Ratu mulai terusik dari tidurnya, perlahan membuka mata. Ketika hendak bangun, kepala Ratu seakan berputar rasanya.
"Akhh kepalaku pusing sekali," keluh Ratu. Saat akan memegang keningnya, ia mendapati handuk kecil di keningnya.
"Kok ada handuk kecil? Apa aku demam?" gumam Ratu. Sedetik kemudian ia terperanjat, melihat ke arah tubuhnya dan langsung merasa lega saat Ratu mengingat sebelum tertidur tadi, ia menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut hingga ke atas leher.
Kalau saja Ratu tidak menutupi badannya, besar kemungkinan mama Hani memberondongnya dengan banyak pertanyaan apalagi tentang banyaknya tanda kissmark di leher dan sekitar atas dadanya.
"Untung saja." Ratu beranjak dari ranjang, berjalan menuju walk in closet untuk mengambil pakaian. Setelah mengenakan pakaian, Ratu kemudian mencoba menutupi tanda-tanda kissmark di leher serta di atas dadanya menggunakan foundation.
CEKLEK!
Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar Ratu membuat sang empu tersentak. Beruntungnya, Ratu telah selesai dari ritual menyamarkan bekas-bekas hasil dari perbuatan Jean tersebut.
"Kamu sudah bangun, sayang?" tanya mama Hani masuk ke kamar Ratu sambil membawa nampan berisi makanan.
"Iya Ma," jawab Ratu tersenyum.
"Syukurlah." Mama Hani menaruh nampan di atas nakas, menghampiri Ratu lalu memegang kening putrinya itu.
"Alhamdulillah, demam kamu sudah turun."
"Iya Ma, tapi kepalaku masih sedikit pusing," ucap Ratu jujur.
"Kalau gitu kamu sarapan dulu, terus minum obat," suruh mama Hani.
Ratu hanya mengangguk. Tak sengaja mama Hani menatap tepat pada bibir Ratu yang sedikit membengkak dan membiru.
"Bibir kamu kenapa nak? Kok keliatan bengkak dan membiru gitu?" tanya mama Hani membuat jantung Ratu seakan melompat dari tempatnya mendapat pertanyaan seperti ini.
"Ah ini tadi tidak sengaja kepentok di bathtub Ma," jawab Ratu gugup.
"Astaga, makanya kalau mandi itu kamu harus hati-hati nak. Nanti obati luka di bibir kamu juga," ucap mama Hani menasehati putrinya. Ratu mengangguk, dalam hatinya merasa lega, untung saja mamanya itu tidak banyak tanya.
"Kamu hari ini jangan kuliah dulu," suruh mama Hani. Ratu yang sedang sarapan itu hanya mengangguk menuruti perintah dari mama Hani.
Selesai sarapan, Ratu mengambil ponselnya. Hatinya kembali sesak saat melihat tampilan wallpaper ponselnya menggunakan fotonya bersama Jean saat berlibur ke pantai tahun lalu. Dengan cepat tangannya mengotak-atik dan mengganti wallpaper di ponselnya, lalu menghapus foto-foto dirinya bersama Jean, kenangan indah bersama laki-laki itu harus segera Ratu lupakan.
Kemudian, Ratu mengirimkan pesan ke sahabatnya yang bernama Vina dan memberitahukan jika hari ini dirinya tidak masuk kuliah karena sakit. Ratu pun kembali tertidur akibat efek dari obat yang ia minum tadi.
Dandelion University.
Baru saja Jean keluar dari ruang kelas, dirinya sudah di cegat Elsa dan dua temannya. Jean cukup terkejut melihat keberadaan Elsa disana. Ia langsung merubah raut wajah ekspresi wajahnya menjadi dingin.
"Jean." Elsa mengembangkan senyum manisnya di depan Jean, tapi sayang itu tidak membuat Jean membalas senyumannya.
"Mau apa kamu?" tanya Jean dingin.
"Aku mau bicara sama kamu," ucap Elsa.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kita sudah tidak ada hubungan apapun," balas Jean.
"Please Jean, beri aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita," ucap Elsa memohon kepada Jean sambil memegang tangan Jean dengan wajah memelas, namun dengan cepat Jean menghempaskan tangan Elsa.
Cukup, dirinya tidak boleh luluh dengan tatapan mata itu. Seorang pengkhianat tidak boleh dimaafkan, karena setiap kali dimaafkan pasti akan mengulangi kesalahan yang sama lagi.
"Aku lagi sibuk dan jangan pernah ganggu aku lagi!" balas Jean tegas lalu pergi meninggalkan Elsa. Sedangkan Abimana dan Putra menatap sinis Elsa.
"Sial! Aku tidak akan melepaskan mu begitu saja Jean," kesal Elsa masih menatap kepergian Jean.
"Sabar El, kamu pasti bisa mendapatkan Jean kembali," ucap Dania menenangkan Elsa.
"Iya benar, El. Sebenarnya Jean masih mencintaimu, tapi dia hanya masih emosi saat ini," timpal Franda.
"Of course, karena Jean itu hanya milikku seorang," ucap Elsa tersenyum menyeringai.
Di kantin, Jean mengaduk-aduk makanannya seperti tak minat. Pikirannya terus berkelana kejadian semalam dan berpikir keras, siapa sebenarnya perempuan yang tidur dengannya itu?
"Jean," panggil Putra membuat Jean tersentak.
"Ah iya, kenapa?"
"Kok makanannya hanya kamu aduk-aduk saja, tidak di makan?" tanya Putra heran.
"Aku hanya tidak berselera untuk makan," jawab Jean.
"Karena memikirkan kejadian semalam?" sahut Abimana mencoba menebak isi pikiran Jean.
Jean mengangguk lesu, "Aku merasa bersalah kepada gadis itu, tapi sialnya aku tidak mengetahui siapa dia," lirihnya merutuki diri.
"Kalau kamu tau siapa gadis itu, apa kamu akan bertanggung jawab atas perbuatanmu itu?" tanya Putra.
Jean langsung menatap ke arah Putra, "Ya tentu saja aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku itu."
"Aku berharap gadis itu secepatnya bisa kamu temukan," ucap Abimana.
Jean mengangguk, "Aku juga berharap seperti itu," ucapnya sambil memandang ke depan dengan tatapan kosong.
Selepas pulang kuliah, Jean berniat untuk pergi menjenguk Ratu tanpa ditemani kedua sahabatnya.
Kediaman Wang.
Jean mengetuk pintu rumah orang tua Ratu, tak lama kemudian seorang asisten rumah tangga membukakan pintu untuknya.
"Selamat siang Bi Mirah," sapa Jean.
"Siang Tuan muda, mari masuk." Bi Mirah mempersilahkan Jean untuk masuk.
"Eh nak Jean," ucap mama Hani yang datang ke ruang tamu. Jean menghampiri mama Hani dan menyalami tangannya.
"Siang Tante."
"Siang nak, pasti kesini mau jengukin Ratu ya?" tebak mama Hani.
Jean tersenyum dan mengangguk, "Iya Tante."
"Ya sudah, bentar ya Tante panggilkan Ratu dulu," ucap mama Hani.
"Baik Tante."
Mama Hani pergi menuju ke kamar sang putri. Tanpa mengetuk pintu, mama Hani langsung masuk ke dalam kamar Ratu, ia melihat Ratu sedang duduk bersandar pada kepala ranjang sambil memainkan ponselnya.
"Ratu..."
"Ada apa, Ma?" tanya Ratu menatap mamanya.
"Ada Jean dibawah, dia datang ingin menjenguk mu, nak," ucap mama Hani membuat Ratu kaget hingga ponselnya terjatuh dari tangannya.
"Kenapa dia harus kesini sih!" gerutu Ratu dalam hati.
"Bilang saja aku sedang istirahat Ma, dan tidak bisa di ganggu dulu," ucap Ratu.
"Loh kenapa begitu nak?" tanya mama Hani bingung.
"Please Ma, bilang saja seperti itu. Ratu sedang tidak ingin di jenguk oleh siapapun," pinta Ratu memohon.
Mama menghela napas panjang lalu mengangguk, tak mengerti mengapa Ratu tidak ingin bertemu dengan Jean, apa mereka berdua sedang ada masalah? pikirnya.
Tak ingin berlama-lama, mama Hani pun keluar dari kamar Ratu dan kembali ke ruang tamu.
"Maaf nak Jean, sepertinya Ratu saat ini sedang tidak bisa di jenguk oleh siapapun," ucap mama Hani tak enak hati.
"Tidak apa-apa Tan, mungkin Ratu ingin beristirahat," balas Jean tersenyum tipis.
"Maafkan Ratu ya, nak."
"Iya Tante. Kalau begitu Jean pamit pulang dulu," ucap Jean berdiri dari duduknya dan menyalami tangan mama Hani.
"Iya nak, kamu hati-hati dijalan."
Jean mengangguk dan tersenyum.
Dari celah-celah jendela kamarnya, Ratu mengintip Jean yang akan memasuki mobilnya dengan tatapan sedih, marah dan kecewa. Tanpa sadar, air mata Ratu jatuh di pipi.
"Tuhan, kenapa hal ini terjadi pada aku dan Jean," lirih Ratu sambil memegang dadanya yang berdenyut.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Mak Aul
nyesekkk juga, mau ngomong juga bingung ya.
2023-07-17
0
Ira Caem💋
yg sabar ya Jean dan seharusnya ratu ngomong aja langsung ke Jean terus minta pertanggungjawaban pasti si Jean mau
2023-05-23
3
Yaya🐼
dih si frozen ngk tau diri😒
2023-05-22
4