Lara Cinta Sang Pengasuh
Malam baru saja datang menjelang. Sang surya merangkak ke peraduan dengan menyisakan warna jingga di ufuk barat untuk memberikan kesempatan pada rembulan menjadi satu penerang gulita yang diiringi pengawal ribuan bintang. Lara baru saja ke luar dari area perkantorannya, menyetir dengan wajah sumringah penuh rona bahagia menuju salah satu rumah kontrakan elit milik sang kekasih.
“Dodi pasti bakal senang banget kalau sampai tau aku naik jabatan, mudah-mudahan aja dia makin sayang deh padaku,” monolog Lara dengan binar mata bahagia.
Gadis itu tidak ada janji sama sekali dengan Dodi – kekasih hatinya. Lara sengaja datang untuk memberikan kejutan tentang kabar bahagia kalau dirinya baru saja diangkat menjadi kepala bagian keuangan di perusahaan tempatnya bekerja. Hatinya begitu bahagia membayangkan raut wajah tampan sang kekasih yang amat dicintai bakal terus tersenyum mendengar prestasi karirnya.
“Aku udah gak sabar ketemu ama Dodi, dia pasti bakal bahagia karena setelah ini gajiku akan naik dari gaji sebelumnya. Mudah-mudahan saja suatu saat nanti dia benar-benar bisa membuka usaha bengkel yang diimpikannya setelah aku mengumpulkan uang untuknya.”
Lara memang terlalu mencintai Dodi hingga gaji yang diterimanya seringkali diambil sebagian oleh pria itu, padahal tanpa dia ketahui, sang kekasih menggunakan uang yang diberikan untuk berkencan dengan wanita lain. Gadis itu selalu terbuai dan terlena atas gombalan yang selama ini diberikan Dodi, hingga membuat matanya buta dalam melihat kebenaran yang ada.
Mobil yang dikendarai Lara mulai memasuki kawasan elit dan berhenti persis di depan rumah pujaan hati. Gadis itu tak henti-hentinya menyunggingkan senyum ketika kedua kakinya mulai melangkah menuju salah satu unit yang dituju. Mata Lara sebenarnya melihat ada mobil lain berwarna hitam — Fortuner sport yang sedang parkir tak jauh dari posisi mobilnya saat ini.
Namun, Gadis itu sama sekali tidak merasa curiga dengan kehadiran mobil mewah yang terparkir begitu indah, persis di depan rumah kontrakan kekasihnya.
Gadis itu terus saja melangkah membawa sejuta harapan dengan penuh kebahagiaan karena dirinya sudah punya gaji besar dan bakal memberikan sebagian untuk menyenangkan hati pacarnya. Dodi sering meminta sebagian pendapatan Lara dengan alasan untuk ditabung demi mencapai cita-cita keduanya demi membangun bengkel yang diinginkan Dodi sejak lama.
Namun, bukan kata sambutan penuh cinta yang didapatkan Lara, saat dirinya sudah hampir melangkahkan kaki menaiki teras rumah tapi malah mendengar sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
“Sayang … apa kamu nggak takut, kalau sampai si Lara hati yang bloon itu meninggalkanmu? Gimana kalau sampai gadis barbar itu tahu tentang hubungan kita yang berpacaran di belakangnya? Apa menurutmu dia akan mewek sehari semalam sampai membuat kamarnya banjir air mata karena kau manfaatkan? Aku sangat yakin kalau dia sampai tau hubungan kita, maka bisa-bisa Lara bakalan pingsan … atau mungkin malah lebih parah dengan mati bunuh diri, hahaha,” ujar seorang seorang wanita yang tak dikenal Lara sama sekali.
Deg!
Langkah kaki Lara yang tadi berjalan begitu lincah seperti orang yang sudah tak sabar ingin bertemu dengan kekasih hatinya, tiba-tiba saja terhenti seketika. Jantungnya berdetak lebih kencang dengan napas yang memburu karena tidak menyangka akan mendengarkan hal semenyakitkan itu.
‘Ap-apa ini? Kenapa ada suara perempuan sedang bersama Dodi di dalam rumah ini? Ini maksudnya apa, sih? Kenapa dia berucap seolah-olah aku bisa saja bunuh diri karena ketahuan —’ ucapan di dalam hatinya terhenti seketika merasa tak sanggup membayangkan kalau dugaannya akan menjadi kenyataan.
‘Astaga … oh no, apa jangan-jangan itu selingkuhannya …? Apa mereka sedang melakukan adegan menjijikkan di dalam sana?’
