Hari Pertama Di Indonesia

"Papa, izinkan saja kakak Enra tetap sekolah disini, Maudy janji selama di Indonesia akan menjadi anak yang baik pada papa dan mama, Maudy juga akan patuh pada kalian" ucap Maudy sedih

"Tidak bisa sayang, surat kepindahan kakak mu juga sudah selesai semua, termasuk urusan pendidikan, dia akan mulai bersekolah lagi 3 hari kedepan" jawab mama memeluk anaknya

Deenra bangun dari duduknya dan mendekati Maudy, lalu Deenra memeluk adiknya penuh kasih sayang, agar Maudy tenang.

"Kakak akan selalu menjaga kamu" ucap Deenra pelan di telinga adiknya.

......*****☟☟☟*****......

Waktu semakin malam, keluarga Deenra sudah berada di airport, mereka hanya menghitung menit untuk meninggalkan negara tersebut.

"Apa kakak menyesal ikut ke Indonesia?" tanya Maudy yang duduk di samping Deenra

Deenra membelai wajah adiknya dengan lembut.

"Insyaa Allah tidak" jawab Deenra menenangkan pikiran adiknya

"Kenapa kakak berbohong" tanya Maudy lagi

"Berbohong? Tentang apa?" tanya balik Deenra

"Raga kakak sedang di sampingku, tetapi tidak dengan hati dan pikiran kakak" jawab Maudy

"Kakak hanya belum terbiasa hidup di Indonesia, setelah ini kakak akan lebih berusaha dan menciptakan kenyaman untuk kakak sendiri" ucap Deenra

"Sudah, kamu jangan memikirkan kakak, saat ini kita sama-sama fokus untuk pendidikan kita, kakak juga akan terus belajar sampai menyelesaikan sekolah kakak dan lanjut ke universitas" ucap Deenra lagi

"Setelah kakak lulus, kakak akan kuliah dimana?" tanya Maudy serius

"Yang pasti kakak tidak akan kuliah di Indonesia maupun Turki, kakak akan mencari negara lain" jawab Deenra yakin

"Semoga cita-cita kakak terwujud" ucap Maudy

"Aamiin, teşekkür ederim" jawab Deenra senyum

(Aamiin, terima kasih)

Pesawat yang mereka tumpangi segera lepas landas dengan tujuan Istanbul - Jakarta.

Hampir seharian mereka di dalam pesawat, dan mereka juga sibuk masing-masing selama pesawat berada di udara.

Sekitar pukul 17.15, Deenra dan keluarganya landing di Airport International Soekarno Hatta.

Jemputan mereka juga sudah datang untuk membawa keluarga tersebut.

"Kimin evinde yaşıyoruz?" tanya Deenra yang sudah berada di dalam mobil

(Kita tinggal dirumah siapa?)

"Babanın evi ve kız kardeşinin çocukluk evi, kız kardeşinin doğduğu yer orası" jawab papa Deenra dengan santai

(Rumah papa, dan rumah masa kecil adikmu, disanalah adikmu lahir)

Deenra kembali diam dan menikmati perjalanan dari airport menuju rumah yang akan menjadi tempat singgahnya.

"Papa, kalau boleh Maudy tau, kita berapa tahun di Indonesia?" tanya Maudy penasaran dan itu pertanyaan yang ingin Deenra tanyakan tapi dia enggan

"Papa belum tau sayang, tapi sepertinya kali ini cukup lama dari yang biasanya" jawab papa

"Semoga kakak nyaman ya" ucap Maudy melihat kakaknya

Deenra hanya tersenyum, mendengar ucapan adiknya

Sekitar 45 menit mereka semua tiba di rumah yang akan di singgahi, Deenra melihat rumah itu dengan perasaan yang sulit di tebak.

"Hoşuna gitti mi?" ucap Maudy menepuk pelan bahu kakaknya

(Apa kakak suka?)

"Bilmiyorum tatlım" jawab Deenra senyum

(Belum tau, sayang)

"İçeri gel, evi gördükten sonra soruma cevap verebilecek misin?" ucap Maudy ikut tersenyum

(Mari masuk, setelah lihat dalam rumahnya, apa kakak akan bisa menjawab pertanyaan ku)

Deenra mengelus kepala adiknya yang terbalut hijab.

"Adik nakal" ucap Deenra masuk ke dalam rumah lebih dulu

Deenra setelah diberitahu kamarnya dia langsung naik ke lantai 2 menuju kamarnya.

"Hufftt" helaan nafas Deenra duduk disisi tempat tidur

"Welcome Indonesia" ucap Deenra sendiri merentangkan tangannya dan tiduran di atas tempat tidur

"Apa papa memasukan ku ke SMA International, atau SMA yang biasa-biasa saja" pikir Deenra

"Biarkan saja, pusing kepala ku memikirkan sekolah" ucap Deenra lagi

Dia merapihkan pakaiannya yang berada di dalam koper lalu di pindahkan ke lemari yang tersedia, selesai membereskan pakaian dan beberapa buku, Deenra segera membersihkan dirinya yang seharian di pesawat.

"Besar juga nih kamar mandi, berbeda sama di Turki" ucap Deenra mulai berendam dengan aroma therapy yang di sediakan

"Beban pergilah jauh dari kepala ku yang mulai penuh asap" gumam Deenra yang memejamkan matanya di dalam bathup

Dimeja makan.

"Mana kakakmu, apa dia tidak mau ikut makan malam?" tanya mama

"Maudy belum lihat kakak lagi, mungkin masih di dalam kamar" jawab Maudy

"Apa kamu bersedia memanggil kakak mu" tanya papa sambil mengunyah makanan

"Bersedia pa" jawab Maudy menuju kamar Deenra

Tok... Tok... Suara ketukan hingga 5x

"Kakak, apa kakak sudah tidur?" teriak Maudy dari balik pintu

"Kemana ini orang, hingga tidak ada suaranya, apa benar-benar sudah tidur" pikir Maudy

Lelah memanggil kakaknya yang tak kunjung membukakan pintu, Maudy kembali ke meja makan untuk melanjutkan makan malamnya.

"Bagaimana, sayang" tanya mama

"Sepertinya tidur, aku panggil tidak ada jawaban dari dalam kamar, tetapi lampu kamar menyala" jawab Maudy melanjutkan makan

"Apa sedang mandi" pikir papa

"Itu lebih masuk akal, karena kalau tidur Deenra pasti mematikan lampu kamar" sahut mama

"Jika lapar dia pasti akan turun dan mencari makanan" ucap papa

"Habis makan, Maudy mau langsung ke kamar ya pa, ma" timpal Maudy

"Iya sayang, kamu istirahat tapi jangan langsung tidur ya, ingat kamu habis makan" jawab papa

"Siap pa, Maudy juga mau merapihkan buku-buku yang dibawa" ucap Maudy senyum

Orangtua dan adik Deenra selesai makan malam, rumah tampak sepi dan sudah gelap karena beberapa lampu di matikan.

Deenra terbangun dan melanjutkan mandinya, selesai mandi dia langsung ke lantai bawah, perutnya sudah terasa sangat lapar.

"Çok karanlık" ucap Deenra melihat seisi rumah

(Gelap sekali)

"Malam, Den" sapa salah satu pekerja dirumahnya

"Astagfirullah, mengagetkan saja, kamu siapa?" tanya Deenra kaget

"Maaf aden, saya salah satu pekerja dirumah ini, apa aden ingin makan malam?" tanya bibi

"Iya saya lapar, mana keluarga saya yang lain" jawab Deenra mengikuti langkah bibi

"Sudah masuk kamar kembali setelah tadi makan bersama" ucap bibi ramah

"Kenapa tidak ada yang memanggil saya untuk makan malam?" tanya Deenra

"Maaf den, tadi nona Maudy sudah mengetuk kamar aden, tetapi tidak ada jawaban, non Maudy juga sampai teriak-teriak mengetuk pintu kamar aden" jawab bibi menjelaskan

Pasti karena aku tertidur di kamar mandi. Batin Deenra

"Silahkan duduk den, bibi akan siapkan makanannya" ucap bibi meninggalkan Deenra

"Semoga makanannya enak dan cocok dengan perut ku" sahut Deenra pelan

Bibi menyiapkan makanan dengan khas timur tengah, sengaja di hari pertama menyediakan itu.

"Untung makan nasi mandi khas arab, kalau bukan mungkin aku sudah tidak nafsu duluan" ucap Deenra

Deenra menikmati makanan khas timur tengah, dia menambah lauk dan lain-lain, perutnya dari tadi menahan lapar dan ngantuk.

...*****☛☛☛*****...

...Bersambung🙏🏻😊...

Terpopuler

Comments

mantap, setelah berendam cukup lama, Deenra bisa makan dengan lahap

2023-09-29

0

Astaga 🤦 itu artinya Deenra beneran tertidur di kamar mandi

2023-09-29

0

𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ🍾⃝ᴄͩнᷞıͧᴄᷠнͣı📴

𝐀⃝🥀🏘⃝Aⁿᵘ🍾⃝ᴄͩнᷞıͧᴄᷠнͣı📴

baru pertama tenang ntar kalau udah lamaan dikit aja di Indonesia jangan nyesel udah bilang aku cinta Indonesia ya 😁😁😁😁
karena apa.. rata² nich ya orang luar tinggal disini beberapa hari aja udah berani bilang aku cinta Indonesia 😂😂😂

2023-09-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!