Andinia dan teman-temannya pun membuka pintu vila tempatnya menginap.
"Wah, adem banget." Euis merasakan hawa sejuk saat masuk ke dalam ruangan.
"Ih, Euis jangan norak." Yona menyenggol lengan Euis.
"Des, ayo kita lihat dapur." Rani menggandeng tangan Desi menuju ke arah dapur.
Desi dan Rani adalah anak yang pintar memasak. Kedua orang tua mereka memiliki usaha warung makan. Karena Desi dan Rani adalah saudara sepupu. Kedua orang tua mereka adalah kakak adik yang membuka usaha warung makan bersama. Hingga menurunkan bakat memasak kepada Rani dan Desi.
"Andin, katanya kamu mau bikin ayam bakar?" teriak Rani dari arah dapur.
"Andini sedang membantu ayahnya, jadinya kita suruh rapi-rapi dulu." Moza menjawab panggilan Rani.
"Iya, sudah. Sekarang kita bagi-bagi tugas, aku dan Desi urus dapur. Yona dan Moza menyapu dan mengepel. Selesai bekerja baru kita makan dan main di taman," kata Rani yang telah membagi tugas kepada ke empat temannya
"Lah, aku ngapain?" tanya Euis yang belum mendapatkan tugas dari Rani.
"Sebaiknya kamu bersihkan kamar mandi," sahut Yona meledek.
"Ish," ucap Euis mendengus kesal.
"Kamu bantu mereka merapikan kamar," kata Desi
"Baiklah," jawab Euis.
"Setelah ini kita boleh berenang ya!" sambung Euis.
"Terserah..." jawab serempak ke empat teman-temannya.
Euis melihat dari jendela vila ada beberapa mobil mewah yang datang dari arah gerbang.
"Sepertinya akan ada tamu yang menginap," kata Euis yang melihat beberapa mobil mewah masuk ke halaman vila yang besar.
Euis pun bergegas keluar dari kamar untuk melihat tamu yang datang.
Sesampainya di depan pintu rumah, Euis begitu takjub melihat ada beberapa pemuda tampan keluar dari mobil masing-masing.
"Wah, meni ganteng pisan!" ucap Euis yang memuji ketampanan mereka.
"Euis, kamu lagi ngapain?" tanya Moza yang tiba-tiba saja datang menepuk pundak Euis.
"Itu lihat deh, aya budak ganteng pisan." Euis terpesona melihat beberapa pemuda sedang menurunkan koper-koper dari bagasi.
Moza pun melihat ke arah telunjuk milik Euis.
"Wah, iya bener." Seketika Moza pun langsung takjub.
Mereka pun ingin mendekati pemuda yang menyewa vila di hadapannya. Namun langkahnya terhenti saat Andinia sudah berada di hadapannya.
"Eits, kalian mau ngapain?" tanya Andinia seraya merentangkan kedua tangannya mencoba menghadang langkah mereka.
"Kita, mau--" ucapan Moza terhenti saat melihat pemuda dihadapan mereka sudah masuk kedalam vila.
"Aku mohon, kalian jangan mengganggu pelanggan di vila ini." Andinia meminta kepada Moza dan Euis dengan wajah penuh harap.
Euis dan Moza pun saling berpandangan, mereka akhirnya menurut dengan permintaan Andinia. Karena tujuan mereka menginap di vila adalah untuk bersenang-senang mengisi liburan akhir tahun.
"Baiklah, kita gak akan berbuat macam-macam." Moza langsung merangkul Andinia dan masuk kedalam vila.
"Din, apa pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Euis mengalihkan pembicaraan.
"Sudah," kata Andinia yang wajahnya terlihat sangat lelah.
"Sebaiknya kamu istirahat," kata Moza dengan wajah penuh perhatian kepada sahabatnya
"Iya, sebaiknya kamu istirahat." Yona menyambung perkataan Moza.
Semua teman-temannya sangat mengetahui pekerjaan Andinia sebagai buruh cuci. Mereka sangat mengetahui keuletan Andinia dalam bekerja. Sebenarnya Andinia tidak diperbolehkan sang ayah untuk bekerja. Tetapi kegigihan Andinia ingin meneruskan pendidikan sebagai guru, membuatnya ingin menabung uang sebanyak-banyaknya. Andinia tidak ingin merepotkan sang ayah. Karena selama ini Andinia selalu melihat ayahnya menangis saat dia sudah tertidur. Entah apa yang ada dipikiran sang ayah, hingga selalu menangis setiap malam.
"Baiklah, aku akan istirahat." Andinia bergegas ke kamar untuk merebahkan tubuhnya.
Moza dan Euis sudah berjanji kepada Andinia untuk tidak membuat ulah di vila.
Mereka pun memutuskan untuk berenang di belakang vila untuk bermain bersama-sama.
Hari menjelang malam, sementara di vila besar ada beberapa pemuda tampan yang menginap.
Asep pun ijin pulang kepada beberapa pemuda dihadapannya.
"Den, saya pamit pulang. Maaf, saya hanya berpesan agar tidak membuat keributan di vila. Karena ada beberapa orang yang menginap di vila sebelah." Asep berpesan kepada pemuda-pemuda dihadapannya.
"Iya, Pak! Tenang saja, kami hanya liburan dan tidak akan membuat keributan." Jordan berbicara kepada Asep.
"Terima kasih, semoga kalian nyaman menginap di villa ini."
Setelah berpamitan, Asep langsung bergegas pergi meninggalkan villa yang besar.
Sementara itu Asep segera ke vila tempat sang anak menginap. Karena hari sudah sore dan Asep harus pamit pulang.
"Andin," panggil Asep dari arah pintu luar.
Desi pun membukakan pintu untuk Asep.
"Abah, Andini sedang tidur dikamar. Sepertinya dia sangat lelah," kata Desi memberi tahu Asep.
"Iya, sudah. Kalian tolong jaga diri baik-baik. Abah pulang dulu, besok pagi akan kesini lagi." Asep pamit kepada Desi. "Bilang Andini, kalau abah sudah pulang."
"Iya, Bah!" kata Desi.
Malam pun tiba, Andinia telah terbangun dari tidurnya.
"Andin, kamu sudah bangun?" tanya Yona yang ingin mengambil baju tidur. Karena seharian tadi dia asyik berenang di kolam renang.
"Kamu baru mandi?" tanya Andinia sambil melihat ke arah jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam.
"Iya, kami baru selesai berenang." Yona melaporkan kepada Andinia.
Andinia bergegas keluar dari kamar ingin melihat teman-teman yang lain.
"Andini, tadi Abah pesan kalau dia sudah pulang dan besok pagi akan kesini lagi." Desi menyampaikan pesan Asep.
"Iya, terima kasih. Apa kalian sudah makan?" tanya Andinia yang melihat kelima temannya sedang berkumpul di ruang tamu menikmati acara televisi yang sedang berlangsung.
"Sudah," jawab Moza.
"Kami sudah masak makan malam, tapi katanya kamu mau bikin ayam bakar?" tanya Desi.
"Ah, iya. Aku sudah membeli dua ekor ayam beserta bumbu ayam bakar." Andinia kembali teringat dengan belanjaannya. "Nanti aku carikan kayu bakar di gudang," kata Andinia.
"Sebaiknya kamu makan dulu," kata Rani
"Iya, masih ada nasi putih dan juga tempe goreng, ikan asin sama sambal terasi juga ada." Euis menyambung.
"Terima kasih," kata Andinia yang langsung berjalan menuju ke arah dapur.
Sementara di vila mewah, terlihat ada beberapa orang pemuda yang sedang mengadakan pesta lajang untuk Farel. Karena Farel akan melepaskan masa lajangnya sebulan lagi.
Bulan depan Farel akan melangsungkan pernikahan dengan tunangannya yang sudah dipacari selama setahun silam.
Farel sebenarnya tidak menginginkan pertunangan itu, karena belum ingin menikah. Tetapi keluarganya mendesak Farel untuk menikah, karena saat ini ekonomi keluarganya mengalami keterpurukan.
Tujuan Farel menikah adalah ingin mendapatkan investasi dari calon mertuanya yang memiliki bisnis properti terkenal di Indonesia
Tunangan Farel adalah seorang designer terkenal se Indonesia.
Cita-cita Farel adalah ingin memiliki restoran dan juga hotel. Namun karena keterbatasan ekonomi, Farel hanya mempunyai bisnis katering kecil-kecilan.
Silakan berikan komentar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
nasip nya jelek amat Andin🥺🥺🥺
2023-09-29
0