Lara masih berusaha bersabar agar bisa mengetahui apalagi yang kedua pasangan pengkhianat itu katakan, walau air matanya sudah mulai merebak turun melewati pipi.
“Apa peduliku! Lara itu hanya gadis dungu yang tak tau apa-apa, hahaha. Kamu kan tahu sendiri, kalau dia itu kujadikan pacar hanya untuk membiayai kepentingan kita berdua saja. Termasuk buat tabungan masa depan kita biar bisa membuka usaha nanti!” tegas lelaki yang selama ini memacari Lara.
Sungguh begitu hancur perasaan Lara kala mengetahui fakta yang sebenarnya, apa salahnya hingga Dodi melakukan hal kejam di dalam kehidupan cinta yang dianggapnya suci selama ini?
Gadis yang mendengar perkataan Dodi itu sekarang merasakan ada ribuan jarum bergerak menuju jantungnya hingga terasa begitu menyakitkan. Tak bisa dibayangkan sakit hati yang sekarang didapati karena dikhianati.
‘Astagfirullah … jadi aku selama ini hanya dianggap sebagai mesin pencetak uang? Kejam sekali kamu, Dodi … aku gak nyangka kalau kamu hanya mempermainkan cintaku selama ini!’ Lara memejamkan mata selaras tangan yang sedang memegangi dadanya, merasakan detak jantung yang tiba-tiba saja meronta seolah ingin marah mencuatkan emosinya.
“Ih, tanganmu jangan nakal dong, Sayang! Aku hanya nggak mau hubungan kita ketahuan sama si Lara, terus belanjaku tersendat dong! Rugi tau … jadi jangan pernah mutusin dia, tapi kamu juga nggak boleh tidur dengannya, awas saja kalau kau sampai menidurinya maka akan kupotong burung tak bertulang milikmu!” ancam wanita itu dengan nada begitu manja.
Lara hanya bisa membekap kuat mulutnya. Sakit, tentu saja. Apalagi mendengar perkataan seorang perempuan yang entah sedang melakukan apa dengan kekasihnya. Tangan yang nakal? Apalagi yang terlintas di dalam kepala tentang kalimat tangan yang nakal kalau bukan sedang melakukan rambatan di tubuh wanita yang bicara.
“Kamu tenang saja, Sayang. Lara itu sekali kugoda dan kurayu … maka dia akan langsung bertekuk lutut di bawah kakiku. Dia bahkan mungkin rela mati untuk memperjuangkan cinta kami. Sayangnya gadis bodo itu tak pernah menyadari, kalau aku sebenarnya hanya sedang memanfaatkannya saja! Bukankah dengan cara begini, aku jadi bisa memberikanmu apa saja, hmm?” sahut pria itu dengan jawaban sensual penuh nada manja.
Tubuh Lara rasanya sudah seperti jelly tak punya tenaga untuk sekadar menopang jiwa yang sudah terasa lara. Ingin rasanya dia masuk ke rumah kontrakan itu dan melampiaskan kemarahan dengan mencakar-cakar wajah pria yang telah membodohinya selama ini. Atau mungkin melempar wajahnya dengan air got dan lumpur hitam berbau kotoran.
‘Jadi ternyata cintaku selama ini hanya bertepuk sebelah tangan. Aku hanyalah mesin ATM berjalan untuknya. Astagfirullah ya Allah … bagaimana mungkin kalau selama ini ternyata aku hanya dimanfaatkan seorang laki-laki breng-sek seperti Dodi?’ rutuk Lara dengan simbahan air mata, tak ada lagi yang bisa dipertahankan dari lelaki seperti Dodi.
Air mata Lara tak bisa dibendung lagi, mengalir begitu saja bagai anak sungai tanpa henti. Seumur hidup baru kali ini dirinya merasakan yang namanya patah hati, ternyata rasanya begitu sakit dan ingin mati. Wanita itu sepertinya sudah tak sanggup hidup lagi akibat rasa patah hati yang terlalu dalam, hingga yang ada di dalam kepalanya saat ini hanya ingin pergi untuk selamanya dari dunia ini.
‘Aku rasanya tak sanggup hidup lagi ….’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
sakura
..
2023-11-11
0
Risalah_Hati
aq mampir kak. kasian banget sama Lara cuman dimanfaatin sama dodi
2023-06-30
1
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
aq mampir Uni...
baru baca udah dibikin esmosi sama kelakuan si kucing garong Dodi..minta disunat habis tuh orang
2023-05-04
1