Scandal Cinta Majemuk

Scandal Cinta Majemuk

Episode 1

Dalam lemah, dalam keputusasaan, dengan hanya busana lusuh yang tersisa satu melekat di badan, Jasmine menjatuhkan dirinya di tengah dua pusara yang baru saja menimbun tubuh ayah dan ibunya.

Di seberangnya--berdampingan dengan pusara sang ibu, adik laki-lakinya juga turut dikebumikan.

Bagaimana ia tak akan marah?

Bagaimana relungnya tak berteriak?

Kehidupan menghakiminya dengan jatuhan hukum yang bahkan ia tak tahu ... apa salahnya.

 

Dua hari lalu, sebuah pesawat jatuh tanpa diduga menimpa perkampungan yang di mana Jasmine dan keluarganya tinggal.

Puluhan jiwa melayang, termasuk kedua orang tua Jasmine beserta adik laki-lakinya.

Sekelimpung rumah-rumah hancur merenggut naungan tanpa kompromi.

Jasmine selamat dari bencana, karena saat kejadian, ia tengah bergelut dengan pekerjaan di sebuah perusahaan yang cukup jauh dari kediamannya.

-----

Kaki Gunung Salak, Bogor - Jawa Barat.

Tempat di mana Jasmine dan keluarganya merangkai kehidupan mereka dari nol--sejak dua tahun lalu. Setelah toko mebel milik ayahnya di Jakarta, musnah dilalap api, tanpa diketahui apa penyebab pastinya hingga saat ini. Seseorang mungkin merasa iri karena sebentuk keberhasilan--itu yang mereka yakini. Tapi entah.

Kerugian besar membuat ekonomi keluarga Jasmine mencapai titik terendah kala itu. Kuliahnya terbelangkalai, sekolah adik laki-lakinya meninggalkan cicilan dari biaya didik yang tak terbayarkan.

Hutang berceceran di mana-mana, hanya demi menutupi kekurangan dan menyumpal lambung mereka yang meraung kelaparan setiap harinya.

Opsi terakhir, rumah sederhana mereka terpaksa dijual sang ayah untuk membayar hutang-hutang itu, dan sisanya mereka gunakan untuk modal bisnis barunya di kota yang berbeda--Bogor.

Kehidupan perlahan membaik di kota kecil nan sejuk tersebut. Namun Jasmine memilih bekerja terlebih dulu, sebelum meneruskan kuliahnya yang tertunda. Untuk tambah-tambah biaya pendidikan itu sendiri nanti, agar tak terlalu membebankan orang tuanya, alasan mulia Jasmine.

...*****...

Satu tahun berlalu ....

Duka kehilangan tak mungkin bisa terhapus di hati Jasmine begitu saja semudah menjentik jari. Namun ia tak mungkin terus menerus bergelung dalam luka yang entah kapan akan mengering.

Jasmine harus tetap melanjutkan hidup.

PT. Sagarmas Duta Makmur.

Perusahaan berbasis Estate, yang juga menyediakan layanan penginapan berupa villa, hotel, dan suguhan indahnya lapangan golf yang memenuhi hampir di sehamparan bagian yang terdiri dari ratusan hektar tersebut.

Jasmine bertengger di salah satu rantingnya--Hotel, sebagai Office Girl.

Tak mudah mendapatkan posisi bagus saat yang diandalkan hanya sehelai ijazah SMA.

Jasmine memilih pindah tempat tinggal setelah empat puluh hari kepergian keluarganya ke alam baka.

Dan yang ia pilih adalah sebuah kamar kost kecil yang letaknya tak jauh dari perusahaan. Hunian mini itu memang kebanyakan diisi oleh para karyawan yang juga bekerja di tempat yang sama dengannya.

Selain menunggu renovasi rumah hasil uluran tangan pemerintah sangatlah lama menurut Jasmine, ia juga tak ingin terus bergumul dalam bayangan keluarganya yang hanya akan menjadi sayatan luka dalam hati, jika harus terus bertahan di tempat yang penuh kenangan itu.

Jasmine menikmati pekerjaan, walau hanya berteman dengan kain pel dan sapu setiap harinya. Namun tentu ada yang berbeda. Tragedi kehilangan itu membuatnya berubah menjadi sosok introvert. Tak banyak berinteraksi dengan orang-orang yang dikenalnya di tempat kerja. Dan semua cukup paham dengan keadaan itu.

Sulit dijelaskan.

.....

Sampai suatu hari, sebuah tragedi kembali menyapa gadis berusia 19 tahun itu.

Saat itu tepat pukul 21.00, Jasmine baru akan keluar setelah menghabiskan waktu lemburnya di tempat kerja.

Sebuah tas berukuran 30 x 20 sentimeter, telah apik ia selempangkan di pundaknya. Jasmine mulai berjalan menyusur jalanan sepi menuju bangunan kost yang berjarak sekitar dua ratus meter dari tempatnya bekerja.

Mulanya biasa-biasa saja. Jalanan cukup tenang dipijak kaki. Sampai tiba langkahnya di sebuah kelokan sepi yang jaraknya masih setengah jalan dari arah bangunan kostannya berdiri.

Jasmine memundurkan tubuhnya kaku. Diremasnya tali tas yang melingkar di depan dada. Wajahnya menegang ketakutan. Sebuah pemandangan mengerikan ditangkap penglihatannya. Tiga orang pria terlihat tengah menganiaya seseorang, hingga terkapar di bawah kaki mereka.

"Ya, Tuhan, siapa dan sedang apa mereka?" Jasmine ketar-ketir. Tubuhnya mendadak gemetar tak terkendali. Buliran keringat menggelinding cepat melewati pelipis. Ia berharap orang-orang itu tak sampai melihatnya karena jarak ia dan mereka tak terlalu jauh. Jika ia memilih berbalik dan berlari, orang-orang itu pasti akan menangkapnya dengan mudah.

Lalu apa yang harus ia lakukan?

Akhirnya, pandangan Jasmine jatuh pada pohon yang berjarak sekitar kurang lebih satu meter di samping kirinya. Dengan hati-hati, agar tak menimbulkan pergerakan yang memancing orang-orang itu menangkap bayangannya, Jasmine menyelipkan tubuh ke balik pohon yang berdiameter hanya setara dirinya tersebut. Cukup sulit bagi gadis itu untuk mengepaskan posisi persembunyian.

Terdengar erangan menyakitkan dari mulut pria yang dipukuli orang-orang ber-hoodie itu. Jasmine menutupi telinganya menggunakan kedua telapak tangan. Matanya ia pejamkan berpulas ringisan ngeri.

Dan kengerian itu semakin menjadi ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

Mata Jasmine sontak terbuka lalu terbelakak.

Seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan, salah seorang pria berhoodie itu kini telah berdiri tepat di hadapannya. "Hay, Nona."

"Si-siapa, ka-kamu?"

Pria itu nampak menyeringai menanggapi pertanyaan Jasmine. "Apa pertunjukan yang Nona liat tadi cukup menghibur?"

Telapak tangan Jasmine meraba-raba pohon di belakang melalui sisian tubuhnya. Ia menggeser diri dengan gemetar. "Ng-nggak. Pe-permisi, aku mau lewat. A-aku mau pulang.” Jasmine tergagap.

"Oh, ya? Pulang? ... Mau kuantar?" Pria itu menawarkan. Sekilas tertangkap Jasmine, senyuman itu ... walaupun dalam keremangan--jujur saja, luar biasa menawan, ia mengakui.

"Ng-nggak perlu! Rumah aku deket!" tolak Jasmine terbata-bata, seraya menunjuk ke arah di mana kost-annya berada.

“Umm ...?” Si pria mengikuti sekilas arah pandangnya, lalu kembali menatapnya masih disertai senyum.

Tatapan yang mengerikan, kata hati Jasmine.

Namun tak sempat ia berkata lagi, seseorang lain dari mereka membekap mulutnya dari belakang. Jasmine terkejut bukan kepalang. Telapak tangannya refleks menimpal telapak kekar yang membekap mulutnya itu untuk melepaskan. Namun tentu tak akan semudah membalik tangan. Kekuatannya tak bisa menandingi.

Jasmine meronta-ronta dengan teriakan yang tentu saja hanya terdengar seperti orang tercekik.

Sedangkan pria di depannya, hanya diam dengan senyuman ringan. Kedua tangannya nampak tenang tersusup ke dalam saku hoodie yang berada tepat bersejajar dengan perutnya.

Tubuh Jasmine diseret paksa masuk ke dalam sebuah mobil, yang kemudian melaju cepat meninggalkan sosok tubuh bersimbah darah yang terkapar di tepi jalan--hasil aniaya mereka.

Terpopuler

Comments

Emak Femes

Emak Femes

jadi inget pelajaran bhs indo
kalimat majemuk 🤣
lah iki cinta majemuk

ono wae tah idenya mak otor inih

2023-05-07

1

Machan

Machan

enjas, apa kita bertetanggaan😜

2023-05-06

1

Be___Mei

Be___Mei

Semangat 💪!!!! kamu jasmine aku yasmine, apa kita kembar yang terpisah oleh author 🤣

2023-05-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!