Kenzo yang tidak pernah menyukai Bella, apalagi setelah tahu niat perempuan itu untuk menjadi mama sambungnya. semakin jail dia sengaja menumpahkan jus sehingga mengenai pakaian Bella.
"Hey Kenzo hati-hati dong, kamu sudah membuat pakaian ku menjadi basah." ucap Bella menatap Kenzo tidak suka.
"Uuupzzz, sorry Tante."
"Apa? kamu panggil aku dengan sebutan Tante?" Bella paling benci seseorang memanggil nya dengan sebutan Tante, karena dia merasa seperti wanita tua yang jelek.
"Ya, Tante!"
"Stop Kenzo, apa kamu tidak bisa mencari panggilan yang lebih baik lagi seperti hal nya, mami ataupun mommy." ucap Bella tersenyum lembut.
"Tidak, karena Tante bukanlah mommy ku. dan tidak akan pernah." jawab Kenzo acuh, sedangkan Leo lebih memilih fokus pada ponselnya dari pada mendengar perdebatan Bella dan Kenzo yang tidak ada habisnya.
"Leo, tidak bisakah kamu mengajari anakmu untuk berlaku lebih sopan lagi padaku." rengek Bella.
"Sudahlah Bella, untuk apa juga kamu meladeni bocah kecil itu bertengkar. lagian kamu sudah tahu sendiri bagaimana watak keras nya." balas Leo beranjak dari duduknya.
"Leo, kamu mau kemana?"
"Kantor."
"Mau aku temani?"
"Tidak perlu!" jawab Leo cuek membuat Bella semakin kesal karena sudah sekian lama dia juga belum mampu meluluhkan hati Leo.
Sesuai janjinya, malam ini Leo mengajak putra satu-satunya memenuhi undangan makan malam keluarga Bella, hubungan keluarga Leo dan Jims ayah Bella sudah lama terjalin dengan baik, sehingga Leo sangat menghormati pria paruh baya tersebut.
"Selamat datang Leo."
"Selamat datang juga Kenzo kecilku." Jims menyapa ramah ayah dan anak yang baru saja datang dikediaman mereka yang mewah. namun tidak dengan wajah ditekuk Kenzo, dia paling tidak suka jika dikatakan anak kecil.
Mereka menikmati makan malam keluarga yang hangat, sesekali diselingi obrolan-obrolan ringan. Jims sengaja menyingung tentang pentingnya peran seorang ibu sambung untuk Kenzo, agar ada seseorang yang memberikan kasih sayang seorang ibu sehingga Kenzo bisa merasakan sebuah keluarga yang lengkap.
Tanpa ditanya pun, Leo sudah paham kemana arah pembicaraan Jims. pada intinya pria paruh baya itu masih ngotot ingin menjodohkan Bella putrinya dengan Leo.
"Paman, bukankah kalian mengundangku kesini ingin membicarakan tentang seorang perawat yang bernama Ellena. yang akan dipekerjakan untuk mengurus Kenzo, bukannya membahas tentang sebuah keluarga dan peran seorang ibu sambung." jawab Leo
"Ya Leo, tapi akan lebih sejalan jika kamu segera menikah dengan Bella. sehingga kebagian mu semakin lengkap, ingat umur kalian yang sudah sama-sama layak untuk membina rumah tangga." balas Jims.
"Tapi aku tidak pernah mencintai Bella, aku sudah menganggap nya sebagai seorang adik dan sahabat kecilku, paman." ucap Leo yang tidak ingin memaksakan perasaanya.
"Paman masih berharap, kamu memikirkan perkataan ku ini kembali, Leo."
"Saya rasa sudah cukup pertemuan ini dan terimakasih atas makan malam nya, kami permisi dulu." ucap Leo mengajak Kenzo pergi meninggalkan rumah Bella.
"Maaf Tante, sepertinya kamu tidak akan pernah bisa menjadi mommy ku." bisik Kenzo yang membuat Bella mengepalkan tangannya geram, melihat Kenzo yang meledek dirinya.
"Dasar bocah nakal, awas kamu!"
Bella yang kesal langsung masuk kedalam kamarnya, menghempaskan tubuhnya diranjang untuk menumpahkan tangisannya.
"Kenapa Leo, kamu tidak bisa melihat sedikit saja hatiku yang begitu tulus mencintai mu." ucap Bella tertunduk sedih. dia sudah melakukan segala cara untuk mendapatkan hati Leo, tapi selalu gagal.
***
Ditempat lain Leo tersenyum, dia akirnya bisa mendapatkan informasi tentang perawat terbaik yang bernama Ellena. dia menghubungi perawat tersebut dan memintanya untuk datang langsung kerumahnya dan menawarkan gaji yang fantastis jika dia berhasil meluluhkan Kenzo, dan mampu bekerja dengan baik.
Pagi ini, Calista yang sudah berganti indentitas menjadi Ellena. membuat janji dengan Leo melalui sambungan telepon, dia memberanikan diri datang kekediaman pria tampan tersebut. dia akan bekerja sebagai perawat dan pengasuh dari putra kandung nya sendiri setelah sekian lama dia tinggalkan. ada rasa bahagia yang tidak dapat di lukiskan.
Calista terlihat semakin cantik meskipun dengan penampilannya yang berbeda dari biasanya, dia mengunakan kaca mata dengan rambut pendek. riasan yang digunakan Calista lumayan tebal, dia merasa tidak percaya diri dan merasa lucu melihat penampilan nya sendiri.
"Semoga semua berjalan dengan baik, aku harap Kenzo juga menyukai ku." bathin Calista sambil menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya perlahan untuk mengurangi rasa gugup.
Langkah kaki Calista terayun pelan, memasuki rumah mewah dan luas milik Leo. disalah satu dinding utama terdapat foto Kenzo semasa bayi, terlihat sangat imut dan mungil. Calista tertegun sesaat hingga suara pelayan mengagetkan lamunan nya.
"Ayo nona Ellena, semoga saja tuan muda Kenzo menyukai mu. karena nona sudah termasuk perawat yang keseratus untuk bekerja disini." ucap kepala pelayan yang sempat membuat Calista ternganga tidak percaya dengan sikap anaknya.
"Ya, semoga tuan muda menyukai ku." jawab Calista tersenyum meyakinkan dirinya sendiri. detak jantung Calista semakin berpacu ketika langkah nya semakin mendekati kamar Kenzo.
"Hari ini, aku akan bertemu langsung dengan anak kandungku. rasanya begitu mendebarkan." bathin Calista.
Pelayan mengetuk pintu, setelah terdengar jawaban suara dari dalam, pelayan lalu membuka pintu kamar tersebut.
Ceklek
"Silahkan nona."
DEGH!
Calista langsung bergetar melihat Leo dan Kenzo tengah menatap secara bersamaan kearahnya, tatapan tajam itu tidak pernah berubah. tiba-tiba senyum Leo mengembang sehingga suasana tegang yang dirasakan Calista sedikit mencair.
"Selamat datang dirumah ku, semoga saja kamu berhasil mengambil hati Kenzo." ucap Leo mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Hallo tuan muda Kenzo, senang bertemu dengan mu." ucap Calista mengakrabkan diri. anak itu masih menatap tajam kearah Calista, seperti ada sesuatu yang ada dipikirannya.
"Kenzo sayang, sudah minum vitamin nya?" ucap Calista dengan penuh kelembutan dan tatapan hangat seorang ibu yang begitu merindukan anaknya, seakan terhipnotis Kenzo menganggukkan kepalanya pelan, dia menuruti perkataan Calista, bahkan Kenzo menghabiskan makanan nya ketika tangan Calista menyuapinya, sesuatu yang langka dia lakukan selama ini.
Leo menatap tanpa berkedip begitu juga dengan pelayan, mereka semula berfikir jika Kenzo akan kembali marah-marah dan mengusirnya, namun malah sebaliknya Kenzo lebih pendiam layaknya anak yang patuh.
"Siapa nama suster?"
"Panggil aku, dengan sebutan suster Ellena." ucap Calista yang sengaja menyembunyikan identitas nya.
"Aku tidak menyukai panggilan itu, bagaimana jika aku memanggil mu dengan sebutan mommy?" ucap Kenzo dengan tatapan penuh harap, membuat Calista ingin menagis memeluk anaknya.
"Mommy!"
Kenzo mengulangi panggilan nya lalu memeluk Calista, seakan ada rasa bahagia seperti menemukan ibu kandung yang selama ini dua harapkan kehadirannya.
Calista menoleh kearah Leo, dia ingin meminta persetujuan dari pria dingin itu.
"Tuan, apa boleh tuan muda Kenzo memanggil ku dengan sebutan mommy?"
"Terserah, asalkan Kenzo menyukainya dan bisa bersikap baik." jawab Leo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments