DENDAM LAMA

Arthur kembali ke kamar Mara, ia menggelengkan kepalanya saat melihat posisi tidur Mara yang tidak nyaman menurutnya. Mara tidur dengan posisi terlentang dengan kedua kakinya menjuntai ke bawah. Arthur mendekatinya, ia menatap wajah Mara yang nampak sembab. Arthur mengusap sisa air mata di pipi Mara.

" Aku tidak tahu apa yang sebenarnya ayahmu rencanakan. Tapi apapun itu aku yakin itu yang terbaik untukmu. Aku akan melindungimu Mara, aku akan menghapus setiap kesedihanmu, aku mencintaimu." Ucap Arthur.

Perlahan Arthur membungkukkan badannya, entah dorongan darimana tiba tiba ia mengecup kening Mara. Arthur tersenyum sendiri menyadari keberaniannya menyentuh Mara, jika Mara tahu pasti Mara sudah menendangnya jauh jauh dari kamarnya. Arthur membenarkan posisi Mara lalu menyelimuti tubuh Mara sampai batas bahu.

Arthur mengambil laptop milik Mara lalu duduk di sofa. Ia membuka laptop Mara yang memang tidak pernah di kunci. Arthur tersenyum sinis saat melihat wallpaper yang terpapang di sana, sebuah foto dimana Aldo sedang mencium pipi Mara, hati Arthur seperti tergores pisau yang tak terlihat namun ia mengesampingkan perasaanya karena ia sadar dimana posisinya.

Arthur menancapkan flashdisk pada laptop lalu memakai headset bluetooth yang terhubung pada laptopnya. Arthur segera membuka isi dari flashdisk tersebut. Ternyata sebuah rekaman video.

Nampak di video itu Aldo sedang bersama seorang wanita di dalam sebuah cafe. Mereka duduk berhadapan saling menggenggam tangan satu sama lain.

" Bagaimana Al? Apa kamu sudah berhasil membujuk Mara untuk segera menikah denganmu?" Tanya wanita itu.

" Sudah, aku sudah berhasil membujuknya Melin. Aku tahu dia tidak akan menolak apapun permintaanku, dia sangat mencintaiku jadi apapun yang aku mau pasti dia akan memberikannya." Sahut Aldo.

" Lalu apa rencanamu setelah ini?" Tanya wanita yang bernama Melin.

" Seperti rencana awal. Begitu aku menikah dengannya, aku akan menguasai semua hartanya sayang. Aku juga sudah menyiapkan semua berkas berkasnya, berkas pemindahan harta ke tanganku. Aku hanya butuh tanda tangan Mara saja. Setelah aku mendapatkan semua yang aku mau, aku akan menikahimu dan aku akan menjadikan Mara sebagai pelayanan di rumahku." Ujar Aldo.

" Lalu bagaimana dengan tuan Adi? Tuan Adi tidak akan membiarkan semua rencanamu berhasil Al. Apa yang akan kamu lakukan pada tuan Adi?" Tanya Melin menatap Aldo.

Aldo tersenyum smirk.

" Aku akan melenyapkannya."

" Apa?" Pekik Melin.

" Ya aku akan melenyapkannya, dengan begitu aku bisa bebas memiliki harta dan putrinya Aku tidak akan melepaskan Mara begitu saja, aku akan membuatnya benar benar merasakan penderitaan yang amat sangat perih sama seperti apa yang aku rasakan selama ini setelah kepergian adikku." Ucap Aldo mengepalkan erat tangannya.

" Bagus Aldo, kau memang harus membalas rasa sakitmu karena ulah Mara. Dia yang menyebabkan adikmu meninggal dunia, dia yang tidak bertanggung jawab setelah menabrak adikmu sehingga adikmu kehilangan begitu banyak darah hingga tidak tertolong lagi." Ujarnya.

" Ya dia harus mendapatkan ganjaran yang setimpal dari perbuatannya. Aku berterima kasih padamu karena kamu telah membantuku menemukan pelaku tabrak lari yang menimpa adikku." Ucap Aldo.

" Itu sudah menjadi kewajibanku sebagai kekasihmu. Aku harap setelah kau menikahi Mara kau tidak akan jatuh ke pelukan Mara. Aku juga berharap cintamu hanya untukmu dan tidak akan terbagi untuk yang lainnya." Ucap Melin.

" Tentu, kau segalanya bagiku. Aku tidak punya siapa siapa di dunia ini selain kamu. Aku mencintaimu, aku hanya menjadikan Mara sebagai mesin pencetak uangku. Selama ini dia tidak menyadari jika aku hanya memanfaatkan uangnya saja. Aku jadi tidak sabar menunggu hari pernikahanku tiba." Ucap Aldo mencium tangan Melin.

" Sabarlah tinggal dia hari lagi, aku juga sudah tidak sabar memberikan kejutan kepada Mara. Aku ingin lihat bagaimana reaksinya mengetahui kekasihnya menjadi milik sahabatnya." Ucap Melin.

