"Mommy dan Kenzie sangat menyayangi mu, nak."
"Aku juga juga menyayangi mommy dan Kenzie, semoga keluarga kita bisa bersatu ya, Mom." balas Kenzo.
"Itu sangat sulit sayang, Daddy masih sangat marah dan membenci mommy. untuk kedepannya kita tetap harus berpura-pura layaknya pengasuh dan tuan muda dihadapan Daddy, agar dia tidak dipisahkan kita lagi." bujuk Calista.
"Tentu mommy."
Sebelum meninggalkan rumah, Leo memberi perintah pada para pengawal untuk memperketat penjagaan. termasuk menambah pemasangan cctv, dia tidak ingin Calista membawa kabur anaknya. sekalian Leo juga bisa leluasa untuk mengawasi gerak-gerik Calista jika ada yang mencurigakan.
Setelah kepergian Leo, mobil mewah Rollies Royke, memasuki pekarangan rumah. nampak sepasang suami-istri turun, senyum mereka langsung mengembang sempurna begitu melihat kearah Kenzo yang tengah bermain bersama Calista ditaman.
"Kenzo, cucu kesayangan Oma." merentangkan kedua tangannya.
"Oma, opa." Kenzo berlari menghampiri, mereka berpelukan hangat.
Pandangan wanita paruh baya yang merupakan kedua orang tua Leo, menoleh kearah Calista, lalu berjalan mendekatinya.
"Apa kamu pengasuh Kenzo yang baru?"
"Iya nyonya."
"Semoga kamu betah ya menjadi pengasuh cucuku, yang terkadang suka bertindak melebihi anak seusianya." jawab Sarah.
"Tentu nyonya, sejauh ini tuan muda Kenzo sangat baik dan penurut."
"Benarkah?" tanya Sarah tidak percaya dia dan suaminya saling pandang.
"Betul Oma, karena aku merasa sangat nyaman dengan suster Ellena." ujar Kenzo menimpali.
"Apa Daddy mu masih dikantor?"
"Iya Opa."
"Nama kamu Ellena ya, bisa bantu Tante masak nggak?" ucap Sarah.
"Bisa sekali nyonya."
"Malam ini, aku ingin masak menu spesial untuk Leo, dan juga menyambut kedatangan keluarga Bella nantinya." Ucap Sarah.
"Untuk apa keluarga Tante Bella kesini Oma." tanya Kenzo dengan tatapan tidak suka.
"Kenzo sayang, mau tidak mau kamu harus belajar menerima Tante Bella. sebagai calon ibu sambung mu, kamu harus memiliki kekuarga yang utuh agar hidup mu lebih teratur, sayang." bujuk Sarah.
"Tidak Oma, aku hanya ingin ibu kandung ku. tidak akan ada yang menggantikan posisinya." protes Kenzo, membuat dada Calista menghangat mendengar ucapan anaknya.
"Sudahlah, kamu masih kecil dan banyak hal tentang kehidupan orang dewasa yang belum kamu mengerti Kenzo. bermainlah dulu bersama opa, biar suster Ellena membantu Oma untuk persiapan makan malam nanti nya." jawab Sarah mengajak Ellena menuju dapur.
***
Di meja makan sudah tersaji berbagai macam makanan lezat, Leo yang baru pulang kerja langsung diajak keruang makan. dimana sudah ada mami dan papi nya dan juga Bella dan kedua orang tuanya. Leo sudah bisa menduga maksud dari makan malam yang terkesan mendadak itu.
"Mami, Papi. kapan kalian sampai?" tanya Leo.
"Tadi sore, kami sengaja datang kesini dan mengajak Bella dan keluarga nya. untuk membahas pertunangan kalian, Leo sudah saatnya kamu membina rumahtangga, agar hidup mu mempunyai tujuan yang jelas." bujuk Sarah. sedangkan Bella tersenyum senang mendapatkan dukungan penuh dari kedua belah pihak keluarga mereka.
"Mi, apa ini tidak terlalu cepat. bahkan aku belum terpikir untuk menikah." jawab Leo yang sudah kehilangan nafsu makan nya.
"Leo, pikirkan umurmu. mau sampai kapan kamu akan seperti ini, Bella gadis yang cantik dan kamu juga sudah sangat mapan, tunggu apalagi begitu juga dengan Kenzo. anakmu butuh sosok seorang ibu."
"Tidak! aku malah senang jika Daddy tidak menikah." Kenzo tiba-tiba ikut bersuara, membuat semua mata menatap tajam kearah nya, sedangkan Leo tersenyum senang mendapat dukungan dari anaknya.
"Dasar! ayah dan anak sama-sama keras kepala." umpat Sarah kesal.
"Sudah! bagaimana jika kita lanjutkan saja makan malam nya, lain kali kita akan membahas ini lagi." ucap papi. sedangkan ke-dua orang tua Bella merasa sudah tidak mempunyai muka lagi dihadapan Leo, tapi mereka masih berusaha untuk bersabar dan berharap pengusaha sukses seperti Leo, bisa luluh dan menerima Bella sebagai istrinya.
"Disaat seperti ini, dihati dan pikiran ku hanya ada Calista. meskipun aku membencinya namun disisi lain aku sangat menginginkan perempuan itu untuk mendampingi ku selama nya." gumam Leo larut dalam pikirannya.
Setelah Bella dan keluarganya pulang dengan kekecewaan, Sarah dan suaminya mengajak Leo untuk berbicara dalam ruangan keluarga. mereka ingin tahu apakah ada perempuan lain dihati anaknya.
"Leo, sekali lagi mami bertanya. apakah kamu sudah menemukan wanita yang tepat untuk mu, misalnya mommy Kenzo?" tanya Sarah hati-hati, karena Leo akan marah setiap mereka membahas soal Calista.
"Sudah mi, tapi aku belum bisa memaafkan kesalahannya." jawab Kenzo.
"Dimana dia, tolong pertemukan mami dengan perempuan yang bernama Calista itu. mami yakin dia mempunyai alasan yang tepat meninggalkan Kenzo." ucap Sarah.
"Sekarang bukan waktu yang tepat mi, aku masih belum bisa mempercayai perempuan itu sepenuhnya. kita lihat dulu apa tujuannya kembali muncul apakah benar-benar tulus atau sekedar ingin merebut Kenzo dariku saja." jawab Leo membayangkan senyum manis Calista yang tidak bisa lepas dari ingatannya.
***
"Mommy, aku ingin mainan ini dan yang ini juga." ucap Kenzie sambil memperlihatkan dua buah mainan robot yang akan dia utak-atik sesampainya dirumah nanti.
"Oke, kita bawa kekasir dulu."
Seketika Calista teringat Kenzo, dia tidak pernah membelikan anaknya itu mainan. meskipun semua kebutuhan dan mainan Kenzo tercukupi oleh Daddy nya, namun Calista juga ingin memberikan sesuatu meskipun tidak semahal pemberian Leo.
"Kenzie, tunggu sayang!"
"Ya, ada apa mom?"
"Tolong carikan mainan apa saja yang menurut mu, disukai kakakmu Kenzo?" ucap Calista.
"Mi, kami mempunyai hobi dan selera yang sama. bagaimana jika kita membelikan mainan yang sama persis dengan punyaku ini." jawab Kenzie.
"Baiklah."
Kenzie kembali ketempat semula dia mengambil mainan, dan menambah dua buah lagi dengan bentuk dan warna yang sama persis lalu berjalan kearah sang mommy sambil tersenyum senang.
Setelah membayar, Calista mengajak Kenzie untuk masuk kedalam sebuah kafe. mereka memesan makanan dan minuman yang sama. tidak lama seorang wanita cantik tiba-tiba menghampiri Calista dengan senyum mengejek.
"Calista, benarkah ini kamu?"
"Grace?"
"Sudah lama kita tidak bertemu, ngomong-ngomong siapa bocah laki-laki yang bersama mu ini?" tanya Grace menatap kearah Kenzie.
"Dia anakku."
"What's?"
"Siapa suamimu, aku pikir setelah merebut Nick, kamu bakal patah hati dan tidak terpikir untuk menikah lagi?" ucap Grace.
"Kamu salah, justru aku bersyukur bisa lepas dari bajingan seperti Nick."
"Siapa suamimu? jangan bilang jika anakmu ini tidak memiki ayah." Grace tersenyum miring seolah mencemooh, karena dia yakin jika Calista belum bisa move on sepenuhnya dari Nick.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments