Bab 2 - Hari Pertama di Kampus

Di mobil, Dev tidak banyak bicara.

Sashi di sebelahnya, sesekali meliriknya takut-takut. Ia tahu betul Dev tidak menyukainya.

“Ngapain liatin gue kayak gitu?” tembak Dev dingin, tanpa menoleh, tanpa senyum.

Sashi gelagapan, dan membetulkan letak kacamatanya. Nyalinya ciut berhadapan dengan makhluk dingin ini.

Tiba-tiba Dev membelokkan mobil ke jalan kecil, dan berhenti di bawah pepohonan.

“Kok berenti di sini, Kak?” tanya Sashi takut-takut.

Seketika tatapan Dev menyambarnya, tajam. “Lo sebenernya siapa sih? Tiba-tiba dateng tinggal di rumah gue, dan ambil hati nyokap gue!”

Sashi bingung. “Ngg aku Sashi. Kok Kakak marah sama aku?”

“Gue bukan nanya nama lo, b*go! Gue udah tau nama lo Sashi Lestari, asal Tasik. Yang gue tanya, lo punya hubungan apa sama orangtua gue sampe mereka lebih belain lo daripada gue, anaknya!?”

Dibentak gitu, Sashi makin ngeri. “Yang aku tau, Mama Rosa itu temen almarhum ibu. Gitu aja.”

“Temen? Lo pikir gue percaya?”

“Aku nggak bohong, Kak…” Sashi tergagap takut.

“Kakak.. Kakak! Emang gue Kakak lo?!” bentak Dev sadis.

“Tapi…” Dev kan dua tahun di atas dia. Rasanya kurang sopan kalau memanggil hanya nama. Secara usia Sashi yang paling muda di rumah sekarang.

“Gue nggak peduli siapa lo, tapi gue nggak suka nyokap belain lo! Bahkan ngakuin lo jadi saudara gue aja gue nggak sudi. Jangan-jangan lo niat jahat sama keluarga gue! Hah!”

Sashi menggeleng takut. “Aku nggak maksud buruk sama keluarga kamu, Kak… eh maksudku, Dev.”

“Jangan sok lugu deh lo!”

Dibentak begitu Sashi makin ketakutan.

Dev menatapnya tajam. “Hebat ya lo, baru sehari di Jakarta, udah dapet segalanya. Baju baru, tas baru, sama ini…” Dev mengibaskan rambut Sashi yang rapi hasil salon. “Make over sampai gimana juga, tetep aja di mata gue, lo kampungan…”

“Kenapa kamu benci sama aku?”

“Kenapa? Lo masih tanya kenapa?! Lo ngaca dong, cewek kampung! Gue harus jagain lo! Yang ada lo dikira pacar gue! Nggak banget deh!”

“Kalo kamu malu, kamu bisa pura-pura nggak kenal sama aku. Beres kan.”

Dev mendengus keras dan menyalakan mobil lagi. “Terserah deh!”

Sementara mobil melaju, Sashi berusaha sabar. Walau sakit hati dengan kata-kata Dev barusan.

Tapi masa' iya cuma karena nggak suka dia jagain aku, dia maki-maki aku sampai begitu? Apa aku bikin salah sama dia? Batinnya.

***

“Sas, ke kantin yuk?” ajak Maya, teman barunya setelah mata kuliah selesai.

Sashi agak enggan. "Ngg..."

“Yuk ah.. emang Sashi nggak laper?” bujuk Maya lagi.

“Yuk deh.” Sashi menurut.

Sambil jalan menuju kantin, Maya menjelaskan keadaan kampusnya.

“Mending Sashi ikut Maya gabung di buletin kampus. Di sana kita bisa belajar jadi reporter juga lho.”

“Boleh juga. Berarti bisa mengasah kemampuan komunikasi dong.”

"Bener banget. Maya suka gabung di buletin kampus tapi Maya nggak punya temen."

Maya yang pintar dan kuper ini langsung klop begitu kenalan di kelas barusan. Karena mereka duduk bersebelahan.

“Sashi mau pesen apa?”

“Bakso aja.”

“Wah pas banget Maya juga mau bakso. Maya pesenin ya.” Maya langsung berlalu.

Sashi membuka tas mengeluarkan dompet. Mama memberinya uang saku cukup banyak. Dia berniat mentraktir Maya sebagai tanda perkenalan mereka.

Sambil menunggu, Sashi memperhatikan suasana kampus.

Akhirnya, ia bisa kuliah. Padahal semula ia pikir bangku kuliah hanya mimpi saja. Selain tidak cukup pintar untuk dapat beasiswa, Ibu hanya berjualan sayur di pasar, yang hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan mereka sehari-hari saja.

Dan sekarang bukan mimpi dirinya bisa kuliah.

“Eh udah denger kabar belum?”

“Kabar apa?”

“Dev mau tanding basket sama Nino. Ngerebutin Agnes.”

“Lho? Bukannya Dev pacarnya Caroline?”

“Iya, kok bisa rebutin Agnes?”

“Mereka kan udah putus tadi pagi.”

“Yang bener lo?! Emang kenapa mereka putus?”

“Mana gue tau.. kayak nggak tau aja gimana Dev?”

Obrolan para mahasiswi di kantin, menarik perhatian Sashi. Dia jadi nguping.

Tapi apa Dev yang mereka maksud itu Dev yang dia kenal? Yang ganteng tapi sombongnya selangit.

Apa ada Dev yang lain?

“Sorry nunggu lama, maklum ngantri.” Muncul Maya.

“Neng, ini pesanannya.” Penjaga kantin muncul membawa bakso dan minuman.

“Iya Pak. Bentar ya.”

“Eh biar aku aja yang bayar.” Sashi mengeluarkan uang.

“Eh serius Sashi bayarin?”

“Nggak pa-pa. Sekali-kali. Yuk makan."

Maya pun makan dengan senang hati.

Sashi masih pasang telinga mendengar yang bergosip.

“Jam berapa pertandingannya?”

“Jam satu nanti.”

“Gila ya, si Agnes beruntung direbutin dua cowok keren! Coba kalo gue, nggak perlu mikir gue pasti milih Dev. Lebih ganteng, lebih kaya, populer, lagi!”

“Bloon lo, mau aja dimainin sama playboy kayak Dev.”

“Yang penting dia ganteng dan tajir.”

“Huuuu kegatelan aja lo..”

“Sas, kok nggak dimakan?” tegur Maya.

“Eh dimakan kok.” Sashi mulai makan.

“Ya harus dimakan. Bakso di sini paling top deh.” Maya berbisik. “Abis ini kita ke lapangan basket ya.”

“Ngapain?”

“Kak Dev mau tanding basket.”

“Kak Dev?” Sashi pura-pura nggak kenal. “Siapa itu? Dari jurusan kita?”

Maya menepuk jidat. “Oh iya, Sashi kan baru di sini. Kak Dev dari jurusan Psikologi tahun kedua. Cowok playboy paling populer di kampus. Kerjaannya gonta-ganti pacar melulu.”

Ooooo…. Pantes aja sih, karena Dev memiliki semua syarat yang diperlukan untuk dapet predikat playboy.

“Kalo Sashi liat pasti naksir deh. Gantengnya nggak ada lawan….” Maya menaik-naikkan alis lucu.

Sashi mesem. “Eh nama lengkapnya siapa?”

“Syaher Dev Pragandi.”

Berarti bener.

Pantas saja Dev tidak menyukainya. Pamor Dev bisa turun kalo sampe pada tahu dia -cewek yang biasa saja- tinggal serumah dengannya.

***

“AYO DEVVVVVVV! SEMANGAT!!”

“SEMANGAT DEVVVVVVVVV!!”

“GO GO GO, DEV!!”

“AYOOOO NINOOOO…!!”

Teriakan heboh mengiringi pertandingan antara Dev dan Nino, memperebutkan si cantik Agnes.

“Cepetan, Sas! Tuh liat, yang namanya Kak Dev!” Maya heboh begitu tiba di lapangan basket. Sudah ramai, banyaknya para cewek yang jadi supporter. Semua tak lupa mengarahkan HP mengambil foto cowok ganteng bernama Dev.

Sashi ngos-ngosan karena diajak lari.

“Sini, Sas!”

“Bentar dong, May! Ambil nafas dulu..” sungut Sashi sambil menarik nafas pelan-pelan.

“Pertandingannya udah mulai dari tadi. Ayooooo Kaakkk…!!” Maya ikut-ikutan teriak.

“Emang kamu dukung siapa?”

“Nggak tau, ikutan support aja. Lagian bukan Maya yang direbutin. Ayoooooo Kakkkkkkk…!”

Dasar Maya!

Sashi mengelap keringat dan melihat ke depan. Capeknya langsung hilang melihat Dev berhadapan dengan cowok bertubuh tinggi yang ganteng dan berkulit coklat, namanya Nino.

Dev seperti biasa, wajah angkuh dan sombong, pedenya selangit.

Tanpa sadar Sashi memandangi Dev terus.

Ganteng banget ya, batinnya tak sadar memuji Dev.

Ups! Nggak salah Dev emang ganteng. Lengannya putih mulus terlihat macho. Rambutnya menutupi dahi, tatapan matanya tajam.

“Sashi awassss!!”

Teriakan Maya teredam suara lain, dan…

Bruukkkk!!

Bola basket menubruk bahu Sashi keras, membuatnya terpental jatuh.

“Sashiiii!”

“Duuuuhh!” Sashi memegang bahunya. Kacamatanya lepas dan terjatuh.

“Eh sorry, gue nggak sengaja.” Ternyata Nino yang muncul.

Suasana lapangan langsung riuh karena pertandingan terputus.

“Lo mau kabur dari pertandingan?” todong Dev ketus.

Nino menoleh kesal. “Dev, gue bukan kabur, tapi lo liat sendiri dia kena bola gue!” Nino meraih kacamata Sashi. “Untung nggak rusak. Sekali lagi sorry."

Tatapan Dev beralih pada Sashi yang terduduk di lantai. Sempat kaget, namun Dev berusaha cuek. “Ahh gue kira apaan, cewek kampung doang diurusin?”

Sashi terdiam, walau kesakitan.

Semua bersorak meminta pertandingan dilanjutkan.

Maya membantu Sashi berdiri. “Kita pergi aja yuk, Sas!”

Saat itu Nino melihat jelas wajah Sashi dan terperangah, tatapannya sulit diartikan.

Sashi mengenakan kacamatanya dan bergegas pergi bersama Maya.

Dev mendengus keras dan memalingkan wajah.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!