“Itu namanya Lingerie ! Pakai saja, pasti Kau sangat cantik memakainya.” Tulis Mikaila pada balasan pesannya untuk Mentari, karena Mentari bertanya pada Mikaila baju apa yang diberikan oleh Ibu Mertuanya tersebut.
“Kalau masuk angin bagaimana ?” balas Mentari kemudian.
“Pakai saja, anggap saja kau menghargai pemberian Mommy.” Balas Mikaila lagi.
Mentari menjadi bingung, tidak dipakai nanti tidak menghargai Ibu Mertuanya namun jika di pakai nanti ia masuk angin.
“Ya sudah lah pakai saja !”
Setelah mandi Mentari memakai lingerie yang diberikan oleh Helena untuknya dan ia menatap dirinya di kaca benar-benar pilihan warna yang cocok untuk kulit putihnya yang bersih dan mulus.
Dengan santainya Mentari keluar dari kamar mandi dan menuju ranjang dimana sudah ada Mario yang tengah sibuk memainkan ponselnya. Saat mendengar suara langkah Mentari, Mario mendongakkan wajahnya betapa terkejutnya ia saat melihat tampilan istrinya tersebut.
Jakun Mario sampai naik turun bukan hanya jakunnya yang naik tapi dibawah sana miliknya yang selalu ia panggil dan diberi nama si Burio (burung Mario) kini sudah berdiri dan mengeras hingga terasa sesak dibalik celananya.
“Ka..kau..” suara Mario tercekat tetapi Mentari biasa-biasa saja bahkan ia tanpa dosa merebahkan dirinya di atas ranjang dan mengambil ponselnya diatas nakas dan memainkannya.
“Kenapa Mas..?” suara Mentari begitu halus apalagi Mentari memanggil Mario dengan sebutan Mas.
“Kau kenapa berpakaian seperti itu ?” tanya Mario tanpa melihat ke arah Mentari karena ia berusaha mengontrol dirinya agar tidak bernafsu pada Mentari.
“Ini kan kado dari Mommy, jadi Aku menghargai pemberiannya.” Jawab Mentari apa adanya.
“Meski pun pakaiannya seperti saringan kelapa dan tidak bisa untuk menangkap ikan lele, tapi Aku orang yang selalu menghargai pemberian orang, jadi aku memakainya malam ini.” Ucap Mentari lagi.
“Astaga Mommy !” Batin Mario mengusap kasar wajahnya dan menghembuskan nafasnya pelan.
“Kau ganti saja !” ucap Mario kemudian karena tubuhnya semakin panas dingin kala harus melihat tampilan Mentari yang semacam itu.
“Memangnya kenapa ?” jawab Mentari bingung.
“Kau membuat Burio Ku bangun !” jawab Mario pelan.
“Burio ?” Mario semakin bingung siapa yang disebutkan oleh suaminya tersebut. “Siapa Burio ?”
“Iya, dia adalah penerus bangsa Ku !”
“Penerus bangsa ? Apa maksudnya ?”
“Apa kau tahu, apa yang dilakukan pasangan suami istri di malam pertamanya ?” tanya Mario
“Oh, tentu saja tahu. Memperagakan aksi seperti sapi nungging kan ?” jawab Mentari hingga membuat Mario terkekeh mendengarnya.
“Bagaimana kalau kita lakukan saja, Aku sudah tidak bisa menahannya sebab Burio Ku semakin menggila !” jawab Mario apa adanya.
“Tapi kan kita sudah berjanji…”
Grep
Mario dengan cepat mengungkung tubuh Mentari hingga Mentari terpekik.
“Mau apa Mas ? Jangan bilang Mas mau…”
“Mau Unboxing.” Jawab Mario cepat.
“Tidak mau Mas ! Aku tidak mau, pasti rasanya sakit !” jawab Mentari karena ia pernah membaca disebuah buku kalau malam pertama itu sangatlah menyakitkan.
“Memang harus bersakit-sakit dahulu baru enak-enak kemudian.” Jawab Mario asal.
“Bagaimana dengan pacarnya, Mas ?” tanya Mentari, ia bukan tidak rela memberikan tubuhnya untuk suaminya karena mereka pun menikah tanpa dasar cinta apalagi Mario yang ia tahu memiliki seorang kekasih.
“Aku sudah putus dengannya !” jawab Mario menatap manik mata Mentari.
“Putus ? Kenapa ?” tanya Mentari lagi.
“Dia selingkuh !” jawab Mario
“Selingkuh ? Kenapa bisa selingkuh ?” Mentari semakin banyak bertanya hingga membuat Mario frustasi dan melepaskan tubuh Mentari kemudian menatap langit-langit kamarnya.
“Karena tidak setia !”
“Kasihan…” lirih Mentari, ia merasa kasihan dengan suaminya tersebut ternyata pacarnya beralih pasangan dengan yang lain.
“Tapi Mas, Aku kan tidak cinta padamu bagaimana Aku bisa menyerahkan tubuh Ku untuk Mu ?” ucap Mentari pelan.
“Benar juga, kita tidak saling mencintai.” Balas Mario.
“Aku tidak mau melakukannya kalau kita tidak saling cinta, Mas.” Ucap Mentari menatap lurus ke depan.
“Bagaimana kalau kita berpacaran saja dulu ?” tawar Mario
“Pacaran ?”
“Iya, Pacaran. Supaya kita jauh lebih mengenal pribadi masing-masing agar tumbuh benih cinta diantara kita.” Jawab Mario menoleh ke arah Mentari begitu pula dengan Mentari.
Mentari tampak terdiam ia mencoba memikirkan perkataan suaminya.
“Bagaimana, Cahaya Mentari ?”
...…………...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Annisa Nia Bilal
pasangan seru deeh😀
2024-07-12
1
Ta..h
🙈🙈😂😂😂😂 pasangan absurd kocak.
2024-04-18
1
Intan IbunyaAzam
wah emag hubungn yg shat walau tak didasarin cinta tp mereka baik dan Sling pham
2023-10-11
3