perasaan tadi lo datang dengan kedua teman lo ya kan?" tanya nya. Dia memperhatikan lelaki ini sedari dia datang di depan bar.
"Eh itu..nggak mau masuk aja. Soal nya lagi pusing nih kepala!" Indra gelagapan.
_To Be Continued_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments