Bab 4

Usai menyelesaikan makan malam, Andinia bergegas keluar dari vila untuk mencari kayu bakar.

"Andin, kamu mau kemana?" tanya Yona yang sedang mencuci piring.

"Mau mencari kayu bakar," kata Andinia sambil mengikat rambutnya yang hitam panjang.

"Kamu berani?" tanya Yona. "Kalau gak berani minta anterin sama yang lain," kata Yona yang masih sibuk membersihkan sisa piring kotor.

"Berani," jawab Andinia yang langsung keluar dari pintu belakang.

Andinia pun berjalan menuju gudang yang jaraknya sekitar 150 meter dari vila tempat dia menginap.

Sementara di vila besar sekelompok pemuda sedang asyik memakan cemilan.

"Jo, kamu masukin apa ke minuman Farel?" tanya Anton yang melihat Jordan memasukkan serbuk ke dalam air jeruk milik Farel.

Kebetulan Farel sedang dikamar mandi untuk buang air kecil.

"Shut, kita akan menyaksikan penampilan Farel saat malam pertama." Jordan bersuara pelan agar tidak terdengar oleh Farel.

"Apa maksudmu?" tanya Anton yang tidak mengerti dengan tujuan Jordan 

"Sudah, lihat saja nanti," kata Jordan remeh.

Kemudian Farel telah keluar dari kamar mandi, segera dia menghabiskan air jeruk miliknya.

Jordan pun tersenyum jahil saat melihat Farel telah meminum semua air jeruk di dalam gelas.

Anton hanya menggelengkan kepalanya melihat Jordan yang sedang mengerjai Farel.

"Jo, apa kau akan bertanggung jawab dengan semua perbuatanmu?" tanya Anton yang datang menghampiri Jordan.

Selesai meminum jus jeruk, Farel langsung beranjak menuju ke kamar. Karena dia mendapatkan telpon dari tunangannya.

"Pasti dia akan bermain solo di dalam kamar," kata Jordan sambil tertawa cekikikan.

"Aku tak mau tahu," kata Anton yang langsung pergi menuju kamarnya meninggalkan Jordan.

Sementara Farel mulai merasakan kegelisahan di dalam tubuhnya.

"Ada apa denganku?" tanya Farel  bermonolog sendiri sambil mengusap-usap lengannya.

Farel pun keluar dari kamarnya, melihat ke arah Jordan yang sedang serius menonton televisi.

"Jo, kamu panas gak?" tanya Farel sambil memegang tengkuk lehernya.

"Enggak," jawab Jordan dengan santai sambil tersenyum miring.

"Sepertinya obatnya sudah bereaksi," batin Jordan dalam hatinya.

Sementara Anton masih berada di dalam kamarnya.

Farel terlihat mondar-mandir di depan Jordan.

"Rel, kamu ngapain kok mondar-mandir gitu?" tanya Anton yang sudah keluar dari kamarnya.

"Obatnya sudah bereaksi," jawab Jordan. keceplosan.

"Obat apa?" tanya Farel terkejut mendengar jawaban Jordan.

"Jo, memasukkan obat perangsang ke jus jeruk yang kau minum." Anton menjawab pertanyaan Farel.

"Sial, kenapa kau jahil sekali?" Farel ingin meninju Jordan namun di cegah oleh Anton.

"Sudah, sudah, sebaiknya kau mandi saja untuk menghilangkan efek obatnya," kata Anton.

Kemudian Farel bergegas keluar dari vila, dia malas melihat Jordan.

"Pasti dia akan melampiaskan di pohon besar, ha, ha ..." Jordan tertawa terbahak-bahak.

"Aku gak ikut campur," ucap Anton yang langsung bergegas masuk kedalam kamar.

Karena tak ingin di jahili lagi, Farel pun keluar dari vila dan duduk dengan gelisah di sebelah gudang tua.

Cukup lama Farel mencoba menghilangkan efek obatnya. Namun tak juga hilang hanya duduk-duduk saja di taman.

Di kegelapan malam Andinia mencoba mencari kayu yang tersimpan di gudang.

Andinia pun berniat, ingin membuat kayu bakar. Dia langsung menuju gudang, tempat menyimpan kayu bakar.

Saat akan memasuki gudang, Andinia melihat seorang laki-laki yang terlihat sangat gelisah sedang duduk di sebelah gudang.

"Mas, kamu sakit?" Andinia mencoba mendekati Farel yang terlihat sedang gelisah.

Tanpa bicara, Farel langsung membawa Andinia masuk ke dalam gudang.

"Mas, apa yang kau lakukan?" Andinia mencoba memberontak, ingin melepaskan cengkraman tangan Farel dari lengannya.

Farel tak menghiraukan teriakan Andinia. Yang ada di pikirannya saat ini, adalah ingin segera menyalurkan hasratnya.

"Tolong ...." Andinia terus berteriak sambil memberontak.

Namun kekuatannya kalah dengan tenaga Farel yang semakin beringas terus mencumbunya.

Andinia mencoba melawan, namun sayang tubuhnya sudah lemas. Farel seperti binatang yang kelaparan. Menghabiskan mangsanya tak tersisa.

Teriakan Andinia tak terdengar oleh teman-temannya. Karena letak gudang yang cukup jauh dari vila mereka.

Andinia sudah tergolek lemas tak berdaya, seketika kesuciannya telah terenggut oleh laki-laki yang tidak dia kenal.

Berkali-kali Farel memasukkan kejantanannya, kedalam rahim Andinia. Entah berapa dosis yang di minum oleh Farel malam ini. Hingga membuat kepemilikannya terus menegang.

Pagi pun tiba, mereka berdua tertidur tanpa busana didalam gudang.

Asep sang penjaga villa membuka pintu gudang, bermaksud ingin mengambil sapu lidi.

Betapa terkejutnya Asep, saat mendapati dua orang tanpa busana sedang tergeletak di atas tanah.

Asep mendekati gadis yang sedang merintih kesakitan, mencoba menggapai bajunya.

Gadis itu memunggunginya, hingga dia tak mengenalnya.

"Siapa kau?" tanya Asep menegur gadis di hadapannya.

Lalu Asep mengambil baju yang berserakan di lantai, untuk menutupi tubuh gadis di hadapannya.

Kemudian Asep menutupi tubuh laki-laki yang sedang tergeletak di atas tanah tanpa busana.

Setelah itu hendak membantu gadis, yang sedang memunggunginya.

Saat melihat wajah gadis di hadapannya, Asep sangat terkejut.

"Andinia ..." Terdengar lirih tanpa suara, Asep membulatkan kedua bola matanya.

Asep terkejut melihat anak gadis kesayangannya tak berbusana di hadapannya.

"Ayah ... " Andinia menangis sambil menutupi wajahnya, dia malu dengan apa yang telah terjadi padanya.

Asep melihat ke arah laki-laki yang sedang terbaring di dekatnya.

"Bangun, kurang ajar kau!" Asep emosi, langsung membangunkan Farel, lalu memukul wajahnya.

"Bugh ..."

Farel pun tersadar, saat terkena pukulan dari Asep. Dia membuka kedua matanya, dan sangat terkejut melihat tubuhnya tanpa busana.

"Apa yang telah terjadi?" Terlihat Farel begitu panik, dengan tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang.

Tiba-tiba teman Farel datang, dan juga teman Andinia. Asep langsung memakaikan baju Andinia yang sudah koyak karena di robek oleh Farel.

"Maafkan aku, semalam aku tidak sadar," ucap Farel dengan keadaan sadar yang sudah memakai bajunya.

Andinia menangis, malu dan marah karena kejadian semalam. Sang ayah murka, ingin menghabisi Farel dengan parang. Namun keburu di cegah oleh teman-teman Farel, dan juga teman-teman Andinia. 

"Maafkan dia, Pak!" Jordan memohon pada Asep. Dia merupakan otak dari perbuatan bejat Farel tadi malam

Jordan merasa bersalah, karena sudah mencampur obat perangsang ke minuman Farel. Dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini.

"Jo, kau harus tanggung jawab. Lihat Farel, dia pasti akan gagal menikah dengan Indah," Anton berbisik-bisik di telinga Jordan.

Jordan yang bertanggung jawab, atas semua kejadian semalam. Dia bernegosiasi dengan Asep.

Dan Asep menyuruh Farel, untuk segera menikah dengan Andinia.

"Apa, aku harus menikah dengan wanita itu?" Dengus Farel saat berada di dalam vila.

Mereka bertiga sedang mengadakan rapat, untuk menikahkan Farel dengan Andinia

"Maafkan aku, atas semua kesalahanku," ucap Jordan dengan rasa bersalah di raut wajahnya.

"Kenapa kau tega menaruh obat itu di minumanku?" Wajah Farel terlihat geram sambil mencengkram leher Jordan.

"Maafkan aku, Farel!" ucap Jordan sambil berlutut di hadapan Farel.

"Hey, cepat keluar!" teriak Asep sambil menggedor pintu kamar.

"Farel, pernikahanmu akan kami rahasiakan." Anton menegaskan pada Farel.

Silakan subscribe dan komentar.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

main pada norak, nikah nya msh lama iseng aja. kasihan kan yg jadi korban

2023-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!