Gwen mengacak rambutnya ketika mengingat hukuman yang diberikan oleh sang ayah. "Masa iya gue disuruh mengalahkan Glen? Mana bisa? Papa ada-ada saja," gerutu Gwen seorang diri di kamarnya sambil mondar-mandir mencari solusi supaya dia bisa mengalahkan Glen.
"Gue harus cari guru terbaik buat ngajarin gue," gumam Gwen saat menemukan solusi dari permasalahannya.
Keesokan harinya ketika dia di sekolah, Gwen meminta Stefy mencarikan guru terbaik untuk dirinya. "Lo cari bimbel mahal lah. Lo kan kaya," ledek Stefy.
"Gue maunya privat, Stef. Kira-kira elo ada nggak kenalan yang bisa ngajarin gue belajar di rumah?" tanya Gwen.
"Gue nggak ada ntar gue tanya cowok gue. Kali aja ada temannya yang bisa jadi guru privat lo. Eh lo jenguk Satria nggak hari ini?" tanya Stefy.
"Pengen," jawab Gwen. Tapi tasnya tiba-tiba ditarik oleh Glen.
"Lo pulang bareng gue," ucap Glen. Gwen tak berdaya. Dia tidak bisa menolak karena dia merasa bersalah telah menggunakan uang orang tuanya tanpa izin. Ya, walaupun demi menolong orang lain. Orang tua Gwen tidak menyukai caranya membantu tanpa meminta izin terlebih dahulu. Karena uang yang digunakan Gwen untuk membiayai operasi Satria tidaklah sedikit.
"Ngapain mulut lo manyun kaya bebek gitu?" tanya Glen ketika berada di dalam mobil.
"Kak, antar gue jenguk Mas Satria," rengek Gwen.
"Nggak! Lo lupa kalau lo harus belajar buat ngalahin gue? Atau elo mau dikirim papa ke luar negeri?" tanya Glen. Gwen menggeleng cepat. Dia takut naik pesawat sehingga Gwen tidak pernah bercita-cita ke manapun selain hanya bisa dijangkau dengan mobil.
"Ck, iya, iya. Awas ya! Nanti kalau gue berhasil ngalahin elo, Kak. Gue bakal minta lo beliin sepatu limited edition yang keluar dari Paris."
"Kecil," ucap Glen sambil menjentikkan jari.
Di tempat lain, dokter sedang visit ke ruangan Satria. "Jika tidak ada keluhan lusa sudah bisa pulang," ucap dokter tersebut.
"Terima kasih," ucap Satria lirih.
Setelah kepergian dokter dan perawat tersebut, Satria terus melihat ke arah pintu. "Lagi nungguin siapa sih?" tanya Aldo. Laki-laki itu setia menemani sahabatnya yang terbaring di rumah sakit.
Bukannya menjawab, Satria malah menghela nafas. 'Apa dia tidak datang hari ini?' batin Satria. Mulutnya menyangkal tapi tidak dengan hatinya.
"Mungkin dia sedang sibuk," ucap Aldo tiba-tiba. Dia bisa menebak kalau Satria sedang mengharapkan kedatangan Gwen.
Aldo menarik kursi kemudian mendudukinya dalam keadaan terbalik. "Katakan! Sejak kapan kamu naksir pada gadis itu?" tanya Aldo. Wajah Satria langsung memerah.
"Apaan sih?" elak Satria. Dia menyembunyikan fakta kalau dia memang naksir Gwen. Tapi dia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Aldo karena dia masih bingung dengan perasaannya sendiri.
"Nggak usah ngelak. Gwen itu cantik lo. Kalau aja gue kenal Gwen lebih dulu ketimbang Stefy, gue milih Gwen," ungkap Aldo.
"Sialan lo! Gue adukan lo sama Stefy kalau dia ke sini," ancam Satria. Aldo malah tertawa.
"Kan, seandainya," tegas Aldo.
"Dia tuh unik," ucap Satria tiba-tiba. Wajah Gwen sekelebat melintas dalam pikirannya. "Padahal gue udah tolak dia berkali-kali tapi dia tetep nempel ke gue," imbuh Satria.
"Lo pasang lem kali di badan lo?" gurau Aldo. Satria terkekeh.
"Tapi gue nggak mau Gwen jadi bagian hidup gue." Ucapan Satria membuat Aldo bingung.
"Katanya suka kenapa malah ingin menjauhi?" tanya Aldo.
Apa jawaban Satria?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments