Pulang dan bertemu

Beberapa minggu setelah kejadian itu, Aziza sudah mulai bisa menerima semuanya dengan baik. Ya walaupun terkadang ia masih suka menangis jika mengingat kedua orang tuanya, itu hal yang sangat wajar, tidak ada anak yang mudah melupakan kedua orang tuanya.

Sampai sekarang Aziza belum juga masuk ke sekolah baru, ia masih dalam proses pemindahan. Dan yang ia dengar anak kandung dari orang tua angkat nya sekarang, juga akan pindah sekolah di sini bersama dengan nya. Ia tidak tau hal itu benar atau tidak, Aziza belum mendengar pembicaraan ini lebih lanjut.

Pagi ini seperti biasanya ia membantu mamah angkat nya membuat sarapan pagi, selain pintar Aziza juga anak yang sangat rajin. Ia sangat tau diri dan tau harus melakukan apa, agar kedua orang tua angkat nya ini senang dengan nya.

"Aziza nanti anak tante akan pulang, tante sudah tidak sanggup menyekolahkan nya diluar, bukan masalah biaya tetapi kenalan nya yang amat luar biasa. Kamu akan sekolah dengan nya, kamu masih ingat dia kan," tanya Dina.

"Masih tan, tapi aku sudah lama tidak mengobrol dengan nya, dulu kami ketemu saat masih sd."

"Hahaha iya benar, setelah lulus sd dia memang langsung ke luar negeri, walaupun tinggal dengan kakek nenek nya tetap saja dia sangat sulit di atur," kata Dina.

"Bukan nya dia anak yang pintar tan," tanya Aziza.

"Dia sudah tidak sama dengan yang kami tau dulu, untuk pintar dia memang masih sangat pintar tetapi untuk kelakuan luar biasa. Terakhir dia membuat tato di lengan dan leher nya."

"Wah dia sudah berubah, pergaulan yang membuat nya seperti ini tan," ucap Aziza.

"Itu sebabnya tante ingin memindahkan nya kesini, Semoga dia bisa lebih baik," kata Dina.

Setelah mereka berdua selesai masak, keluarga ini pun mulai makan, tidak ada yang berbicara lagi semua fokus dengan makanan mereka masing-masing.

"Sayang, aku akan menjemput anak itu sekarang," ucap Maulana.

"Jangan memukul nya, kamu marahi saja," kata Dina.

"Aku akan langsung ke tempat penghilang tato, tato itu harus hilang."

"Sayang itu sangat menyakitkan, kita bicarakan dulu baik baik ya. Jangan memaksa nya," kata Dina.

Maulana membuang nafasnya dengan perlahan, memang kalau seorang ibu tidak akan rela melihat anaknya menderita, walaupun anaknya sendiri yang membuat kesalahan besar.

Maulana menyelesaikan sarapan pagi nya, ia segera ke bandara agar sang anak tidak menunggu nya terlalu lama. Sedangkan Dina dan Aziza melanjutkan kegiatan mereka, yaitu membersihkan rumah.

Pukul 8 pagi, Aziza kembali masuk ke kamar nya untuk mandi, ia sudah sangat lelah dan juga ingin beristirahat. Membersihkan rumah sebesar ini memang tidak mudah, apalagi hanya ada satu pembantu di rumah ini.

"Dulu dia sangat baik, tidak tau sekarang bagaimana," ucap Aziza, ia cukup mengenal pria itu, dulu mereka berdua sempat berteman.

Di dalam mobil, Farel pria yang Aziza maksud sedang diam merasakan panasnya tonjokan maut dari sang ayah. Ia tidak heran kenapa ayahnya begitu marah, yang ia lakukan memang begitu keterlaluan. Farel tidak merasa marah ataupun dendam sama sekali, ia sudah biasa merasakan pukulan seperti ini.

"Langsung masuk kamar," ucap Maulana.

"Iya yah." Segera Farel turun dari dalam mobil dan berlari masuk ke dalam rumah nya.

Walaupun sudah sangat lama meninggalkan rumah ini, Farel masih ingat jelas dimana kamarnya berada. Ia membuka kamar itu dan langsung masuk ke dalam.

"Kenapa jadi seperti kamar wanita," batin Farel.

"Ahkkkk.." Aziza berteriak dengan keras saat melihat Farel berada di dalam kamarnya.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

lahhh kamar farel pindah kepemilikan 😂

2023-06-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!