Ketulusan Cinta JONATHAN
...Haloooo.... selamat datang dan selamat membaca dinovelku yang ke-6. Semoga suka, ya.......
...Novel ini merupakan season ke-2 dari novel 'Mengejar Cinta Duplikat Istriku'...
...****************...
"Angkat tangan kalian ke atas!" seru seorang polisi sambil menodongkan sebuah pistol pada dua pria di depan pintu kamar.
Dia dan rekan seprofesinya berhasil menemukan jejak dimana Syifa diculik.
Sebelumnya, Joe meminta anaknya Robert untuk menghubungi pihak polisi. Supaya membantunya untuk bisa menemukan Syifa, calon istrinya.
(Flashback On)
Syifa dan Robert tengah duduk sambil mengobrol, di kursi panjang di depan kamar inap Mami Yeri dan Papi Paul. Dua orang itu adalah orang tua Joe, mereka berada di rumah sakit karena mengalami magh dan butuh cairan. Sehingga pihak rumah sakit meminta keduanya untuk sementara dirawat.
Selain duduk dan mengobrol, Syifa dan Robert juga menunggu Abi Hamdan dan Umi Maryam yang berada di sana. Mereka adalah orang tua dari Syifa.
Rencananya, dua pasang orang tua itu hendak berdiskusi. Menentukan kapan berlangsungnya Syifa dan Joe menikah.
Abi Hamdan sudah mengusulkan ijab kabul yang akan dilakukan malam ini pada jam 7. Tapi tidak tahu mereka setuju atau tidak.
Namun, disaat Syifa dan Robert mengobrol dengan asiknya. Tiba-tiba saja datang seorang pria, lalu meraih Syifa dengan kasar hingga membuat tubuhnya berdiri.
"Syifa! Ternyata kamu ada di sini juga?!" tanyanya. Sebenarnya ini hanya basa basi saja. Padahal awalnya dia memang sudah membuntuti Syifa sejak kemarin-kemarin.
Robert pun ikut berdiri, kemudian menepis tangan pria yang terlihat asing dimatanya itu. "Om siapa? Jangan pegang-pegang calon Mommy baruku!" tegasnya.
"Kamu pokoknya nggak boleh menikah, Fa! Dan kita nggak boleh putus!" tegasnya.
Ternyata pria itu adalah Beni, mantan kekasih Syifa. Dia lantas menoleh ke kanan dan kiri, mengamati situasi. Dan ketika menurutnya aman, segera dia pun kembali meraih tangan Syifa. Tapi kali ini sambil ditarik dan mengajaknya pergi.
"Hei! Mau bawa Mommy baruku ke mana kau?!" teriak Robert yang langsung berlari mengejar mereka pada lorong rumah sakit.
"Kakak ini apa-apaan, sih! Lepaskan aku!" pekik Syifa memberontak. Bukan hanya menepis tangan Beni, dia juga mendorong dadanya hingga membuat pria itu mundur beberapa langkah.
"Kamu harus ikut denganku, Fa!" Dengan nekat dan tanpa berpikir, Beni langsung mengangkat tubuh Syifa. Kemudian membawanya berlari pergi dari sana hingga keluar dari rumah sakit.
Robert yang masih mengejar langsung membuka seluruh sepatunya, lalu melemparkannya ke arah punggung pria di depannya sambil berteriak meminta tolong. "Semuanya tolong aku! Calon Mommy baruku mau diculik!" teriaknya kencang.
(Flashback Off)
Dua pria di depan pintu itu adalah temannya Beni. Niat awal Beni memanglah ingin menculik Syifa supaya bisa memperko*sanya. Tapi jika dilakukan seorang diri, rasanya dia tidak akan bisa. Selain itu, dia juga tak punya mobil.
Kedua teman Beni ingin membantu karena memang diberikan iming-iming. Tapi ini bukan soal uang, melainkan soal kebutuhan biologis.
Dua pria tersebut sontak terbelalak, mereka terkejut sebab tahu-tahu sudah ada tiga polisi yang menodongkan senjata di hadapannya. Sebelumnya, dia dan temannya itu sama sekali tak curiga dan mendengar apa pun jika akan ada polisi datang.
Ada Joe juga di samping salah satu polisi itu.
'Kok tiba-tiba sudah ada polisi? Wah gawat ini,' batin pria berjaket hitam seraya mengangkat tangannya.
'Kira-kira si Beni sudah selesai memperko*sa Syifa belum, ya?' batin pria berkaos merah. Dia juga perlahan mengangkat tangannya. 'Ah sial banget sih ini, padahal aku belum memperko*sa Syifa. Masa sudah ditangkap duluan.'
"Pak, saya dan teman saya hanya disuruh Beni. Dia lah orang yang ...." Ucapan pria berjaket hitam itu terhenti saat tiba-tiba saja mendengar suara perempuan berteriak histeris di dalam kamar. Padahal sebenarnya dia ingin menjelaskan supaya tak mendapatkan hukuman.
"Kakak br*ngsek, hiks!"
"Syifa!" seru Joe dengan keterkejutannya. Sorotan matanya tertuju ke arah pintu kamar. Suara itu dia kenal betul milik calon istrinya.
Dengan panik, Joe langsung menendang pintu di depannya. Tidak lagi menggunakan tangan untuk membuka. Ternyata, kayu jatinya pun sudah rapuh. Sehingga sekali tendangan saja benda tersebut langsung tertubruk jatuh.
Bruk!
"Astaga Syifa!" Joe sontak terbelalak dengan jantung yang berdegup kencang, kala melihat Syifa yang setengah tel*njang itu dihimpit dari bawah serta diciumi oleh pria yang entah dia sendiri tak tahu siapa. Tapi yang jelas, pria itu tanpa busana.
"Bre*ngsek sekali, kau! Berani-beraninya melecehkan calon istriku!" geram Joe dengan kedua tangan yang mengepal kuat. Dadanya bergemuruh dan matanya memanas.
Namun, ada rasa sakit di dalam lubuk hatinya, dan itu membawanya untuk menghajar habis-habisan Beni.
Kerah belakang pria itu langsung Joe tarik dengan kasar, hingga membuat tubuhnya terhentak ke lantai.
Bruk!
"Ternyata kau orangnya?! Dasar manusia bia*dab!" berang Joe dengan penuh kemurkaan, ketika mengetahui ternyata Beni lah oranganya. Pertemuannya sekali dengan pria itu ternyata tidak membuatnya lupa dengan wajahnya.
Segera, Joe menghentakkan bokong ke perut Beni. Kemudian mulai menonjokki seluruh wajah pria itu secara bertubi-tubi dan tanpa ampun.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
"Hiks, hiks, hiks!" Syifa yang sejak tadi menangis langsung membenarkan pakaiannya, kemudian beringsut mundur menuju beberapa tumpukan kardus kosong di sana untuk menutupi tubuhnya.
Pakaiannya sekarang sudah tak bisa lagi menutupi aurat. Banyak yang robek karena ulah Beni. Bahkan hijab pashminanya pun hilang entah ke mana.
"Pak Jonathan! Hentikan, Pak!" Seorang polisi mencoba menarik tangan Joe. Berupaya menghentikan aksinya, yang sekarang tengah mencekik leher Beni.
Wajah pria itu terlihat memerah dalam kegelapan. Napasnya sudah tersendat-sendat. Kalau aksi Joe tidak dihentikan, bisa-bisa Beni kehilangan nyawa.
"Biarkan aku membunuhnya malam ini!" Joe sudah seperti orang yang kerasukan setan, karena sangking murkanya melihat keadaan. Dengan kasar, dia pun menepis tangan Pak Polisi yang menghalanginya.
Lantas, dengan satu tangan, dia kembali mencekik leher Beni. Dan tangan satunya dia gunakan untuk mencengkeram tongkat dan kedua telur Beni.
"Bukan hanya nyawamu yang kubuat melayang. Tapi tongkat dan kedua telurmu juga, Bia*dab!!" teriaknya. Bagi Joe, Beni pantas mendapatkan semua itu. Sebab dia menggunakan ketiga benda tersebut di tubuhnya untuk bisa melecehkan Syifa.
"Aaarrrgghh!" Beni mengerang tertahan. Matanya sontak mendelik ke atas. Saat merasakan sakit yang tak terhingga, sepanjang sejarah dalam hidupnya.
"Pak Jonathan astaghfirullah!" Pak Polisi sontak membelalakkan matanya, saat mendapati Beni sudah hilang kesadaran.
Cepat-cepat, dia yang dibantu temannya yang baru saja menghampiri langsung menarik tubuh Joe hingga membuatnya berdiri.
Setelah itu, dia lantas berjongkok ke arah Beni. Jari telunjuknya ditempelkan pada lubang hidungnya. Untuk bisa memastikan jika pria itu masih bernapas atau tidak.
"Astaghfirullah! Dia nggak bernapas, Pak! Cepat kita bawa ke rumah sakit!" perintahnya pada rekan seprofesinya. Sebab memang dia tak merasakan angin yang berhembus dari lubang hidung pria itu.
"Ayok, Pak." Rekannya itu mengangguk, kemudian berjongkok dan meraih tubuh Beni.
Keduanya berlari pergi dari sana, membawa Beni. Sedangkan polisi yang satunya datang menghampiri Joe, dia baru saja selesai memasukkan kedua teman Beni ke dalam mobil. Tentunya dengan diborgol juga, supaya tak kabur.
"Syifa!" Joe langsung berlari menghampiri Syifa saat mengingat akan dirinya yang sejak tadi menangis. Dia melihat, kaki putih calon istrinya berada dibalik tumpukan kardus kosong.
"Jangan mendekat!" teriak Syifa histeris. Dia beringsut mundur dengan wajah ketakutan, tubuhnya terlihat bergetar hebat. Kedua tangannya itu menyilang ke arah dada, berusaha menutupi bagian-bagian tubuh supaya tak dapat dilihat orang lain.
Joe masih melangkah pelan. Perlahan dia pun melepaskan jas, kemudian melepaskan beberapa kancing kemejanya.
"Jangan mendekat kataku! Jangan perko*sa aku!" teriak Syifa yang makin kencang sambil menangis.
Melihatnya yang begitu ketakutan, Joe akhirnya menghentikan langkahnya. Padahal niat Joe, ingin memberikan apa yang dia pakai kepada Syifa. Supaya gadis itu dapat menutupi tubuhnya.
"Aku Jonathan, Fa. Aku nggak akan mempe*rkosamu. Aku datang justru membantumu." Perlahan, Joe berjongkok. Tangan kanannya pun terulur dengan pelan ke arah Syifa yang tengah menundukkan wajahnya. Rambut panjang berwarna hitamnya bergerai indah. "Tolong pakailah ini untuk sementara, biar aku akan membawakan baju ganti untukmu," pintanya dengan lembut.
Bukannya mengambil, Syifa justru menangis pilu dengan menutupi wajahnya. Dia merasa, saat ini hidupnya benar-benar telah hancur. Dunia pun rasanya runtuh.
"Hiks! Hiks!"
"Tenanglah, Fa. Aku sudah datang dan menolongmu," ucap Joe dengan lembut seraya mengusap puncak rambut Syifa. Akan tetapi, gadis itu menepisnya. Jas abu yang sudah Joe lepaskan kini diletakkan di samping kaki kanan Syifa, sebab sejak tadi belum diambil. "Kamu sudah aman sekarang. Tunggu sebentar ... aku akan mencarikan baju untukmu supaya kita bisa pulang, ya?"
Joe tersenyum manis. Dia lantas berdiri. Baru saja kakinya hendak melangkah pergi, tetapi seketika urung saat di mana Syifa berucap,
"Aku nggak mau menikah dengan Bapak." Suara Syifa begitu lirih, tertahan oleh tangisnya dan terasa begitu menyesakkan dada.
"Nggak mau menikah?!" Joe mengerutkan keningnya, lalu berbalik badan dan menatap kembali Syifa dengan bingung. "Kenapa? Bukankah malam ini kita akan melangsungkan akad. Pasti orang tua kita sudah menunggu, Fa."
"Harusnya Bapak nggak perlu tanya kenapa. Kan Bapak sudah tau sendiri, apa yang telah aku alami, hiks!" rintih Syifa.
"Terus kenapa? Apa masalahnya di sini, Fa? Yang penting 'kan kamu sudah baik-baik saja sekarang."
"Baik-baik saja apanya, Pak?" Syifa mengangkat wajahnya yang sudah banjir karena air mata. Matanya merah begitu pun dengan seluruh wajahnya. "Aku sudah nggak suci lagi. Aku wanita kotor, hiks!"
Jantung Joe sontak berdebar kencang. Dadanya terasa berdenyut. Ngilu sekali rasanya, mendengar apa yang terucap dibibir gadis pujaan hati itu.
Namun, dia sendiri justru memilih untuk menyalahkan dirinya sendiri. Sebab kalau benar itu semua telah terjadi—itu dikarenakan dia lah yang lalai. Telat datang untuk menyelamatkan.
Harusnya, Joe juga tidak perlu mandi saat itu. Supaya tidak meninggalkan Syifa bersama Robert.
"Kamu benar-benar sudah dilecehkan tadi? Dia memperko*samu?" tanya Joe dengan bibir yang bergetar. Bola matanya tampak berkaca-kaca. Dia tentunya ikut sedih. Melihat calon istrinya bersedih.
Syifa hanya menjawab dengan anggukan kepala.
Tapi sejujurnya, dia sendiri tak tahu jelas bagaimana kejadiannya. Sebab saat terbangun dari pingsan, Syifa sudah melihat Beni tengah berada di atas tubuhnya yang bermandikan keringat. Sedang menciumi bibir.
Keadaan mereka pun yang bisa dikatakan tak berbusana. Selain itu, Syifa juga sekarang merasakan seluruh tubuhnya sakit, sela*ngkangannya, serta kepala. Jadi semua itu rasanya sudah meyakinkan hatinya, jika Beni benar-benar sudah melakukan tindakan asusila.
"Aku benar-benar wanita kotor, Pak! Bapak pasti sudah jijik kepadaku, kan, hiks?!" Syifa kembali menangis, meratapi nasibnya.
"Kamu bukan wanita kotor, Fa!" tegas Joe dengan gelengan kepala. "Aku juga nggak peduli dengan apa yang telah terjadi. Karena kamu tetap akan menikah denganku!"
"Tapi aku tetap nggak mau menikah dengan Bapak!" tegas Syifa sambil menggeleng cepat.
"Kenapa, Fa?" Suara Joe terdengar begitu lembut. Air mata pun seketika luruh, membasahi kedua pipinya. "Bukan cuma aku saja yang telah berjuang. Tapi Robert juga. Masa kita sudah dititik ini harus nggak jadi menikah? Masa perjuanganku sia-sia?"
...Jangan lupa masukkan ke daftar favorit ya, Guys!...
...Like, komen, vote dan hadiahnya juga jangan lupa dibagi! Biar Author semangat nulisnya 😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
Micel Lee
slalu hadir
2023-05-09
2
Arumi Nasha Razeta
Semoga saja Bu Syifa belum sempat di bobol yah semangat pak Joe perjuangkan cintamu 💪
2023-05-09
0
Yulia Prihatin91#SoLo#
akhirnya sesok 2
Robert aq kasih bunga bermekaran nih kayak hatimu yang berbunga- bunga
2023-05-09
0