Mereka berdua tertawa bahagia seolah menertawakan kebodohan Mara.

Arthur menutup laptopnya dengan kesal, ia mengepalkan erat tangannya menahan emosi yang siap meledak di dalam dadanya. Andai saja Aldo ada di depannya, ia pasti akan menghajar Aldo habis habisan.

" Ternyata dia hanya memanfaatkan Mara saja, bagaimana bisa aku tidak tahu akan hal ini? Aku jadi merasa bersalah dengan tuan Adi karena tidak bisa menjaga Mara. Tapi aku tidak akan membiarkan Aldo mendekati Mara lagi. Aku harus melindungi Mara dari pria jahat sepertinya. Mara milikku dan selamanya akan menjadi milikku. Beruntung tuan Adi bisa menemukan bukti ini sebelum pernikahan mereka, kalau tidak aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepada Mara ke depannya. Aldo benar benar brengsek!" Ucap Arthur geram.

" Tapi dimana Aldo sekarang? Apa tuan Adi menyekapnya di suatu tempat?" Arthur nampak sedang berpikir.

" Aku akan menanyakan pada tuan Adi besok pagi." Ujar Arthur.

Arthur mencabut flashdisk lalu menyimpannya, ia mengembalikan laptop Mara pada tempatnya. Ia naik ke atas ranjang lalu berbaring di samping Mara. Ia memejamkan mata menyusul Mara ke alam mimpi.

...****************...

Brugh....

" Awh... " Pekik Arthur saat tubuhnya mendarat sempurna di lantai. Ia mengusap usap punggungnya yang terasa nyeri.

" Beraninya kamu tidur denganku dan memelukku Bang." Ucap Mara menatap tajam ke arah Arthur.

" Benarkah aku memelukmu? Sepertinya kamu salah Nona Mara. Bukan aku yang memelukmu tapi kau yang memelukku karena selama ini aku tidak pernah tidur sambil memeluk apapun, termasuk guling. Lalu bagaimana aku bisa tidur sambil memelukmu hmm?"

Ucapan Arthur membuat Mara bungkam. Arthur memang benar, Mara lah yang memeluknya namun Mara sengaja melempar kesalahan itu kepada Arthur agar bisa melukai Arthur.

" Bagaimana? Apa kamu sudah mengingat siapa yang memeluk dan siapa yang di peluk Nona Mara?" Tanya Arthur menatap Mara.

" Tau ah... Pokoknya aku tidak suka tidur satu ranjang sama kamu." Ucap Mara.

" Terus aku harus tidur dimana Nona Mara? Tidak mungkin kan aku tidur di lantai sedingin ini, bisa bisa aku masuk angin." Ujar Arthur.

" Gue nggak peduli! Berani tidur satu ranjang lagi, gue tendang lo lebih keras lagi biar sampai ke pintu sekalian." Ancam Mara menunjuk Arthur.

Arthur membalasnya dengan melempar senyuman.

" Lakukan apa yang kamu mau Nona! Aku akan menerima apapun perlakuanmu padaku, baik buruk maupun baik. Aku menerimanya sebagai bentuk pengabdianku padamu, ISTRIKU." Ucap Arthur menekan kata terakhirnya.

Mara membulatkan matanya sempurna mendengar kata terkahir Arthur, ia menatap tajam ke arah Arthur seakan menantang berkelahi.

" Aku membenci kata terakhirmu Bang Arthur, jangan pernah menyebutkan aku dengan kata itu lagi." Ucap Mara dingin.

" Kenapa? Aku menyukainya, lagian kau memang istriku kan." Ujar Arthur.

" Aku sudah bilang aku tidak menyukainya, jadi jangan katakan itu lagi. Aku benci kata itu, bahkan aku membenci status itu. Aku benci menjadi istrimu. Aku membencinya." Teriak Mara melempar Arthur dengan bantal dan selimut.

" Iya iya baiklah, maafkan aku! Aku tidak akan menyebutmu dengan kata itu." Ucap Arthur mengalah.

Mara mengontrol emosinya, ia mengatur nafasnya yang nampak ngos ngosan.

" Bagus kalau begitu, kalau sampai kamu berani menyebut kata itu lagi aku akan membunuhmu." Ancam Mara.

Arthur beranjak berdiri, ia menata selimut dan bantal yang tadi Mara buang di atas ranjang.

" Aku tidak akan memanggilmu dengan sebutan itu tapi aku akan memanggilmu dengan sebutan SAYANG." Ucap Arthur meninggalkan Mara.

" Arthur!!!!" Teriak Mara.

Arthur tersenyum mendengar teriakan Mara.

" Lebih baik kau marah marah seperti itu daripada kau menangis seperti semalam sayang. Aku akan mulai menghapus kesedihanmu dan menggantikannya dengan kebahagiaan. Semoga kau bisa merasakan kebahagiaan yang aku ciptakan untukmu." Gumam Arthur keluar dari kamar Mara.

TBC...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!