“Aku dihina, diam. Aku direndahkan, diam. Semua orang menganggapku sampah, aku tetap diam. Tapi aku tidak akan diam, jika ada yang merendahkan harga diri istriku. Aku tidak akan tinggal diam saat istriku hampir dilecehkan oleh pria lain,” kata Xavier tegas dan datar.
Kini yang berdiri di sisi Lylia bukanlah Xavier Thomas seorang pegawai rendahan. Dia adalah Xavier Thomas Bailey, sang pewaris yang memiliki kekuasaan. Auranya begitu mendominasi, tatapan matanya tajam. Membuat beberapa orang gemetar karena merasakan sesuatu yang tidak baik akan terjadi.
Ucapan Xavier sontak membuat semua orang terkejut. Mereka menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi.
“Jangan mempermalukan dirimu dan Keluarga Richards. Kau hanya perlu menceraikan Lylia dan semuanya selesai.” Eudora berdiri dan berniat menghampiri Xavier, tetapi dicegah oleh Alucard.
“Itu memang yang Anda inginkan, Bu. Mendorong pria brengsek itu untuk melecehkan aku supaya kami bercerai. Sungguh picik sekali dirimu,” sergah Lylia marah.
Tampak Federick memegang dadanya terkejut. Mata pria tua itu beralih ke arah cucu dan menantunya. Pria tua itu tampak marah, dia mengambil tongkat dan bangkit dari kursinya. Namun, Xavier memintanya tetap duduk dan melihat saja.
“Aku bersumpah akan menghancurkan siapa pun yang menyakiti istriku,” kata Xavier dengan aura membunuh. Dia segera mengambil ponsel dan menghubungi seseorang dengan cepat.
Semua jadi bertanya-tanya, tetapi tak sedikit juga yang berbisik dan merendahkan bahwa Xavier hanya membual dan mengancam.
“Dia hanya pria miskin, apa yang bisa dilakukan.”
“Pria itu hanya menggertak.”
“Dibandingkan dengannya seharusnya Nona Richards lebih memilih Stefen Howard yang jelas memiliki pengaruh.”
Bisik-bisik itu masih terdengar di telinga Xavier, tetapi pria itu tak lagi peduli.
Saat pikiran semua orang masih mencerna apa yang terjadi, pintu aula terbuka lebar dan muncul kumpulan pria berbadan besar dengan aura yang menyeramkan. Mereka mendekati Xavier dan menunduk sopan, membuat beberapa orang semakin dibuat bingung.
“Aku ... Xavier Thomas Bailey, putra Keluarga Bailey sekaligus pewaris yang selama ini dinyatakan hilang. Berjanji di depan semua orang, siapa pun yang telah merendahkan, menghina dan menyakiti istriku, kalian akan melihat kehancuran datang.”
Jantung semua orang berpacu ketika Xavier membongkar identitasnya sendiri. Semua orang terlihat syok, bahkan ada dari beberapa orang yang terlihat ambruk.
Siapa yang menyangka, menantu tidak berguna Keluarga Richards yang selama ini dihina adalah pewaris Keluarga Bailey yang selama ini dicari.
“Aku bersumpah akan membalas siapa pun yang telah menyinggung istriku!” Tatapan Xavier dengan aura membunuh yang kental.
Bukan hanya satu dua orang yang terkejut, hampir semua orang seperti terkena serangan jantung mendengarnya.
Keluarga Bailey memiliki pewaris yang selama ini dinyatakan hilang.
Lylia bahkan ikut mengangkat wajah dan menatap suaminya. Dia sendiri baru tahu rahasia ini.
Hanya ada satu orang pria yang tersenyum mendengar pengakuan Xavier, pria tua itu akhirnya bisa melihat gagahnya sang jantan mengeluarkan taringnya ketika anak kucing kesayangannya terluka.
Xavier langsung mengangkat tubuh Lylia ke dalam pelukan dan membawanya keluar diiringi kilatan blitz yang merekam pengakuan itu.
—
“Bagaimana keadaan istriku?” tanya Xavier saat seorang dokter baru saja selesai memeriksa kondisi Lylia.
“Tidak ada luka dalam. Mungkin hanya sedikit syok dengan apa yang terjadi. Untuk luka dan lebam di tubuhnya saya akan meresepkan obat penghilang nyeri dan salep untuk menghilangkan bekasnya.”
Xavier mengangguk dan segera masuk ke kamar. Dia mendekat ke arah ranjang dan menatap wajah istrinya yang membiru. Tangannya mengusap pipi Lylia pelan dengan tatapan tajam yang penuh makna.
“Tidurlah, Sayang. Lupakan apa yang telah terjadi karena mulai detik ini tidak akan ada yang bisa menghina atau merendahkan kita lagi,” katanya pelan, mengecup kening Lylia dan pergi keluar.
Air mata Lylia tumpah kembali saat mendengar pintu kamar tertutup rapat. Sebenarnya sejak dokter memeriksanya dia sudah sadar, tetapi ketika mendengar Xavier masuk ke kamar matanya kembali terpejam.
Lylia tidak tahu apa maksud Xavier menyembunyikan identitasnya.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Apa yang tidak diketahui?
Bagaimana mungkin seorang istri tidak tahu siapa suaminya?
Lylia merasa menjadi wanita bodoh yang tidak tahu apa pun.
“Kenapa kau berbohong? Apa kau tidak percaya dan meragukan diriku?” gumamnya pelan.
—
Lylia terbangun ketika merasakan sentuhan hangat di pipi. Matanya mengerjap pelan sebelum akhirnya terbuka. Dia menatap seorang pria yang tersenyum lembut ke arahnya.
“Bangun, kau harus sarapan dan minum obat,” kata Xavier lembut seperti biasanya.
“Kenapa kau menyembunyikan semuanya dariku? Apa kau tidak menganggapku sebagai istri dan teman hidupmu hingga kau tidak percaya padaku? Aku merasa seperti orang asing yang tak mengenal suamiku sendiri,” kata Lylia pelan, dia mengalihkan pandangan ke arah lain, enggan menatap suaminya. Ada sebuah rasa perih yang menyentuh ulu hatinya.
“Jangan berpikir yang macam-macam, Sayang. Aku memiliki alasan untuk melakukannya,” jawab Xavier dengan helaan napas berat.
Keputusan membuka identitasnya sama dengan menarik musuh-musuh untuk mendekat. Jika sudah seperti itu maka akan ada banyak pihak yang jelas akan mengincarnya lagi.
“Kakek tahu tentang hal ini?” tanyanya pelan yang mendapat anggukan kepala dari suaminya.
Karena pernikahannya adalah pengaturan dari sang kakek, mustahil pria tua itu tidak tahu apa pun.
Entah harus bahagia atau sedih, yang pasti Lylia masih merasa asing dengan suaminya yang ternyata bukan pria miskin.
Identitas sebagai seorang milyarder yang tersembunyi membuatnya seperti memiliki jarak yang tak kasat mata.
“Maafkan aku. Aku terpaksa melakukan ini karena banyak yang mengincar nyawaku dan berharap akan kematianku,” kata Xavier pelan membuat Lylia menoleh terkejut.
“Kenapa?” tanya Lylia spontan begitu saja.
“Persaingan bisnis.”
“Tapi bagaimana bisa orang-orang tidak mengenalimu?”
“Mandi, sarapan dan aku akan menceritakan segalanya padamu.”
“Tidak mau. Aku ingin sekarang mendengarnya!”
“Ly!”
“Ayolah, Vier!”
“Jangan membantah suami, Lylia.” Peringat Xavier memandang sang istri dengan penuh perintah.
Walaupun sedikit kesal karena tak mendapatkan apa yang diinginkan secara langsung, Lylia tetap melakukan perintah suaminya. Berjalan ke arah kamar mandi dan membanting pintunya dengan sedikit keras.
“Vier,” panggil Lylia mengeluarkan kepalanya sedikit. “Bajuku basah, apa di sini ada pakaian ganti?”
“Ada,” jawab Xavier singkat.
Lylia akhirnya keluar hanya dengan mengenakan kimono, dia memandang suaminya yang menunjuk ke arah seberang kamar yang ternyata adalah ruang ganti dengan banyak pakaian seperti butik yang telah berpindah.
“Ini milik siapa?”
“Semuanya milikmu. Pilihlah apa pun yang kau inginkan dan segera keluar. Kita perlu sarapan,” jawab Xavier.
Lylia masuk ke dalam, memilih pakaian yang tentunya dari berbagai brand terkenal dengan harga fantastis. Dia mengamati ruangan itu dengan takjub, sejak menikah dia memang jarang membeli pakaian mahal mengingat penghasilan suaminya yang tak terlalu besar, dia harus menahan diri dan juga sadar diri akan kemampuan suaminya.
Pakaian yang tersedia semuanya memiliki ukuran tubuhnya, bahkan sampai pakaian dalamnya semua pas sekali dengan ukurannya.
Bukan hanya sekadar pakaian, tetapi di sana lengkap dengan berbagai deretan tas mewah dan high heels dengan berbagai macam model. Belum lagi koleksi perhiasan berkilau yang membuat mata Lylia berbinar.
Setelah mengganti pakaian, Lylia keluar dan duduk di meja rias. Matanya kembali dibuat kagum dengan segala perlengkapan make up yang tersedia dari brand yang biasa dipakai.
“Kenapa semuanya bisa sama dengan milikku?”
“Karena semuanya memang milikmu.”
“Ayo keluar, kau perlu sarapan dan minum obat agar kondisimu segera pulih,” ajak Xavier mengecup puncak kepala istrinya.
Xavier menuntun istrinya keluar dan mengatakan mereka berada di sebuah penthouse miliknya. Sangat mewah dan begitu luas dengan desain dan perabot yang begitu elegan. Lylia berdecak kagum saat matanya mengamati sekitar.
Mereka sudah duduk di meja makan, ada beberapa pelayan yang melayani dengan begitu hormat.
Xavier memintanya sarapan lebih dulu, setelah itu dia berjanji akan menceritakan semuanya yang telah terjadi. Setelah sarapan, pelayan membawakan obat dan menyerahkannya pada Lylia yang langsung menerimanya dengan anggukan sopan.
“Jadi, Xavier Thomas Bailey, sekarang ceritakan padaku yang sebenarnya. Tanpa kebohongan lagi!”
To Be Continue ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
itu pasti Frederick yg udah tau identitas asli Xavier ...
2023-05-13
1
Ratna
next thor... n ttp semangat brkarya💪
2023-05-06
1