"Kamu salah, justru aku bersyukur bisa lepas dari bajingan seperti Nick."
"Siapa suamimu? jangan bilang jika anakmu ini tidak memiki ayah." Grace tersenyum miring seolah mencemooh, namun dia sangat ingin mengetahui tentang kehidupan pribadi Calista.
Calista menarik nafas berat, dia sangat malas meladeni Grace, sahabat yang tidak pernah rela melihatnya bahagia. sehingga dia lebih memilih untuk pergi dari hadapan perempuan tersebut.
"Kenzie, ayo kita pergi dari sini, nak."
Grace melonggos kesal karena tidak diladeni Calista, dia menatap punggung Calista yang semakin menjauh.
"Awas kamu Calista, aku akan mencari tahu siapa ayah dari anakmu. semoga dia jauh lebih buruk dari Nick."
Grace tersenyum puas, karena mendapatkan gosip empuk yang akan dia perbincangkan dengan teman-teman nya saat berada di klub nantinya, terutama Nick. dia yakin setelah mengetahui jika Calista sudah memiliki anak dari pria lain, Nick akan berhenti mencintai dan mengharapkan Calista untuk kembali lagi padanya.
Dalam perjalanan pulang, Kenzie yang penasaran menanyakan tentang perempuan yang bertemu dengan mommy nya barusan.
"Moms, siapa tante Grace?"
"Sudahlah, jangan dibahas lagi orang itu, karena tidak penting juga dia untuk diingat." jawab Calista masih kesal dengan pertemuan yang tidak terduga barusan, sehingga dia tidak ingin mengungkit-ungkit luka lama apalagi menyebut nama perempuan itu dengan bibir nya.
Paginya Calista kembali bekerja seperti biasanya, dirumah besar Leo masih ada Sarah dan suaminya. mereka menyambut hangat kedatangan Calista.
"Selamat pagi suster Ellena!" sapa Sarah ramah.
"Pagi juga, nyonya, tuan." balas Calista menunduk hormat, lalu berjalan menuju kamar Kenzo, sambil membawa maninan baru yang dibelinya bersama Kenzie kemaren.
"Mommy, apa itu?" tanya Kenzo saat melihat bungkusan ditangan Calista dengan wajah berbinar-binar bahagia.
"Ssssttt... jangan panggil mommy keras-keras sayang, takutnya ada yang mendengar. demi kenyamanan kita panggil sus Ellena ya jika dihadapkan semua orang. biar tidak ada yang curiga." bisik Calista dia tahu jika Leo sudah memperketat penjagaan dirumah nya.
"Oke mom."
"Kenzo, ini mainan baru, hanya inilah yang sanggup mom belikan untukmu, nak."
"Wah bagus banget mi." ucap Kenzo menerima dengan antusias.
"Apa kamu menyukainya?"
"Tentu mom, terimakasih ya." Kenzo mencium kedua pipi Calista sebagai ungkapan terimakasih nya.
Dari kejauhan, Sarah memerhatikan cara suster Ellena dalam melakukan pendekatan dengan cucunya, dari sekian banyak pengasuh tidak ada satupun yang bertahan dengan sikap nakal Kenzo, namun semenjak kedatangan Ellena, Kenzo jauh berubah menjadi anak yang periang, penurut dan sangat patuh. begitu juga dengan kondisi kesehatan Kenzo yang sudah dinyatakan pulih sempurna.
"Mami, kenapa kamu terus memperhatikan pengasuh itu?" tanya suaminya.
"Pi, sepertinya Ellena adalah wanita spesial yang tepat untuk menjadi ibu sambung Kenzo, karena mereka terlihat begitu dekat dan saling memahami." ucap Sarah yang mulai jatuh hati melihat Calista, sehingga dia melupakan posisi menantu idaman nya, Bella.
"Kita tidak boleh mempercayai seseorang begitu cepat, sebaiknya lihat dulu sejauh mana Ellena mampu bekerja dengan baik dalam mengurus Kenzo."
"Tentu Pi."
***
Meskipun bekerja dikantor, sesekali Leo membuka layar ponselnya yang terhubung dengan cctv rumahnya. dia ingin melihat Calista maupun Kenzo dan apa saja yang mereka lakukan seharian di rumah.
"Aku harus tahu tujuan utama Calista, aku tidak ingin perempuan itu menipu atau merebut Kenzo dariku."
Nampak Calista tengah menyuapi Kenzo makan, setelah itu mereka bermain bersama dengan canda tawa yang tidak lepas dari bibir mereka berdua, Leo ikut terhanyut dan terbawa suasana. mata elang Leo terus memerhatikan wajah ayu Calista yang tersenyum lepas.
"Semenjak malam itu, kamu sudah mengunci hatiku, Calista. meskipun aku sangat membencimu tapi aku juga tidak memungkiri jika wajah cantikmu selalu membuat ku nyaman dan merindukan hangat tubuh mu setia waktu, detik, menit." gumam Kenzo yang fokus menatap layar ponselnya, sehingga dia tidak menyadari kedatangan asisten nya yang akan mengingatkan Leo untuk segera masuk ke dalam ruangan rapat, dimana semua peserta rapat sudah menunggu kedatangannya.
***
"Mommy, apa aku boleh bertukar posisi lagi dengan Kenzie. aku rindu kebebasan dan suasana sekolah seperti kebanyakan anak-anak lainnya." ucap Kenzo penuh harap.
"Tidak bisa sayang, karena Daddy mu sudah memperketat penjagaan nya dalam beberapa hari ini. pintu belakang tempat Kenzie biasanya masuk sudah dipasang cctv." Ucap Calista mengingatkan, dia tidak ingin anaknya ketahuan yang hanya akan memperburuk keadaan.
"Oke, baiklah." Kenzo tertunduk lesu.
"Sudah sangat sore, mom pulang dulu ya sayang. Kenzie pasti sudah menunggu kepulangan mom dirumah." ucap Calista bersiap hendak pulang.
"Buy... mommy, hati-hati dijalan ya."
"Ya sayang, cup!" mencium sayang anaknya sebelum meninggalkan rumah besar Leo.
Calista yang berjalan tergesa-gesa, tidak melihat keberadaan Leo yang baru sampai dirumah. sehingga dia menabrak tubuh kekar dihadapannya.
"Bruuggh!!!"
Calista oleng dan langsung kehilangan keseimbangan, refleks Leo merengkuh pinggangnya, membuat tubuh Calista terhempas pada dada bidang milik Leo, pandangan mata mereka bertemu saling menyalami hati masing-masing yang tidak seorangpun tahu apa yang mereka pikirkan.
"M... maaf."
Calista ingin melepaskan diri, namun Leo malah semakin mengeratkan pelukannya. hembusan nafas hangat Leo menyentuh wajah Calista, dengan perasaan tak menentu Leo menatap bibir Calista dengan pandangan berkabut penuh gairah, pikirannya mulai travelling membayang percintaan panas yang pernah mereka lalui, sehingga Leo semakin mendekatkan bibirnya membuat Calista diambang kesadaran dan terlena akan suasana romantis yang tercipta.
"Cup!"
Leo tidak bisa menguasai dirinya, kecupan lembut mendarat di bibir Calista. menyesap nya dengan begitu lembut dan semakin dalam, Calista ingin menolak namun bahasa tubuhnya berkhianat ikut menikmati dan menerima kecupan Leo.
"Bibirmu begitu manis, membuatku semakin menggila." bathin Leo yang seketika melupakan amarah nya pada gadis itu.
Calista berusaha menguasai keadaannya kembali, dia mendorong tubuh Leo agar melepaskan nya. sehingga raut wajah tampan itu berubah dengan kekecewaan.
"Apa kamu ingin menggoda ku, dengan cara seperti ini?" ucap Leo.
"Sudah aku bilang, jika aku tidak sengaja. kamu saja yang ke geeran dan memanfaatkan kesempatan." sanggah Calista salah tingkah dengan wajah memerah, menyembunyikan perasaannya jika dia sempat terpesona dengan sentuhan dan ketampanan Leo. namun sikap semena-mena dan susah ditebak dari Leo, membuat Calista berusaha menutup rapat pintu hati dan cinta nya untuk pria itu.
Calista langsung pergi, dengan detak jantung yang tidak menentu, begitu juga dengan Leo. keduanya masih sama-sama gengsi untuk mengakui perasaan masing-masing.
Kenzo yang menyaksikan kemesraan ke-dua orang tuanya, tersenyum bahagia, dia sangat berharap kekuarga kecilnya segera bersatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments