"Buaya buaya, pala lu nyet!." Ferlin menyentil kening Chris dengan gemas.
"Woy sakit sialan ngajak ribut lo!" Chris jengkel, karena temannya yang satu itu sangat suka menyentil jidatnya.
"Berisik lo tem!!" sahut Ferlin, bukan tanpa sebab Chris memang kerap di panggil tem alias Item oleh Ferlin, itu karena kulit Chris memang agak hitam lebih tepatnya sawo matang. Chris memelas mendengar panggilan kramat dari Ferlin.
"Eh Ndra nanti malam lo ada acara nggak?" tanya Chris sambil merangkul bahu Indra.
"Hem nanti malam?, kayaknya nggak deh paling belajar sambil ngerjain tugas biologi." jawabnya, setelah berfikir beberapa saat.
Kebetulan nanti malam dia tidak ada acara apapun, lagian kesehariannya hanya belajar belajar dan latihan futsal.
"Ya elah orang sepintar kayak lu masih aja ngerjain tugas, udah di jamin lo bakalan juara lagi semester depan udah pasti deh tenang aja!". sahut Ferlin, menggeleng.
Tentu saja dari banyaknya siswa Nilai Indra paling tinggi di bidang akademik, tentu tidak perlu di ragukan lagi, lelaki itu pasti akan menjadi juara kelas walaupun tak belajar.
"Sialan lo Fer, emangnya lo dukun apa bisa nentuin nasib gue!". Jawab Indra memelas.
"Ck iya iya, maksud gue tuh sesekali having fun lah bro, massa lo nggak bosan tiap hari pacaran sama buku terus?." Ferlin berkacak pinggang menatap sahabatnya itu.
Indra sangat gemar belajar, bahkan lelaki itu tahan membaca buku berjam jam. Sedangkan Ferlin, membaca sepuluh menit saja sudah membuatnya mengantuk.
"Hah?, maksud nya apaan sih Fer." tanya Indra mengernyitkan dahinya. Having fun bagaimana, dia tidak mengerti.
"Maksud nya gini bro, gue ya walau hitam hitam gini juga pernah pacaran, sering malahan. Massa lo yang berparas lumayan tampan putih bersih malahan, masa nggak punya pacar, hem curiga gue?." Chris memicingkan matanya menatap curiga sahabatnya yang satu ini.
"Hahaha maksud lo Indra homo gitu, kocak lo tem. Lagian ya emangnya ada cewek yang mau sama lo?." Ferlin tertawa lepas, membuat orang orang menatapnya heran.
"Cih sialan ya kalian berdua, kalian pikir gue cowok apaan, gue masih normal ya." Indra menampar bahu kedua sahabatnya.
Bisa bisanya mereka berfikir dia tak normal, jangan salah menilai. Dia belum pernah berfikir untuk pacaran, menurutnya menuntut ilmu lebih penting di banding menjalani hubungan yang tak jelas itu, baginya sungguh membuang waktu.
"Lha kok gue di tampar sih Ndra, kan yang bilang Ferlin bukan gue ya!." Chris mendelik tidak terima. Ferlin kembali tertawa puas, dia memasuki kelas mendahului kedua sahabatnya.
Tetapi setelah Indra berfikir, ucapan kedua sahabatnya itu ada benarnya juga sih. Selama ini dia tidak pernah mengenal yang namanya pacar, jangankan pacaran dekat dengan cewek pun bisa di bilang Indra tidak pernah.
Karena mamanya pernah bilang kalau punya pacar itu harus punya tanggung jawab, sedangkan tanggung jawab Indra adalah harus lulus sekolah dulu menurutnya.
Bahkan istilah having fun, yang di ucapkan oleh Ferlin barusan ia dengar, walaupun secara akademik nilai bahasa inggris Indra lumayan sempurna.
"Emangnya lo mau ngajak gue kemana?, nyari pacar gitu?." tanya indra sembari mengelap wajahnya dengan handuk kecil, yang baru ia ambil dari dalam tas.
"Pengen tau aja atau mau tau banget nih!" Ferlin mengangkat kedua alisnya, menggoda Indra.
"Buruan bilang kampret!" Cetus Indra kesal dia melayangkan tangannya ingin menampar Ferlin, namun dia telah menghindar bersembunyi di belakang Chris.
"Sabar dong bro, malam ini gue mau ngajak lu ke suatu tempat, yang tidak bisa lu lupain selama hidup lu hihi!" Ferlin terkekeh pelan merangkul bahu Chris.
"Ih lepasin Anjir, jijik gue sama lu!!", Chris menepis tangan Ferlin di bahunya.
"Woy santay Tem!".
"Serius lo? emangnya kemana?" tanya Indra penasaran. Kemana sahabatnya akan membawanya pergi.
"Ya elah banyak tanya lo, mending ikut aja deh!" Ucap Chris menimpali.
"Tau tuh, lu ikut aja deh di jamin lo bakalan senang namanya juga lagi mencari bidadari, ya kan Tem!" Ujar Ferlin menaikan kedua alisnya berulang ulang.
"Tau ah!" Chris memutar bola matanya malas mendengar panggilan dari Ferlin yang tidak pernah berubah.
Ck terus tu terus manggil gue tem tem item, mentang mentang gue item padahal gue nggak item item amat deh?!. Batin Chris kesal lalu duduk dengan muka jengkel.
Hemmm penasaran gue! apa ikut mereka aja yah lagian juga jarang jarang!!. Batin Indra bimbang dan penasaran dengan arti kata 'bidadari'. "Woy... Bentak Ferlin menepuk meja.
"Eh pagi pagi makan ayam!" Ujar Indra karena kaget.
"Hahaha bengong mikirin makan ayam lo Ndra, hahaha gila lo kocak badai!!" Chris tertawa menggelegar di dalam kelas.
"Aish, tau lo Ndra bengong aja kesambet ayam lu!" Ucap Ferlin sambil menggelengkan kepalanya.
"Apaan sih kalian, garing banget tau nggak! Eh Fer kalo lo boong gue kebiri lo yah!!" Tunjuk Indra kepada Ferlin.
"Udah, bawel lo, nanti malam gue jemput pake motor gue!". Ferlin mengedipkan matanya ala fuck boy cap kucing.
"Kalo nyokap gue ngelarang gimana?" Tanya Indra ragu, bakal di izinin atau nggak oleh mamanya.
"Haduh Indra Indra, elo itu polos atau bloon gimana sih? lu bilang aja kek mau belajar kelompok, kan beres!" Ujar Chris memelas.
"Nah bener juga tuh, tumben lo pintar Tem!" Sahut Ferlin, sedang kan Chris merasa geram mendengar panggilan dari Ferlin.
"Ah massa alasan kayak gini lu masih nanya sih Ndra, sedangkan gue ga pernah rangking kelas, hadeh!" Chris menepuk jidatnya pelan.
"Iya iya gue ikut, awas ya kalau lu pada bohong. Awas ya kalau kalian berdua ngasihnya kuntilanak bukannya bidadari, nama kalian bakalan gue blacklist dari daftar sahabat gue, karena kalian berdua udah bikin gue bohong sama nyokap dan ikut kalian !!!" Indra menunjuk wajah kedua sahabatnya sambil memicingkan kedua matanya.
Ferlin hanya mengangkat alisnya sambil tersenyum pelan, sedang kan Chris hanya mengedikan kedua bahunya.
Dan begitulah persahabatan mereka bertiga saling menghargai dan satu sama lain, walaupun mereka kadang suka bertengkar kecil namun persahabatan mereka masih utuh dan awet dari bangku Sekolah Dasar hingga sekarang.
Bagi Indra mereka berdua adalah sahabat yang Asyik dan menyenangkan dan selalu bisa mencairkan suasana dengan ocehan mereka yang membuat telinga Indra panas namun masih bisa tertawa lepas.
Kedua sahabatnya sering main kerumah Indra dan juga akrab dengan keluarga dirinya, dan begitupun dengan sebaliknya dan tak jarang Indra juga sering menginap di rumah mereka berdua apa bila ada tugas berkelompok.
Akhirnya malam yang di tunggu pun telah tiba, tepatnya pada pukul 07:00, selepas makan malam selesai tiba tiba suara motor Ferlin telah terdengar dari luar rumah sambil memanggil namanya.
"Siapa tu Ndra? Ferlin bukan!." tanya mama Rina, sambil mengelap meja makan. Dia melirik ke arah pintu, mendengar suara motor yang amat di kenalinya.
"Eh iya kayaknya ma, Indra pamit dulu ya mau ngerjain kelompok di rumah Ferlin, lagian udah di jemput juga." Indra tersenyum tipis, merasa sungkan karena telah berbohong.
Ibunya mengangguk, dan mengatakan jangan pulang terlalu malam. Indra mengangguk setuju, setelah mendapatkan Izin dia langsung berlari ke luar rumah.
Setelah berjalan di tengah jalan tiba tiba, Ferlin menghentikan motornya, dia bingung sepanjang jalan Indra sama sekali tak mengeluarkan suara.
"Lah kok lo diam terus bro, kayaknya lo beneran gabisa bohong sama nyokap?." Tanya Ferlin membuyarkan lamunan Indra.
"Jiah lu ngelamun, mirip banget kek sapi, muka lu kayak gitu!." dia melihat pantulan wajah Indra di kaca spion.
"Ya gue bukan ngelamun, tetapi bingung dengan kalimat elo. Katanya mau cari bidadari, tapi kok jalannya nggak jelas?."
_To Be Continued_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mr.F
gaya penulisan nya bagus Thor aku suka, semangat terus Thor!!!
2023-05-14
5