"Tapi aku bukan perempuan yang pantas untuk Bapak. Aku wanita ko—"
"Berhenti mengatakan hal itu, Fa!" sergah Joe dengan lantang dan menegaskan. "Aku nggak peduli. Aku nggak peduli dengan apa yang telah terjadi. Yang terpenting sekarang kita harus pulang, kita harus melakukan akad nikah!"
"Bagaimana kalau misalkan aku hamil?" Syifa menangis tersedu-sedu sembari menyentuh perutnya yang mendadak terasa kram. "Aku hamil dari pria lain sedangkan kita ... Aaarrrgghh!" Ucapan Syifa menggantung kala merasakan kepalanya berdenyut. Sakit sekali dan berkunang-kunang.
"Syifa! Kamu kenapa?" Joe langsung merangkul bahunya, lalu ikut menyentuh kepala Syifa yang saat ini disentuh oleh pemiliknya.
"Kepalaku ...." Penglihatan Syifa pun seketika kabur. Semakin gelap dan tak lama dia pun hilang kesadaran.
"Astaga! Syifa!" teriak Joe sambil menggoyangkan pipi Syifa.
Pak Polisi yang masih ada di sana sejak tadi hanya diam dan memerhatikan. Akan tetapi, dia merasa heran sebab saat ini melihat Joe tengah melucuti pakaiannya. "Bapak mau ngapain? Kok buka celana?"
Joe langsung menoleh, tapi dia tanpa malu meneruskan apa yang dia lakukan. "Bapak pergilah dari sini. Aku akan memakaikan pakaianku untuk Syifa. Dan Bapak nggak boleh melihatnya! Ini haram!" teriaknya sambil menunjuk ke arah luar, seolah mengusir pria di hadapannya.
"Terus Bapak nanti pakai baju apa, kalau baju Bapak dipakaikan Nona Syifa?" tanyanya bingung.
"Jangan pikirkan tentang aku! Sekarang Bapak keluar saja dulu!" perintahnya dengan lantang dan terlihat geram sebab merasa tak sabar.
Pak Polisi itu pada akhirnya menurut, dia melangkah keluar meninggalkan Joe.
Setelah memakaikan stelan jas abu ke tubuh Syifa. Kini dia pun mengambil sebuah kardus, lalu memakainya. Tidak peduli jika orang lain mengatakan dirinya gila, yang terpenting sekarang adalah aurat calon istri tidak dilihat orang lain.
Joe pun dengan perlahan mengendong tubuh Syifa, kemudian berlari keluar dari rumah kosong itu hingga menuju mobilnya.
Robert yang sejak tadi menunggu dimobil tentunya merasa terkejut melihat kedatangan Daddynya. Selain karena pakaian yang dipakai keduanya, dia juga merasa kaget sebab Syifa terlihat tak sadarkan diri.
"Dad! Ada apa dengan Bu Syifa? Kok pingsan? Dan kenapa pakai jas Daddy?"
Pertanyaan Robert terdengar begitu banyak. Dan rasanya Joe tidak dapat menjawab semuanya.
"Kamu sekarang pindah ke kursi belakang, temani Bu Syifa. Kita akan ke rumah sakit karena dia pingsan," titahnya saat keluar dari pintu belakang mobil. Kemudian masuk kembali pada kursi kemudi.
"Iya, Dad." Robert dengan patuhnya langsung berpindah tempat. Dan tak lama kemudian, mobil itu pun melaju pergi menuju rumah sakit di mana Mami Yeri dan Papi Paul dirawat. Sekalian juga, melangsungkan akad.
Joe sangat yakin—jika kedua orang tuanya dan orang tua Syifa pasti sudah lama menunggu mereka.
'Apa pun yang telah terjadi aku nggak peduli, Fa. Yang terpenting sekarang ... kamu dan aku akan menikah. Dan kamu akan menjadi milikku selamanya,' batin Joe sambil membuang napasnya berkali-kali.
*
*
*
30 menit kemudian....
"Jon, kenapa dengan Syifa?!" Abi Hamdan sontak terkejut, saat melihat Joe yang berlari tergesa-gesa dengan mengendong Syifa menuju UGD.
Pria bermata sipit itu sudah memakai pakaian sekarang, tidak dengan kardus lagi. Akan tetapi, pakaian yang dia pakai sama dengan sebelum mandi.
"Bu Syifa habis diculik, Opa." Yang menjawab Robert. Dia juga berlari di belakang Joe dan langsung meraih tangan Abi Hamdan.
"Diculik?" Kening pria berpeci itu terlihat mengerut. "Diculik sama siapa? Dan kalian bertiga habis dari mana?"
"Dokter! Tolong calon istriku, Dok! Dia pingsan!" seru Joe yang sudah masuk ke dalam ruang UGD. Dengan perlahan dia pun membaringkan tubuh Syifa di atas tempat tidur.
Kepala gadis itu sudah Joe tutupi dengan syal milik Sandi yang ada di dalam mobil, itu sengaja dilakukan supaya rambutnya tidak dilihat oleh orang lain.
"Baik, Pak." Dokter wanita berambut pendek langsung mengangguk. Lantas melangkah mendekat. "Bapak keluar dulu."
"Iya." Joe melangkah keluar dari sana, kemudian menutup dua pintu itu dengan rapat.
"Jon! Bagaimana ceritanya, kok Syifa bisa pingsan? Kata Robert dia diculik? Tapi siapa yang nyulik dan kenapa orang itu menculik Syifa?" Abi Hamdan langsung mencecar beberapa pertanyaan kepada Joe. Sungguh dia merasa penasaran, ditambah juga khawatir.
"Benar, Pak, Syifa diculik," jawab Joe. Perlahan dia pun merangkul bahu Abi Hamdan, lalu mengajaknya untuk duduk di kursi panjang. Robert juga ikut duduk dipangkuan pria itu.
"Kok bisa diculik? Awalnya gimana?"
"Awalnya pas Robert dan Bu Syifa duduk di depan kamar inap Opa dan Omanya Robert, Opa." Robert membantu menjawab. "Tiba-tiba ada seorang pria menghampiri kita, dan langsung membawa Bu Syifa pergi."
"Kamu diam saja, Jon, pas Syifa dibawa pergi?" Abi Hamdan menatap tajam ke arah Joe.
"Aku nggak tau pas pria itu datang, Pak," jawab Joe.
"Daddy 'kan posisinya lagi mandi, Opa. Kan Opa yang nyuruh Daddy mandi." Robert kembali menyahut.
"Kau sudah mandi?" Abi Hamdan memperhatikan penampilan Joe yang sama seperti tadi pagi. Wajah dan tubuhnya yang terlihat berkeringat menjadikannya terlihat seperti belum mandi. "Nggak kelihatan sudah mandi. Kau mandi nggak pakai air, ya? Mana masih bau lagi." Langsung menutup hidung, saat mencium aroma baju Joe yang menurutnya seperti bangkai.
"Pakailah, Pak, masa nggak."
"Terus, alasan Syifa pingsan itu apa?"
"Syifa pingsan sepertinya karena kelelahan." Joe sengaja tak menceritakannya, sebab takut jika nantinya Abi Hamdan marah atau pun kecewa yang pada akhirnya membatalkan pernikahan.
Ditambah, Joe juga tak ingin masalah itu melebar hingga diketahui orang-orang. Kasihan Syifanya nanti, bisa-bisa dia makin terpuruk dengan keadaannya.
"Siapa yang berani menculik anakku? Apa kau sudah lapor polisi, Jon? Kita harus penjarakan orangnya!" geram Abi Hamdan dengan kedua tangan yang terlihat mengepal kuat.
"Dia mantan kekasihnya Syifa, Pak."
Abi Hamdan sontak membelalakkan matanya. "Si Beni! Pria bre*ngsek itu?!" geramnya.
"Yang panuan itu, Opa? Jadi dia mantannya Bu Syifa?" tanya Robert. Abi Hamdan langsung mengangguk cepat. "Kok Bu Syifa mau sih, pacaran sama pria jorok seperti itu?" tambahnya sambil bergidik geli.
"Entahlah. Opa juga nggak ngerti."
"Mungkin Syifa kena pelet." Joe mengepalkan kedua tangannya, dia terlihat sama geramnya seperti Abi Hamdan. "Tapi Bapak tenang saja. Beni sudah kubunuh, jadi dia nggak akan gangguin Syifa lagi."
"Kau membunuhnya? Kapan? Apa tadi?" Kembali, Abi Hamdan tampak membelalakkan mata. Merasa terkejut dengan apa yang Joe dikatakan
"Iya." Joe mengangguk. "Saat aku menyelamatkan Syifa, aku langsung mencekik lehernya dan memencet kedua telur serta tongkatnya." Sebenarnya Joe belum merasa puas, sebab telur pria itu belum berhasil pecah. Hanya saja Beni sudah keburu tak sadarkan diri. Sehingga polisi menghentikan aksinya.
"Lalu mayatnya kamu tinggal, Jon? Bagaimana kalau sampai polisi tau?"
"Polisi justru tau. Orang aku melakukannya di depan polisi."
"Apa?!" Abi Hamdan menyeru dengan lantang. Lalu memukul bahu kanan Joe. "Apa kau sudah gila, Jon? Kau membunuh orang di depan polisi?"
"Kalau Bapak di posisiku ... Apa Bapak akan diam saja?" Joe menoleh. Sorotan matanya terlihat begitu sendu. Dia seketika mengingat, adegan dimana Beni dengan beraninya menciumi bibir Syifa. Dia saja kemarin sempat mencium, tapi mendapatkan sebuah tamparan dan katai pria mesum. "Pasti Bapak juga akan melakukan hal yang sama, kan?"
"Iya juga, sih, tapi bagaimana kalau nanti kamu yang justru dipenjara, Jon? Akibat membunuh Beni? Masa Syifa jadi janda, setelah menikah denganmu?"
"Kok ke janda-janda. Hubungannya apa, Pak?" Alis mata Joe tampak bertaut. Dia tak mengerti dengan arah pembicaraan calon mertuanya itu.
"Ya 'kan kamunya masuk penjara. Nanti Syifa ditinggal. Itu 'kan sama saja seperti jadi janda nantinya. Mana Syifa lagi hamil muda," jelas Abi Hamdan, lalu mendekat ke arah telinga kanan Joe seraya berbisik. "Harusnya, kamu berpikir dulu sebelum bertindak. Setidaknya, kalau mau membunuh ... jangan didepan polisi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Arumi Nasha Razeta
Jangan heran umi cincinnya hanya mau dilepas oleh pawangnya sendiri 😂
2023-05-09
2
Vitry Momy'Na Alesha
mampir ne sya
2023-05-08
1
Titi lestari Tari
udah otw mampir
2023-05-08
1