Menantu Pilihan

Menantu Pilihan

*MP Episode 1

"Zery. Nanti sore, keluarga teman papa kamu akan datang. Kamu dandan yang cantik yah."

Seketika, gadis dengan nama lengkap Zerina Mukhti itu langsung menghentikan aktifitasnya yang sedang menyiram bunga di taman samping rumah. Nada ucapan sang mama barusan membuat ia merasa ada hal yang tidak beres nanti sore. Yang tidak ia inginkan, pasti akan terjadi.

Sementara itu, seorang gadis yang tak lain adalah sepupu Zery langsung tersenyum. Dia adalah Adinda, keponakan dari mama Zery.

Dinda tinggal di rumah tantenya karena ingin melanjutkan pendidikan yang baik di kota. Sedangkan orang tuanya, kini bertempat tinggal di desa.

Dinda tinggal di rumah tantenya sejak ia duduk di bangku sekolah menengah atas. Sedangkan sekarang, anak itu sudah mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan, meskipun baru berjalan beberapa bulan.

Sementara Zery sendiri, dia kini sibuk dengan toko bunga yang ia bangun dengan modal dan usahanya sendiri. Zerina suka akan keindahan. Terutama, tanaman hidup sejenis bunga yang ia anggap bisa memberikan kebahagiaan untuk semua orang. Karena itu, dia menentang keinginan sang papa yang ingin dia mewarisi perusahaan keluarga yang cukup berkembang dengan baik.

Zery tidak ingin menjadi pewaris dari usaha keluarga yang papanya miliki. Karena menurut Zery, dia tidak punya bakat dalam mengurus perusahaan.

...

"Kak Zery. Katanya, teman om Wandy itu punya anak cowok yang ganteng lho," ucap Dinda dengan nada penuh dengan godaan.

Ucapan itu langsung membuat Zery memasang wajah kesal. "Terus, apa hubungannya dengan aku jika teman papa punya anak cowok, Din?"

Dinda yang sebelumnya duduk di atas kursi taman dengan beberapa buku pelajaran itu langsung bangun dari duduknya. Dia tersenyum, lagi-lagi dengan senyuman lebar yang menggoda Zery.

"Ih, kak Zery gak kepikiran apa, kalo om Wendy anak menjodohkan kakak dengan anak temannya itu? Ingat gak dengan apa yang om katakan waktu makan malam beberapa hari yang lalu?"

Ucapan Dinda langsung membuat Zery mengingat apa yang papanya bicarakan ketika mereka makan malam beberapa hari yang lalu. Pembahasan yang sama sekali tidak ingin ia dengar selama ini, akhirnya di bahas juga.

"Zery. Umur kamu berapa tahun sekarang?"

"Dua puluh dua, pah. Kenapa?"

"Oh, sudah dua puluh dua tahun ternyata. Kalo gitu, sudah waktunya kamu menikah Zer."

Sontak saja, ucapan sang papa membuat Zery langsung tersedak. "Uhuk! Uhuk-uhuk."

"Ah, ya Tuhan. Anak ini makan gimana sih? Bisa-bisanya tersedak seperti ini ketika makan." Mama Zery berucap sambil menyodorkan sang putri dengan segelas air.

"Ini bukan aku yang salah makan, Ma. Tapi papa yang sudah salah membahas permasalahan membuat aku langsung tersedak barusan."

"Eh, kok malah nyalahin papa sih, Zer? Orang kamu sendiri yang makan dengan terburu-buru."

Begitulah malam itu, waktu makan malam yang rusak akibat pembahasan soal pernikahan yang sama sekali belum Zery pikirkan. Karena ia masih belum ingin punya suami. Dia ingin mengerjakan apa yang membuat hatinya bahagia tanpa ada beban dan halangan dari orang lain.

"Gimana, kak? Udah ingat sekarang?" Dinda langsung menyentuh pelan bahu Zery karena Zery sudah terdiam beberapa lama.

"Ingat apanya?" Zery pura-pura tidak mengerti. Padahal saat ini, dia cukup paham apa yang Dinda tanyakan.

"Ye ... kak Zery. Bikin kesal aja yah. Diajak ngobrol malah nggak nyambung."

"Mm ... awas aja kalo kamu jatuh cinta dengan cowok yang nanti sore datang. Soalnya, sekarang kamu seperti sangat tidak senang dengan kabar kedatangan tamu dari om Wendy.

"Hush! Ngomong apa kamu, hah? Anak kecil jangan banyak omong. Pergi sana! Jangan ganggu aku. Gak liat sekarang aku lagi sibuk?"

Zery berucap dengan nada kesal. Ia usir Dinda dengan air penyiram tanaman yang kini sedang ada di tangannya. Ya mau tidak mau, Dinda langsung pergi menjauhi Zery.

Setelah kepergian Dinda, Zery merasa sangat tidak tenang dengan apa yang sudah adik sepupunya itu katakan. Pikirannya tidak bisa memikirkan hal lain selain tamu yang akan datang nanti sore. Juga, maksud dari kedatangan para tamu itu.

Benarkah jika papanya sedang berniat untuk menjodohkan dia dengan pria yang tak lain adalah anak dari temannya sendiri? Jika benar, apa yang harus ia lakukan? Akankah dia bisa menolak keputusan yang sudah papanya buat?

Karena selama ini, dia sudah banyak menolak. Jika kali ini menolak lagi, apakah masih papanya terima. Atau, mungkinkah sang papa akan marah besar nantinya.

Pikiran itu terus menghantui Zery. Karena itu, dia tidak bisa menunggu sampai tamu itu datang. Dia putuskan untuk langsung bertemu dengan mamanya sekarang juga.

Kebetulan, saat ini mama Zery sedang berada di dapur. Sepertinya, orang tua itu sibuk dengan persiapan untuk menyambut tamu yang akan datang nanti sore.

"Sibuk banget kayaknya, Ma. Emang, perlu banget ya menyiapkan semua ini?" Zery berucap sambil melihat masakan yang mamanya buat.

"Kamu ngomong apa sih, Zer? Tentunya sangat perlu dong. Tamu itu adalah teman lama papamu. Mereka sudah sangat dekat sejak di bangku sekolah dasar. Hanya saja, terpisah setelah sama-sama menikah."

"Mm ... ini beneran murni untuk pertemuan dua sahabat kan, Ma? Nggak ada yang aneh-aneh kan dari pertemuan ini?"

Pertanyaan Zery membuat sang mama langsung menghentikan aktifitasnya mengaduk masakan yang masih berada di atas wajan. Lalu, dengan wajah sedikit kesal, sang mama mengalihkan pandangan ke arah Zery.

"Kamu mikir soal apa?"

"Ya, gak mikir soal apa-apa sih. Cuman, aku merasa agak gak enak aja ketika mama minta aku dandan yang cantik. Kek yang datang itu seorang pangeran aja gitu. Minta aku dandan yang cantik buat menyambutnya."

"Jika iya bagaimana?"

Spontan, ucapan itu membuat darah Zery mengalir deras. Entah kenapa, jawaban itu sedikit membuat ia merasa tidak nyaman.

"Maksud, mama?"

"Yang datang emang pangeran. Maka dari itu, mama ingin kamu dandan yang cantik. Supaya kamu gak malu-maluin mama nantinya."

"Hah? Mama bikin aku makin bingung aja."

"Zery, satu hal yang harus kamu ingat. Jangan bikin mama dan papa malu nanti. Jangan bikin papa kecewa atas ulah kamu. Turuti saja apa yang papa mau, bisa?"

Terpopuler

Comments

Yuniki On-Off E𝆯⃟🚀

Yuniki On-Off E𝆯⃟🚀

Nyimak

2023-05-14

1

Patrick Khan

Patrick Khan

.mampir kak

2023-05-07

1

Sri Sulanjarinii

Sri Sulanjarinii

ikut nyimak

2023-05-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!