"Mommy, apa yang membuat mu menagis?" tanya Kenzie saat melihat kondisi Calista seperti tertekan sambil sesekali mengusap air matanya.
"Kenzie, sudah saatnya mommy berkata jujur padamu, nak. tentang keberdaan Kenzo dan juga Daddy mu." ucap Calista yang ingin berterus-terang, dia berharap Kenzie tidak ikut membenci nya seperti hal nya Leo.
"Daddy, Kenzo. siapa mereka mommy?"
"Kenzo adalah saudara kembar mu, nak. mommy terpaksa meninggalkan Kenzo bersama Daddy, karena keadaan yang membuat mommy harus mengambil pilihan sulit itu. mommy harap kamu mengerti Kenzie." ucap Calista mengusap air matanya.
"Ya mommy, dari awal aku sudah curiga jika aku pasti memiliki saudara kembar. dan rumah mewah itu pasti milik Daddy ku? aku ingin sekali merasakan tinggal disana." ucap Kenzie menerawang dan penuh harap, dia sangat bahagia begitu mendengar kenyataan jika dia masih memiliki Daddy dan saudara kembar.
"Jangan sayang! Daddy sangat membenci mommy, tidak menutup kemungkinan jika dia mengetahui keberadaan mu, pasti Daddy juga akan mengambil mu dari sisi mommy. apa kamu tega meninggalkan mommy seorang diri..hick... Hick."
"Tidak! tidak akan ada yang memisahkan kita mommy, bahkan aku sangat berharap mommy dan Daddy bisa bersatu demi aku dan Kenzo." ucap Kenzie yang bertekad untuk menyatukan kekuarga kecil nya.
"Itu tidak akan mungkin terjadi nak, pokoknya kamu tetap merahasiakan hal ini dari siapapun. terutama tidak mendekati rumah besar itu lagi. mengerti!!"
"Ya mommy."
"Sekarang kamu tidur ya, mommy juga butuh istirahat." ucap Calista meninggalkan kamar Kenzie.
"Oke mommy, good night."
Setelah Calista meninggalkan kamar nya, Kenzie kembali duduk. bocah itu berjalan mondar-mandir memikirkan cara bagaimana bisa bertemu langsung dengan Kenzo. dia begitu penasaran dengan sosok kembaran nya.
"Aku ingin sekali datang kerumah besar yang megah, karena itu juga rumah Daddy ku. aku penasaran dengan Kenzo dan kehidupannya yang seperti pangeran." gumam Kenzie membayangkan.
"Ahah! aku punya ide!"
Bocah kecil itu segera memakai jaket Hoodie, menyelinap keluar rumah. dengan keberaniannya dia mengayuh skuter matik milik nya menuju kediaman Leo.
"Aku harus mencari celah, agar bisa masuk kedalam."
Dengan pencahayaan yang temaram, tubuh kecil dan mungil Kenzie berhasil masuk disalah satu pagar besi bagian belakang yang tidak terlalu rapat.
"Yes berhasil, sekarang aku harus mencari posisi kamar Kenzo."
"Wah, ruangan ini seperti istana." ucap Kenzie menatap takjub setiap ruangan dengan miniature mewah dengan harga fantastis. suasana ruangan yang sepi membuat bocah itu bisa leluasa berhubungan jam istirahat para pelayan, sedangkan Leo belum kembali dari perusahaannya karena ada rapat penting yang menyita waktunya hingga larut malam.
"Ini pasti kamarnya Kenzo!"
Perlahan Kenzie membuka pintu kamar yang tidak terkunci dari dalam, membuat si penghuni kamar yang tengah asyik dengan Lego nya terlonjak kaget melihat sosok kecil yang sama persis dengan dirinya.
"Siapa kamu, kenapa wajah kita sama persis?" Kenzo berjalan mendekati, ada raut bahagia diwajah imutnya yang selama ini kesepian.
"Ssssttt...ttt."
Kenzie meletakan jari telunjuknya dibibir, agar Kenzo bisa diajak kerjasama. lalu masuk kedalam kamar sambil menutup rapat pintu.
"Namaku Kenzie, aku sengaja datang kerumah besar ini untuk menemani dan menjadi sahabat mu." ucap Kenzie.
"Benarkah, aku sangat senang sekali. ayo naik keatas tempat tidur ku kita akan bermain bersama-sama."
"Oke!"
satu jam mereka lewati sambil bercanda gurau, dimana Kenzo akhirnya bercerita bagaimana dia hidup kesepian dalam rumah seperti istana. kerinduan akan sosok seorang ibu seringkali membuat Kenzo sedih dan menagis seorang diri, mendengar hal itu membuat Kenzie merasa iba.
"Bagaimana jika kita bertukar posisi untuk beberapa hari saja, kamu selama ini merindukan kasih sayang seorang ibu, sedangkan aku merindukan kasih sayang seorang Daddy. sehingga dengan begitu kita sama-sama bisa merasakan sesuatu yang belum pernah kita dapatkan?" tawar Kenzie.
"Baiklah aku setuju sekali, sudah lama aku tidak pernah keluar rumah. aku ingin sekali merasakan kehidupan yang bebas layaknya anak-anak seusia kita diluaran sana." ucap Kenzo dengan mata berbinar-binar.
"Aku menyembunyikan skuter ku ditaman belakang, kamu bisa mengunakan benda itu untuk keluar dari rumah ini." ucap Kenzie seraya memberikan alamat rumah nya.
"Aku harus segera pergi sebelum Daddy pulang."
"Hati-hati, aku akan mengawasi mu melalui teras balkon."
Kenzo dan Kenzie segera bertukar pakaian, menyelinap melalui pintu belakang.
"Yes, aku berhasil. sekarang mommy Kenzie akan menjadi mommy ku juga." ucap nya bahagia.
Selepas kepergian Kenzo, Kenzie yang biasa hidup dalam keterbatasan tersenyum bahagia menikmati berbagai permainan mahal milik Kenzo, diapun menghubungi kepala pelayan untuk menyiapkan banyak makanan enak untuk dirinya dan dilayani bak pangeran layak nya kehidupan yang dijalani Kenzo selama ini.
Leo yang baru pulang dari kantor, mengayunkan langkah panjang menuju kamar Kenzo. dia ingin memastikan jika anaknya sudah tidur, dia sangat senang karena seharian ini tidak ada pelayan yang mengadukan sikap dan kenakalan Kenzo yang seringkali bikin ulah.
"Sepertinya anak itu sudah berubah, syukurlah." gumam Leo, sebelah tangan membuka pintu kamar.
Ceklek!
"Kenzo, apa kamu belum tidur?" Leo mendekati Kenzo yang masih asyik dengan mainan mahalnya.
"Daddy."
Dengan sikap manja dan penuh kerinduan sosok seorang ayah, Kenzie langsung menghambur ke pelukan Leo.
"Daddy, kenapa pulang larut malam begini. aku kesepian dan merindukan Daddy."
Kenzie merebahkan kepalanya dipangkuan Leo, seketika hati Leo tersentuh, selama ini dia dan Kenzo selalu bertengkar dan berdebat, tidak pernah mereka sedekat dan se intim ini sebagai ayah dan anak.
"Maafkan Daddy yang terlalu sibuk sehingga mengabaikan mu, sayang."
"Daddy, bolehkah aku minta sesuatu padamu?"
"Katakan."
"Aku ingin tidur di pelukan Daddy, malam ini." ucap Kenzie memasang wajah manisnya yang ampuh membuat sikap dingin Leo mencair seketika.
"Baiklah, malam ini kita akan tidur bersama-sama."
Leo naik keatas ranjang Kenzo, memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang, hingga bocah yang selama ini tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ayah, tertidur dengan nyaman dalam dekapan hangatnya.
Ditempat lain, Kenzo yang baru sampai dirumah Kenzie. kebingungan mencari letak posisi kamar nya, sehingga dia memasuki kamar sang mommy yang tengah meringkuk tidur karena kecapean menagis merindukan Kenzo.
"Mommy?"
Suara Kenzo membangunkan Calista, dia menatap wajah polos sang putra yang tiba-tiba memasuki kamar tidurnya.
"Kenzie, kenapa belum tidur nak?"
"Aku tidak bisa tidur, bolehkah malam ini aku tidur bareng mommy?"
"Tentu saja boleh, mendekat lah sayang." ucap Calista menjulurkan kedua tangannya kearah Kenzo yang tersenyum bahagia.
"Ya Tuhan, ternyata belaian kasih sayang seorang ibu sangat nyaman. andaikan saja mommy nya Kenzie adalah ibu kandung ku juga. pasti aku akan merasa sangat bahagia." doa Kenzo sebelum memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments