Bab 2 - Alergi Kacang

Dennis yang panik lantas menggendong tubuh Hana keluar dari ruangan.

Inka tampak terkejut melihat atasannya digendong bergegas berlari mendekati. "Dia kenapa?"

"Aku tidak tahu."

Dennis mempercepat langkahnya, menuruni lantai bawah dengan lift. Tanpa mempedulikan tatapan para karyawan, ia berjalan ke parkiran mobil.

"Inka, tolong buka pintunya!"

"Iya!"

"Ayo masuk, jaga Nona Hana!"

Inka masuk ke dalam, ia memangku kepala Hana.

Dennis gegas mengendarai mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

Begitu sampai, Dennis segera turun membuka pintu dan memanggil perawat.

Dua orang perawat berlari menghampiri mobil dengan membawa brankar.

Dennis menggendong tubuh Hana dan meletakkannya di brankar.

Tim medis membawanya ke dalam ruang khusus pemeriksaan.

"Kenapa Nona Hana pingsan?"

"Tadi dia lagi makan tiba-tiba wajahnya pucat dan sendok yang dipegangnya jatuh."

"Apa makanan yang kamu beli ada saos kacang?"

Dennis mengangguk.

Inka menepuk jidatnya, "Astaga!" wajahnya mendadak panik.

"Kenapa?"

"Nona Hana alergi kacang."

"Apa? Kenapa kamu tidak bilang?"

"Aku lupa," jawabnya ketakutan.

Dennis yang khawatir dengan kondisi Hana mendekati ruang, ia memperhatikan wanita di periksa dari kaca pintu meskipun tak terlihat jelas. Dennis berharap jika Hana baik-baik saja.

Ditengah kegundahannya, tiba-tiba Harsya dan istrinya datang ke rumah sakit membuat Dennis dan Inka ketakutan.

Dennis bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Hana menghampiri sepasang suami istri dan menundukkan sedikit kepalanya, "Paman, Bibi, saya minta maaf. Saya tidak tahu jika Hana memiliki riwayat penyakit alergi."

Harsya memegang bahu Dennis dan berkata, "Tidak apa-apa, Hana akan baik-baik saja!"

"Saya siap menerima hukuman karena telah ceroboh dan lalai," ujar Dennis.

"Dennis, kamu tidak perlu merasa bersalah. Lain kali kamu harus tahu banyak tentang putri kami," ucap Harsya.

"Iya, Paman."

-

Hana telah diperbolehkan pulang, walau sedikit lemas ia sempat memarahi Dennis yang sedang menyetir.

"Kamu sengaja ingin mencelakakan aku!" Hana meluapkan amarahnya, tadi tak dapat dilakukannya karena ada kedua orang tuanya.

"Saya benar-benar tidak tahu kalau Nona memiliki alergi," Dennis berkata jujur.

"Alasan saja!" Hana tampak tak percaya.

Dennis memilih diam.

"Lain kali kamu tuh harus bertanya!" Hana mengingatkannya.

"Iya, Nona. Saya akan bertanya jika menyangkut urusan dengan anda. Saya minta maaf!"

"Hemm."

Mobil melaju pelan karena jalanan sangat macet, tidak ada akses untuk memotong.

"Kamu sebenarnya mengerti jalan atau tidak?" Hana lagi-lagi dibuat kesal.

"Saya mengerti jalan menuju rumah Nona tetapi kita tidak dapat mundur lagi," jelas Dennis.

"Makanya, kamu harus paham jalanan mana saja yang macet jika sore hari."

"Baik, Nona."

Sejam kemudian, mereka tiba di rumah. Hana tak lantas keluar. Ia menyuruh Dennis untuk membukakan pintu.

Dennis gegas membuka pintu.

Dengan gaya angkuh, Hana keluar lalu menyodorkan tasnya, "Tolong di bawa!"

Dennis pun mengiyakan.

Hana berjalan paling depan, menaiki tangga menuju kamarnya dan Dennis malah menyusulnya.

Hana berhenti dan menoleh, "Kenapa mengikutiku?" kesalnya.

"Tas ini bagaimana?" Dennis menunjukkan tas jinjing berwarna biru muda.

Hana menyambarnya, lalu berkata, "Sekarang pulanglah!"

Dennis membalikkan badannya.

"Tunggu dulu!"

Dennis menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Besok pagi aku tidak mau kamu terlambat datang menjemputku."

"Baik, Nona."

"Satu hal lagi, mobil tidak boleh kamu bawa pulang. Jadi, kembali ke kantor untuk mengambil motor rongsokmu itu!"

Dennis hanya mengangguk.

"Cepat pergi dari sini, aku tidak suka melihat wajahmu berlama-lama di rumah ini!" usirnya.

"Kalau begitu saya permisi, Nona!"

Dennis melangkah keluar dari rumah mewah milik Harsya, di pintu utama dirinya bertemu kedua orang tuanya Hana.

"Kamu mau ke mana?" tanya Harsya.

"Saya harus kembali ke kantor, Paman."

"Kantor? Untuk apa? Bukankah Hana juga telah pulang?" cecar Harsya.

"Motor saya di sana, Paman."

"Kenapa tidak bawa mobilnya Hana pulang?" tanya Anaya.

"Hana tidak mengizinkan saya."

"Kalau begitu, kamu diantar sopir saja," usul Harsya.

"Tidak usah, Paman. Saya naik bus saja," Dennis menolak secara sopan.

Harsya dan Anaya tak dapat mencegah pemuda itu.

"Saya pamit, Paman, Bibi!"

"Iya, terima kasih sudah mengantarkan Hana pulang. Semoga kamu betah bekerja dengannya," ujar Harsya.

"Sama-sama, Paman. Permisi!" Dennis sedikit menundukkan kepalanya memberi hormat kemudian berlalu.

***

Keesokan paginya, Dennis menggunakan motor tua pembelian sang nenek datang ke rumah Harsya. Dirinya harus berangkat 2 jam lebih awal sebelum Hana pergi ke kantor karena laju kendaraannya tidak dapat bergerak kencang.

Setibanya sejam kemudian, Dennis turun dengan keringat membasahi wajahnya seharusnya waktu normal diperlukannya hanya 30 menit dengan kecepatan sedang dan tanpa macet.

Dennis mengelap keringatnya dengan telapak tangannya. Setelah memarkirkan motornya, ia menunggu di teras rumah.

Hana keluar dari kamarnya dengan menjinjing tas kesayangannya. Pelayan menarik kursi dan ia pun duduk.

"Apa sopirku sudah datang?" tanya Hana pada pelayan wanita yang menuangkan teh di cangkirnya.

"Tuan Dennis baru saja datang, Nona."

Hana melihat arloji di tangannya, "Tepat waktu!" gumamnya.

Selesai menyajikan hidangan kepada keluarga tersebut, pelayan wanita itu pun pergi melanjutkan pekerjaannya.

"Hana, kamu tidak menyuruh Dennis sarapan bersama kita," kata Anaya.

"Tidak perlu, Bu."

"Hana mungkin dia belum sarapan, coba kamu panggil," Anaya lanjut berkata.

"Apa yang dikatakan Ibu kamu benar. Ajak dia sarapan bersama kita," Harsya menimpali.

Hana memakan setengah potong roti isi selai strawberry dan menyesap tehnya hingga separuh. "Aku sudah selesai sarapan, Yah, Bu."

Hana lantas berdiri dan mendekati kedua orang tuanya tak lupa mengecup telapak tangan mereka.

"Aku berangkat, Yah, Bu!"

Hana melangkah menghampiri Dennis yang telah menunggunya.

Pemuda itu segera berdiri ketika melihat kedatangan Hana. Gegas berlari dan membuka pintu mobil yang terparkir di depan teras.

Dennis mengendarai mobilnya dengan kecepatan pelan, karena mereka melewati jalanan yang sangat padat.

"Bisakah lebih cepat lagi?" pinta Hana.

"Maaf, Nona. Kita tidak bisa."

"Cari cara jalan lain. Jangan bilang kalau kamu tidak tahu!"

"Jalan lain rusak, Nona. Jika kita melewatinya maka akan memakan waktu lebih lama menuju kantor," Dennis memberikan penjelasan.

"Cck... Kamu memang tidak berguna, aku saja yang mengendarai mobil ini sangat cepat sampai ke kantor," gerutunya.

"Keselamatan orang lain juga paling utama, Nona. Jangan mau menuruti ego semata."

"Kamu menyindirku!" Hana tak senang.

"Maaf, Nona. Saya hanya mengingatkan saja."

"Tidak perlu diingatkan, aku bisa mengendarai mobil dengan baik. Hanya saja ayahku terlalu takut membiarkanku sendiri."

"Baik, Nona. Maaf!"

Selang 45 menit kemudian, mereka tiba di gedung yang memiliki 7 lantai.

Dennis membuka pintu mobil seperti biasa sesuai perintah sang majikan.

Hana berjalan memasuki kantornya.

Dennis memarkirkan mobilnya. Selepas itu, melangkah ke kantin kantor. Ia memesan kopi dalam gelas plastik dan sepotong roti.

Sambil menunggu dia memainkan ponselnya yang dibelinya 2 tahun lalu.

Belum saja pesanannya datang, dirinya dihubungi Inka untuk mengantarkan Hana di suatu tempat. Dennis pun segera menghampiri penjaga kantin, "Kak, kopi dan roti saya bungkus saja!"

"Baiklah," wanita itu pun membungkusnya.

Setelah mengucapkan terima kasih, Dennis berlari kecil ke parkiran mobil.

-

Mobil berhenti di sebuah minimarket, Hana keluar ingin membeli sesuatu. Dan Dennis kembali ke dalam mobil, mengambil kopi dan roti miliknya.

Berjalan ke kursi yang berada di teras minimarket, ia lantas duduk dan menikmatinya.

Belum sampai 5 menit, Hana keluar dari minimarket. Sejenak berhenti memperhatikan Dennis melahap roti dan meminum kopi tanpa tahu kehadirannya.

Hana berdehem.

Dennis mendongakkan wajahnya, gegas mengelap bibirnya dengan jemari tangannya dan segera berdiri, "Sudah selesai berbelanjanya, Nona?"

"Aku tidak menemukan yang kucari."

"Oh."

"Antar aku sekarang ke kafe Melodi!"

"Baik, Nona!" Dennis membungkus kembali roti dan kopi miliknya. Gegas membuka pintu mobil.

Tak sampai 15 menit mereka tiba kafe Melodi.

Hana bergegas melangkah memasuki tersebut. Seorang pria berpakaian rapi berdiri menyambutnya dengan senyuman.

Dennis tak memperdulikan dengan siapa Hana bertemu. Dia memilih melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.

Terpopuler

Comments

Fitri

Fitri

Assalamualaikum.. mudah2an ceritanya bagusss, sekali 2 cewek yg mendominasi. 🤔🤔🤔

2023-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Bertemu Kembali
2 Bab 2 - Alergi Kacang
3 Bab 3 - Mengantarkan Hana
4 Bab 4 - Menginap Di Rumah Harsya
5 Bab 5 - Membeli Motor Baru
6 Bab 6 - Hampir Dipecat Karena Mie Ayam
7 Bab 7 - Hanya Denganmu Dia Tidak Berani
8 Bab 8 - Membujuk Hana
9 Bab 9 - Berkeliling Dengan Motor Bersama Dennis
10 Bab 10 - Hana Sakit
11 Bab 11 - Cemburu?
12 Bab 12 - Cemburu (2)
13 Bab 13 - Mengantar Hana Pulang
14 Bab 14 - Cemburu? (3)
15 Bab 15 - Hana Semakin Cemburu
16 Bab 16 - Bermain Di Wahana Permainan
17 Bab 17 - Rencana Licik Hana
18 Bab 18 - Dennis dan Hana di Kota Yang Sama
19 Bab 19 - Dennis Patah Hati
20 Bab 20 - Dennis Marah Besar
21 Bab 21 - Hana Dilarikan ke Rumah Sakit
22 Bab 22 - Menjadi Pendiam
23 Bab 23 - Janji Hana
24 Bab 24 - Dalangnya
25 Bab 25 - Hana Mendapatkan Hukuman
26 Bab 26 - Membujuk Winny Agar Memaafkan Hana
27 Bab 27 - Hana Kembali Bertemu Dennis
28 Bab 28 - Mengobrol Dengan Dennis
29 Bab 29 - Jauhi Aku
30 Bab 30 - Aku Sangat Lelah
31 Bab 31 - Mengantarkan Hana
32 Bab 32 - Menyusul Hana
33 Bab 33 - Hana Dan Dennis Semakin Dekat
34 Bab 34 - Dennis Gundah
35 Bab 35 - Mencari Keberadaan Ibu
36 Bab 36 - Bertemu Dengan Ibu
37 Bab 37 - Bertemu Dengan Ayah Sambung
38 Bab 38 - Mendekati Dayna
39 Bab 39 - Dayna Menolak Alvan
40 Bab 40 - Memberikan Dennis Kejutan
41 Bab 41 - Menikmati Waktu Berdua
42 Bab 42 - Pindah Ke Luar Negeri Sementara
43 Bab 43 - Hana Belajar Memasak dan Curhat
44 Bab 44 - Menolak Dijodohkan Dengan Alvan
45 Bab 45 -S2 - Mengunjungi Hana Dan Dennis
46 Bab 46 - S2 - Dayna Senang Batal Dijodohkan
47 Bab 47 - S2 - Apa Permintaanmu?
48 Bab 48 - S2 - Baru Sadar
49 Bab 49- S2 - Teror Masa Lalunya Harsya
50 Bab 50 - Hanan Menjemput Seorang Gadis Di Bandara
51 Bab 51 - S2 - Memberikan Tantangan
52 Bab 52 - S2 - Tingkah Aneh Hana
53 Bab 53 - S2 - Aira Pulang
54 Bab 54 - S2 - Dayna Gagal Bertunangan
55 Bab 55 - S2 - Tak Ingin Merusak Persahabatan
56 Bab 56 - S2 - Liburan Akhir Bulan
57 Bab 57 - S2 - Semuanya Pergi Berlibur
58 Bab 58 -S2- Hanan Menyusul Alvan Dan Lainnya
59 Bab 59 - S2 - Hanan Mengajak Mengobrol Aira
60 Bab 60 - S2 - Hari Kedua Liburan Di Kotanya Aira
61 Bab 61 - S2 - Tak Suka Dayna Digoda Pria Lain
62 Bab 62 - S2 - Kembali Pulang
63 Bab 63 - S2 - Melamar Dayna
64 Bab 64 - S2 - Alvan Menghilang
65 Bab 65 - S2 - Alvan Ditemukan
66 Bab 66 - S2 - Alvan Sadar
67 Bab 67 - Mengobrol Dengan Dayna
68 Bab 68 - S2 - Aira Menjenguk Alvan
69 Bab 69 - S2 - Hanan Kesal
70 Bab 70 - S2 - Dayna Cemburu
71 Bab 71 - S2 - Menghadiri Pernikahan Alvan Dan Dayna
72 Bab 72 -S2- Hanan Patah Hati
73 Bab 73 - S2 - Hanan Datang Ke Pernikahan Aira
74 Bab 74 - S2 - Hanan Menjadi Pemimpin Perusahaan
75 Bab 75 - S2 - Menemui Nadine
76 Bab 76 - S2 - Berita Pagi
77 Bab 77 - S2 - Hanan Meminta Maaf
78 Novel Baru - Dikejar Cinta si Model Cantik
79 Cerita Baru - Menikahi Putri Tidur
80 Karya Baru - TERJERAT CINTAMU
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 - Bertemu Kembali
2
Bab 2 - Alergi Kacang
3
Bab 3 - Mengantarkan Hana
4
Bab 4 - Menginap Di Rumah Harsya
5
Bab 5 - Membeli Motor Baru
6
Bab 6 - Hampir Dipecat Karena Mie Ayam
7
Bab 7 - Hanya Denganmu Dia Tidak Berani
8
Bab 8 - Membujuk Hana
9
Bab 9 - Berkeliling Dengan Motor Bersama Dennis
10
Bab 10 - Hana Sakit
11
Bab 11 - Cemburu?
12
Bab 12 - Cemburu (2)
13
Bab 13 - Mengantar Hana Pulang
14
Bab 14 - Cemburu? (3)
15
Bab 15 - Hana Semakin Cemburu
16
Bab 16 - Bermain Di Wahana Permainan
17
Bab 17 - Rencana Licik Hana
18
Bab 18 - Dennis dan Hana di Kota Yang Sama
19
Bab 19 - Dennis Patah Hati
20
Bab 20 - Dennis Marah Besar
21
Bab 21 - Hana Dilarikan ke Rumah Sakit
22
Bab 22 - Menjadi Pendiam
23
Bab 23 - Janji Hana
24
Bab 24 - Dalangnya
25
Bab 25 - Hana Mendapatkan Hukuman
26
Bab 26 - Membujuk Winny Agar Memaafkan Hana
27
Bab 27 - Hana Kembali Bertemu Dennis
28
Bab 28 - Mengobrol Dengan Dennis
29
Bab 29 - Jauhi Aku
30
Bab 30 - Aku Sangat Lelah
31
Bab 31 - Mengantarkan Hana
32
Bab 32 - Menyusul Hana
33
Bab 33 - Hana Dan Dennis Semakin Dekat
34
Bab 34 - Dennis Gundah
35
Bab 35 - Mencari Keberadaan Ibu
36
Bab 36 - Bertemu Dengan Ibu
37
Bab 37 - Bertemu Dengan Ayah Sambung
38
Bab 38 - Mendekati Dayna
39
Bab 39 - Dayna Menolak Alvan
40
Bab 40 - Memberikan Dennis Kejutan
41
Bab 41 - Menikmati Waktu Berdua
42
Bab 42 - Pindah Ke Luar Negeri Sementara
43
Bab 43 - Hana Belajar Memasak dan Curhat
44
Bab 44 - Menolak Dijodohkan Dengan Alvan
45
Bab 45 -S2 - Mengunjungi Hana Dan Dennis
46
Bab 46 - S2 - Dayna Senang Batal Dijodohkan
47
Bab 47 - S2 - Apa Permintaanmu?
48
Bab 48 - S2 - Baru Sadar
49
Bab 49- S2 - Teror Masa Lalunya Harsya
50
Bab 50 - Hanan Menjemput Seorang Gadis Di Bandara
51
Bab 51 - S2 - Memberikan Tantangan
52
Bab 52 - S2 - Tingkah Aneh Hana
53
Bab 53 - S2 - Aira Pulang
54
Bab 54 - S2 - Dayna Gagal Bertunangan
55
Bab 55 - S2 - Tak Ingin Merusak Persahabatan
56
Bab 56 - S2 - Liburan Akhir Bulan
57
Bab 57 - S2 - Semuanya Pergi Berlibur
58
Bab 58 -S2- Hanan Menyusul Alvan Dan Lainnya
59
Bab 59 - S2 - Hanan Mengajak Mengobrol Aira
60
Bab 60 - S2 - Hari Kedua Liburan Di Kotanya Aira
61
Bab 61 - S2 - Tak Suka Dayna Digoda Pria Lain
62
Bab 62 - S2 - Kembali Pulang
63
Bab 63 - S2 - Melamar Dayna
64
Bab 64 - S2 - Alvan Menghilang
65
Bab 65 - S2 - Alvan Ditemukan
66
Bab 66 - S2 - Alvan Sadar
67
Bab 67 - Mengobrol Dengan Dayna
68
Bab 68 - S2 - Aira Menjenguk Alvan
69
Bab 69 - S2 - Hanan Kesal
70
Bab 70 - S2 - Dayna Cemburu
71
Bab 71 - S2 - Menghadiri Pernikahan Alvan Dan Dayna
72
Bab 72 -S2- Hanan Patah Hati
73
Bab 73 - S2 - Hanan Datang Ke Pernikahan Aira
74
Bab 74 - S2 - Hanan Menjadi Pemimpin Perusahaan
75
Bab 75 - S2 - Menemui Nadine
76
Bab 76 - S2 - Berita Pagi
77
Bab 77 - S2 - Hanan Meminta Maaf
78
Novel Baru - Dikejar Cinta si Model Cantik
79
Cerita Baru - Menikahi Putri Tidur
80
Karya Baru - TERJERAT CINTAMU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!